Anda di halaman 1dari 57

i

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan pembuatan draf modul praktikum
ekotoksikologi yang di peruntukan bagi mahasiswa/i di Jurusan Manajemen
Sumberdaya Perairan dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari modul praktikum sangat penting peranannya dalam
meningkatkan mutu pendidikan dan kemampuan para mahasiswa sehingga menjadi
sangat penting menyediakan modul tersebut. Modul ini disusun dengan harapan
menjadi salah satu sumber ilmu bagi para mahasiswa.
Dalam penyusunan draf modul praktikum ekotoksikologi ini, penulis
menyadari masih adanya kekurangan dan penyempurnaan. Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan kedepannya. Draf modul
praktikum ekotoksikologi diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang menggunakan.
Merauke, November 2019

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… iii
TATA TERTIB LABORATORIUM ………………………………………….. 1
TATA TERTIB PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI ……………………….. 2
PRAKTIKUM I & II
PENGENALAN ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN PADA
PENGUKURAN TOKSIT PERAIRAN ……………………………………….. 4
A. Sasaran Percobaan …………………………………………………………. 4
B. Pendahuluan ………………………………………………………………... 5
C. Alat Dan Bahan …………………………………………………………….. 5
D. Prosedur Kerja ……………………………………………………………... 5
E. Tugas Praktikan ……………………………………………………………. 5
F. Lembar Kerja Praktikum …………………………………………………… 6
PRAKTIKUM III DAN IV
SUMBER BAHAN-BAHAN TOKSIT YANG MASUK PADA PERAIRAN ... 10
A. Sasaran Percobaan …………………………………………………………. 10
B. Pendahuluan ………………………………………………………………... 10
C. Alat Dan Bahan …………………………………………………………….. 11
D. Prosedur Kerja ……………………………………………………………... 11
E. Tugas Praktikan ……………………………………………………………. 11
F. Lembar Kerja Praktikum …………………………………………………… 12
PRAKTIKUM V,VI DAN VII
KARAKTERISTIK BAHAN-BAHAN TOKSIT PADA PRODUK YANG
DIGUNAKAN SEHARI-HARI ……………………………………………….. 15
A. Sasaran Percobaan …………………………………………………………. 15
B. Pendahuluan ………………………………………………………………... 15
C. Alat Dan Bahan …………………………………………………………….. 18
D. Prosedur Kerja ……………………………………………………………... 18
E. Tugas Praktikan ……………………………………………………………. 18
F. Lembar Kerja Praktikum …………………………………………………… 19
PRAKTIKUM IX DAN X
ANALISIS DAMPAK DARI BAHAN-BAHAN YANG MENGANDUNG
TOKSIT ………………………………………………………………………... 23
A. Sasaran Percobaan …………………………………………………………. 23
B. Pendahuluan ………………………………………………………………... 23
C. Alat Dan Bahan …………………………………………………………….. 29

iv
D. Prosedur Kerja ……………………………………………………………... 29
E. Tugas Praktikan ……………………………………………………………. 29
F. Lembar Kerja Praktikan ……………………………………………………. 30
PRAKTIKUM XI,XII DAN XIII
UJI TOKSISITAS ……………………………………………………………... 33
A. Sasaran Percobaan …………………………………………………………. 33
B. Pendahuluan ………………………………………………………………... 33
C. Alat Dan Bahan …………………………………………………………….. 35
D. Prosedur Kerja ……………………………………………………………... 36
E. Tugas Praktikan ……………………………………………………………. 36
F. Lembar kerja Praktikan …………………………………………………….. 37
PRAKTIKUM XIV DAN XV
EFEK BAHAN PENCEMARAN MELALUI PENDEKATAN ……………… 39
A. Sasaran Percobaan …………………………………………………………. 39
B. Pendahuluan ………………………………………………………………... 39
C. Alat Dan Bahan …………………………………………………………….. 40
D. Prosedur Kerja ……………………………………………………………... 41
E. Tugas Praktikan ……………………………………………………………. 42
F. Lembar Kerja Praktikan ……………………………………………………. 43
KESIMPULAN PRAKTIKUM ……………………………………………….. 47
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 48
KARTU KENDALI PRAKTIKUM …………………………………………... 49

v
TATA TERTIB LABORATORIUM
• Berlaku sopan, santun dan menjunjung etika akademik dalam laboratorium.

• Menjunjung tinggi dan menghargai staf laboratorium dan sesame pengguna

laboratorium.

• Menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang laboratorium.

• Peserta praktikum tidak boleh memakai sepatu/sandal pada saat memasuki

laboratorium dan pada saat praktikum peserta harus memakai jas/pakaian

laboratorium.

• Peserta praktikum dilarang merokok, memakan dan meminum selama kegiatan

praktikum didalam maupun diluar laboratorium.

