Anda di halaman 1dari 11

183

Journal of Business Administration Vol 1, No 2, September 2017, hlm. 183-193. e-ISSN:2548-9909

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN


INTERNAL PADA PROSEDUR PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN BARANG DI PT. UNISEM BATAM
Rusda Irawati 1), Ardhila Kamalita Satri2)
1) Prodi A d m i n i s t r a s i B i s n i s , Politeknik Negeri Batam, email: i r a @ p o l i b a t a m. a c . i d
2) Prodi A d m i n i s t r a s i B i s n i s , Politeknik Negeri Batam, email: ardhila1225@gmail.com

Abstract

This is a descriptive qualitative research that aims to find out about the internal control system at PT. Unisem
Batam. This study uses 10 speakers, for the election of speaker / researcher informants using purposive sampling
and snowball sampling. The data collection technique used is interview, documentation and observation.The
results obtained from this study is that implementation of the Internal Control System Acceptance Procedure and
Expending of Goods in PT. Unisem Batam have been effective, but still has weaknesses such as, there are a lot of
mistakes made as not undergo the procedure expenditures properly, still found fault placement of goods,
provision of part number, incorrecly data entry at the store, and the division of tasks is definitely on receiving
section

Keywords: Internal Control System, Acceptance Procedures, Expending Procedures of Goods, system,
procedure, inventory

Abstrak

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan sistem
pengendalian internal pada PT. UNISEM Batam. Penelitian ini menggunakan 10 narasumber, untuk
pemilihan narasumber/ informan peneliti menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling.
Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini ialah Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal pada Prosedur Penerimaan dan
Pengeluaran Barang di PT. UNISEM Batam sudah efektif, akan tetapi masih memiliki kelemahan, seperti
tidak menjalani prosedur pengeluaran barang dengan baik, masih ditemukannya kesalahan peletakan barang,
pemberian part number, peng-input-an sistem pada bagian store, dan tidak adanya pembagian tugas yang pasti
pada bagian receiving.

Kata Kunci: Sistem Pengendalian Internal, Prosedur Penerimaan barang, Prosedur Pengeluaran barang,
sistem, prosedur, persediaan

akan menjadi sumber informasi seperti


PENDAHULUAN transaksi kegiatan-kegiatan yang dijalankan
Kondisi dunia bisnis saat ini oleh perusahaan.
menuntut setiap perusahaan untuk bersaing Sistem pengendalian internal dapat
agar menjadi yang terdepan dan terbaik. menjadi strategi yang cocok untuk
Banyak proses yang harus dilalui agar mendukung sistem informasi akuntansi.
perusahaan tersebut dapat berjalan sesuai Pengendalian internal merupakan suatu
dengan yang diharapkan. Salah satunya adalah proses yang dipengaruhi oleh sumber daya
dengan memperhatikan sistem informasi manusia dan sistem teknologi informasi
akuntansi. Sistem informasi akuntansi yang dirancang untuk membantu organisasi
perusahaan bisa memberikan informasi yang mencapai suatu tujuan tertentu. Pengendalian
dibutuhkan, sehingga dapat memudahkan internal berfungsi untuk mengarahkan,
manajemen untuk mengevaluasi serta mengawasi dan mengukur sumber daya
mengambil keputusannya. Sistem informasi suatu organisasi (Hamel, 2013). Sistem
akuntansi berguna sebagai penyimpanan pengendalian internal dapat membantu
data yang dibutuhkan, lalu data tersebut meminimumkan atau mencegah terjadinya
184
Journal of Business Administration Volume 1, Nomor 2, September 2017, hlm. 183-193

