Anda di halaman 1dari 8

DESAIN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Ema Suswitaningrum
5301417037
Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Tenik
Universitas Negeri Semarang
Email: emasuswita@gmail.com

1. Sebutkan model-model pembelajaran !

Model-model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal


hingga akhir yang di sajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran mencakup suatu
pendekatan pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Model pembelajaran memiliki
fungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan tentang
mengajar dikelas atau praktek mengawasi siswa. Model pembelajaran memiliki empat
ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi dan prosedur tertentu. Keempat ciri tersebut
yaitu :

1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil
4. Lingkungan pembelajaran yang kondusif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

Dalam suatu model pembelajarannya terdapat sintaks yang menggambarkan


keseluruhan langkah yang pada umumnya dikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran.
Suatu sintaks pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan yang perlu dilakukan
oleh guru dan siswa, urutan kegiatan, dan tugas-tugas khusus yang harus dilakukan siswa

b. Model-model pembelajaran

1. Discovery Learning

Suatu model pembelajaran yang mengembangkan cara belajar aktif dengan


menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, dan hasil yang diperoleh akan lama diingat.
Model discovery menekankan pada pengalaman langsung dan pentingnya
pemahaman struktur atau ide-ide terhadap suatu disiplin ilmu melalui keterlibatab
siswa secara aktif dalam pembelajaran. Penggunaan discovery learning mengubah
kondisi belajar pasif menjadi aktif kreatif, dan mengubah pembelajaran dari teacher
oriented menjadi students oriented.

2. Problem based learning

Model pembelajaran yang menhgadapkan siswa pada masalah dunia nyata.


Masalah yang digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu terhadap
pembelajaran tersebut. Dalam problem based learning diharapkan siswa dapat
memiliki kecakapan dalam memecahkan masalah, kecakapan berfikir kritis,
kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta
kecakapan pencarian dan pengolahan informasi.

3. Project based learning

Model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam isu-isu dan masalah
kompleks dunia nyata dan peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan
ketrampilannya dalam berbagai konteks. Peserta didik melakukan riset, ketrampilan
merencanakan, berfikir kritis, dan kekrampilan memecahkan masalah. Dalam project
based learning segala aktivitas siswa mengarah pada tujuan akhir untuk
menghasilkan  suatu produk.

2. Ambil salah satu model pembelajaran. Bagaimana pengembangan model


pembelajaran tersebut ?

Pengembangan Model Pembelajaran Discovery Learning


Untuk Mereduksi Miskonsepsi IPA
Model pembelajaran yang akan dikembangkan ini adalah model pembelajaran
discovery inquiry untuk mereduksi miskonsepsi IPA peserta didik. Tahap-tahap
pengembangan model pembelajaran ini mengacu kepada tahap-tahap pengembangan model
yang dikemukakan oleh S.Thiagarajan, Semmel dan Semmel (model Four-D). Sedangkan
komponen-komponen yang tercakup dalam model tersebut mengacu kepada komponen-
komponen model pembelajaran yang dikemukakan Joice, Weil, dan Shower (1992), yaitu: (a)
sintaks, (b) sistem sosial, (c) prinsip reaksi, (d) sistem pendukung, dan (e) dampak
instruksional dan pengiring. Tahap-tahap pengembangan model pembelajaran discovery
inquiry untuk mereduksi miskonsepsi IPA peserta didik tersebut adalah sebagai berikut:

A. Tahap pendefinisian
Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan kajian tentang: (1) model-model
pembelajaran sebagai pembanding yang berorientasi pada beberapa unsur, antara lain:
sintaks, teori yang mendasari, dan hasil-hasil penelitian tentang model-model tersebut
(khususnya mengkaji model pembelajaran discovery inquiry dalam mereduksi
miskonsepsi IPA ), (2) teori-teori belajar yang berhubungan dengan pembelajaran
discovery inquiry dan miskonsepsi IPA, (3) kurikulum IPA pada tingkat SMP, kondisi
peserta didik dan lingkungannya sebagai sistem pendukung, dan sebagainya.

