Anda di halaman 1dari 19

Logo desa

SEMINAR KESEHATAN

“PENINGKATAN GIZI IBU HAMIL & ANAK


SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING”
Foto irfana
Foto Dr Anzar

Narasumber 2: irfana Tri


Foto ahli gizi
Narasumber 1: dr. Anzar Wijayanti, S.Si.T., M.Kes., M.Keb
Ahlian, M.Si.Med., Sp.A.

Narasumber 3: Umi Yuli


Purwanti, S.Gz.

Pati, 21 Februari 2019

Supported by:
Logo & Stikes Bakti Utama Pati

i
DESA WINONG KECAMATAN PATI
KABUPATEN PATI
JANUARI 2019

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Masalah kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya
menjadi dominasi tanggung jawab pemerintah. Setiap unsur dalam masyarakat
mempunya andil dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
salah satunya adalah bagaimana bisa mencegah terjadinya stunting.
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia
Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini
dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya
(bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan
otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi
di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan
(genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya
menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita
ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil
pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial,
ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting
merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.
Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini
bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik
yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat
global.
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan
terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting,
baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya
pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Karena itu,
kesehatan membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.
Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi balita
stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan

1
WHO (20%). Penelitian Ricardo dalam Bhutta tahun 2013 menyebutkan balita
stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita di dunia dan
menyebabkan 55 juta anak kehilangan masa hidup sehat setiap tahun
(Kemenkes RI, 2018).
Anak stunting dapat dipengaruhi dari status gizi ibu sejak kehamilan
dimana salah satu indikatornya adalah berat badan bayi saat lahir. Jumlah bayi
berat badan lahir rendah di Kabupaten Pati tahun 2015 sebanyak 654 orang
(3,42 %) naik dibandingkan tahun 2014 sebanyak 96 orang (0,5 %), tahun 2013
sebanyak 523 orang (2,8 %), tahun 2012 sebanyak 626 (3,2 %). Berkaitan
dengan status gizi buruk balita di Kabupaten Pati pada tahun 2015 menurut
indeks BB/TB terdapat 71 orang (0,08 %), kasus ini turun dibandingkan 2014
sebanyak 85 orang (0,10 %).
Berdasarkan uraian tersebut, maka Desa Winong bermaksud
mengadakan kegiatan seminar kesehatan dengan topik peningkatan gizi ibu
hamil sebagai upaya pencegahan stunting.

B. Tujuan kegiatan
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat berkaitan dengan status
kesehatan ibu hamil dan bayi yang akan dilahirkan di Desa Winong melalui
upaya peningkatan gizi guna mencegah stunting.
2. Tujuan khusus
a. Diharapkan masyarakat mempunyai pengetahuan yang baik tentang
bagaimana mengawal 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)
menuju generasi sehat dan hebat bebas stunting
b. Masyarakat mempunyai pengetahuan yang baik tentang proses tumbuh
kembang janin serta kebutuhan dasar ibu hamil
c. Masyarakat mampu menyusun menu yang tepat bagi ibu hamil dan
bayi/balita.

C. Kerangka teori
1. Stunting
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak
(pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang
2
lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki
keterlambatan dalam berpikir.
Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita
stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang
ditetapkan WHO (20%). Penelitian Ricardo dalam Bhutta tahun 2013
menyebutkan balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian
anak balita di dunia dan menyebabkan 55 juta anak kehilangan masa hidup
sehat setiap tahun. Untuk menekan angka tersebut, masyarakat perlu
memahami faktor apa saja yang menyebabkan stunting. Kekurangan gizi
dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal
kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena
rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan
mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.
Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan
praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting
apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik. Ibu yang
masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan
sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak.
Hasil Riskesdas 2013 menyebutkan kondisi konsumsi makanan ibu
hamil dan balita tahun 2016-2017 menunjukkan di Indonesia 1 dari 5 ibu
hamil kurang gizi, 7 dari 10 ibu hamil kurang kalori dan protein, 7 dari 10
Balita kurang kalori, serta 5 dari 10 balita kurang protein.
Faktor lainnya yang menyebabkan stunting adalah terjadi infeksi pada
ibu, kehamilan remaja, gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang
pendek, dan hipertensi. Selain itu, rendahnya akses terhadap pelayanan
kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih menjadi salah satu faktor
yang sangat mempengaruhi pertumbuhan anak. Untuk mencegahnya, perlu
memperbanyak makan makanan bergizi yang berasal dari buah dan sayur
lokal sejak dalam kandungan. Kemudian diperlukan pula kecukupan gizi
remaja perempuan agar ketika dia mengandung ketika dewasa tidak
kekurangan gizi. Selain itu butuh perhatian pada lingkungan untuk
menciptakan akses sanitasi dan air bersih (Kemenkes RI, 2018).