• Dilarang menyentuh, menggeser dan menggunakan peralatan di laboratorium

yang tidak sesuai dengan cara praktikum mata kuliah yang diambil.

• Membersihkan peralatan yang digunakan dalam praktikum maupun penelitian

dan mengembalikan kepada petugas laboratorium.

• Membaca, memahami, dan mengikuti prosedur operasional untuk setiap

peralatan dan kegiatan selama praktikum dan di ruang laboratorium.

1
PERATURAN UMUM PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI

PERAIRAN

1. ABSENSI

• Praktikan hadir 15 menit sebelum pratikum dimulai. Pratikan yang terlambat 1-

15 menit akan dikurangi nilainya 20% dari nilai total. Pratikan yang terlambat

lebih dari 15 menit, tidak diperkenankan mengikuti pratikum.

• Apabila Pratikan berhalangan hadir, maka wajib membuat surat izin atau surat

keterangan sakit dan wajib menghubungi asisten untuk menjadwalkan pratikum

susulan

• Sebelum masuk pratikum, pratikan wajib mengisi absensi

• Pratikan dilarang meninggalkan laboratorium tanpa seizin dosen yang

bertanggung jawab

2. HAL-HAL YANG PENTING DIINGAT

• TIDAK ADA pratikum susulan

• Di dalam laboratorium DILARANG makan, minum, dan merokok.

• Laboratorium hanya untuk mengerjakan percobaan sesuai dengan modul pratikum

• Apabila ada alat yang rusak atau pecah, menjadi tanggung jawab praktikan

• Perlengkapan di bawah ini, WAJIB DIBAWA setiap kali melakukan pratikum :

✓ Buku Pratikum atau Buku catatan pratikum

2
✓ Berpakaian sopan, celana panjang, dan melepas sepatu ketika masuk

kedalam laboratorium dan berpakaian bebas rapi ketika praktikum di

lapangan.

✓ Membawa alat tulis, lap kain, tissue, dan sabun.

3. LAPORAN PRATIKUM

Laporan pratikum dikumpulkan seminggu setelah pratikum dilkasanakan. Apabila

telat mengumpulkan, maka akan dikurangi 25% dari nilai total. Laporan ditulis

dengan tangan kecuali covernya boleh diketik. Isi dari laporan terdiri dari:

✓ Cover

✓ Judul Percobaan

✓ Tujuan percobaan

✓ Teori Dasar

✓ Data Pengamatan

✓ Pembahasan

✓ Kesimpulan

✓ Daftar Pustaka: minimal dua sumber dari buku atau jurnal (Tidak boleh dari

blog)

4. PENILAIAN PRATIKUM

✓ Pelaksanaan Pratikum: 80%

✓ Tes akhir: 20%

3
PRAKTIKUM I & II
PENGENALAN ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN PADA
PENGUKURAN TOKSIK PERAIRAN

A. Sasaran Percobaan

1. Mahasiswa mampu mengenali alat-alat yang ada pada Laboratorium

Manajemen Sumber daya Perairan

2. Mahasiswa mengetahui cara pemakaian peralatan dasar di Laboratorium

Manajemen Sumber Daya Perairan

B. Pendahuluan

Sebelum melakukan praktikum, mahasiswa terlebih dahulu wajib mengenal

dan mengetahui peraturan yang ada di dalam Laboratorium Kimia Dasar. Selain itu,

mahasiswa wajib mengenal dan mampu menggunakan peralatan yang ada di

Laboratorium Manajemen Sumber Daya Perairan. Peralatan yang ada di dalam

Manajemen Sumber Daya Perairan biasanya merupakan alat-alat yang sederhana yang

sering digunakan dan sangat diperlukan untuk melakukan berbagai macam percobaan.

Beberapa peralatan tersebut antara lain :

a. Gelas Kimia

b. Labu Elenmeyer

c. Gelas Ukur

d. Pipet (Pipet seukuran, Pipet berukuran, Pipet Tetes)

e. Buret

f. Tabung Reaksi

4
g. Kaca Arloji

h. Corong

i. Corong Buchner

j. Corong Pisah

k. Cawan Penguapan

l. Cawan Krus

m. Spatula

n. Batang Pengaduk

o. Kaki Tiga

p. Timbangan

q. Hot Plate

C. Alat dan Bahan

1. Alat tulis menulis

2. Krayon/pensil warna

D. Prosedur Kerja

1. Mahasiswa menyiapkan alat tulis menulis.

2. Mendengarkan penjelasan dan kemudian mencatat nama-nama dari alat yang

diperkenalkan.

3. Mencari referensi fungsi dan kegunaan alat tersebut dan mengisi dalam lembaran

kerja praktikan.

