Anda di halaman 1dari 17

Tugas Mini Riset

MK. EKOLOGI HEWAN DAN


TUMBUHAN

PRODI S1 P. IPA- FMIPA

Skor Nilai

ANALISIS VEGETASI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Dosen Pengampu: Wina Dyah Puspitasari, M.Si.

DISUSUN OLEH:
Kelompok III
Intana Juwita Sari Siregar (4193151007)
Laurensia Romaria Sinaga (4193351020)
Lulu Trisnawati (4191151005)
Rafiqa Nurhidayah Hasibuan (4191151006)
Ranisa (4191151018)
Widya Amelia Triana Manalu (4193351021)

Mata Kuliah : EKOLOGI HEWAN DAN TUMBUHAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM / BIOLOGI


FMIPA – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
April, 2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami sanggup menyelesaikan Mini
Riset tentang materi Perhitungan Analisis Vegetasi ini semaksimal mungkin.
Adapun maksud kami menyusun Mini Riset ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan dan Hewan yang telah di amanahkan kepada kami.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Wina Dyah Puspitasari,
M.Si. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan dan Hewan ini.
Kami menyadari bahwa Mini Riset ini tentu saja tidak lepas dari banyaknya
kesalahan dan kekurangan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang kami
miliki.
Oleh sebab itu, kami membutuhkan masukan dan kritik yang bersifat
membangun yang berasal dari semua pihak, demi perbaikan kedepan. Kami
berharap Mini Riset ini bermanfaat untuk kita semua.

Medan, 25 Maret 2020


Penyusun

Kelompok III

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi permasalahan yang dibahas 4

B. Tujuan 4

C. Manfaat 4
BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
A. PermasalahanUmum 5

B. Identifikasi Permasalahan 5

BAB III HASIL/ SOLUSI DAN PEMBAHASAN


A. Hasil/Solusi dan Pembahasan Permasalahan 8
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 16
DAFTAR PUSTAKA 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi permasalahan/isu yang di bahas


Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi
vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur
struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk
keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk
menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan
analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi
suatu komunitas tumbuhan.
Salah satu dari metode dalam menganaliasi vegetasi adalah metode plot. Plot
merupakan suatu prosedur yang umum digunakan untuk sampling berbagai tipe
organisme. Plot berbentuk persegi ataupun lingkaran. Metode plot termasuk metode
yang mudah dan sangat sederhana untuk dilakukan. Pada makalah ini akan dibahas
tentang hasil analisis vegetasi dan sampling dengan menggunakan metode plot
yang telah dilakukan di kawasan Universitas Negeri Medan.
B. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana perhitungan analisis vegetasi.
2. Mengetahui hasil analisis data vegetasi dari hasil sampling yang dilakukan di
kawasan Unimed
3. Memberikan pengetahuan tentang teknik sampling tumbuhan dengan
menggunakan metode plot.
C. Manfaat
1. Bagi penulis makalah ini memberikan manfaat yang sangat besar, karena
dengan adanya penyusunan makalah mengenai perhitungan Analisis
vegetasi.
2. Bagi pembaca khususnya para Mahasiswa/i, makalah ini dapat memberikan
wawasan mengenai hasil data vegetasi dan hasil sampling yang dilakukan di
kawasan Universitas Negeri Medan.

4
BAB II

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

A. Permasalahan Umum

Permasalahan umum yang sering terjadi dalam analisis vegetasi adalah


pembuatan kuadrat (petak contoh) dilapangan, ada metode sampling yang disebut
teknik sampling tanpa petak. Contohnya yaitu plotless sampling technique . Metode
ini pada dasarnya memanfaatkan pengukuran jarak antara individu tumbuhan atau
jarak dari pohon yang di pilih secara acak terhadap individu-individu tumbuhan yang
terdekat dengan asumsi individu tumbuhan menyebar secara acak. Dengan
demikian disamping metode ini akan menghemat waktu karena tidak memerlukan
pembuatan petak contoh di lapangan, kesalahan sampling dalam proses
pembuatan petak contoh dan penentuan individu tumbuhan berada di dalam atau di
luar kuadrat dapat dikurangi. Paling sedikit terdapat empat macam metode tanpa
petak contoh yang berdasarkan satuan contoh berupa titik yang penempatannya
di lapangan biasa secara acak atau sistematik.

B. Identifikasi Permasalahan

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh – tumbuhan, biasanya terdiri dari


beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga
merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.

Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai
keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan
vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan
merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan
keadaan habitatnya. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan
dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan:

1. Mempelajari tegakan hutan, yaitu pohon dan permudaannya.

5
2. Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah
suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali permudaan
pohon hutan, padang rumput atau alang-alang dan vegetasi semak belukar.

Dari segi ekologis pengambilan sampling hanya mungkin digunakan apabila


lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan tanaman.
Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat dipakai
“systematic sampling”, bahkan “purposive sampling” pun boleh digunakan pada
keadaan tertentu. Karena titik berat analisis vegetasi terletak pada komposisi
spesies, maka dalam menetapkan besarnya atau banyaknya petak-petak sampling
perlu digunakan suatu kurva (lengkung) spesiesnya. Kurva spesies tersebut
diperlukan untuk:

1. Luas atau besar minimum suatu petak atau plot yang dapat mewakili tegakan.

2. Jumlah minimal petak-petak sampling kecil atau plot plotyang diperlukan agar
hasilnya mewakili tegakan.

Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan analisis vegetasi?

2. Bagaimana cara perhitungan analisis vegetasi?

3. Apa yang dimaksud metode sampling dalam analisis vegetasi

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan


bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi
hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling,
artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat
tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak
contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.
Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis
yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar
individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau
pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan
jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat mewakili
komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik.

6
Struktur masyarakat hutan dapat dipelajari dengan mengetahui sejumlah
karakteristik tertentu diantaranya, kepadatan, frekuensi, dominansi dan nilai penting.
Dalam analisis ini kami selaku praktikan melakukan metode kuadrat.

Dalam melakukan penelitian,informasi dan pencapaian yang kami peroleh


dibantu dengan data setiap kelompok yang melakukan praktikum, dan motode yg
kami lakukan adalah metode kuadrat. Dalam setiap data yang kami kumpulkan
tertera setiap plot dan tanaman apa saja yang ada didalam setiap plot atau petakan.
Dari keseluruhan data akan kami hitung kerapatan, frekuensi, dominansi,dan nilai
penting.

Dalam proses pelaksanaan para peneliti menggunakan metode penelitian


kuadrat untuk menganalisis vegetasi di kawasan Universitan Negeri Medan.  Metode
kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh  (plotless)
metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tihang,
contohnya vegetasi hutan. Apabila diameter tersebut lebih besar atau sama dengan
20 cm maka disebut pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm maka
disebut pole (tihang), dan jika tinggi pohon 2,5 m sampai diameter 10 cm disebut
saling atau belta ( pancang ) dan mulai anakan sampai pohaon setinggi 2,5 meter
disebut seedling ( anakan/semai ).

            Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui


komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini mudah dan lebih
cepat digunanakan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon dan menksir
volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena
tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa
titik.  Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk
melakukan analisa dengan melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan
waktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk
hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat pada individu
tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana sifat – sifatnya bila di analisa
akan menolong dalam menentukan struktur komunitas. Sistem Analisis dengan
metode kuadrat yaitu kerapatan, frekuensi, dominansi, dan INP (Indeks Nilai
Penting)

7
BAB III

HASIL/SOLUSI DAN PEMBAHASAN

Analisis Vegetasi: Kurva Spesies Area adalah langkah awal yang digunakan
untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat).
Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta
herba. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik
yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar, dan
lain-lain.struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengarui oleh
komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang
tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan
hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis
karena pengaruh anthropogenik.

Praktikum Analisis Vegetasi: Kurva Spesies Area kami laksanakan pada tanggal 3
Maret 2020 pada pukul 13.50-16.30 di samping masjid unimed. alat dan bahan yang
diperlukan pada praktikum yaitu:

Alat :

 Tali/benang dan meteran untuk menentukan luas petak penelitian


 Penghitung atau counter untuk menghitung jumlah individu di dalam petak
penelitian
 Petak tanda batas agar memudahkan pekerjaan di lapangan
 Alat tulis dan kertas label untuk mengumpulkan data
 Perlengkapan pembuatan herbarium

Bahan:

 Objek, berupa tipe komunitas tumbuhan herbarium

Adapun langkah kerja/prosedur kerja dari praktikum Analisis Vegetasi: Kurva


Spesies Area yaitu:

1. Pilih satu tipe vegetasi yang dapat dipakai sebagai contoh dan tentukan
batas-batasnya

8
2. Ditengah komunitas tersebut ditentukan petak contoh 1. Ini tergantung pada
luasan areal dan keragaman jenisnya. Namun demikian petak contoh yang
lazim digunakan untuk permulaan petak contoh pada tanaman herba adalah
1×1 m atau sebuah lingkaran dengan jari-jari 0,56 m.
3. Catat jumlah jenis yang terdapat pada petak contoh 1 dalam tabel lembar
data
4. Perluas petak contoh 1 menjadi 2 kali lipatnya (= petak contoh 2) dan catat
pertambahan jenis yang terdapat pada petak contoh 2
5. Perluas contoh 2 menjadi 2 kali lipatnya (= petak contoh 3) dan catat
pertambahan jenis yang terdapat pada petak contoh 3. Demikian sterusnya
6. Penambahan petak contoh dihentikan bila tidak ada kenaikan jumlah jenis
atau penambahan jenis sudah tidak berarti atau kurang 5-10%.

3
6

1 2 4

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data peneliti adalah menyusun laporan hasil penelitian


yang telah dilakukan. Peneliti akan menyajikan data-data yang telah dikategorikan,
mendeskripsikan hasil analisis menarik kesimpulan serta saran terhadap hasil
penelitian. Dengan cara menghitung setiap kerapatan, frakuensi, dominansi, INP.
Cara perhitungannya sebagai berikut:
 KERAPATAN/DENSITAS (K)

9
Yaitu : Jumlah individu per satuan luas atau per unit volume
Kerapatan spesies ke-i dapat dihitung dengan cara:
jumlah individu satuan jenis(i)
K-i =
Luas seluruh plot
K suatu jenis
K Relatif (KR)-i = x 100%
K total seluruh jenis
 FREKUENSI (F)
Yaitu : jumlah plot tempat ditemukannya suatu spesies dari sejumlah plot
yang dibuat. Frekuensi merupakan besarnya intensitas ditemukannya spesies
dalam pengamatan keberadaan organisme pada komunitas atau ekosistem.
Frekuensi spesies (F), Frekuensi spesies ke-i (F-i), dan Frekuensi Relatif
spesies ke-i (FR-i) dapat dihitu jumlah satuan petak yang diduduki oleh jenis
(i)ng dengan cara :
jumlah satuan petak yang diduduki oleh jenis (i)
F-i =
Jumlah seluruh plot
frekuensi jenis(i)
FR-i = x 100%
Jumlah frekuensi seluruh jenis
 DOMINANSI (D)
Menyatakan suatu jenis tumbuhan utama yang mempengaruhi dan
melaksanakan kontrol terhadap komunitas dengan cara banyaknya jumlah
jenis, besarnya ukuran maupun pertumbuhannya yang dominan. Dominansi
spesies ke-i dapat dihitung dengan cara:
jumlah kerimbunan individu suatu jenis (i)
D-i =
luas area sampel
dominansi jenis(i)
DR-i = x 100%
Jumlah dominansi seluruh jenis
 INDEKS NILAI PENTING/ IMPORTANT VALUE INDEX (INP)
Indeks kepentingan yang menggambarkan pentingnya peranan suatu
vegetasi dalam ekosistemnya. Apabila nilai INP suatu jenis vegetasi bernilai
tinggi, maka jenis itu sangat mempengaruhi kestabilan ekosistem tersebut.
Indeks nilai penting (INP) dapat digunakan untuk menentukan dominansi jenis
tumbuhan terhadap jenis tumbuhan lainnya, karena dalam suatu komunitas
yang bersifat heterogen data parameter sendiri-sendiri dari nilai frekuensi,
kerapatan, dan dominansinya tidak dapat menggambarkan secara

10
menyeluruh, maka untuk menentukan nilai pentingnya yang mempunyai
kaitan dengan struktur komunitasnya dapat diketahui dari INP nya.
INP dihitung berdasarkan jumlah seluruh nilai kerapatan relatif (KR), frekuensi
relatif (FR), dan dominansi relatif (DR) :
INP = KR+FR+DR
Untuk mengetahui INP pada tingkat tumbuhan bawah, semaian (seedling),
dan pancang (sapling) dihitung dari nilai kerapatan relatif (KR) dan frekuensi
relatif (FR):
INP = KR+FR
 INDEKS KEANEKARAGAMAN/INDEKS DIVERSITAS (H’)
s
Indeks Shannon-Wiener : H’ = ∑ ( pi ) ¿¿
i=1

Dimana :
pi : ∑ ni/N
H : Indeks Keanekaragaman
Pi : Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies
ni : Jumlah individu spesies ke-i
N : Jumlah total individu

11
A. Hasil pengamatan

No Jenis Jumlah KR FR DR INP

1. Adiantum
10 1.91 1.30 3.21
trapeziforme
2. Pennisetum
107 3.40 7.79 11.20
purpureum
3. bidens pilosa 2 0.38 1.30 1.68
4. Dracontomelon
3 0.29 2.60 2.88
duperreanum
5. Bambusa vulgaris 3 0.57 1.30 1.87
6. couratari tauari 5 0.95 1.30 2.25
7. Adenanthera
36 0.98 9.09 0.2148 10.29
pavonina
8. Swietenia mahagoni 40 1.09 9.09 0.321 10.50
9. Epipremnum aureum 20 3.82 1.30 5.12
Philodendron
10 15 2.86 1.30 4.16
hederaceum
11 Abrus precatorius 20 3.82 1.30 5.12
12 Areca Catedu 1 0.19 1.30 1.49
13 Nephrolepis cordifolia 15 2.86 1.30 4.16
14 Phyliantus urinaria 45 2.86 3.90 6.76
15 Hokonechlca 5 0.95 1.30 2.25
16 Asystasia gangetica 15 2.86 1.30 4.16
17 Philodendron 15 2.86 1.30 4.16
18 Pteridophyta 96 6.11 3.90 10.00
19 Adiantum 45 4.29 2.60 6.89
20 Alocasia purpureum 8 1.53 1.30 2.83
21 Bambusa vulgaris 2 0.38 1.30 1.68
Spathodea
22 14 1.34 2.60 0.1916 4.12
campanulata
23 Polypodiopsida 15 2.86 1.30 4.16
24 CordylineFruticosa 2 0.38 1.30 1.68
25 Durio zibethinus 1 0.19 1.30 1.49
26 Cypenus Oderatus 46 4.39 2.60 6.99
Michahia
27 15 2.86 1.30 4.16
Micranthakunth
28 Loranthus 20 3.82 1.30 5.12

12
29 Achyranthes Aspera L 15 2.86 1.30 4.16
Spondias Dulcis
30 19 3.63 1.30 4.92
Parkinson
Syngonium
31 13 2.48 1.30 3.78
Podophyllum Schort
32 Dischidra Major 16 3.05 1.30 4.35
33 Magnolla Champaca 4 0.76 1.30 2.06
Nephelium
34 2 0.38 1.30 0.1916 1.87
lappaceum
0.00000
35 Tamarindus indica L 1 0.19 1.30 1.49
0042
36 Antiasris toxicaria 1 0.19 1.30 0.0383 1.53
37 Stewarti Ovata 18 3.44 1.30 4.73
38 Acalypha siamensis 20 3.82 1.30 5.12
39 Herbaceous 22 4.20 1.30 5.50
40 Polystichum 1 0.19 1.30 1.49
acrostichoides
41 Dryopteris dilatata 1 0.19 1.30 1. 49
42 Nephrolepis abrupt 5 0.95 1.30 2.25
43 Syzygium jambos 9 1.72 1.30 3.02
44 Stellaria meclia 10 1.91 1.30 3.21
45 Leucaena 9 1.72 1.30 3.02
leucocephala
46 Drymaria cordata 8 1.53 1.30 2.83
47 Clitoria ternatea 7 1.34 1.30 2.63
48 Passiflora 3 0.57 1.30 1.87
quadranguralis
49 Alocasia macrorrhizos 5 0.95 1.30 2.25
50 Asplenium nidus 7 1.34 1.30 2.63
51 Dieffenbachia 5 0.95 1.30 2.25
suguine
52 Colocasia esculenta 4 0.76 1.30 2.06
826 99.94 100.00

B. Pembahasan

Pada praktikum Analisa vegetasi dengan metode kuadrat ini kelompok dua
mendapat 7 spesies tumbuhan. Tumbuhan tersebut adalah Subdivisi Spenopsida,

13
Adiantum Aleuticum, Leucoena Leucocephala(Petai Cina), Doryopteris Concolos,
Subdivisi Pteropsida, Megathyrsus Maximus (Rumput Benggala), dan Mikania
Micrantha (Semubung Rambat).

Tumbuhan-tumbuhan tersebut tersebar pada 5 plot yang diamati. Tidak semua


tumbuhan berada di setiap plot, ada yg hanya ditemukan di plot lima saja, ada yang
ditemukan di plot 1,2, dan 3, dan ada yg hanya di temukan di plot 4 dan 5 saja.

Adiantum Aleuticum, Leucoena Leucocephala(Petai Cina), dan Doryopteris


Concolos merupakan tanaman yang paling sering dijumpai karena berada hampir di
setiap plot. Sedangkan, Subdivisi Spenopsida hanya di temukan di plot 1 saja.
Tanaman Subdivisi Pteropsida hanya ditemukan di plot 4 saja. tanaman
Megathyrsus Maximus (Rumput Benggala) ditemukan di plot 3 dan 5. Dan yang
terakhir tanaman Mikania Micrantha (Semubung Rambat) hanya di temukan di plot
5. Jadi tumbuhan yang dominan pada hasil praktikum kelompok dua yaitu Leucoena
Leucocephala(Petai Cina) karena hampir ditemui di setiap plot dan memiliki jumlah
individu yg banyak.

Besarnya indeks nilai penting menunjukkan peranan jenis yang bersangkutan


dalam komunitasnya atau pada lokasi penelitiannya. Sehingga dari pengamatan
yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa vegetasi dominan yang tersebar pada
lokasi praktikum yaitu di dekat masjid unimed dan belakang digital library adalah
Adenanthera pavonia sesuai dengan hasil yang telah dilampirkan.Digunakannya
metode kuadrat karena metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk
mengetahui komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya.

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh – tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa


jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan
bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu
penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga
merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.

Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai
keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan
vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan
merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan

14
keadaan habitatnya. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan
dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan:

1. Mempelajari tegakan hutan, yaitu pohon dan permudaannya.

2. Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah


suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali permudaan
pohon hutan, padang rumput atau alang-alang dan vegetasi semak belukar.

Dari segi ekologis pengambilan sampling hanya mungkin digunakan apabila


lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan tanaman.
Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat dipakai
“systematic sampling”, bahkan “purposive sampling” pun boleh digunakan pada
keadaan tertentu. Karena titik berat analisis vegetasi terletak pada komposisi
spesies, maka dalam menetapkan besarnya atau banyaknya petak-petak sampling
perlu digunakan suatu kurva (lengkung) spesiesnya. Kurva spesies tersebut
diperlukan untuk:

1. Luas atau besar minimum suatu petak atau plot yang dapat mewakili tegakan.

2. Jumlah minimal petak-petak sampling kecil atau plot plotyang diperlukan agar
hasilnya mewakili tegakan.

BAB IV

PENUTUP

15
A. Kesimpulan
Dari praktikum metode kuadrat ini dapat disimpulkan bahwa kelompok kami
menemukan 8 jenis , yaitu Adenanther pavonina , Swietenia mahogani, Spathodea
campanulata , Cordyline fruticosa , Nephelium lappaceum , Magnolia champaca ,
Tamarindus indica L , Antiasris toxicaria . Dan jumlah yang paling banyak ada pada
jenis Swietenia mahogani sebanyak 38 jenis , dan yang paling sedikit ada 3 jenis
diantara nya Magnolia champaca , Tamarindus indica L , Antiasris toxicaria masing
masing sebanyak 1 jenis .
Dari hasil praktikum yang dilakukan kemarin , dapat disimpulkan bahwa :
1. Analisis vegetasi adalah suatu cara yang mempelajari bagaimana susunan
komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi .
2. Metode kuadrat adalah metode analisa vegetasi yang menggunakan daerah
persegi panjang sebagai tempat pengambilan sampelnya .

Dari kerapatan relatif dan Frekuensi relatif dapat diperoleh nilai penting yang
didapat dari penjumlahan dari kerapatan relatif dengan frekuensi relatif .

DAFTAR PUSTAKA

Kusmana, C, 1997. Metode Survey Vegetasi. PT. Penerbit Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

16
Soerianegara, I,dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium
Ekologi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Michael, M. 1992. Ekologi Umum. Jakarta: Universitas Indonesia.
Polunin, N. 1990. Ilmu Lingkungan dan Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

17

Anda mungkin juga menyukai