kecurangan. Kecurangan terjadi karena penerimaan dan pengeluaran barang di


kurangnya pengawasan atas penyimpangan PT. UNISEM Batam.
yang dilakukan oleh manusia, sehingga dapat 2. Untuk menganalisis apakah
membuat perusahaan menjadi rugi. Hal ini lah pelaksanaan sistem penngendalian
yang menjadi salah satu faktor perusahaan internal pada prosedur penerimaan
untuk tetap mengawasi kegiatan yang sedang dan pengeluaran barang sudah
berjalan. Kegiatan tersebut kini dapat diawasi cukup efektif di PT. UNISEM
dengan mudah karena menggunakan sistem. Batam.
Sistem merupakan teknologi yang canggih Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
dan sistem tersebut memudahkan perusahaan adalah:
untuk mengendalikan prosedur yang telah 1. Manfaat Praktis
diatur. Hal tersebut dilakukan guna untuk a. Bagi perusahaan, diharapkan bisa
menjaga harta kekayaan perusahaan. menjadi sumber informasi dan masukan
Persediaan merupakan salah satu tambahan seputar sistem pengendalian
aktiva atau harta kekayaan perusahaan. internal sehingga dapat digunakan
Biasanya setiap barang persediaan sebagai bahan pertimbangan dalam
mempunyai ruangan penyimpanan tersendiri pengambilan keputusan.
atau bisa disebut gudang. Penerimaan dan 2. Manfaat Teoritis
pengeluaran persediaan berupa barang yang a. Bagi pembaca, dapat memberikan
akan disimpan di gudang tentu harus tambahan referensi bagi penelitian
diperhitungkan dengan teliti agar tidak terjadi selanjutnya.
kerugian. Penerimaan dan pengeluaran b. Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman
barang tentunya tidak boleh dilakukan baru dan pengetahuan atau wawasan
secara sembarangan, setiap perusahaan pasti tentang sistem pengendalian internal
memiliki prosedur tersendiri, salah satunya terhadap prosedur penerimaan dan
seperti prosedur penerimaan dan pengeluaran barang.
pengeluaran barang yang diterapkan di PT.
UNISEM Batam. PT. UNISEM adalah Kajian Literatur
perusahaan yang bergerak di bidang usaha
I.Pengendalian Internal
perakitan (Assembling), pengujian (Testing),
1. Pengertian Pengendalian Internal
dan pengemasan (Packing) IC. IC (Integrated
Menurut Hery yang dikutip oleh
Circuit) merupakan komponen yang dipakai
Amanda, Sondakh, dan Tangkuman, (2015)
sebagai otak elektronika seperti komputer,
pengendalian internal adalah seperangkat
handphone, TV dan sebagainya. Produk-
kebijakan dan prosedur untuk melindungi
produk yang dihasilkan PT. UNISEM dibuat
aktiva atau kekayaan perusahaan dari segala
berdasarkan pesanan dari pelanggan.
bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian
tersedianya informasi akuntansi perusahaan
ini adalah sebagai berikut:
yang akurat, serta memastikan bahwa semua
1. Bagaimanakah pelaksanaan sistem
ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang
pengendalian internal yang diterapkan
serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau
oleh PT. UNISEM Batam pada
dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh
prosedur penerimaan dan pengeluaran
karyawan perusahaan.
barang.
Menurut Jones dan Rama (2008)
2. Apakah pelaksanaan sistem
sistem pengendalian internal adalah suatu
pengendalian internal pada prosedur
proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi
penerimaan dan pengeluaran barang
entitas, manajemen dan personal lainnya, yang
sudah diterapkan secara efektif di PT.
dirancang untuk memberikan kepastian yang
UNISEM Batam.
beralasan terkain dengan pencapaian sasaran
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
katagori sebagai berikut: efektifitas dan
1. Untuk menganalisis dan memahami
efisiensi operasi, kedalaman laporan keuangan,
bagaimana pelaksanaan sistem
dan ketaatan kepada hukum dan peraturan
pengendalian internal pada prosedur
yang berlaku.
185
Rusda Irawati & Ardhila, Analisis Pelaksanaan sistem Pengendalian internal …

Comittee of Sponsoring Organization of the organisasi yang mempengaruhi kesadaran akan


Teadway Commision (COSO) di dalam pengendalian dari orang-orangnya.
Tampuboloh (2006) telah mengeluarkan Lingkungan pengendalian merupakan pondasi
definisi mengenai pengendalian internal. dari semua komponen pengedalian intern
Secara luas pengendalian internal didefinisikan lainnya yang menyediakan disiplin dan
sebagai proses yang dipengaruhi oleh dewan struktur.
entitas direksi, manajemen dan personel lain, Faktor yang membentuk lingkungan
yang dirancang untuk memberikan keyakinan pengendalian dalam suatu entitas di antaranya
memadai tentang pencapaian tujuan dalam adalah sebagai berikut:
kategori berikut: a. Integrasi dan nilai etika
1. Efektivitas dan efisiensi operasi b. Komitmen terhadap kompetensi
2. Keandalan pelaporan keuangan, dan c. Dewan direksi dan komite audit
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan d. Filosofi dan gaya operasi manajemen
yang berlaku e. Struktur organisasi
f. Penetapan wewenang dan tanggung
2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal jawab
Menurut Hall (2007) berbagai g. Kebijakan dan praktik sumberdaya
kebijakan, praktik dan prosedur yang manusia
diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai 2. Penilaian risiko (risk assestment)
empat tujuan umumnya: Penilaian risiko adalah identifikasi entitas dan
1. Menjaga aktiva perusahaan, Aktiva atau analisis terhadap risiko yang relevan untuk
harta perusahaan dapat dicuri atau mencapai tujuannya serta membentuk suatu
terjadinya penyelewengan sehingga dasar untuk menentukan bagaimana risiko
dibutuhkan sistem pengendalian yang harus di kelola.
memadai. 3. Aktivitas pengendalian (control activities)
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan
serta informasi akuntansi, Ketelitian dan prosedur yang membantu memastikan bahwa
keakuratan diperlukan untuk membantu arahan manajemen dilaksanakan. Secara
manajemen dalam kegiatan usaha. umum, aktivitas pengendalian terdiri dari hal-
3. Mendorong efisiensi dalam operasional hal sebagai berikut.
perusahaan, Sistem pengendalian internal a. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang
mencegah terjadinya pemborosan dan memadai
memilah-milah kegiatan bisnis yang tidak b. Pemisahan tugas
diperlukan. c. Desain dan penggunaan dokumen serta
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan catatan yang memadai
serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak- d. Penjagaan aset dan catatan yang
pihak manajemen, Pengendalian internal memadai
membantu perusahaan dalam melaksanakan e. Pemeriksaan independen atas kinerja
kebijakan dan prosedur yang telah 4. Informasi dan Komunikasi (information
ditetapkan sehingga perusahaan dapat and communication)
mencapai tujuan. Informasi adalah data yang sudah dikelola
yang digunakan untuk pengambilan keputusan
3. Komponen Pengendalian Internal dalam rangka penyelenggaraan tugas dan
Laporan COSO dan AU 319, fungsi organisasi.
Condiseration of Internal Control in the 5. Pengawasan (monitoring)
Financial Statement Audit (SAS 78) di dalam Pengawasan adalah proses penentuan kualitas
(Kell, Johnson, & Boynton, 2014) dan juga kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
dikutip oleh (Siwu, 2013) mengidentifikasi
lima komponen pengendalian internal yaitu : 4.Keterbatasan Pengendalian Internal
1. Lingkungan pengendalian (control Menurut Bastian (2007) tidak ada
environment) sistem pengendalian internal yang dapat
Lingkungan pengendalian (control menjamin administrasi yang efisien,
environment) menetapkan suasana dari suatu kelengkapan, dan keakuratan pencatatan.
186
Journal of Business Administration Volume 1, Nomor 2, September 2017, hlm. 183-193