5
C. Tugas Praktikan

Mengisi lembar kerja praktikan

6
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Judul Praktikum
Tanggal Praktikum
Paraf Dosen Penanggung Jawab
Jenis Alat Yang Digunakan
No. Nama Alat Deskripsi Singkat (Fungsi dan
Kegunaan Alat)

7
8
9
10
11
PRAKTIKUM III & IV
SUMBER BAHAN-BAHAN TOKSIK YANG MASUK PADA
PERAIRAN

A. Sasaran Percobaan

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bahan toksik yang masuk di perairan

2. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan sumber bahan-bahan toksik pada perairan

B. Pendahuluan

Ekotoksikologi secara umum merupakan suatu hubungan antara bahan-bahan

racun dan oeganisme yang hidup dalam suatu perairan, sedangkan ekotoksikologi

perairan merupakan hubungan antara bahan-bahan racun dengan organisme yang hidup

dalam suatu perairan. Toksik/racun merupakan suatu bahan yang mampu

menghasilkan suatu respon yang merugikan pada suatu sistem biologi atau suatu yang

merusak kehidupan serta terjadinya kerusakan yang serius dalam organisme.

Berdasarkan sumber masuknya toksik kedalam perairan, jenis toksik terbagi

atas :

1. Berasal dari alam (flora, fauna, kontaminasi mikroorganisme)

2. Buatan/sintesis yang beracun

Racun, toksik dapat bersumber dari ikan, sebagian lagi terdapat pada pada

organisme lainnya yang digunakan sebagai makanan ikan tersebut. Selain pada ikan,

pada tumbuhan juga banyak tumbuhan yang mengandung toksik.

12
C. Alat dan Bahan

1. Alat tulis menulis

D. Prosedur Kerja

Mahasiswa Mendengarkan penjelasan tentang praktikum hari ini

2. Mengisi lembaran tugas diskusi kelompok

E. Tugas Praktikan

1. Mengidentifikasi sumber toksik alamiah pada perairan

2. Mengidentifikasi sumber toksik buatan pada perairan

13
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Judul Praktikum
Tanggal Praktikum
Paraf Dosen Penanggung Jawab
Jenis Alat Yang Digunakan
No. Nama Alat Deskripsi Singkat (Fungsi dan
Kegunaan Alat)

14
15
16
17
PRAKTIKUM V, VI & VII
KARAKTERISTIK BAHAN-BAHAN TOKSIK PADA PRODUK
YANG DIGUNAKAN SEHARI-HARI
A. Sasaran Percobaan

1. Mahasiswa mampu mengenali dan mengidentifikasi produk yang

menggunakan bahan sintesis yang berbahaya sehingga tidak membuang di

perairan

2. Mahasiswa mampu menggambarkan produk tersebut pada lembar tugas

B. Pendahuluan

Sektor industri merupakan sektor yang sangat pesat perkembanganya, banyak

produk-produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi manusia.

Produk tersebut banyak yang menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi

organisme perairan bila limbah dari produk tersebut di buang ke perairan. Limbah yang

dibuang ke perairan tersebut kemudian menjadi komponen abiotik. Komponen tersebut

kemudian berinteraksi dan mempengaruhi keberadaan biota secara tidak lansung pada

perairan.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak produk yang menggunakan bahan sintesis

yang mengandung bahan kimia berbahaya.

18
Gambar 1. Produk sehari-hari yang menghasilkan toksik.

Beberapa contoh produk yang yang mengandung bahan toksik yang digunakan

dalam kehidupan sehari-hari antara lain :

✓ Etanol pada Minyak Wangi

Etanol (etil alcohol) merupakan cairan jernih yang tidak berwarna dengan bau

yang ringan dan menyenangkan. Etanol biasanya dalam berbagai produk seperti

minuman beralkohol, pelarut, parfum dan perlengkapan mandi, disinfektan, semir,

sebagai aditif bahan bakar dan dalam pembuatan plastik, karet dan obat-obatan.

Eksposur melalui uap etanol pernapasan dapat menyebabkan iritasi hidung dan

tenggorokan dengan rasa mencekik dan batuk pada konsentrasi yang lebih tinggi.

✓ Deltametrin pada Isektisida Padat (Kapur)

Deltametrin (estisida piretroid sintetik), biasanya digunakan untuk membunuh

serangga melalui kontak kulit dan pencernaan. Deltametrin (estisida piretroid sintetik)

berbentuk bubuk tidak berwarna atau sedikit krem, yang keduanya tidak berbau.

19
✓ Permetrin pada Insektisida Spray

Permetrin adalah pestisida piretroid sintetik digunakan sebagai acaricide dan

anti serangga. Manusia tidak secara signifikan dipengaruhi oleh permethrin. Paparan

kulit terhadap permetrin telah menyebabkan iritasi mata dan kulit pada manusia dalam

beberapa kasus.