B. Tahap perancangan

Kegiatan pokok yang dilakukan pada tahap ini adalah merancang model
pembelajaran discovery inquiry untuk mereduksi miskonsepsi IPA peserta didik. Rincian
kegiatan pokok pada tahap ini meliputi: (1) merancang sintaks pembelajaran atau
aktivitas pembelajaran discovery inquiry untuk mereduksi miskonsepsi IPA peserta
didik, (2) merancang sistem sosial, yaitu peran pendidik dan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran discovery inquiry beserta aturan-aturan dan rambu-rambu yang
harus dipatuhi bersama dalam proses pembelajaran IPA, (3) merancang prinsip-prinsip
reaksi, yaitu gambaran yang dibutuhkan guru dalam merespon atau menyikapi setiap aksi
dan perilaku peserta didik, utamanya pertanyaan-pertanyaan mereka, (4) merancang
sistem pendukung atau kondisi yang diperlukan oleh keterlaksanaan model. Kondisi-
kondisi ini meliputi: kondisi siswa, suasana lingkungan belajar, fasilitas belajar, media
pembelajaran, dan perangkat pembelajaran.

C. Tahap Pengembangan

Tahap ini meliputi: (1) meminta pertimbangan ahli, (2) mengadakan uji coba
penerapan prototipe I. Uji coba I ini dilaksanakan pada kelas VIII-C SMP Negeri 2
Maros tahun pelajaran 2015/2016, (3) mengadakan revisi prototipe I berdasarkan hasil
uji coba dan pertimbangan peneliti, ahli, dan guru. Kegiatan revisi ini dilakukan
terhadap hal-hal yang dipandang perlu untuk tiap-tiap komponen model. Pada kegiatan
ini pula dimungkinkan untuk kembali memperhatikan atau meninjau ulang hal-hal yang
telah dilakukan atau diputuskan pada bagian pendefinisian dan perancangan di atas. Dari
hasil tinjauan ini dirancang kembali prototipe II untuk diujicobakan kembali.
Selanjutnya, direvisi lagi pada komponen-komponen yang dianggap perlu, kemudian
diujicobakan kembali (uji coba II). Materi pembelajaran untuk prototipe II tersebut
adalah konsep tentang Getaran dan Optika.Pada uji coba II ini digunakan prototipe final
model pembelajaran discovery inquiry pada kelas VIII-A SMP Negeri 2 Maros. Materi
pembelajaran dalam prototipe final ini masih sama yaitu konsep Getaran dan Optika.
Diharapkan dalam tahap pengembangan ini diperoleh berbagai informasi baru tentang
penerapan model pembelajaran discovery inquiry , termasuk sisi-sisi kelebihan dan
kekurangannya untuk keperluan penyempurnaan atau perbaikan model tersebut, serta
temuan-temuan yang ada di dalamnya.
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada masalah penelitian
yang dirumuskan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka analisis
data penelitian dilakukan dalam dua cara, yaitu cara kuantitatif dan cara kualitatif.
Untuk menjawab masalah hasil tes miskonsepsi IPA digunakan analisis statistik
deskriptif dengan uji normalisasi N-gain. Selain itu, untuk memperjelas interpretasi hasil
analisis, perolehan data juga digambarkan dalam bentuk diagram-diagram.
Untuk penelitian pengembangan, kegiatan analisis data dominan bersifat kualitatif
dan sesungguhnya telah tersirat pada seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan di tiap-
tiap tahap pengembangan model pembelajaran. Analisis ini dilakukan terhadap seluruh
komponen model yang dilakukan berdasarkan Joice, Weil dan Showers (sintaks, sistem
sosial, prinsip-prinsip reaksi, sistem pendukung, dan dampak instruksional dan
pengiring) dengan antara lain memperhatikan (1) perangkat pembelajaran, (2) aktivitas
belajar-mengajar, dan (3) keefektifan pembelajaran.

3. Apa yang disebut strategi pembelajaran ?

Strategi Pembelajaran

a. Pengertian Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran berasal dari bahasa Latin yakni “Strategia” yang artinya
seni penggunaan rencana dalam meraih suatu tujuan. Pada mulanya, istilah itu sering
digunakan dalam dunia militer tetapi sekarang istilah ini sudah sering dipakai pada
berbagai bidang termasuk pembelajaran.
Strategi pembelajaran didefinisikan dengan sebuah perencanaan yang
mengandung rangkaian kegiatn yang dibentuk dalam sebuah tindakan (rangkaian
kegiatan) yang dirancan untuk meraih tujuan pendidikan tertentu.
Strategi pembelajaran adalah suatu rencana, metode dan perangkat aktivitas yang
terencana untuk meraih tujuan pembelajaran. Definisi lain dari strategi pembelajaran
yaitu suatu rencana rangkaian kegiatan yang pada pemakaian metode dan penggunaan
akan semua sumber daya atau kekuatan demi adanya pembelajaran yang disusun untuk
meraih tujuan tertentu.

b. Fungsi, Tujuan Strategi Pembelajaran

Fungsi dan tujuan dari strategi pembelajaran antara lain:

1. Memberikan isi pembelajaran kepada pembelajar.


2. Menyajikan informasi atau bahan-bahan yang dibutuhkan dalam belajar untuk
menunjukkan unjuk kerja.

c. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Ada beberapa jenis-jenis dari strategi pembelajaran, antara lain sebagai berikut:

a. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Ini adalah jenis strategi pembelajaran dengan kadar memiliki pusat kepada
guru yang paling tinggi, tetapi strategi ini seringkali dipakai. Contoh strategi
pembelajaran langsung antara lain: Suatu ceramah, pertanyaan dedaktik, pengajaran
eksplisit dan latihan, dan juga demonstrasi.

b. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)

Ini adalah jenis strategi pembelajaran yang menggambarkan terdapat bentuk


terlibatnya siswa yang paling tinggi karena guru memiliki peran sebagai penyelidikan,
penggambaran inferensi data dan pembentukan hipotesis.

c. Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction)

Jenis strategi pembelajaran interaktif mengarah kepada bentuk diskusi dan


saling berbagi antara siswa.

d. Strategi Pembelajaran Melalui Pengalaman

Strategi belajar dengan cara suatu pengalaman adalah strategi pembelajaran


memakai sekuens induktif yang mengarah pada pusat siswa dan juga orientasinya
pada suatu kegiatan.

e. Strategi Pembelajaran Mandiri

Belajar mandiri adalah jenis strategi pembelajaran yang mempunyai tujuan


untuk membangun adanya inisiatif perseorangan, kemandirian dan juga peningkatan
diri.

4. Bagaimana implementasi dalam model pembelajaran ?

Implementasi Model-Model Pembelajaran Kurikulum 2013


Kurikulum baru yang dikenal dengan “Kurikulum 2013” diujicobakan pada tahun
pelajaran 2013/2014 hanya di beberapa sekolah di setiap kabupaten. Kemudian,
kurikulum 2013 ini wajib dilaksanakan oleh semua sekolah pada tahun pelajaran
2014/2015.

Perubahan mendasar dalam Kurikulum 2013 terdapat pada:

1. proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active
learning) dengan sifat pembelajaran yang kontekstual dan peserta didikmencari tahu,
2. pendekatan dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik
3. penilaian berbasis proses dan out put, dan menggunakan penilaian autentik.

Pendekatan pembelajaran Kurikulum 2013 berbasis saintifik pada dasarnya terdiri


atas lima langkah pembelajaran, yaitu: mengamati, bertanya, menalar/ mengasosiasikan,
mencoba/mengumpulkan informasi, dan mengomunikasikan.

Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru perlu menentukan model yang akan


digunakan dalam proses pembelajaran. Beberapa model pembelajaran dalam kurikulum
2013 yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip pendekatan saintifik/ilmiah, antara
lain:

a. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) yang menggunakan


sintak/langkah sebagai berikut:

1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)


2. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
3. Data collection (pengumpulan data)
4. Data processing (pengolahan data)
5. Verification (pembuktian)
6. b.Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

b. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) yang menggunakan


sintak/ langkah sebagai berikut
1.Penentuan Proyek/ tugas
2.Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
3.Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek
4.Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
5.Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek
6.Evaluasi proses dan hasil proyek
c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) yang menggunakan
sintak/ langkah sebagai berikut:

1. Orientasi peserta didik kepada masalah


2. Mengorganisasikan peserta didik
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam sebuah model pembelajaran terdapat


strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan saintifik, metode dan teknik
pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran. Dengan
menggunakan model-model pembelajaran dalam kurikulum 2013 yang sesuai dengan
pendekatan saintifik, diharapkan para peserta didik dapat memiliki sikap religius dan
sikap sosial,memiliki kemampuan pengetahuan, dan memiliki keterampilan.