3
2. 1000 Hari Pertama Kehidupan
Untuk mencetak anak Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang
paling penting untuk dilakukan adalah pemenuhan gizi pada anak sejak dini,
bahkan saat masih di dalam kandungan atau yang dikenal dengan 1000 Hari
Pertama Kehidupan (1000 HPK). 1000 HPK dimulai sejak dari fase
kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari).
Seribu hari pertama kehidupan telah disepakati oleh para ahli di seluruh
dunia sebagai saat yang terpenting dalam hidup seseorang. Sejak saat
perkembangan janin di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua
menentukan kesehatan dan kecerdasan seseorang. Makanan selama
kehamilan dapat mempengaruhi fungsi memori, konsentrasi, pengambilan
keputusan, intelektual, mood, dan emosi seorang anak di kemudian hari.
a. Fase kehamilan
Pada fase kehamilan, perkembangan janin terjadi di setiap trimester
kehamilannya, diantaranya:
1) Trimester 1 (minggu 1-12), Pembentukan organ-organ penting (mata,
jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, paru-paru, tulang, tangan
atau lengan, kaki, dan organ tubuh lainnya)
2) Trimester 2 (minggu 13-27), Berat janin mulai bertambah, organ mulai
berfungsi
3) Trimester 3 (minggu 28-40), Berat janin mulai bertambah dengan
pesat, organ mulai matang
Setelah lahir juga tetap harus diperhatikan kebutuhan gizinya karena
sebagian organ masih terus berkembang hingga usia 2 tahun, misalnya
otak. Perkembangan fungsi melihat, mendengar, berbahasa, dan fungsi
kognitif juga mencapai puncaknya pada usia 0-2 tahun.
Tantangan gizi yang dialami selama fase kehamilan adalah status gizi
seorang wanita sebelum hamil sangat menentukan awal perkembangan
plasenta dan embrio. Berat badan ibu pada saat pembuahan, baik
menjadi kurus atau kegemukan dapat mengakibatkan kehamilan beresiko
dan berdampak pada kesehatan anak dikemudian hari. Kebutuhan gizi
akan meningkat pada fase kehamilan, khususnya energi, protein, serta
beberapa vitamin dan mineral sehingga ibu harus memperhatikan kualitas
dan kuantitas makanan yang dikonsumsinya.
4
Janin memiliki sifat plastisitas (fleksibilitas) pada periode perkembangan.
Janin akan menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi pada ibunya,
termasuk apa yang diasup oleh ibunya selama mengandung. Jika
nutrisinya kurang, bayi akan mengurangi sel-sel perkembangan tubuhnya.
Oleh karena itu, pemenuhan gizi pada anak di 1000 Hari Pertama
Kehidupan menjadi sangat penting, sebab jika tidak dipenuhi asupan
nutrisinya, maka dampaknya pada perkembangan anak akan bersifat
permanen.
Perubahan permanen inilah yang menimbulkan masalah jangka panjang.
Mereka yang mengalami kekurangan gizi pada 1000 hari pertama
kehidupan, mempunyai tiga resiko, diantaranya:
1) Resiko terjadinya penyakit tidak menular/ kronis, tergantung organ
yang terkena. Bila ginjal, maka akan menderita gangguan ginjal, bila
pankreas maka akan beresiko penyakit diabetes tipe 2, bila jantung
akan beresiko menderita penyakit jantung.
2) Bila otak yang terkena maka akan mengalami hambatan
pertumbuhan kognitif, sehingga kurang cerdas dan kompetitif;
3) Gangguan pertumbuhan tinggi badan, sehingga beresiko
pendek/stunting .
Keadaan ini ternyata tidak hanya bersifat antar-generasi (dari ibu ke anak)
tetapi bersifat trans-generasi (dari nenek ke cucunya). Sehingga
diperkirakan dampaknya mempunyai kurun waktu 100 tahun, artinya
resiko tersebut berasal dari masalah yang terjadi sekitar 100 tahun yang
lalu, dan dampaknya akan berkelanjutan pada 100 tahun berikutnya.
b. Bayi Usia 0-2 Tahun
Masalah pada periode 730 hari selama pasca kelahiran bayi  disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan dan sikap gizi orangtuanya yang
menyebabkan tidak berkualitasnya asupan gizi dan pola asuh yang akan
berdampak pada status gizi anak. Hal tersebut dapat dicegah jika ibu
memiliki status gizi, kondisi fisik dan kesehatan yang baik. Pengetahuan
gizi ibu akan mempengaruhi keseimbangan konsumsi zat gizi yang pada
akhirnya berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pemenuhan gizi yang optimal selama periode 1000 HPK, selain memberi
kesempatan bagi anak untuk hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih
5
produktif, juga berisiko lebih rendah dari menderita penyakit degeneratif.
Analisis dari penelitian kohor di 5 negara memberikan bukti kuat bahwa
gizi yang cukup di dalam kandungan dan di usia 2 tahun pertama
kehidupan sangat kritis untuk pembangunan sumber daya manusia.
Pertumbuhan anak pada periode emas berlangsung secara cepat, yaitu
selama tahun pertama dan kedua usia anak. Namun, dalam kasus-kasus
kekurangan gizi, justru fakta menunjukkan bahwa penurunan status gizi
terjadi pada periode ini. Oleh karena itu asupan makanan selama
kehamilan sangatlah perlu untuk diperhatikan.
Dengan meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil dan anak sejak dalam
kandungan akan didapatkan generasi penerus yang lebih produktif
sehingga dapat memajukan kualitas generasi muda. Sembilan pesan inti
1000 HPK yaitu:
1) Selama hamil, makan makanan beraneka ragam
2) Memeriksa kehamilan 4 x selama kehamilan
3) Minum tablet tambah darah
4) Bayi yang baru lahir dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
5) Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan
6) Timbang BB bayi secara rutin setiap bulan
7) Berikan imunisasi dasar wajib bagi bayi
8) Lanjutkan pemberian ASI hingga berusia 2 tahun
9) Berikan MP ASI secara bertahap pada usia 6 bulan dan tetap
memberikan ASI