✓ Transflutrin pada Insektisida Padat Bakar

Transfluthrin adalah insektisida piretroid sintetik. Transfluthrin adalah padatan

putih, tanpa berbau khas. Transfluthrin tidak diklasifikasikan sebagai mudah terbakar,

otomatis mudah terbakar, bahan peledak atau pengoksidasi. Terdapat toksisitas

transflutrin akut setelah paparan oral. Toksisitas akut rendah pada paparan kulit dan

inhalasi. Transfluthrin tidak mengiritasi mata dan kulit, dan bukan merupakan alergen

kulit.

✓ Silikon pada Furniture Polish

Silikon adalah unsur elektropositif paling melimpah di kerak Bumi. Unsur ini

adalah metalloid ditandai dengan kilap logam dan sangat rapuh. Silicon adalah

komponen utama dari kaca, semen, keramik, sebagian besar perangkat semi konduktor,

dan silicone yaitu zat plastik yang dicampur dengan silikon. Silikon adalah bahan tahan

api yang digunakan dalam membuat enamel dan tembikar. Konsentrat silikon dalam

tidak ada organ tubuh tertentu tetapi ditemukan terutama di dalam jaringan ikat dan

kulit.

20
C. Alat dam Bahan

1. Bungkus produk yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari (minyak wangi,

bungkus deterjen dan lain-lain)

2. Alat tulis menulis

3. Alat gambar

D. Prosedur Kerja

1. Mengamati dan mengumpulkan bahan/buangan yang berada disekitar perairan

2. Mengidentifikasi bahan/buangan tersebut kedalam kategori B

C. Tugas Diskusi Kelompok

Identifikasi dan gambarkan produk yang digunakan sehari-hari pada setiap

klasifikasi bahan toksik

21
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Judul Praktikum
Tanggal Praktikum
Paraf Dosen Penanggung Jawab
Jenis Alat Yang Digunakan
No. Nama Produk Deskripsi Singkat

22
23
24
25
PRAKTIKUM IX & X
ANALISIS DAMPAK DARI BAHAN-BAHAN YANG
MENGANDUNG TOKSIK

A. Sasaran Percobaan

1. Mahasiswa mampu mengenali dan mengidentifikasi bahan-bahan yang di masuk

keperairan berdasarkan senyawa kimia organik dan anorganik.

2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan dampak dari senyawa kimia organik dan

anorganik.

B. Pendahuluan

Berikut ini adalah bahan-bahan senyawa kimia organik dan efeknya terhadap

lingkungan

1. Protein

Kehadiran protein di lingkungan perairan umumnya tidak langsung bersifat toksik

tetapi dapat menimbulkan pengaruh atau efek negatif, antara lain terbentuknya media

pertumbuhan berbagai organisme patogen, menimbulkan bau tidak sedap dan

meningkatkan kebutuhan BOD (Biological Oxygen Demand).

2. Karbohidrat

Selain berasal dari sampah domestik, karbohidrat juga dapat berasal dari

buangan industri. Masuknya karbohidrat ke dalam air dapat menyebabkan peningkatan

BOD dan menimbulkan warna pada air.

26
3. Lemak dan minyak

Seperti halnya dampak masuknya senyawa protein dan karbohidrat ke dalam

lingkungan perairan, senyawa lemak dan minyak juga dapat berpengaruh negatif

terhadap kehidupan akuatik. Adanya lemak dan minyak dalam badan air dapat

menyebabkan peningkatan turbiditas air sehingga mengurangi ketersediaan cahaya

yang sangat diperlukan organisme fotosintetik di dalam air. Disamping itu, molekul

lemak dan minyak berukuran besar akan mengendap di dasar perairan sehingga dapat

mengganggu aktivitas serta merusak kehidupan bentos dan daerah pemijahan ikan

(spawning ground) dan meningkatkan BOD.

4. Pewarna

Terdapatnya pewarna dalam suatu perairan antara lain berasal dari buangan

industri (tekstil, penyamakan kulit, kertas dan industri bahan kimia).

5. Asam-asam organik

Asam-asam organik berada dalam air antara lain dapat berasal dari buangan

industri (bahan kimia dan industri pertanian). Keberadaan senyawa asam organik dapat

menyebabkan penurunan derajat keasaman (pH) air dan pada nilai pH tertentu (acid

dead point) dapat mengakibatkan kematian ikan maupun organisme air lainnya.

6. Fenol

Fenol dapat terkandung dalam limbah berbagai industri seperti : industri tekstil,

bahan kimia, petrokimia, minyak dan industri metalurgi.

27
7. Deterjen

Terdapatnya deterjen dalam suatu perairan dapat berasal dari buangan rumah

tangga dan industri (susu, mentega, keju, tekstil, dan industri pertanian). Deterjen dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem perairan yaitu dapat menghambat

aktivitas atau bahkan membunuh berbagai jenis mikroorganisme. Selain itu, deterjen

juga menyebabkan pengkayaan nutrien pada suatu badan air sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya eutrofikasi yang sangat merugikan lingkungan perairan.