Persoalannya adalah dapatkah guru mengembangkan pendekatan saintifik dan 


menerapkan model-model pembelajaran yang sejalan dengan Kurikulum 2013 pada
saat pembelajaran?

Yang pasti, pada setiap pembelajaran, guru dituntut untuk mengembangkan


atau memperkaya materi dari berbagai sumber seperti media massa cetak seperti
suratkabar dan buku maupun media elektronika dari televisi,radio, dan melalui
jejaring/ net working/ internet. Dalam proses pembelajaran, guru wajib menanamkan
sikap religius dan sosial implisit dengan kegiatan guru pada saat mengajarkan
pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum 2013 juga menuntut guru agar bisa
melaksanakan proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Proses
pembelajaran yang sesuai tuntutan kurikulum 2013 ini mungkin terasa sulit jika guru,
peserta didik, orang tua, masyarakat tidak mau mengubah mindset. Apalagi bagiguru
yang sudah terbiasa mentransfer saja ilmu pengetahuan kepada peserta didik melalui
metode ceramah yang membosankan dan mendikte siswa untuk melakukan proses
belajarnya sesuai keinginan guru, sehingga siswa menjadi terbiasa menerima pelajaran
tanpa berusaha untuk mencari tahu, tanpa bisa menemukan sendiri, dan tanpa bisa
memecahkan masalah sendiri.

Masalah lainnya, walaupun guru sudah berusaha untuk mempelajari


pendekatan saintifik, model-model pembelajaran, bahkan juga mempelajari penilaian
autentik sesuai tuntutan kurikulum 2013, tetapi guru masih mengalami kebingungan
dan kesulitan untuk menerapkannya di kelas, sehingga mempraktikkannya hanya
kadang-kadang saja , dan pada akhirnya proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru kembali lagi ke pola lama.
Supaya perubahan kurikulum tidak sia-sia, pemerintah telah menyiapkan
strategi pelatihan bagi guru-guru untuk kepentingan implementasi Kurikulum 2013.
Materi yang diberikan dalam pelatihan berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan guru dalam mengembangkan pendekatan saintifik, model pembelajaran,
dan penilaian autentik yang sejalan dengan Kurikulum 2013. Namun, diperlukan juga
upaya-upaya yang bisa membangun motivasi dan komitmen guru agar dapat
menerapkan secara konsisten pendekatan saintifik, model pembelajaran penemuan
(Discovery Learning), model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) , dan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Leaning), serta
penilaian autentik sejalan dengan tuntutan Kurikulum 2013, bukan hanya sekedar
mendapatkan pelatihan-pelatihan tentang kurikulum 2013 saja.

Apabila dalam proses pembelajaran guru sudah konsisten menerapkan


pendekatan saintifik, model pembelajaran penemuan (Discovery Learning), model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) , dan model pembelajaran
berbasis proyek(Project Based Leaning), serta penilaian autentik, akan tampaklah
perbedaan yang sesungguhnya kurikulum 2004 (KBK), KTSP denganKurikulum
2013, sehingga perubahan kurikulum bisa dirasakan manfaat dan keberhasilannya.

Untuk mensukseskan tercapainya keberhasilan kurikulum 2013 , harus ada


perubahan mindset guru, peserta didik, dan masyarakat.  Untuk menghadapi perubahan
tersebut, guru harus memiliki pengetahuan tentang kurikulum 2013 melalui pelatihan-
pelatihan, memiliki motivasi dan konsisten bersedia menjalankan tugas sebagai guru
dengan penuh semangat.

Anda mungkin juga menyukai