3. Kebutuhan dasar ibu hamil


a. Nutrisi
wanita hamil makan cukup mengandung protein hewani dan nabati,
karena kebutuhan kalori selama kehamilan meningkat. Kenaikan berat
badan wanita hamil berkisar antara 6,5 – 16 kg selama kehamilan. Bila
berat badan tetap atau menurun, semua makan yang dianjurkan terutama
yang mengandung protein dan besi. Bila BB naik dari semestinya
dianjurkan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak
jangan dikurangi apalagi sayur dan buah.
Kebutuhan beberapa zat yang penting :
6
Tidak hamil Hamil Laktasi
Kalori Kal 2500 2500 2500
Protein gr 60 85 100
Calsium gr 0,8 1,5 2
Fernem mg 12 15 15
Vitamin A si 5000 6000 8000
Vitamin B mg 1,5 1,8 2,3
Vitamin C mg 70 100 150
Riboflavin mg 2,2 2,5 3
As. mg 15 10 23
nikotitinat si + 400-800 400-800
Vitamin D
b. Hubungan seksual
Hubungan seksual selama hamil tidak dilarang, tetapi disarankan
dihentikan bila:
1) Terdapat tanda infeksi, yaitu pengeluaran cairan disertai nyeri dan
panas
2) Terjadi perdarahan saat hubungan seksual
3) Terdapat pengeluaran cairan mendadak saat hubungan
4) Adanya riwayat abortus, partus prematurus, IUFD.
c. Kunjungan Ulang
Pengawasan antenatal memberi manfaat dengan ditemukannya berbagai
kelaianan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah – langkah pertolongan
persalinan. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal
minimal sebanyak 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester
II dan 2 kali pada trimester III.
d. Pakaian
Pakaian yang baik untuk ibu hamil ialah yang enak dipakai, tidak boleh
menekan badan karena pakaian yang menekan badan menyebabkan
bendungan vene dan mempercepat timbulnnya varises.
e. Olahraga saat hamil
Yang dianjurkan adalah jalan jalan waktu pagi hari untuk ketenangan dan
mendapatkan udara segar.

7
f. Istirahat dan tidur
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat
dan tidur secara teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.
g. Personal hygiene
Kebersihan badan mengurangi infeksi, puting susu harus dibersihakan
kalau terbasahi oleh kolostrum. Perawatan gigi harus dilakukan karena
gig yang bersih menjamin pencernaan yang sempurna.
h. Bepergian (Rekreasi)
Disarankan ibu untuk tidak lama berkendaran jarak sendiri, karena posisi
mengemudi bisa jadi sangat tidak nyaman dan lama drive dapat sangat
melelahkan. Pastikan kursi dan seatbelt yang disesuaikan dengan baik
dan memakai pakaian longgar nyaman. Juga pastikan ibu memiliki cukup
untuk makan dan minum selama perjalanan jalan untuk menjaga tingkat
energi atas.
i. Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan
kematian bayi karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang
disebabkan oleh tetanus. Terutama imunisasi tetanus untuk melindungi
bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada
trimester I / II pada kehamilan 3 – 5 bulan dengan interval minimal 4
minggu. Lakukan suntikan secara IM (intramuscular) dengan dosis 0,5
mL. imunisasi yang lain dilakukan dengan indikasi yang lain.
j. Persiapan persalinan dan laktasi
Salah satu persiapan persalinan adalah meningkatkan kesehatan optimal
dan segera dapat memberikan laktasi. Untuk mempersiapkan laktasi,
peerlu dilakukan persiapan perawatan payudara untuk persiapan laktasi.
Persiapan mental dan fisik yang cukup membuat proses menyusui
menjadi mudah dan menyenangkan.
k. Perawatan gigi
l. Dukungan emosional dari suami, keluarga, bidan/petugas kesehatan,
lingkungan.
8
m. Dan sebagainya.
 
4. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil dan Bayi/Balita
a. Gizi ibu hamil
Kebutuhan setiap jenis nutrisi di masa kehamilan tentu berbeda
dengan kebutuhan nutrisi saat tidak hamil. Pada masa kehamilan,
perlu adanya tambahan 300 kalori terutama di trismester kedua dan
ketiga. Kebutuhan harian ibu hamil adalah kalsium sebanyak 1000-
1200 miligram, folat sebanyak 600-800 mikrogram, dan zat besi
sebanyak 27 miligram. Antara lain diperoleh dari protein, karbohidrat,
kalsium, folat, zat besi, vitamin. Semua dikonsumsi secara seimbang
dan rutin.
b. Gizi bayi
Ada lima kebutuhan gizi bayi yang harus dipenuhi agar tumbuh
kembang bayi optimal. sumber-sumber makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan dasar gizi bayi antara lain karbohidrat, protein,
lemak, air & mineral, serta vitamin.
c. Gizi balita
Pemberian nutrisi pada anak harus tepat, artinya:
1) Tepat kombinasi zat gizinya, antara kebutuhan karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral serta kebutuhan cairan tubuh anak, yaitu 1-
1,5 liter/hari.
2) Tepat jumlah atau porsinya, sesuai yang diperlukan tubuh
berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian.
3) Tepat dengan tahap perkembangan anak, artinya kebutuhan aklori
anak berdasarkan berat badan dan usia anak

9
Berdasarkan teori tersebut, dapat dibuat kerangka teori sederhana sebagai berikut:
Bagan 1.
Kerangka Teori Pencegahan Stunting