8. Pestisida organik

Pestisida organik yang masuk ke dalam lingkungan air dapat berasal dari

aktivitas pertanian, perkebunan dan dari buangan industri pengolahan makanan/

minuman. Diantara sejumlah besar pestisida yang diproduksi dan diperdagangkan,

yang paling banyak digunakan masyarakat yaitu pestisida yang termasuk golongan

organoklorin dan organoposfat. Pestisida organoklorin sangat berbahaya karena

mempunyai toksisitas bersifat kronik, stabil, dan tahan urai dalam lingkungan.

Hewan yang di dalam rantai makanan mempunyai arcs trofik (trophic level)

lebih tinggi seperti burung, anjing laut, dan lumba-lumba dapat mengandung hingga

55 ppm DDT dalam jaringan Iemaknya. Selain itu, bahan-bahan anorganik juga dapat

menjadi toksik bila melebihi konsentrasi tertentu dalam lingkungan.

Berikut ini adalah bahan-bahan toksik yang berupa senyawa kimia anorganik :

a) Asam dan alkali

Asam dan alkali dapat berasal dari buangan industri tekstil, bahan kimia,

rekayasa dan industri metalurgi. Asam dan alkali jika masuk ke dalam tubuh organisme

28
dapat mempengaruhi aktivitas berbagai enzim sehingga menimbulkan gangguan

fisiologik, membinasakan organisme serta mempengaruhi Jaya racun atau toksisitas zat

toksik lainnya.

b) Logam dan garam-garam logam

Berbagai unsur logam dan garam logam yang ada dapat berasal dari pelapukan

tanah atau batuan, letusan volkanik, penambangan dan industri (penyamakan kulit,

kertas, bahan kimia, rekayasa, metalurgi dan industri pertanian). Dalam jumlah kecil

beberapa jenis logam tertentu memang diperlukan organisme tetapi dalam konsentrasi

tinggi semua jenis logam bersifat toksik. Logam-logam berat, yaitu unsur logam yang

mempunyai massa atom lebih dari 20 seperti: besi (Fe), timbal (Pb), merkuri (Hg),

kadmium (Cd), seng (Zn), tembaga (Cu), nikel (Ni) dan arsen (As) umumnya

berpengaruh buruk terhadap proses-proses biologi. Beberapa dampak keracunan logam

berat antara lain:

• Bereaksinya kation logam berat dengan fraksi tertentu pada mukosa insang

sehingga insang terselaputi oleh gumpalan lendir-logam berat dan hal tersebut

dapat mengakibatkan organisme air mati lemas.

• Keracunan fisiologik karena logam berat berikatan dengan enzim yang

berperanan penting dalam metabolisme.

• Merkuri (Hg) dan timbal (Pb) dapat berikatan dengan gugus sulfhidril (- SH)

dalam protein sehingga akan mengubah bagian-bagian katalitik suatu enzim.

29
• Merkuri (Hg), timbal (Pb), kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) dapat menghambat

pembentukan ATP dalam mitokondria serta dapat berikatan dengan membran

sel sehingga mengganggu proses transpor ion antar sel.

• Seng (Zn) dapat menghambat kerja sistem sitokrom dalam mitokondria karena

terganggunya transpor elektron antar sitokrom-b dan sitokrom-c.

• Timbal (Pb) dan kadmium (Cd) dapat menggantikan kedudukan Ca dalam

tulang sehingga menyebabkan terjadinya kerapuhan tulang

• Timbal (Pb), kadmium (Cd), merkuri (Hg) dan krom (Cr) dapat terakumulasi

dalam hati (hepar) dan ginjal (ren) sehingga dapat menyebabkan kerusakan dan

gangguan fungsi kedua organ tersebut

• Merkuri (Hg), timbal (Pb) dan tembaga (Cu) dapat mengakibatkan kerusakan

otak dan sistem saraf tepi (Dix, 1981).

c) Posfat dan nitrat

Posfat dan nitrat dapat berasal dari erosi dan dekomposisi sisa-sisa bahan

organik serta industri (susu/mentega/keju, bahan kimia, tungku kokas, rekayasa,

metalurgi, dan industri pertanian). Akibat masuknya posfat dan nitrat ke dalam

lingkungan perairan antara lain:

Eutrofikasi yang dicirikan oleh tingginya produksi biologik antara lain berupa

ledakan komunitas alga (algal blooms). Jika suatu perairan dipenuhi oleh tumbuhan air

baik makrofita maupun mikrofita (plankton), maka hal tersebut akan mengurangi

penetrasi cahaya dan menghalangi proses difusi oksigen dari udara ke dalam air.

30
Kematian massal algae yang diikuti dengan perombakan biologik akan menyebabkan

terjadinya defisiensi oksigen terlarut dan menimbulkan bau tidak sedap.

Dalam usus manusia beberapa jenis bakteri dapat mereduksi nitrat menjadi

nitrit yang dapat berikatan dengan haemoglobin (Hb) membentuk methaemoglobin.

Dengan terbentuknya methaemoglobin dalam darah akan menyebabkan penurunan

kapasitas angkut 02 oleh darah. Jika penurunan kemampuan darah mengangkut oksigen

tersebut terus berlanjut dan makin parch, maka dapat menyebabkan anoksia

(methaemoglobin anemia atau penyakit blue baby).

Dalam tubuh manusia nitrit dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi amin atau

nitrosamin yang dapat merangsang timbulnya kanker perut.

d) Garam-garam lain

Berbagai senyawa garam yang masuk ke dalam air dapat berasal dari buangan

industri (susu/mentega/keju, tekstil, penyamakan kulit, kertas dan industri bahan

kimia).

e) Obat pengelantang (bleaches)

Obat pengelantang dengan rumus kimia Ca (C10)2 banyak terkandung dalam

buangan industri tekstil, kertas dan laundry.

f) Sianida dan sianat

Sianida dan sianat di suatu perairan dapat berasal dari buangan industri. Sianida

dan sianat bersifat sangat toksik, terutama pada pH rendah dan merupakan racun

pernafasan yang sangat mematikan. Reaksi CN dengan logam akan menghasilkan

senyawa yang sangat beracun.

31
Kromat

Masuknya kromat ke dalam lingkungan perairan dapat berasal dari buangan

berbagai jenis industri seperti penyamakan kulit, petrokimia, metalurgi dan industri

rekayasa. Toksisitas kromat umumnya tidak setoksik kation logam berat lainnya.

Kromium (Cr) bervalensi 6 (kromat atau dikromat) toksisitasnya tidak seakut kromium

bervalensi 3 (garam-garam kromium).

Mineral (lempung dan tanah). Mineral yang terkandung dalam partikel-partikel

lempung dan tanah yang masuk ke dalam perairan dapat berasal dari buangan industri

seperti industri pengolahan makanan/minuman, kertas dan industri pertanian.

C. Alat dan Bahan

1. Alat tulis menulis

D. Prosedur Kerja

1. Mencari referensi bahan-bahan berbahaya senyawa organik dan anorganik yang

bila di masukkan ke perairan akan berdampak terhadap biota.

E. Tugas Praktikan

1. Mengisi tabel dan mendeskripsikannya

32
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

No Nama Bahan Kandungan pada bahan Deskripsi Dampak


tersebut bagi biota

33
34
35
PRAKTIKUM XI, XII & XIII
UJI TOKSISITAS

A. Sasaran Percobaan

Mahasiswa mampu mengetahui tingkat ketahanan ikan terhadap bahan kimia

pestisida (detergen).

B. Pendahuluan

Uji toksisitas adalah cara untuk mengukur efek dari satu atau lebih bahan

pencemar pada satu atau lebih species organisme. Selain itu dapat dikatakan sebagai

suatu uji atau tes kadar suatu bahan yang ditera dengan reaksi organisme hidup.

Pengaruh toksik terhadap orgainsme terbagi atas enam kategori :

1. Lethal Toxycity, kekuatan toksik yang menyebabkan kematian pada hewan uji

2. Sub- Lethal Toxycity, kekuatan toksik yang menyebabkan efek pada organisme,

tetapi tidak menyebabkan kematian secara langsung yang meliputi gangguan

pertumbuhan, reproduksi, kebiasaan makan, dan lain-lain.

3. Acute Toxycity, kekuatan toksik yang terjadi dalam periode waktu yang relatif

singkat, jauh lebih pendek dari daur hidup suatu organisme

4. Sub- Acute Toxycity, menimbulkan respon setelah waktu yang lam dan mungkin

menjadi menahun/kronik

5. Cronic Toxycity, kekuatan toksik yang menyebabkan gangguan yang terjadi pada

minimum satu daur hidup secara utuh dari suatu organisme.

6. Cumulatif Toxycity, peningkatan kadar toksik dalam waktu lama.

36
Lethal Toxycity merupakan uji pendahuluan yang akan dilakukan untuk

menentukan batas kisaran kritis (critical range test) yang menjadi dasar dari penentuan

konsentrasi yang digunakan dalam uji lanjutan atau uji toksisitas dasar, yaitu

konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian terbesar mendekati 50% dan kematian

terkecil mendekati 50%. Perlakuan pada percobaan dilakukan dengan 5 variasi

pengenceran limbah dan satu sebagai kontrol, percobaan ini dilakukan dengan dua kali

pengulangan atau duplo.

