TINJAUAN PUSTAKA
dikonsumsi yang tumbuh di darat dan di air. Sayur kangkung memiliki ciri
khas yaitu batang yang berongga dan bentuk daun yang memanjang.
dibagian ujungnya. Selain itu, para ahli menyatakan bahwa sayur kangkung
merupakan sayuran yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan bermanfaat
Sayur kangkung terdiri dari batang, daun, buah, biji, bunga, akar.
2.1.1.1 Batang
darat memiliki warna putih kehijauan dan ruas yang besar, sedangkan
kangkung air memiliki warna batang lebih hijau dan memiliki ruas yang
2.1.1.2 Daun
Kangkung darat memiliki daun yang lebih kecil daripada kangkung air.
Selain itu warna daun pada kangkung darat lebih tua dari kangkung air
Sayur kangkung memiliki buah berbentuk bulat kecil yang besarnya kurang
lebih 10 mm. Setiap buah terdapat 3 buah biji didalamnya. Buah pada sayur
kangkung bewarna hijau dan akan menghitam jika sudah menua dan buah
2.1.1.4 Biji
Kangkung darat memiliki jumlah dan ukuran biji yang lebih banyak dan
besar dari kangkung air, maka dari itu kangkung darat lebih mudah untuk
dengan menggunakan biji sedangkan kangkung air dengan cara stek batang
(Anggriawan, 2018).
2.1.1.5 Bunga
bewarna putih hingga merah muda, sedangkn pada kangkung air bewarna
2.1.1.6 Akar
Akar kangkung memiliki jenis akar tunggang yang terdapat akar – akar
Kangkung air memiliki panjang akar sekitar 150 cm lebih dibawah air
(Anggriawan, 2018).
penyulaman, perawatan, hingga masa panen. Hingga hasil dari kangkung ini
dilakukan cara stek batang, yang bisa didapatkan di took pertanian yang
kangkung air tidak memerlukan waktu yang lama cukup dengan waktu
Pada saat memanen kita tidak bisa mengambil seluruh bagian pada
kangkung air bisa tumbuh lagi tanpa perlu membeli stek batang dari took
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliapsida
Ordo : SolaNales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipoemea
(Kangkung Air)
2.1.4.1 Manfaat
- Pencegahan anemia
- Mengurangi kolesterol
Tabel 1
di daerah tropis dan sub tropis yang memiliki kelembapan udaranya yang
tinggi. Infeksi cacing di Indonesia berbagai daerah mencapai lebih dari 60%.
2.2.1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Ordo : Rhabdidata
Sub Ordo : Ascaridata
Famili : Ascarididae
Genus : Ascaris
2.2.2 Morfologi
Gambar
Sumber : https://webmediums.com/wellness-and-health/what-is-
ascaris-lumbricoides-vxl1690wkxyg
pucat dan berukuran besar. Bagian tubuh cacing ditutupi oleh kutikula yang
halus. Ukuran cacing jantan memang lebih kecil dari cacing betina dengan
– 35 cm. Pada cacing dewasa Ascaris lumbricoides ini memiliki tiga buah
bibir yaitu, sebagian terletak pada dorsal dan dua bibir terletak pada
betina, cacing jantan memiliki ekor yang melengkung kearah ventral dan
juga ujung posterior yang runcing. Pada ujung posterior terdapat papil – papil
yang berukuran kecil, dan pada bagian posterior juga terdapat dua spikulum
Sedangkan, bentuk dari cacing betina yaitu selain besar dan panjang
bagian tubuh cacing dewasa juga bulat dan bagian ekor yang lurus, tidak
Sumber : http://repository.unimus.ac.id/1028/3/BAB%20II.pdf
Memiliki bentuk yang agak lonjong dan dinding yang tebal bewarna
coklat karena efek dari zat empedu, memiliki 3 lapisan, salah satunya yaitu
Gambar 3
Sumber : cdc.gov
Bentuknya lebih lonjong dari pada telur fertile, memiliki
Pusarawati, 2009).
terdapat larva rhabditioid yang sudah menjadi matang pada saat berada
2009).
Gambar
Sumber : https://www.cdc.gov/dpdx/ascariasis/index.html
Cacing betina yang hidup di usus kecil mengeluarkan telur sebanyak
200.000 per hari, yang akan dikeluarkan bersama tinja. Telur yang tidak
dibuahi bisa tertelan langsung oleh manusia namun, tidak infektif. Telur yang
belum infektif akan berubah menjadi infektif di tanah setelah 18 hari sampai
teduh ), setelah menjadi infektif telur tertelan oleh manusia. Kemudian larva
menetas di dalam tubuh manusia hingga menyerang mukosa usus dan dibawa
melalui portal hinga sirkulasi sistemik ke paru – paru. Larva matang yang
larva berganti kulit dan tumbuh menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa dapat
dengan gejala klinis seperti demam, batuk, sesak, dan dahak yang berdarah,
pada darah tepi ditemukan eosinophil sampai 20%. Gejala yang dialami
seperti ini sering disebut dengan alergi Sindrom Loeffler atau Ascaris
terutama pada anak – anak akan terjadi gangguan penyerapan protein dan
dan anemia akibat kurangg gizi. Dalam jumlah besar cacing dewasa terdapat
atau obstruksi usus dan intususepsi, dan juga dapat menimbulkan perforasi
(Soedarto, 2016)
2.8 Diagnosa
langsung, dengan adanya telur pada feses tersebut. Ada juga diagnosis dapat
ditegakkan dengan keluar dengan sendirinya larva melalui feses, mulut atau
yang baik agar tanah tidak tercemari tinja yang penderita, mencegah telur
cacing di daerah endemis, ini dapat memutuskan rantai daur hidup cacing
penyakit askariasis.
2.10 Pengobatan
Ada obat yang masih efektif untuk mengobatan penyakit askariasis ini
sebagai berikut :
- Albendazol
- Mebendazole
- Ivermectin
- Nitazoxanit
- Pyrantel pamoat