Ahmad Kamil - 1916441005 - Resume SPH
Ahmad Kamil - 1916441005 - Resume SPH
Pada sistem ini darah dan cairan lainnya tidak selalu diedarkan melalui pembuluh darah.
Pada saat tertentu darah meninggalkan pembuluh darah, langsung beredar ke dalam
rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke dalam pembuluh. Beberapa hewan
yang mempunyai sistem peredaran darah terbuka
b. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Pada sistem peredaran darah tertutup, darah mengalir ke seluruh jaringan tubuh
melalui pembuluh. Berikut beberapa hewan yang mempunyai sistem peredaran darah
tertutup
Eritrosit atau sel darah merah, adalah sel darah yang paling banyak terdapat dalam makhluk
hidup. Sel darah merah bertambha merah jika di dalamnya terdapat mengandung banyak
oksigen dan warna merah ini berasal dari hemoglobin yang membentuk sel darah merah,
hemoglobin ini dibentuk oleh zat besi. Sel darah merah ini memiliki fungsi mengangkut
oksigen ke jaringan pada tubuh lewat darah, dan fungsi lainnya adalah sebagai penentu
golongan darah.
b. Leukosit
Leukosit atau sel darah putih ini memiliki fungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh yang
memiliki ciri khas yaitu tidak berwarna dan dapat bergerak secara bebas secara amoebit dan
dapat menembus dinding kapiler.
c. Trombosit
Tromboit adalah keping-keping darah yang berukuran kecil dibandingkan dengan eritrosit
dan leukosit. Trombosit ini tidak berinti, bentuknya kecil, Tidak teratur, dan berasal dari
megakariosit dalam sumsum tulang.
Pada Porifera,belum juga mempunyai sistem sirkulasi. Sirkulasinya masih semacam amoeba
atau paramecium Perbedaanya sudah tersusun lapisan yaitu: lapisan dalam yang berfungsi
menangkap partikel makanan kemudian disebarkan keseluruh jaringan oleh amebosit.
b. Coelenterata/ hydra
Coelenterata belum memiliki sistem sirkulasi, sehingga Pada dinding sebelah dalam terdapat
sel pencernaan, setelah berisi makanan dalam vacuola makanan selanjutnya memisahkan diri
dari dinding tubuh mengembara ke dalam enteron untuk membagi-bagi makanan ke seluruh
bagian tubuh.
c. Ctenophora
Pada Ctrenophora tubuhnya mempunyai lapisan mesoderm. Tetapi belum memiliki sistem
sirkulasi. Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler.Hasil
pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna
lebih lanjut dalam vakuola makanan.
d. Platyhelminthes
Misalnya pada planaria disini mensenkhim membantu mendistribusikan yang telah tercerna.
Makanan yang tidak dicerna dikeluarkan melalui mulut.Tidak memiliki sitem sirkulasi,
respirasi, dan ekskresi.
e. Annelida
Annelida berarti cincin kecil. Annelida adalah hewan berrongga. Contoh: lintah, cacing
tanah. Mempunyai peredaran darah tertutup.Misalnya pada cacing tanah sudah mulai ada
sistem khusus yang berfungsi mengedarkan makanan keseluruh tubuh yaitu sistem pembuluh
darah, tetapi belum ada alat khusus semacam jantung.
f. Nematoda
Nematoda, sudah mempunyai rongga badan, permukaan tubuhnya dilapisi kutikula untuk
melindungi diri, khususnya untuk melindungi diri dari enzim pencernaan inangnya.
g. Arthoproda
Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh
darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol.Darah
Arthropoda disebut juga hemolimfa.
Jantung pada amphibi, terdiri dari 3 ruang, yaitu 2 atrium (Serambi kanan, dan kiri), dan 1
ventrikel (bilik), Arah aliran darahnya berupa aliran ganda atau peredaran darahnya melewati
jantung 2 kali.
c. . Reptil
Pada reptil, sistem peredaran darahnya juga berupa sistem peredaran darah ganda, dimana
dalam peredaran darahnya darah mlewati jantung 2 kali. Proses sirkulasi darah pada reptile;
SISTEM EKSRESI HEWAN
Pengertian system eksresi
Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa atau metabolisme pada makhluk hidup, seperti
karbon dioksida, urea, dan racun melalui alat ekskresi
Porifera: Porifera tidak memiliki sistem ekskresi. Proses pembuangan limbah metabolisme
dikeluarkan melalui proses difusi sel sel penyusun dinding spongosol (rongga tubuh
porifera), limbah metabolisme larut bersama cairan tubuh dalam spongosol,kemudian akan
bersama-sama dikeluarkan melalui oskulum (lubang besar paa bagian atas permukaan
tubuh porifera) ke perairan.