Uji toksisitas dilakukan untuk mengetahui efek letal suatu senyawa toksik.

Pengamatan efek letal, yaitu untuk mengetahui kematian biota uji akibat konsentrasi

senyawa kimia tertentu yang terkandung dalam suatu limbah, dicatat sebagai median

letal concentration (LC50).

Limbah deterjen merupakan salah satu limbah yang banyak mencemari badan

perairan dan sumber utama dari limbah deterjen ini berasal dari aktivitas rumah tangga.

Hal ini dikarenakan peran deterjen dalam kegiatan rumah tangga sangat beragam,

selain digunakan untuk mencuci pakaian, deterjen juga digunakan untuk mencuci

peralatan rumah tangga. Limbah atau sisa pemakaian deterjen yang masuk ke

lingkungan perairan akan mempengaruhi kualitas perairan dan akan berpengaruh

terhadap keadaan ekosistem di perairan tersebut. Pencemaran air oleh deterjen

diakibatkan dari bahan utama penyusun deterjen tersebut yaitu Natrium Dodecyl

Benzen Sulfonat (NaDBS) dan Sodium Tripolyphospat (STPP) dimana kedua bahan

tersebut sulit untuk didegradasi secara alamiah.

37
Semakin tinggi akumulasi detergen maka semakin rendah pula suplai oksigen

terlarut di dalam air. Hal ini menyebabkan terganggunya proses respirasi pada ikan.

Sehingga dampak yang paling buruk adalah kematian pada ikan. Kematian yang terjadi

dikarenakan berhentinya fungsi kerja organorgan tubuh pada ikan akibat tidak

terpenuhi oksigen pada proses respirasi. Atau kandungan detergen yang toksik tidak

bisa ditolerir oleh tubuh ikan. Pengaruh detergen terhadap lingkungan juga diketahui

dengan melakukan uji biologis, misalnya terhadap ikan dengan melihat mekanisme

fisiologis dari sistem hidup, yang perlu dipertimbangka sebagai faktor yang

terpengaruhi. Rendahnya oksigen terlarut berpengaruh terhadap fungsi fisioligis ikan

salah satunya pada organ metabolisme tubuh (Yuliani dkk, 2015).

Analisis Kelangsungan Hidup

𝑁𝑡
𝑆𝑅 = 𝑥 100
𝑁𝑜

Keterangan :

SR = Kelangsungan hidup hewan uji (%)

Nt = Jumlah ikan uji pada akhir penelitian (ekor)

No = Jumlah ikan uji pada awal penelitian (ekor)

C. Alat dan Bahan

1. Ikan nila hidup

2. Pestisida (deterjen)

3. Wadah

38
4. Timbangan anlitik

5. Spatula

6. Tabung erlemeyer

7. Air

8. Alat tulis menulis

D. Prosedur Kerja

1. Siapkan detergen kemudian timbang detergen tersebut dengan konsentrasi

0, 5, 10, 20 gr

2. Siapkan wadah plastik yang berisi air sebanyak 1 liter pada tiap-tiap wadah

dan tiap wadah dimasukkan 5 ekor ikan nila.

3. Amati dan catat berdasarkan tabel berikut :

E. Tugas Praktikan

Mengisi tabel hasil pengamatan berdasarkan pengamatan selama praktikum.

39
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Interval Waktu (menit)


Perlakuan
0 5 10 15 20 25

40
Deskripsikan hasil pengamatan tersebut
..………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
PRAKTIKUM XIV & XV
EFEK BAHAN PENCEMARAN MELALUI PENDEKATAN

41
A. Sasaran Percobaan

Tujuan dilaksanakan praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat menganalisi

perubahan tingkah laku ikan setelah diberi bahan pencemar (bayclin).

B. Pendahuluan

Lingkungan yang bebas dan terbuka akan mudah masuk bahan bahan pencemar

yang bersifat toksik seperti limbah. Makhluk hidup sangat tergantung pada kondisi

lingkungannya termasuk organisme air yang tergantung pada kondisi perairan.

Pencemaran bukan lagi hal yang baru dalam kehidupan manusia. Salah satu contoh

yang sering ditemui adalah pembuangan limbah industry dan rumah tangga ke wilayah

perairan sungai ataupun laut. Pengaruh bahan pencemar tersebut pada kondisi perairan

adalah penurunan kualitas air, yang selanjutnya berpengaruh pada kondisi organisme

air didalamnya. Pengaruh racun atau toksik dari bahan pencemar tergantung pada jenis

dan sifat dari toksikan dan juga tingkat kekebalan organisme air.