Kebutuhan dasar ibu


hamil:
1. Nutrisi
2. Hubungan seks
3. Kunjungan ulang
4. Pakaian
5. Olah raga
6. Personal hygiene 1. Penyakit ibu
7. Istirahat dan tidur 2. Pola asuh anak
8. Bepergian 3. lingkungan
9. Imunisasi
Stunting:
10.Persiapan persalinan
dan laktasi
11.Perawatan gigi
4. Gizi
Kebutuhan gizi ibu
hamil:
1. protein,
2. karbohidrat,
3. kalsium,
4. folat,

Kebutuhan gizi
bayi/balita:
1. karbohidrat,
2. protein,
3. lemak,
4. air & mineral,
5. vitamin

Sumber: Modifikasi Kemenkes RI (2018)

10
BAB II
RENCANA KEGIATAN SEMINAR DESA

A. Nama kegiatan
Kegiatan seminar mengambil tema “Peningkatan Gizi Ibu Hamil Sebagai
Upaya Pencegahan Stunting”.

B. Waktu dan tempat


Seminar dilaksanakan pada:
Hari : Kamis,
Tanggal : 24 Januari 2019
Pukul : 08.00 – 11.30 WIB
Tempat : Balai Desa Winong, Kecamatan Pati Kabupaten Pati

C. Sasaran
Sasaran kegiatan seminar ini berjumlah sekitar 60-70 orang, meliputi:
1. Ibu hamil di Desa Winong
2. Suami ibu hamil
3. Kader Desa Winong
4. Tokoh agama di desa Winong
5. Tokoh masyarakat di Desa winong
6. Tokoh pemuda Karang Taruna Desa Winong
7. Masyarakat setempat.

D. Narasumber
No Narasumber Topik Keterangan
.
1 dr. Anzhar Ahlian, Mengawal 1000 HPK menuju Dosen Stikes
Sp.A. generasi hebat bebas stunting Bakti Utama Pati

2 Ahli Gizi Kebutuhan gizi bagi ibu hamil, Puskesmas Pati 1


Puskesmas Pati 1 bayi dan balita serta memilih
menu yang tepat
3 Irfana Tri Proses tumbuh kembang janin Dosen Stikes
Wijayanti, S.Si.T., serta kebutuhan dasar ibu Bakti Utama Pati
M.Kes., M.Keb. hamil

11
4 Imam Suroso, Stunting: kebijakan dan Anggota DPR RI
S.Sos., MM program pencegahan
E. Panitia
Penasehat : Kepala Puskesmas Pati 1
Penanggungjawab : Kepala Desa Winong
Ketua : Lila, Amd.Keb
Seksi Acara : 1. Adinovi
2. Eko Jati
Seksi Perlengkapan/ : 1. Edi Rum Hartono
Sarpras
2. Bangkit
Seksi Humas : 1. Sri Saptaningsih
2. Ikhwan Rosadi
Seksi Konsumsi : 1. Devi Wulandari
2. Diah Sari
Seksi Dokumentasi : 1. Lingga Agus
2. Jaka Sianta

F. Anggaran Dana
Terlampir

G. Lain-lain
Dalam seminar ini juga akan dilakukan launching pelembagaan Bina Keluarga
Remaja (BKR) di Desa Winong Kec. Pati Kab. Pati.

BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal seminar ini kami ajukan sebagai acuan melaksanakan seminar
kesehatan dengan topik “Peningkatan Gizi Ibu Hamil sebagai Upaya Pencegahan
Stunting”. Semoga kegiatan seminar ini dapat berjalan dengan lancar dan
memberikan daya ungkit bagi peningkatan status kesehatan ibu dan bayi
khususnya.

Mengetahui, Pati, 26 Desember 2018


Kepala Desa Winong Ketua Panitia

Jarnawi 12 Bidan Lila Hadi Oktorini, Amd.Keb.


DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2018. Prevalensi Balita Stunting. http://www.depkes.go.id/index.php?


txtKeyword=gizi+buruk&act=search-
action&pgnumber=0&charindex=&strucid=&fullcontent=&C-
ALL=1&C1=1&C2=1&C3=1&C4=1&C5=1

DKK Pati. 2017. Profil Kesehataan Kabupaten Pati Tahun 2015.


http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2015/
3318_Jateng_Kab_Pati_2015.pdf

Novia Akmaliyah. 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Generasi yang Lebih Baik.
http://lagizi.com/1000-hari-pertama-kehidupan-untuk-generasi-yang-lebih-baik/

Achadi EL. 2014. Periode Kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Dampak Jangka
Panjang terhadap Kesehatan dan Fungsinya. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Indonesia.

Wanda Monawdya. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil sesuai dengan Tahap


Perkembangannya. http://majalahkebidanan.blogspot.com/2013/02/makalah-
kebutuhan-dasar-ibu-hamil.html

Kebutuhan gizi ibu hamil trimester 1. http://www.ayahbunda.co.id/kehamilan-gizi-


kesehatan/kebutuhan-gizi-ibu-hamil-trimester-1#

Kebutuhan gizi ibu hamil yang harus dipenuhi.


https://www.alodokter.com/kebutuhan-nutrisi-gizi-ibu-hamil-yang-harus-
dipenuhi.html

5 kebutuhan gizi bayi. http://www.ayahbunda.co.id/balita-gizi-kesehatan/5-


kebutuhan-gizi-bayi

13
Lampiran 1
Sasaran Kegiatan Seminar

No. Uraian Jumlah


1 Ibu hamil di Desa Winong 25
2 Kader Desa Winong 10
3 Tokoh masyarakat di Desa winong 3
4 Tokoh agama di Desa Winong 2
5 Tokoh pemuda Karang Taruna Desa Winong 3
6 Perangkat desa 12
7 Ibu balita 5
Jumlah 60

8 Mahasiswa BUP 24
antisipasi 3
Jumlah 87

14
Lampiran 2
Estimasi Dana Seminar
No
. Uraian volume satuan jumlah
Honor narasumber
1              
  a dokter spesialis anak 1 org     Rp 750.000 Rp 750.000
  b dosen Stikes BUP 1 org     Rp 300.000 Rp 300.000
  c ahli gizi 1 org     Rp 300.000 Rp 300.000
Snack
2              
  a narasumber 3 org     Rp 15.000 Rp 45.000
  b tamu undangan 3 org     Rp 15.000 Rp 45.000
  c peserta 160 org     Rp 10.000 Rp 1.600.000
makan siang
3             Rp -
  a narasumber 3 org     Rp 30.000 Rp 90.000
  b tamu undangan 3 org     Rp 30.000 Rp 90.000
  c peserta 160 org       Rp -
perlengkapan
4             Rp -
  a MMT 3 m 2,5 m Rp 18.000 Rp 135.000
  b sewa kipas angin 4 bh       Rp -
  c sewa sound system 1 pkt       Rp -
  d jasa kebersihan 1 pkt     Rp 100.000 Rp 100.000
  e seminar kit 160 org       Rp -
  f doorprize 10 pkt     Rp 25.000 Rp 250.000
bahan makanan
  g (peraga) 1 pkt     Rp 200.000 Rp 200.000
  h vandel narasumber 3 pkt     Rp 100.000 Rp 300.000
transport tamu undangan
5     org       Rp -
dana presisi
6             Rp -
                 
                 
                Rp 3.955.000

15
Lampiran 3:
Rundown Acara Seminar
No Waktu Kegiatan
.
1 07.30 – Registrasi peserta
08.00
2 08.00 – Pembukaan acara
08.15 a. Pembukaan
b. sambutan Kades Winong

3 08.15 – Materi seminar sesi 1:


09.15 “Proses tumbuh kembang janin serta kebutuhan dasar ibu hamil”
Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T., M.Kes., M.Keb.

4 09.15 – Materi seminar sesi 2;


10.15 “Mengawal 1000 HPK menuju generasi hebat bebas stunting”
dr. Anzhar Ahlian, Sp.A.

5 10.15 – Materi seminar sesi 3:


11.15 “Kebutuhan gizi bagi ibu hamil, bayi dan balita serta memilih
menu yang tepat”
Ahli Gizi Puskesmas Pati 1

6 11.15 – Materi sesi 4:


12.15 “Stunting: Kebijakan dan Program Pencegahan”

7 12.15 – Pembagian doorprize


12.30
8 12.40 Penutupan

16
17

Anda mungkin juga menyukai