Setiap sistem pengendalian internal memiliki


keterbatasan seperti: II. Konsep Dasar Sistem dan Prosedur
1. Pengendalian internal yang bergantung Penerimaan dan Pengeluaran Barang
pada pemisahan tugas dapat dihindari 1.Pengertian Sistem dan Prosedur
dengan kolusi Pengertian sistem dan prosedur tidak dapat
2. Otoritas dapat diabaikan oleh seseorang dipisahkan, karena sistem sendiri terdiri dari
yang mempunyai kedudukan tertentu atau prosedur-prosedur yang berkaitan. Pengertian
oleh pengelola prosedur dan sistem (Wahyuni, 2013) ialah :
3. Personel keliru dalam memahami perintah 1. Sistem adalah suatu kerangka dari
karena kelalaian, tidak perhatian, maupun prosedur–prosedur yang saling
kelelahan. berhubungan yang disusun dengan suatu
Ciri-ciri sistem pengendalian internal yang skema yang menyeluruh, untuk
baik menurut Bastian (2007) : melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi
1. Independen dalam prosedur pemrosesan utama dari perusahaan.
2. Harus ada kolusi untuk melewatinya 2. Prosedur adalah suatu urut–urutan
3. Dilakukan oleh personel dengan senioritas pekerjaan, karena biasanya melibatkan
yang memadai beberapa orang dalam satu bagian atau
4. Dilakukan secara tepat waktu lebih, disusun untuk menjamin adanya
perlakuan yang seragam terhadap
5. Pengujian atas Pengendalian internal transaksi–transaksi perusahaan yang
(Test of Control) sering terjadi.
Pengujian atas pengendalian internal 3. Prosedur penerimaan barang merupakan
bertujuan untuk mengetahui keefektifan prosedur sejak diterimanya semua barang
oprasional pengendalian pada perusahaan. yang dibeli perusahaan sampai dengan
Ada empat prosedur dalam pengujian dibuatnya dokumen laporan penerimaan
pengendalian internal (Arens, Elder, & barang oleh bagian penerimaan barang.
Beasley, 2012) yaitu : 4. Prosedur pengeluaran barang merupakan
1. Make inquiries of Appropriate Client prosedur yang dimulai dari keluarnya
Personnel barang oleh bagian gudang sesuai dengan
Meskipun tanya jawab umumnya bukan surat perintah pengiriman kemudian
merupakan sumber bukti kuat mengenai barang–barang diserahkan ke bagian
keefektifan operasi pengendalian, namun pengiriman untuk dibungkus dan
termasuk bentuk bahan bukti yang pantas. dikirimkan ke pembeli.
2. Examine Documents, Record, and Report 2.Hubungan Antara Sistem Pengendalian
Banyak kegiatan dan prosedur yang Internal dengan Penerimaan dan
berkaitan dengan pengendalian meninggalkan Pengeluaran Barang
jejak audit documenter yang jelas. Dokumen, Menurut Wahyuni (2013) di mana
catatan, dan laporan yang lengkap memberikan efisiensi dan efektifitas merupakan salah satu
bahan bukti mengenai adanya pengendalian. kriteria yang digunakan dalam menilai prestasi
3. Observe Control – Related Activities kerja dari suatu pusat pertanggung jawaban.
Jenis aktivitas yang berkaitan dengan Bila tingkat pengeluaran dari unit kerja tidak
pengendalian lainnya tidak meninggalkan jejak mencukupi sasaran yang telah ditetapkan
bahan bukti. Untuk pengendalian yang tidak sebagai kontribusi dari unit kerjanya, maka
meninggalkan bahan bukti documenter, auditor dapat dikatakaan bahwa unit kerja tersebut
biasanya mengamati pelaksanaan aktivitas tidak atau kurang efektif. Struktur
tersebut. pengendalian intern penerimaan dan
4. Reperform Client Procedures pengeluaran barang berperan penting dalam
Ada juga aktivitas yang berkaitan dengan menilai efisiensi dan efektifitas pengelolaan
pengendalian yang mempunyai dokumen dan barang, karena di dalamnya terdapat prosedur-
catatan tetapi isinya tidak mencukupi prosedur dan prinsip-prinsip struktur
kepentingan auditor dalam menentukan apakah pengendalian intern yang ada, kemungkinan-
pengendalian berjalan dengan efektif. Jadi, kemungkinan adanya tindakan penyelewengan
dilakukan reperform client procedures. dan penyalahgunaan barang akan dapat
187
Rusda Irawati & Ardhila, Analisis Pelaksanaan sistem Pengendalian internal …