Toksisitas adalah sifat relatif toksikan berkaitan dengan potensinya

mengakibatkan efek negatif bagi makhluk hidup. Toksikan merupakan zat (berdiri

sendiri atau dalam campuran zat, limbah, dan sebagainya) yang dapat menghasilkan

efek negatif bagi semua atau sebagian dari tingkat organisasi biologis (populasi,

individu, organ, jaringan, sel, biomolekul) dalam bentuk merusak struktur maupun

fungsi biologis. Toksikan dapat menimbulkan efek negative bagi biota dalam bentuk

perubahan struktur maupun fungsional, baik secara akut maupun kronis/sub kronis.

42
Efek tersebut dapat bersifat reversible sehingga dapat pulih kembali dan dapat pula

bersifat irreversibel yang tidak mungkin untuk pulih kembali.

Ikan nila memiliki penyebaran yang luas karena bersifat euryhaline (dapat

hidup pada kisaran salinitas yang lebar). Ikan nila mendiami berbagai habitat air tawar,

termasuk saluran air yang dangkal, kolam, sungai, dan danau. Selain itu, ikan nila

memiliki nilai ekonomi penting dan dapat dipelihara di laboratorium. Oleh sebab itu,

ikan nila merupakan organisme yang dapat digunakan untuk uji toksisitas.

Ikan nila kini banyak dibudidayakan di berbagai daerah karena kemampuan

adaptasinya bagus didalam berbagai jenis air. Ikan nila dapat hidup di air tawar, air

payau dan air laut. Ikan nila juga tahan terhadap perubahan lingkungan, bersifat

omnivore dan mampu mencerna makanan secara efisien. Pertumbuhan cepat dan tahan

terhadap serangan penyakit.

Bayclin merupakan bahan permutih cair. Larutan pemutih ini mengandung

natrium hipoklorit (NaCIO). Hipoklorit mudah melepaskan klorin yang dalam kadar

tinggi dapat merusak pakaian. Mencampur pemutih dengan berbagai bahan rumah

tangga lainnya dapat sangat berbahaya karena mengahasilkan gas klorin yang merusak

saluran pernapasan, jika konsentrasinya cukup besar dapat mematikan.

C. Alat dan Bahan

1. Ikan nila

2. Toples/wadah

3. Aeroator

4. Air

43
5. Bayclin

6. Thermometer

7. Alat tulis menulis

D. Prosedur Kerja

Ikan nila dimasukkan kedalam toples yang telah diberi aerasi, masing - masing

toples diisi 10 ekor benih ikan nila, kemudian diukur suhu air dan dicatat

hasilnya.Dibiarkan selama beberapa menit agar ikan dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan barunya.

Benih ikan nila yang telah dimasukkan kedalam toples selanjutnya diberi

perlakuan yaitu dengan memasukan bahan pencemar bayclin dengan dosis yang telah

ditentukan. Toples A (0 ppm), Toples B (0,3 ppm), Toples C (1 ppm), dan Toples D

(1,5 ppm), kemudian diukur suhu masing-masing toples dan dicatat.

Pengamatan tingkah laku dilakukan setelah pemberian bahan pencemar

bayclin, tingkah laku ikan diamati dari menit ke 0, 5, 15, 30 dan kemudian 1 jam, 2, 4,

8, 16 hingga 24 jam, selain tingkah laku bukaan operculum juga dihitung. Dicatat

jumlah ikan yang mati pada masing-masing toples selama pengamatan berlangsung.

E. Tugas Praktikan

1. Mengisi tabel sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan

LEMBAR KERJA PRAKTIKAN

44
a. Tabel sebelum perlakuan
Warna Bau Suhu Tingkah Laku

45
b. Tabel sesudah perlakuan
Waktu Konsentrasi/ Warna Bau Suhu Tingkah laku
(Menit) Dosis (ppm)

46
47
48
2. Membuat deskripsi perbedaan dari kedua tabel diatas.

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

49
KESIMPULAN PRAKTIKUM
(Berikan pendapat anda dengan hasil praktikum tentang sumber-sumber toksik dan

dampak toksik terhadap biota diperairan minimal 100 kata dan tidak boleh sama dengan

peserta praktikum lainnya)

…………………………………………………………………...………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..

50
DAFTAR PUSTAKA

Djamartumpal F Lumban Batu, 2016, Ekotoksikologi Perairan, IPB Press. 2016


David J Hoffman, Barnett A Rattner, G Allen Burton Jr and John Cairns, Jr, Hand Book
of Ecotoxycologi, Lewis Publishers, 2003.
P.J den Besten and M. Munawar, Ecotoxycologi Testing Marine and Fress Water
Ecosystems, Taylor & Francis Group, 2005.

51
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
Nama Mahasiswa :
NIM :
No Jenis Tanggal Judul Praktikum Tanda Tangan Dosen
Praktikum Praktikum Penanggung Jawab
Praktikum
1

10

Merauke, November 2019

Koorditor Mata Kuliah

NIP/NIDN :

52

Anda mungkin juga menyukai