Planaria - Alat ekskresi Platyhelminthes seperti pada Planaria berupa sel-sel berambut getar.
Karena rambut getar ini tampak seperti nyala api , maka sel-sel ini dinamakan flame cell (sel
api). Cairan tubuh disaring di dalam flame cell dan zat-zat sisa diserap kemudian dikeluarkan
dari tubuh melalui lubang-lubang yang terdapat pada permukaan tubuh.
1) Ginjal
2) Terletak di kanan dan di kiri tulang belakang. Ginjal ini berwarna merah kecoklat-
coklatan.
3) Paru-paru
Pada katak pulmo berjumlah sepasang dan berlobus 3. Tugas paru-paru adalah untuk
membuang karbon dioksida serta uap air yang tidak berguna bagi tubuh.
b. Aves
Rangka burung terdiri atas tengkorak, ruas-ruas tulang belakang, tulang-tulang dada
gelang bahu, tulang-tulang gelang panggul, tulang-tulang anggita dan sayap, dan tulang-
tulang anggota tubuh belakang.
c. Amfibi
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian yang lunak. Pada
fase berudu tulangnya masih lunak dan menjadi keras pada fase dewasa. Pada
sambungan-sambungan tulang masih diselesaikan dengan permukaan yang licin. Pada
katak, tulang yang panjang dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian atas pada bagian
tengan yang disebut diaphyse dan kedua ujung yang disebt epiphyse.
d. Reptil
Sistem rangka pada kadal kebun dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu,
endoskeleton dan ensoskeleton
e. Mamalia
Tulang tengkorak mamalia hanya terdiri dari 35 tulang atau kurang drai itu. Rangka
tulang terdiri dari tulang-tulang kotak otak (kranium) dan tulang-tulang wajah.
h. Annelida
Fiulm annelida adalah satu-satunya kelompok trokozoa yang bersekmen dan memeliki
selom. Selom ini telah berkembang dengan semprurna dan berisi cairan yang berfungsi
sebagai rangka hidrostatik.
i. Platyhelminthes
Cacing pipih memiliki bentuk tubuh simetris bilateral, tidak bersegmen, lunak, dan
tentunya pipih. Simetris bilateral ini membuat bagian kiri dan kanan mereka simetris,
juga memiliki kepala dan ekor serta tubuh permukaan atas dan bawah.
j. Molusca
Molusca adalah hewan bertubuh lunak, namun sebagian besar dilindungi oleh cangkang
yang keras. Triploplastik coelomate, memiliki eksoskeleton (betupa cangko dari bahan
kapur).
k. Coelenterata
Coelenterate merupakan hewan diploplastik karena tubuhnya memiliki dua lapisa sel,
yaitu ectoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis) pada
tubuh coelenterate yaitu terdiri atas jaringan luar (eksoderm) dan jaringan dalam
(endoderm).
l. Echinodermata
Echinodermata dinamai demikian karena permukaannya yang berduru-duri (echin
adalah kata yunani yang berarti berduru). Tidak berkepala, dan mempunyai rangka yang
tersusu dari zat kapur diluar tubuhnya.
SISTEM SARAF PADA HEWAN
Pengertian system saraf
Sistem saraf merupakan jaringan kompleks yang memiliki peran penting untuk mengatur
setiap kegiatan dalam tubuh. Beberapa fungsi sistem saraf yang sering Anda dengar adalah
untuk berpikir, melihat, bergerak, hingga mengatur berbagai kerja organ tubuh
Pada pisces
Sistem saraf Pisces (ikan), sel sel saraf ikan mulai berkembang sejak permulaan stadia embrio
dan berasal dari lapisan germinal terluar atau ektoderm. Unit terkecil dari sistem saraf disebut
neuron neuron terdiri atas inti dan jaringan. Sistem saraf pusat di otak dan sumsum tulang
belakang. Sistem saraf otonom merupakan bagian dari membran perferi mempengaruhi otot
polos dan kelenjar. Memiliki berbagai kelenjar endokrin antara lain pituitari,tiroid, pankreas
dan Urophisis.
Pada Aves,
sistem saraf sistem saraf pada burung ciri atas sistem saraf pusat dan saraf tepi sistem saraf
pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. sistem saraf tepi terdiri atas serabut
Serabut saraf yang berasal dari otak dan serabut Serabut saraf yang berasal dari sela-sela ruas
tulang. Kelenjar endoktrin terdiri atas glandula pituitaria atau hipofisa terletak di dasar otak
pada ujung yang digulung glandula thyroidea yang terletak dibawah pengaju gratis dekat
cabang Arteri subclavia dan arteri karotis.