dihindari. Selain itu struktur pengendalian Selain itu peneliti juga melakukan
intern data mengefektifkan perusahaan di mana pengamatan atau observasi pada kegiatan
ketika perusahaan membutuhkan barang untuk sistem pengendalian internal terhadap
memenuhi kebutuhan kegiatan operasional prosedur penerimaan dan pengeluaran
perusahaan selalu tersedia, maka perusahaan barang pada PT. UNISEM Batam.
akan lebih efektif di dalam pengelolaan Informan yang diwawancarai untuk
barang. Apabila prosedur-prosedur dan mendapatkan informasi berjumlah 10 orang.
prinsip-prinsip yang kurang tepat dalam Adapun yang akan menjadi informan
struktur pengendalian intern penerimaan dan penelitian ini adalah satu manajer, dua
pengeluaran barang akan dapat diperbaiki. supervisor, dan staff pada departemen yang
Berdasarkan teori yang dibahas berhubungan langsung dengan prosedur
sebelumnya, maka dapat digambarkan penerimaan dan pengeluaran barang.
kerangka pemikiran sebagai berikut : Pengambilan sampel yang digunakan bersifat
non-probability sampling yaitu teknik
Analisis pelaksanaan sistem pengendalian internal purposive sampling dan snowball sampling.
terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran barang Purposive sampling adalah teknik
pada PT. UNISEM Batam
pengambilan sampel di mana sumber datanya
didasarkan dengan pertimbangan tertentu dan
Menganalisis prosedur penerimaan dan pengeluaran snowball sampling adalah teknik pengambilan
barang, bukti-bukti transaksi berupa dokumen, struktur sampel dengan sumber data yang pada
organisasi yang berkaitan dengan penerimaan dan
pengeluaran barang.Keefektifan prosedur penerimaan
awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi
dan pengeluaran barang besar (Sugiyono, 2015).
Pertimbangan yang digunakan untuk memilih
informan adalah informan yang dianggap
Identifikasi masalah,Temuan, solusi paling tahu atau mengerti tentang prosedur
penerimaan dan pengeluaran barang pada PT.
Gambar.1.Kerangka Pemikiran UNISEM.
Disadur dari Wahyuni (2013)
Tabel.1. Informan
Metode Penelitian No Informan Jumlah/Orang
Penelitian ini menggunakan metode 1 Manajer 1
deskriptif kualitatif di mana tidak 2 Staff Receiving 3
menggunakan angka tetapi berdasarkan fakta- 3 Supervisor 1
fakta yang didapat dari PT. UNISEM Batam. Store
Objek penelitian meliputi Analisis 4 Staff Store 4
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal
5 Jumlah 10
pada Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Informan
Barang di PT. UNISEM Batam. Sedangkan
jenis dan sumber data pada penelitian ini
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan
adalah :
adalah:
a. Data Primer
1. Wawancara (Interview)
Data yang didapat secara langsung antara
Teknik wawancara dilakukan dengan
lain dengan melakukan wawancara ke pihak
menyiapkan beberapa daftar pertanyaan untuk
yang bersangkutan yaitu manajer
diajukan kepada calon narasumber yang telah
oprasional, supervisor, dan karyawan yang
dipilih sebelumnya.
berkaitan dengan proses penerimaan dan
2. Observasi
pengeluaran barang pada PT. UNISEM
Observasi merupakan teknik pengumpulan
Batam.
data dengan melakukan pengamatan langsung
b. Data Sekunder
kepada objek yang diteliti. Peneliti mengamati
Data yang didapat secara tidak langsung
kegiatan yang mencakup bukti kelengkapan
yaitu dengan mengumpulkan dokumen-
dokumen, peran sumber daya manusia dalam
dokumen yang berkaitan seperti struktur
pelaksanaan tugas, prosedur penerimaan dan
organisasi, flowchart, SOP, bukti
pengeluaran barang.
penerimaan, dan pengeluaran barang.
188
Journal of Business Administration Volume 1, Nomor 2, September 2017, hlm. 183-193

receiving. Selain itu prosedur penerimaan


3. Dokumentasi barang memudahkan staff untuk bertindak
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang dalam menangani penerimaan barang. Adapun
sudah berlalu, Dokumen bisa berbentuk prosedur penerimaan barang pada PT.
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental UNISEM ialah :
dari seseorang. Dokumentasi juga 1. General Cargo Shipment
mengumpulkan bukti-bukti nyata seperti Prosedur penerimaan kargo yang berasal dari
flowchart, bukti penerimaan dan pengeluaran dalam maupun luar negeri.
barang. a. Kargo luar negeri
Sesuai dengan pendapat Bogdan dalam Agen luar negri diminta untuk
Sugiyono (2015) tentang analisis kualitatif, mengirimkan status barang yang
analisis data kualitatif adalah proses mencari diimpor melalui fax atau email setiap
dan menyusun secara sistematis data yang hari yang berisi nama pemasok, PO
diperoleh dari hasil wawancara, catatan number, deskripsi bahan, berat (kg),
lapangan, dan bahan-bahan lain. Sehingga jumlah kemasan, volume (m3) dll.
dapat dapat mudah dipahami, dan temuannya b. Agen lokal akan langsung
dapat diinformasikan kepada orang lain. menyampaikan kargo dan dokumen ke
Analisis data dilakukan dengan PT. UNISEM
mengorganisasikan data, menjabarkan ke c. Setelah tiba di pabrik, bagian receiving
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun akan memeriksa dokumen yang
ke dalam pola, memilih mana yang penting bersangkutan. Pembongkaran dari truk
dan yang akan dipelajari, dan membuat diharuskan menggunakan forklift secara
kesimpulan yang dapat diceritakan kepada hati-hati dan ditempatkan di ruangan
orang lain. Berikut tahap-tahap analisis yang khusus penerimaan. Selanjutnya bagian
dilakukan : receiving akan memeriksa secara fisik
a. Peneliti merumuskan masalah untuk kondisi kemasan, jika dianggap sesuai
menemukan masalah yang terjadi. maka bagian receiving akan
b. Peneliti melakukan pengamatan terhadap menandatangani DO (Delivery Order) di
dokumen yang bersangkutan. atas prangko. Satu set salinan diberikan
c. Peneliti melakukan wawancara kepada kepada agen pengiriman, set lain untuk
pihak-pihak yang dianggap layak dan distribusi ke user, akuntansi, dan
bersangkutan untuk menjadi informan. diberkaskan.
d. Membandingkan hasil wawancara dengan d. Setelah selesai dengan pembongkaran
landasan teori kemudian mengidentifikasi cargo, maka bagian receiving harus
kekurangan dan kelemahan yang sedang memisahkan barang untuk pemeriksaan
terjadi. IQA. Barang yang tidak perlu di buy off
e. Memberi rekomendasi perbaikan atas tetap berada di tempat. Cargo dapat
temuan masalah. ditempatkan di atas pallet.
2. Batam local Vendor
Hasil dan Pembahasan Prosedur penerimaan barang atau spare- part
1.Prosedur penerimaan Barang yang berasal dari vendor Batam.
Adanya prosedur penerimaan barang a. Bagian receiving harus memeriksa
ini dimaksud untuk mengetahui semua produk setiap item dan mencocokkan dengan
dan spare part yang dibeli oleh perusahaan, delivery order.
apakah diterima sesuai pesanan atau tidak. b. Bagian receiving harus memverifikasi
Prosedur penerimaan barang berguna untuk dokumen PO melalui sistem sebelum
memastikan kualitas barang yang diterima. diakui penerimannya.
Barang yang diterima melalui bagian
189
Rusda Irawati & Ardhila, Analisis Pelaksanaan sistem Pengendalian internal …

baru

Pemeriksaan
Discrepancy
P/O

Ok

c. Bagian receiving harus melapor jika


ditemukan kejanggalan.
d. Bagian receiving menolak pengiriman QA Buy-off update

jika pengiriman tersebut tidak berserta


dengan dokumen yang dimaksud On Hold Area Dikembalikan Scrub
Store
(PO), setelah jam kerja, dan di hari
libur kecuali telah disetujui secara
tertulis. Gambar.2. Flowchart Penerimaan Barang
e. Untuk item tertentu ( funiture, spare Sumber : PT UNISEM
part, tools, dll) bagian receiving harus
menginformasikan kepada user untuk Berdasarkan gambar 2 di atas dapat
melakukan buy off sebelum barang dijelaskan bahwa :
tersebut diakui statusnya. a. Barang atau spare part yang baru
f. Untuk barang reject bagian receiving datang harus dicocokkan terlebih
akan mengembalikan barang ke dahulu dengan dokumen PO
vendor setelah ada keputusan final (Purchase Order).
dari bagian purchasing. b. Jika cocok dengan PO maka
g. Bagian receiving memasukan selanjutnya staff membuatkan
transaksi item (PO) ke dalam sistem dokumen material received.
dan GRN akan keluar lalu dicetak. c. Barang atau spare part yang sudah
h. Untuk non store material saat barang dibuatkan dokumennya akan
tiba maka petugas yang bertanggung memasuki tahap QA buy off (Quality
jawab mengimput ke dalam sistem. Assurance) untuk diperiksa apakah
Sistem akan mengeluarkan barang tersebut dapat digunakan.
pemberitahuan dan dikirimkan email Tetapi ada juga barang yang tidak
ke user untuk mengambil barang ke harus melewati tahap buy off,
receiving. contohnya seperti peralatan stationary
i. Bagian receiving me-record semua dan bahan untuk packing. Barang
GRN setelah dicatat ke log book, tanpa buy off akan langsung
kemudian diserahkan kepada ditempatkan di store dan menjadi
departemen akuntansi agar diakui stock barang.
sebagai tagihan. d. Barang reject yang didapat pada saat
j. GRN akan didistribusikan kepada buy off akan dipisahkan dan di periksa
store, engineering/ incoming/ kembali. Jika rejectnya masih dapat
requestor, finance, dan receiving. diperbaiki dan digunakan maka akan
Prosedur penerimaan barang ini dapat dilakukan buy off kembali.
dilihat pada Flow chart di gambar 2 berikut e. Discrepancy yang biasa terjadi yaitu
ini. ketidaksesuaian antara dokumen
barang yang diterima dan barang yang
masuk masa kadaluarsa.
f. Discrepancy pada dokumen dan
barang akan diperbaiki terlebih
dahulu, lalu dokumen dan barang
tersebut dapat diproses ke tahap
190
Journal of Business Administration Volume 1, Nomor 2, September 2017, hlm. 183-193

selanjutnya. Barang yang tidak sesuai b. Requestor memproses computer auto


dengan pesanan akan dikembalikan pada issue, selanjutnya sistem akan
vendor dan barang yang kadaluarsa akan memberikan nomor pengambilan .
dijual atau dihancurkan. c. Store clerk menyiapkan material yang
dibutuhkan kemudian update inventory
2.Prosedur Pengeluaran Barang status
Adanya prosedur pengeluaran ini d. Material disiapkan dan diperiksa sebelum
dimaksud untuk mengetahui semua jenis barang dipindahkan ke area kitting, Label di
atau material yang dikeluarkan oleh bagian store dalam dan di luar box harus cocok dengan
sebagai kegiatan operasional. Barang atau request form. Jika tidak ada original tray/
material yang keluar dari store merupakan box karena partial request, material harus
permintaan dari bagian produksi. Sebelum disimpan di dalam box tertentu dengan
barang atau material tersebut dikeluarkan maka label khusus dan dipisahkan (jika ada 2
ada prosedur permintaan yang harus dilakukan, part number atau lebih dalam 1 box)
baru prosedur pengeluaran dapat dijalankan. untuk menghindari tercampur dan salah
Berikut merupakan prosedur permintaan dan issue.
pengeluaran barang : e. Pemohon akan memeriksa material yang
1. Prosedur Permintaan Barang atau Material diterima dan menanda-tangani RMI
a. Requestor men-submit Online request (Request Material Issue)
ketika butuh material dari store. Agar lebih jelas lagi kita dapat memperhatikan
b. Store akan mengacu kepada Issue ID flow chart pada gambar 3 di bawah ini :
yang tampil pada screen “Window for
checking “ untuk menyiapkan material
c. Requestor kemudian datang ke store
untuk mengambil material yang di-
request kemudian membubuhi tanda
tangan pada dokumen pengambilan
sebagai bukti material telah diterima.
d. Dalam hal system mengalami problem/
Malfunction maka sementara waktu
requestor bisa menggunakan store
request slip/ manual request untuk
request material dari store.
e. Store Withdrawal Slip (SWS) diserahkan
ke store setelah disetujui oleh orang yang
dikuasakan.
f. Store withdrawl Slip harus di-approve
oleh Supervisor setara atau yang di
atasnya, namun demikian jika dianggap Gambar.3 Prosedur Pengeluaran Barang
perlu maka store withdrawal slip mesti di Sumber : PT UNISEM
approve oleh department manager.
g. Requestor mensubmit Online request ke Dari gambar flow chart 3. di atas dapat
store jika system sudah kembali normal, dijelaskan sebagai berikut :
dan store withdrawal bisa diambil balik a. Bagian produksi melakukan permintaan
requestor. barang secara online dengan
h. Store supervisor harus mengupdate ke menggunakan sistem yang telah
system pada hari berikutnya jika system disediakan.
problem lebih dari 1 shift b. Bagian produksi memeriksa jumlah stock
2. Prosedur Pengeluaran Barang barang yang tersedia, jika tersedia barang
a. Production Control personil harus tersebut dapat di-request dengan
membuat dan mencetak PT (process memasukkan ID user, jika permintaan
traveler) sesuai dengan persyaratan die berhasil maka user akan mendapatkan
loading. issue ID.
191
Rusda Irawati & Ardhila, Analisis Pelaksanaan sistem Pengendalian internal …

c. Jika stock barang tidak tersedia maka penyebab dari permasalahan yang dihadapi ialah
barang tersebut tidak dapat di-request. :
d. User memberikan issue ID tersebut 1. Pada awalnya staff pada bagian store
kepada staff store untuk disesuaikan memberi izin kepada user untuk mengambil
dengan permintaanya. barang atau material yang dibutuhkan
e. Setelah disesuaikan maka staff store akan terlebih dahulu tanpa melakukan request
mencetak sebagai bukti pengeluaran online, hal ini menjadi sebuah kebiasaan
barang. karena dipermudahnya dalam pengambilan
f. Barang dapat diambil setelah barang.
menandatangani bukti lembaran. 2. Sebab tidak adanya pembagian tugas ini
Fotocopy lembaran dapat dibawa oleh untuk mendorong agar setiap staff dapat
user sebagai bukti pengambilan. menghandle semua pekerjaan receiving
tetapi kebijakan tersebut terkadang disalah
gunakan.
3. Penyebab terjadinya kesalahan dalam meng-
3. Permasalahan input data, meletakkan barang pada lokasi,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dan menempelkan part number pada barang
penulis pada PT UNISEM, terdapat beberapa ialah karena kurangnya ketelitian dan rasa
masalah pada pelaksanaan sistem pengendalian tanggung jawab terhadap tugas yang
internal sebagai kelangsungan aktivitas diberikan.
operasional perusahaan. Adapun masalah yang 4. Selain itu faktor umur yang sudah lanjut
dihadapi oleh perusahaan yaitu: menjadi penghalang dalam bekerja karena
1. Ketidaksesuaian antara kebijakan dengan sudah tidak dapat bekerja secara produktif.
praktik sumber daya manusia. Dapat
diketahui pengeluaran barang harus sesuai 5. Akibat Masalah
dengan prosedur sebagai kebijakan yang Ketidaksesuaian pengendalian internal
telah ditetapkan oleh perusahaan tetapi menyebabkan masalah dan memiliki akibatnya
penulis menemukan bahwa prosedur tersebut tersendiri. Berikut merupakan akibat dari
terkadang tidak dijalankan. User dapat permasalahan yang terjadi:
langsung mengambil barang atau material 1. Akibat yang terjadi karena ketidaksesuaian
pada store tanpa melakukan request online kebijakan dengan praktik sumber daya
terlebih dahulu. manusia ialah terjadinya selisih antara
2. Tidak adanya pemisahan tugas pada bagian jumlah barang yang sebenarnya dengan
receiving. Pemisahan tugas merupakan jumlah barang pada sistem. User yang
bagian dari aktivitas pengendalian. Staff pada mengambil barang tanpa melalui prosedur
bagian receiving dapat mengerjakan semua terlebih dahulu terkadang lupa untuk
pekerjaan seperti menerima barang, menginformasikan kepada staff store bahwa
memisahkan, meng-input data, dan ia telah mengambil barang, sehingga staff
mengantarkan barang. store sering mengalami kesulitan untuk
3. Terdapat kesalahan yang dilakukan bagian mencari penyebab selisihnya barang. Hal
store dalam meng-input data lokasi barang, seperti ini terjadi karena user kurang peduli
memberikan part number pada barang, dan terhadap prosedur dan kebijakan yang telah
menempatkan barang sesuai lokasi yang dibuat, serta kelalaian staff store yang ingin
telah ditentukan. membantu mempermudah user.
2. Akibat tidak adanya pemisahan tugas ialah
4. Sebab Masalah terjadi kecurangan pembagian tugas. Ada
Pelaksanaan sistem pengendalian internal staff yang bekerja dan ada juga yang tidak
sangat penting di dalam prosedur penerimaan bekerja karena merasa pekerjaannya telah
dan pengeluaran barang agar operasionalnya dikerjakan oleh orang lain, dengan demikian
dapat berjalan dengan lancar dan sesuai. aktivitas pengendalian tidak berjalan dengan
Pengendalin internal diterapkan untuk baik.
membantu dalam mengurangi segala kecurangan 3. Akibat dari salah peng-input-an ialah
dan penyelewengan yang terjadi. Adapun terjadinya ketidakcocokan data dalam sistem
192
Journal of Business Administration Volume 1, Nomor 2, September 2017, hlm. 183-193

