Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

KEWIRAUSAHAAN

RESUME:
WIRAUSAHA SOSIAL

DOSEN PENGAMPU:
Ranggi Rahimul Insan, SP, M.Si

NAMA : AMINAH DAULAY


NIM : 19006006

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
A. Konsep Wirausaha Sosial (Social entrepreneurship)
Social entrepreneurship merupakan sebuah istilah turunan dari entrepreneurship.
Gabungan dari dua kata, social yang artinya kemasyarakatan, dan
entrepreneurship yang artinya kewirausahaan. Pengertian sederhana dari social
entrepreneur adalah seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan
menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial
(social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan
kesehatan (healthcare) (Cukier, 2011).
Hal ini sejalan dengan yang diungkap oleh Schumpeter dalam Sledzik (2013)
yang mengungkap entrepreneur adalah orang yang berani mendobrak sistem yang
ada dengan menggagas sistem baru. Jelas bahwa social entrepreneur pun memiliki
kemampuan untuk berani melawan tantangan atau dalam definisi lain adalah
seseorang yang berani loncat dari zona kemapanan yang ada. Berbeda dengan
kewirausahaan bisnis, hasil yang ingin dicapai social entrepreneurship bukan
profit semata, melainkan juga dampak positif bagi masyarakat. wirausaha sosial
adalah mereka yang tidak hanya terfokus terhadap keuntungan yang didapatkan
oleh bisnisnya, melainkan juga untuk mencoba menyelesaikan beberapa isu sosial,
melalui proses wirausaha yang dilakukan.

B. Prinsip-Prinsip Wirausaha Sosial


Dua prinsip utama dalam kewirausahaan sosial adalah
(1) ada inovasi sosial yang bisa mengubah sistem yang ada di masyarakat, serta
(2) adanya individu yang bervisi dan kreatif.
Berbeda dengan kewirausahaan bisnis, hasil yang ingin dicapai
kewirausahaan sosial bukan profit semata, melainkan juga dampak positif bagi
masyarakat. Implementasi model pembelajaran pada kewirausahaan sosial di kota
Palembang sudah merupakan suatu kebutuhan. Pihak perguruan tinggi sudah
seharusnya menciptakan wiraswasta-wirastasta muda berbasis sosial dikalangan
civitas akademika, mulai dari dari dosen dan mahasiswa. Model pembelajaran
dibentuk untuk menciptakan wirausaha yang handal dan mampu memberikan
perubahan pada masyarakat sekitarnya.
Prinsip dalam berwirausaha yaitu:
1. Jangan takut gagal.
Banyak yang berpendapat bahwa untuk berwirausaha dianalogkan dengan
impian seseorang untuk dapat berenang. Walaupun teori mengenai berbagai
gaya berenang sudah bertumpuk,sudah dikuasai dengan baik dan literatur-
literatur sudah lengkap, tidak ada gunanya kalau tidak di ikuti menyebur ke
dalam air (praktek berenanga) demikian halnya untuk berusaha, tidak ada
gunanaya berteori kalau tidak terjun langsung, sehingga mengalami
(berpengalaman), dan sekalilagi jangan takut gagal sebab kegagalan adalah
kesuksesan yang tertunda.
2. Penuh semangat
Hal yang menjadi penghargaan terbesar bagi pembisnis atau perwirausahaan
bukanlah tujuannya melainkan lebih kepada proses dan perjalanannya.
3. Kreativ dan Inovativ.
Kreativitas dan Inovasi adalah modal bagi seorang pengusaha. Seorang
wirausaha tidak boleh berhenti dalam berkreativitan dan berinovasi dalam
segala hal.
4. Bertindak dengan penuh perhitungan dalam mengambil resiko.
Resiko selalu ada dimanapun kita berada. Seringkali kita menghindra dari
resiko yang satu, tetapi menemui bentuk resiko lainnya. Namun yang harus
diperhitungkan adalah perhitugkan deangan baik-baik sebelum memutuskan
sesuatu, terutama yang tingkat resikonya tinggi.
5. Sabar, ulet dan tekun.
Prinsip lain yang tidak kalah penting dalam berusa adalah kesabaran dan
keytekunan. Saban dan tekun meskipun harus menghadapi berbagai bentuk
permasalahan, percobaan, dan kendala bahkan diremehkan oleh orang lain.
6. Harus optimis.
Optimis adalah modal usaha yang cukup penting bagi usahawan, sebab kata
optimis nerupakan sebuah prinsip yang dapat memotivasi kesadaran kita
sehingga apapun usaha yang kita lakukan harus penuh optimis bahwa usaha
yang kita laksanakan akan sukses.
7. Abisius.
Demikian juga prinsip ambisius seorang wirausahawan  harus berambisi,
apapun jenis usaha yang akan dilakukannya.
8. Pantang menyerah atau jangan putus asa.
Prinsip pantang menyerah adalah bagian yang harus dilakukan kapanpun
waktunya.
9. Peka terhadap pasar atau dapat baca peluang pasar.
Prinsip peka terhadap pasar atau dapat baca peluang pasa radalah  prinsip
mutlak yang harus dilakukan oleh wirausahawan, baik pasar ditingkat lokal,
regional, maupun internasional. Peluang pasar sekecil apapun harus di
identifikasi dengan baik, sehingga dapat mengambil peluang pasar tersebut
dengan baik.
10. Berbisnis dengan standar etika.
Prinsip bahwa setiap pebisnis harus senantiasa memegang secara baik
tentang standar etika yang berlaku secara universal.
11. Mandiri.
Prinsip kemandirian harus menjadi panduan dalam berwirausaha. Mandiri
dalam banyak hal adalah kunci penting agar kita dapat menghindarkan
ketergantungan dari pikak-pikak atau para pemangku kepentingan atas
usaha kita.
12. Jujur.
Menurut Pytagoras, kejujuran adalah mata uang yang akan laku dimana-
mana. Jadi, jujur kepada pemasok dan pelanggan atau kepada seluh
pemangku kepentingan perusahaan adalah prinsip dasar yang harus
dinomorsatukan dalam berusaha.
13. Peduli lingkungan.
Seorang pengusaha harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan
sehingga haruas turut serta menjaga kelestarian lingkungan tempat
usahanya.
Dan yang terakhir dalam prinsip kewirausahaan adalah membangun Relasi
dan network dengan sesama wirausahawan karena dengan begitu proses
pembelajaran dan pengetahuan akan kewirausahawan kita akan berkembang.
Semakin banyaknya network atau relasi juga akan menciptakan peluang-peluang
kita dalam mengembangkan dan mencapai usaha yang baik.usaha yang baik dan
maju disini bukan berarti rasa puas dan rasa nyaman yang telah kita
dapatkan,karena dengan rasa puas dan nyaman tersebut justru nantinya akan
menurunkan semangat dan optimalisasi dalam kita meningkatkan usaha kita.

C. Wirausaha Sosial Sebagai Tanggung Jawab dalam Membangun Ekonomi


Masyarakat

Kewirausahaan sosial dinilai sebagai solusi dalam upaya mempercepat penurunan


angka pengangguran dan kemiskinan. Hal ini tak lain karena kewirausahaan sosial
menawarkan kelebihan manfaat dari sekedar menciptakan lapangan kerja.
Kewirausahaan sosial memiliki kebermanfaatan yang luas karena wirausahawan
bukan hanya berhadapan kepada karyawan yang menjadi mitra kerja tetapi juga
masyarakat luas. Kewirausahaan sosial menitikberatkan usahanya sejak awal
dengan melibatkan masyarakat dengan memberdayakan masyarakat kurang
mampu secara finansial maupun keterampilan untuk secara bersama-sama
menggerakkan usahanya agar menghasilkan keuntungan, dan kemudian hasil
usaha atau keuntungannya dikembalikan kembali ke masyarakat untuk
meningkatkan pendapatannya. Melalui metode tersebut, kewirausahaan sosial
bukan hanya mampu menciptakan banyak lapangan kerja, tetapi juga menciptakan
multiplier effect untuk menggerakkan roda perekonomian, dan menciptakan
kesejahteraan sosial.

Social entrepreneurship juga berperan dalam pembangunan ekonomi karena


ternyata mampu memberikan daya cipta nilai–nilai sosial maupun ekonomi,
seperti yang dipaparkan oleh Santosa (2007) berikut:
a. Menciptakan kesempatan kerja
Manfaat ekonomi yang dirasakan dari Social entrepreneurship di berbagai negara
adalah penciptaan kesempatan kerja baru yang meningkat secara signifikan.
b. Melakukan inovasi dan kreasi baru terhadap produksi barang ataupun jasa yang
dibutuhkan masyarakat. Inovasi dan kreasi baru terhadap jasa kemasyarakatan
yang selama ini tidak tertangani oleh pemerintah dapat dilakukan oleh kelompok
Social Entrepereneurship seperti misalnya : penanggulangan HIV dan narkoba,
pemberantasan buta huruf, kurang gizi. Seringkali standar pelayanan yang
dilakukan pemerintah tidak mengena sasaran karena terlalu kaku mengikuti
standar yang ditetapkan. Di lain sisi, Social entrepreneurs mampu untuk
mengatasinya karena memang dilakukan dengan penuh dedikasi dan berangkat
dari sebuah misi sosial.
c. Menjadi modal sosial
Modal sosial yang terdiri dari saling pengertian (shared value), kepercayaan
(trust) dan budaya kerjasama (a culture of cooperation) merupakan bentuk yang
paling penting dari modal yang dapat diciptakan oleh social entrepreneur
(Leadbeater dalam Santosa, 2007). Siklus modal sosial diawali dengan penyertaan
awal dari modal sosial oleh pengusaha sosial. Selanjutnya dibangun jaringan
kepercayaan dan kerjasama yang makin meningkat sehingga dapat akses kepada
pembangunan fisik, aspek keuangan dan sumber daya manusia. Pada saat usaha
dibentuk (organizational capital) dan saat usaha sosial mulai menguntungkan
maka makin banyak sarana sosial dibangun Di bawah ini digambarkan “virtous
circle of social
capital” yang dikemukakan oleh Leadbeater dalam Santosa (2007) :
d. Peningkatan Kesetaraan
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah terwujudnya kesetaraan dan
pemerataan kesejahteraan masyarakat. Melalui social entrepreneurship, tujuan
tersebut akan dapat diwujudkan karena para pelaku bisnis yang semula hanya
memikirkan pencapaian keuntungan yang maksimal, selanjutnya akan tergerak
pula untuk memikirkan pemerataan pendapatan agar dapat dilakukan
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Contoh keberhasilan Grameen Bank
adalah salah satu bukti dari manfaat ini. Pemaparan yang dilakukan oleh Nega
(2013) terkait dampak social entrepreneurship terhadap pembangunan ekonomi di
Afrika menyimpulkan bahwa social entrepreneurship memainkan peran penting
dalam pembangunan, dimana social entrepreneurship mendorong pembangunan
masyarakat antara beragam kelompok orang, yang dapat memfasilitasi
pembangunan. Selain itu, social entrepreneurship memupuk pemecahan masalah
yang secara kreatif mengembangkan keterampilan masyarakat. Seorang
pengusaha sosial memainkan peran penting dalam mempromosikan inisiatif-
inisiatif yang berasal dari sektor yang berbeda (pemerintah, masyarakat, dan
perusahaan) untuk mengatasi tantangan ekonomi dan sosial di daerah dan
masyarakat lokal (Squazzoni, 2008). Inisiatif lintas sektor sangat penting untuk
peningkatan kapasitas daerah atau masyarakat dalam mengatur solusi inovatif
untuk masalah sosial ekonomi melampaui batas-batas pasar dan lembaga
pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA
Lak lak Nazhat El Hasanah. 2018. Pengembangan Kewirausahaan Sosial Pada
Perguruan Tinggi Melalui Social Project Competition. Jurnal Studi Pemuda.
Volume 7 Nomor 2
Masturin. 2015. Model Pemberdayaanmasyarakat Dengan Pendekatan Social
Entrepreneurship: Analisis Ketokohan Para Pewirausaha Sosial. INFERENSI,
Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 9(1):159–82.
Patra, S.and S.Nath. 2014. “Social Transformation through Social
Entrepreneusrhip: An Exploratory Study. , XI(1): 7-17.” The IUP Journal of
Entrepreneurship Development 11(1):7–17.
Wiguna, Atu Bagus. 2013. “Social Entrepreneurship Dan Socio-Entrepreneurship:
Tinjauan Dengan Perspektif Ekonomi Dan Sosial.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa
FEB 1(1).
Umi Karomah Yaumidin. 2013. KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSA-HAAN: Tantangan Sinergi
Multi-sektor dan Multi-dimensi SOCIAL ENTREPRENEURSHIP AND
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL-ITY: Synergy Challenge for
Multi-Sectors and Multi-Dimension Peneliti Pusat. Jurnal Ekonomi dan
Pembangunan Vol 21, No. 1, Juli.
Hery WibowoSoni Akhmad Nulhaqim. 2015. KEWIRAUSAHAAN
SOSIALMEREVOLUSI POLA PIKIR MENGINISIASI MITRA
PEMBANGUNAN. UNPAD PRESS 2015ISBN: 978-602-0810-01-0.
Bandung: Sumedang.
Acs, Z. J., Desai, S., & Hessels, J. (2008). Entrepreneurship, Economic
Development and Institutions. Small Business Economy. 31, 219-234.
Retrieved from Springerlink.
Dees, J. G. (2018). The Meaning of Social Entrepreneurship. [online]. Tersedia:
https://entrepreneurship.duke.edu/news-item/the-meaning-of-socialentrepren
eurship/. [26 Maret 2020]
Defourny, J., & Nyssens, M. (2010). Conceptions of Social Enterprise and Social
Entrepreneurship in Europe and the United States: Convergences and
Divergences. Journal of Social Entrepreneurship, 1(1), 32-53. Retrieved from
Routledge.
Firdaus, N. (2014). Pengentasan Kemiskinan Melalui Pendekatan Kewirausahaan
Sosial. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 22(1), 55-67. Retrieved from
Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai