Skor Nilai
DISUSUN OLEH:
Kelompok III
Intana Juwita Sari Siregar (4193151007)
Laurensia Romaria Sinaga (4193351020)
Lulu Trisnawati (4191151005)
Rafiqa Nurhidayah Hasibuan (4191151006)
Ranisa (4191151018)
Widya Amelia Triana Manalu (4193351021)
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami sanggup menyelesaikan Mini
Riset tentang materi Perhitungan Analisis Vegetasi ini semaksimal mungkin.
Adapun maksud kami menyusun Mini Riset ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan dan Hewan yang telah di amanahkan kepada kami.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Wina Dyah Puspitasari,
M.Si. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan dan Hewan ini.
Kami menyadari bahwa Mini Riset ini tentu saja tidak lepas dari banyaknya
kesalahan dan kekurangan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang kami
miliki.
Oleh sebab itu, kami membutuhkan masukan dan kritik yang bersifat
membangun yang berasal dari semua pihak, demi perbaikan kedepan. Kami
berharap Mini Riset ini bermanfaat untuk kita semua.
Kelompok III
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi permasalahan yang dibahas 4
B. Tujuan 4
C. Manfaat 4
BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
A. PermasalahanUmum 5
B. Identifikasi Permasalahan 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
A. Permasalahan Umum
B. Identifikasi Permasalahan
Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai
keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan
vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan
merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan
keadaan habitatnya. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan
dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan:
5
2. Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah
suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali permudaan
pohon hutan, padang rumput atau alang-alang dan vegetasi semak belukar.
1. Luas atau besar minimum suatu petak atau plot yang dapat mewakili tegakan.
2. Jumlah minimal petak-petak sampling kecil atau plot plotyang diperlukan agar
hasilnya mewakili tegakan.
Rumusan Masalah
6
Struktur masyarakat hutan dapat dipelajari dengan mengetahui sejumlah
karakteristik tertentu diantaranya, kepadatan, frekuensi, dominansi dan nilai penting.
Dalam analisis ini kami selaku praktikan melakukan metode kuadrat.
7
BAB III
Analisis Vegetasi: Kurva Spesies Area adalah langkah awal yang digunakan
untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat).
Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta
herba. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik
yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar, dan
lain-lain.struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengarui oleh
komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang
tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan
hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis
karena pengaruh anthropogenik.
Praktikum Analisis Vegetasi: Kurva Spesies Area kami laksanakan pada tanggal 3
Maret 2020 pada pukul 13.50-16.30 di samping masjid unimed. alat dan bahan yang
diperlukan pada praktikum yaitu:
Alat :
Bahan:
1. Pilih satu tipe vegetasi yang dapat dipakai sebagai contoh dan tentukan
batas-batasnya
8
2. Ditengah komunitas tersebut ditentukan petak contoh 1. Ini tergantung pada
luasan areal dan keragaman jenisnya. Namun demikian petak contoh yang
lazim digunakan untuk permulaan petak contoh pada tanaman herba adalah
1×1 m atau sebuah lingkaran dengan jari-jari 0,56 m.
3. Catat jumlah jenis yang terdapat pada petak contoh 1 dalam tabel lembar
data
4. Perluas petak contoh 1 menjadi 2 kali lipatnya (= petak contoh 2) dan catat
pertambahan jenis yang terdapat pada petak contoh 2
5. Perluas contoh 2 menjadi 2 kali lipatnya (= petak contoh 3) dan catat
pertambahan jenis yang terdapat pada petak contoh 3. Demikian sterusnya
6. Penambahan petak contoh dihentikan bila tidak ada kenaikan jumlah jenis
atau penambahan jenis sudah tidak berarti atau kurang 5-10%.
3
6
1 2 4
9
Yaitu : Jumlah individu per satuan luas atau per unit volume
Kerapatan spesies ke-i dapat dihitung dengan cara:
jumlah individu satuan jenis(i)
K-i =
Luas seluruh plot
K suatu jenis
K Relatif (KR)-i = x 100%
K total seluruh jenis
FREKUENSI (F)
Yaitu : jumlah plot tempat ditemukannya suatu spesies dari sejumlah plot
yang dibuat. Frekuensi merupakan besarnya intensitas ditemukannya spesies
dalam pengamatan keberadaan organisme pada komunitas atau ekosistem.
Frekuensi spesies (F), Frekuensi spesies ke-i (F-i), dan Frekuensi Relatif
spesies ke-i (FR-i) dapat dihitu jumlah satuan petak yang diduduki oleh jenis
(i)ng dengan cara :
jumlah satuan petak yang diduduki oleh jenis (i)
F-i =
Jumlah seluruh plot
frekuensi jenis(i)
FR-i = x 100%
Jumlah frekuensi seluruh jenis
DOMINANSI (D)
Menyatakan suatu jenis tumbuhan utama yang mempengaruhi dan
melaksanakan kontrol terhadap komunitas dengan cara banyaknya jumlah
jenis, besarnya ukuran maupun pertumbuhannya yang dominan. Dominansi
spesies ke-i dapat dihitung dengan cara:
jumlah kerimbunan individu suatu jenis (i)
D-i =
luas area sampel
dominansi jenis(i)
DR-i = x 100%
Jumlah dominansi seluruh jenis
INDEKS NILAI PENTING/ IMPORTANT VALUE INDEX (INP)
Indeks kepentingan yang menggambarkan pentingnya peranan suatu
vegetasi dalam ekosistemnya. Apabila nilai INP suatu jenis vegetasi bernilai
tinggi, maka jenis itu sangat mempengaruhi kestabilan ekosistem tersebut.
Indeks nilai penting (INP) dapat digunakan untuk menentukan dominansi jenis
tumbuhan terhadap jenis tumbuhan lainnya, karena dalam suatu komunitas
yang bersifat heterogen data parameter sendiri-sendiri dari nilai frekuensi,
kerapatan, dan dominansinya tidak dapat menggambarkan secara
10
menyeluruh, maka untuk menentukan nilai pentingnya yang mempunyai
kaitan dengan struktur komunitasnya dapat diketahui dari INP nya.
INP dihitung berdasarkan jumlah seluruh nilai kerapatan relatif (KR), frekuensi
relatif (FR), dan dominansi relatif (DR) :
INP = KR+FR+DR
Untuk mengetahui INP pada tingkat tumbuhan bawah, semaian (seedling),
dan pancang (sapling) dihitung dari nilai kerapatan relatif (KR) dan frekuensi
relatif (FR):
INP = KR+FR
INDEKS KEANEKARAGAMAN/INDEKS DIVERSITAS (H’)
s
Indeks Shannon-Wiener : H’ = ∑ ( pi ) ¿¿
i=1
Dimana :
pi : ∑ ni/N
H : Indeks Keanekaragaman
Pi : Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies
ni : Jumlah individu spesies ke-i
N : Jumlah total individu
11
A. Hasil pengamatan
1. Adiantum
10 1.91 1.30 3.21
trapeziforme
2. Pennisetum
107 3.40 7.79 11.20
purpureum
3. bidens pilosa 2 0.38 1.30 1.68
4. Dracontomelon
3 0.29 2.60 2.88
duperreanum
5. Bambusa vulgaris 3 0.57 1.30 1.87
6. couratari tauari 5 0.95 1.30 2.25
7. Adenanthera
36 0.98 9.09 0.2148 10.29
pavonina
8. Swietenia mahagoni 40 1.09 9.09 0.321 10.50
9. Epipremnum aureum 20 3.82 1.30 5.12
Philodendron
10 15 2.86 1.30 4.16
hederaceum
11 Abrus precatorius 20 3.82 1.30 5.12
12 Areca Catedu 1 0.19 1.30 1.49
13 Nephrolepis cordifolia 15 2.86 1.30 4.16
14 Phyliantus urinaria 45 2.86 3.90 6.76
15 Hokonechlca 5 0.95 1.30 2.25
16 Asystasia gangetica 15 2.86 1.30 4.16
17 Philodendron 15 2.86 1.30 4.16
18 Pteridophyta 96 6.11 3.90 10.00
19 Adiantum 45 4.29 2.60 6.89
20 Alocasia purpureum 8 1.53 1.30 2.83
21 Bambusa vulgaris 2 0.38 1.30 1.68
Spathodea
22 14 1.34 2.60 0.1916 4.12
campanulata
23 Polypodiopsida 15 2.86 1.30 4.16
24 CordylineFruticosa 2 0.38 1.30 1.68
25 Durio zibethinus 1 0.19 1.30 1.49
26 Cypenus Oderatus 46 4.39 2.60 6.99
Michahia
27 15 2.86 1.30 4.16
Micranthakunth
28 Loranthus 20 3.82 1.30 5.12
12
29 Achyranthes Aspera L 15 2.86 1.30 4.16
Spondias Dulcis
30 19 3.63 1.30 4.92
Parkinson
Syngonium
31 13 2.48 1.30 3.78
Podophyllum Schort
32 Dischidra Major 16 3.05 1.30 4.35
33 Magnolla Champaca 4 0.76 1.30 2.06
Nephelium
34 2 0.38 1.30 0.1916 1.87
lappaceum
0.00000
35 Tamarindus indica L 1 0.19 1.30 1.49
0042
36 Antiasris toxicaria 1 0.19 1.30 0.0383 1.53
37 Stewarti Ovata 18 3.44 1.30 4.73
38 Acalypha siamensis 20 3.82 1.30 5.12
39 Herbaceous 22 4.20 1.30 5.50
40 Polystichum 1 0.19 1.30 1.49
acrostichoides
41 Dryopteris dilatata 1 0.19 1.30 1. 49
42 Nephrolepis abrupt 5 0.95 1.30 2.25
43 Syzygium jambos 9 1.72 1.30 3.02
44 Stellaria meclia 10 1.91 1.30 3.21
45 Leucaena 9 1.72 1.30 3.02
leucocephala
46 Drymaria cordata 8 1.53 1.30 2.83
47 Clitoria ternatea 7 1.34 1.30 2.63
48 Passiflora 3 0.57 1.30 1.87
quadranguralis
49 Alocasia macrorrhizos 5 0.95 1.30 2.25
50 Asplenium nidus 7 1.34 1.30 2.63
51 Dieffenbachia 5 0.95 1.30 2.25
suguine
52 Colocasia esculenta 4 0.76 1.30 2.06
826 99.94 100.00
B. Pembahasan
Pada praktikum Analisa vegetasi dengan metode kuadrat ini kelompok dua
mendapat 7 spesies tumbuhan. Tumbuhan tersebut adalah Subdivisi Spenopsida,
13
Adiantum Aleuticum, Leucoena Leucocephala(Petai Cina), Doryopteris Concolos,
Subdivisi Pteropsida, Megathyrsus Maximus (Rumput Benggala), dan Mikania
Micrantha (Semubung Rambat).
Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai
keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan
vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan
merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan
14
keadaan habitatnya. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan
dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan:
1. Luas atau besar minimum suatu petak atau plot yang dapat mewakili tegakan.
2. Jumlah minimal petak-petak sampling kecil atau plot plotyang diperlukan agar
hasilnya mewakili tegakan.
BAB IV
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
Dari praktikum metode kuadrat ini dapat disimpulkan bahwa kelompok kami
menemukan 8 jenis , yaitu Adenanther pavonina , Swietenia mahogani, Spathodea
campanulata , Cordyline fruticosa , Nephelium lappaceum , Magnolia champaca ,
Tamarindus indica L , Antiasris toxicaria . Dan jumlah yang paling banyak ada pada
jenis Swietenia mahogani sebanyak 38 jenis , dan yang paling sedikit ada 3 jenis
diantara nya Magnolia champaca , Tamarindus indica L , Antiasris toxicaria masing
masing sebanyak 1 jenis .
Dari hasil praktikum yang dilakukan kemarin , dapat disimpulkan bahwa :
1. Analisis vegetasi adalah suatu cara yang mempelajari bagaimana susunan
komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi .
2. Metode kuadrat adalah metode analisa vegetasi yang menggunakan daerah
persegi panjang sebagai tempat pengambilan sampelnya .
Dari kerapatan relatif dan Frekuensi relatif dapat diperoleh nilai penting yang
didapat dari penjumlahan dari kerapatan relatif dengan frekuensi relatif .
DAFTAR PUSTAKA
Kusmana, C, 1997. Metode Survey Vegetasi. PT. Penerbit Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
16
Soerianegara, I,dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium
Ekologi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Michael, M. 1992. Ekologi Umum. Jakarta: Universitas Indonesia.
Polunin, N. 1990. Ilmu Lingkungan dan Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
17