Pada Reptil,
sistem saraf pusat pada reptil terdiri atas otak dan juga sumsum tulang belakang. Sistem
saraf tepi terbagi juga menjadi dua yaitu sistem saraf sadar dan sistem saraf otonom sistem
saraf sadar disusun oleh saraf otak yaitu saraf saraf yang keluar dari otak dan saraf sumsum
tulang belakang. Organ pada sistem saraf otonom disusun oleh Serabut saraf yang berasal
dari otak maupun dari sumsum tulang belakang.
Pada Mamalia,
mamalia memiliki sistem saraf paling kompleks di planet ini, dengan manusia yang paling
maju. Sistem saraf bekerja dengan akal untuk mengirimkan informasi ke otak mamalia,
sebuah proses yang memakan waktu kurang dari seperseratus detik. Dalam tubuh mamalia
terdapat ada begitu banyak jenis hormon yag saling mendukung fungsi dari yang satu dengan
yang lainnya. Hormon atau kelenjar seperti hipofisis berperan atau bertugas sebagai kelenjar
penguasa karena kelenjar hipofisis ini mampu mengkoordinasikan berbagai dari fungsi
kelenjar endokrin yang lainnya.
Pada Amphibia
Sistem saraf pada Amphibi berdasarkan topografinya dibedakan menjadi sistem saraf pusat
(sentral) dan sistem saraf tepi (perifer). Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan
sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak,
dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Sistem saraf tepi terdiri dari
sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Katak memiliki beberapa
kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern desebut hormon. Fungsi mengatur atau
mengontrol tugas-tugas tubuh, merangsang, baik yang bersifat mengaktifkan atau mengerem
pertubuhan, mengaktifkan bermacam-macam jaringan dan berpengaruh terhadap tingkah laku
makhluk hidup.
a. Pada Porifera
Porifera tidak memiliki sistem saraf. Porifera ditemukan di dalam sel sel intersisial. Dimana
sel-sel intersisial dapat berkembang menjadi nematokis, neuroskretori dan gamet. Sel-sel
intersisial sangat aktif membentuk tunas dan membantu pertumbuhan gonad.
b. Pada coelenterate
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon laut pada Mesoglea yang
terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm) terdapat sistem saraf
diffus karena sel-sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala
yang disebut saraf jala. Contohnya ialah Hydra. Hydra mempunyai sejumlah sel yang dapat
menghasilkan senyawa kimia yang berperan dalam proses reproduksi, pertumbuhan, dan
regenerasi.
c. Pada Mollusca
sistem saraf Mollusca terdiri atas cincin saraf yang mengelilingi esofagus dan serabut saraf
lainnya dengan menyebar dari cincin tersebut untuk mempersarafi berbagai organ. Pada
hewan ini ditemukannya hormon yang merangsang pelepasna telur dari gonad dan
pengeluaran telur dari tubuh.dalam hal ini, kelenjar endokrin klasik memiliki peran yang
sangat penting.
d. Pada Nematoda
saraf nematoda berada di sepanjang tubuhnya pada permukaan dorsal, ventral, dan lateral.
Tali saraf ini berada di bawah kutikula dan di antara sel-sel otot. Hewan ini dapat mengalami
ganti kulit hingga 4 kali dalam siklus hidupnya., serta mempunyai struktur khusus yang
berfungsi untuk sekresi neurohormon, yang berkaitan erat dengan sistem saraf.
e. Pada Platyhelminthe
Pada Platyhelminthe, ada beberapa macam sistem saraf pada cacing pipih:
1) Sistem saraf tangga tali merupakan sistem saraf yang paling sederhana.
2) Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari
sel saraf (neuron) yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal
dari indra ke otak), sel saraf motor (sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel
asosiasi (perantara).
f. Pada Coelenterata
Sel-sel neurosekresi terdapat pada terutama hewan rendah kecuali hewan bersel satu. Pada
Coelenterata dan annelida tidak terdaopat kelenjar endokrin tapi mekanisme neurosekresi
mengatur pertumbuhan dan reproduksi.
g. Pada Annelida
sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali. Terdiri dari ganglion otak
dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Hormon
pada invertebrata berfungsi untuk mengatur penyebaran kromatofor, molting (pergantian
kulit), pertumbuhan, reproduksi secara seksual dan perkembangan.
h. Pada Echinodermata