dengan jumlah barang yang tersedia. kan dilakukan berkali kali sampai benar-
Kesalahan saat menempelkan part number benar merasa yakin tidak ada lagi kesalahan.
pada barang dan peletakan lokasi barang
akan menyebabkan kekeliruan dalam
Simpulan dan Saran
mencari barang, sehingga memakan waktu
lama untuk mencari barang yang diinginkan. Simpulan
Apabila barang tersebut merupakan barang
Berdasarkan uraian dan pembahasan
urgent dari bagian produksi maka akan
tentang Analisis Sistem Pengendalian Internal
merugikan pihak produksi dari segi waktu.
pada Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran
Selain itu bagian produksi memiliki target
Barang di PT UNISEM Batam, penulis
pembuatan IC dalam sehari yang harus
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
diselesaikan.
1. Terdapat tiga point permasalahan yang
menyebabkan ketidaksesuaian sistem
6. Analisis Masalah
pengendalian internal. Pertama,
Adapun analisis masalah yang terkait
ketidaksesuaian antara kebijakan dengan
dengan prosedur penerimaan dan pengeluaran
praktik sumber daya manusia. Kedua, tidak
barang serta alternatif untuk PT UNISEM ialah
adanya pemisahan tugas yang pasti pada
:
bagian receiving. Ketiga ialah ditemukannya
1. Seharusnya pihak store tidak memberi izin
ketidaksesuaian yang dilakukan bagian store
kepada user untuk mengambil barang tanpa
dalam meng-input data lokasi barang,
melalui prosedur terlebih dahulu.
memberikan part number pada barang, dan
2. Seharusnya bagian receiving memiliki
menempatkan barang sesuai lokasi yang telah
pembagian tugas yang terjadwalkan agar
ditentukan.
setiap staff memiliki beban kerja yang sesuai
2. Dalam pembahasan prosedur penerimaan
dan tanggung jawab untuk mengerjakannya.
barang menunjukkan bahwa : Pelaksanaan
3. Seharusnya peng-input-an data dan
Sistem Pengendalian Internal pada Prosedur
penempelan part number dilakukan oleh staff
Penerimaan dan Pengeluaran Barang di PT
yang dapat bekerja dengan produktif dan
UNISEM sudah efektif, akan tetapi kurang
bertanggung jawab.
efisien karena masih terdapat kelemahan
seperti tidak menjalani prosedur pengeluaran
7. Pemecahan masalah
barang dengan baik, masih ditemukannya
Adapun pemecahan masalah yang dapat
kesalahan peletakan barang, pemberian part
diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut:
number, peng-input-an sistem pada bagian
1. Pada prosedur pengeluaran barang sebaiknya
store, dan tidak adanya pembagian tugas yang
staff store mempertegas dan membuat
pasti pada bagian receiving sehingga
larangan masuk store untuk user. Larangan
terjadinya rangkap kerja.
selain staff store akan sangat membantu
menjaga keamanan barang serta membantu
Saran
mengurangi terjadinya selisih barang. Selain
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis
itu ada baiknya jika ruangan IDM store juga
agar perusahaan dapat mengatasi permasalahan
dipasangkan CCTV untuk keamanan extra.
yang berkaitan dengan sistem pengendalian
2. Pembagian tugas pada bagian receiving
internal ialah :
sebaiknya diadakan agar staff dapat memiliki
1. Untuk melaksanakan kebijakan keamanan
beban kerja yang sesuai dan adanya
persediaan barang ada baiknya bagian store
pembagian tugas dapat menghindari rasa iri
mempertegas kepada semua user agar tidak
hati.
mengambil barang sendiri apalagi tanpa
3. Kesalahan yang sering terjadi seperti salah
sepengetahuan bagian store, dan selain itu
meng-input, meletakkan lokasi barang, dan
larangan masuk dan keluar dari bagian store
menempelkan part number sebaiknya
juga diberlakukan. Selain itu ada baiknya
dilakukan penge-check-kan ulang sampai
pemasangan CCTV pada ruangan IDM store
pasti. Jika double check saja masih tetap
yang bertujuan untuk menjaga keamanan aset
ditemukan kesalahan sebaiknya pengecheck-
perusahaan.
193
Rusda Irawati & Ardhila, Analisis Pelaksanaan sistem Pengendalian internal …

2. Agar bagian receiving memiliki beban kerja Siwu, F. M. (2013). . Evaluasi Penerapan Sistem
yang seimbang sebaiknya jika setiap hari Pengendalian Intern atas Prosedur
dibuatkan jadwal yang berbeda secara Penerimaan dan Pengembalian Barang
bergantian. Semua staff tetap bisa menangani Jaminan Pada PT. Pegadaian (Persero)
semua pekerjaan dan beban kerja yang Unit Pelayanan Cabang Kalawat. Jurnal
diterima pun tetap adil. EMBA, 1(4), 1708-1709.
3. Sebaiknya pemeriksaan part number, lokasi
penempatan barang, dan peng-input-an Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
barang dilakukan sampai merasa pasti dan Manajemen. Bandung: Alfabeta.
dikerjakan oleh lebih dari satu orang agar
dapat mengurangi kesalahan. Tampubolon, R. (2006). Risk and System-Based
Internal Audit. Jakarta: PT Elex Media
Komputido.
Daftar Rujukan
Wahyuni, S. (2013). Pelaksanaan Sistem
Pengendalian Intern Terehadap
Adewale, O. H. (2014). Internal Control System:
Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran
a Managerial. Eropean Scintific
Barang pada UD. Dwi Jaya Sentosa
Journal.
Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Akutansi,
2(3).
Amanda, C., Sondakh, J. J., & Tangkuman, S. J.
(2015). Analisis Efektifitas Sistem
Pengendalian Internal Atas Persediaan
Barang Dagang Pada Grand Hardware
Manado. Jurnal EMBA, 3(3), 786.

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S.


(2012). Auditing and Assurance
Services. New Jersey: Pearson.

Bastian, I. (2007). Akutansi Yayasan dan


Lembaga Publik . Jakarta: Erlangga.

En, T. K., & Suryandi, F. A. (2011). Peranan


Sistem Informasi Akuntansi Terhadap
Pengendalian Intern Aktivitas. Akurat
Jurnal Ilmiah Akutansi, 2(6).

Hall, J. A. (2007). Sistem Informasi Akutansi


(Vol. 1). Jakarta: Salemba empat.

Hamel, G. (2013). Evaluasi Sistem pengendalian


Intern terhadap piutang. Jurnal EMBA,
1(3), 275.

Jones, F. L., & Rama, D. V. (2008). Sistem


informasi akutansi. Jakarta: Salemba
Empat.

Kell, W. G., Johnson, R. N., & Boynton, W.


(2014). Modern Auditing. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai