Anda di halaman 1dari 10

Nama : Bella Eka Pancawati

NIM : 43218310043

1.       PT Kacang Merpati dan PT Kacang Perkutut adalah dua perusahaan yang
menghasilkan kacang goreng dan bersaing ketat untuk merebut pangsa pasar di Indonesia. PT
Kacang Merpati  berkedudukan di Semarang, sedangkan PT Kacang Perkutut berkedudukan
di Surabaya. Kedua perusahaan memasarkan produknya ke seluruh Indonesia.  Dari hasil
penelitian terhadap selera konsumen, diketahui bahwa konsumen tidak selalu menghendaki
adanya produk kacang dengan kulit, demikian pula rasa tidak selalu harus asin, tetapi dapat
dengan rasa manis, pedas serta sebagian menghendaki adanya rasa madu. Selain kacang
goreng ini konsumen juga tertarik untuk kacang panggang, roasted nut serta mixed
nuts. Selanjutnya konsumen mengharapkan butiran biji kacang dengan ukuran yang lebih
besar yang menunjukkan protein yang lebih baik.

Dalam hal kemasan, konsumen menghendaki kemasan, konsumen menghendaki kemasan


yang kuat dan hygiene untuk menjaga kwalitas dan cita rasa kacang serta dikemas dalam
ukuran serta design yang berbeda-beda tergantung dari event yang dikehendaki . Konsumen
juga menghendaki agar produk dapat dengan mudah diperoleh, baik di supermarket besar
maupun di Supermarket kecil. Kualitas produksi kacang goreng sangat tergantung pada
kualitas kacang tanah yang dihasilkan. PT Merpati mengadakan kerjasama dengan LIPI
( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ) untuk menjaga kualitas kacang tanah yang
dihasilkan serta melakukan kerjasama dengan petani kacang di Jawa Tengah sehingga kacang
yang dihasikan sesuai dengan standard mutu yang ditetapkan.

Kerjasama dengan petani kacang perlu dilakukan untuk menjaga suplai kacang tanah tidak
dapat dipenuhi dari lahan pertanian sendiri karena tingginya tingkat permintaan kacang
goreng terutama menjelang lebaran, natal dan tahun baru. Kacang Merpati juga
berkepentingan untuk menghasilkan kacang berbiji tiga sebagai suatu inovasi dari produk
yang dihasilkan.
Diminta  Buatlah :

1) Balance Score Card dari PT Kacang Merpati & Kacang Perkutut

PT. Kacang Merpati Ukuran


Perspektif Pelanggan
kuat dan hygiene untuk menjaga kwalitas dan cita
Kualitas rasa kacang
dikemas dalam ukuran serta design yang berbeda-
  beda tergantung dari event yang dikehendaki
Konsumen juga menghendaki agar produk dapat
dengan mudah diperoleh, baik di supermarket
Pemasaran dan Penjualan besar maupun di Supermarket kecil
Produk Baru Tidak hanya kacang dengan kulit
Tidak harus asin, tapi rasa manis, rasa pedas, dan
  rasa madu
Selain kacang goreng, konsumen tertarik dengan
  kacang panggang, roasted nut, dan mixed nut
  Butiran Biji Kacang yang besar (protein baik)
Kapabilitas Internal
Pangsa Pasar Seluruh Indonesia
Inovasi
kerjasama dengan LIPI ( Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia ) untuk menjaga kualitas
Penelitian dan Pengembangan kacang tanah yang dihasilkan
kerjasama dengan petani kacang di Jawa Tengah
sehingga kacang yang dihasikan sesuai dengan
  standard mutu yang ditetapkan
Menghasilkan kacang berbiji tiga sebagai suatu
  inovasi dari produk
Perspektif Keuangan

PT. Kacang Perkutut Ukuran


Perspektif Pelanggan
kuat dan hygiene untuk menjaga kwalitas dan cita
Kualitas rasa kacang
dikemas dalam ukuran serta design yang berbeda-
  beda tergantung dari event yang dikehendaki
Pemasaran dan Penjualan Konsumen juga menghendaki agar produk dapat
dengan mudah diperoleh, baik di supermarket
besar maupun di Supermarket kecil
Produk Baru Tidak hanya kacang dengan kulit
Tidak harus asin, tapi rasa manis, rasa pedas, dan
  rasa madu
Selain kacang goreng, konsumen tertarik dengan
  kacang panggang, roasted nut, dan mixed nut
  Butiran Biji Kacang yang besar (protein baik)
Kapabilitas Internal
Pangsa Pasar Seluruh Indonesia
Inovasi
Perspektif Keuangan

2) Identifikasikanlah pada tahapan mana perusahaan dapat melakukan pengurangan


biaya atau peningkatan nilai produk !

Pada tahapan menghasilkan produk baru yang diinginkan konsumen, seperti produksi
tidak hanya kacang dengan kulit, rasa yang dibuat tidak selalu asin tetapi juga ada mansi,
pedas, dan madu, dan keinginan konsumen lainnya yang telah terpenuhi. Serta inovasi
yang dilakukan dalam produksi kacang berbiji tiga yang dapat menaikan nilai produk. Hal
ini tentu dapat meningkatkan nilai produk kacang tersebut.

3) Pada Value Chain (rantai nilai ) dari kedua perusahaan ini manakah yang lebih tepat?

Aktivitas Nilai (Merpati) Output yang diharapakan dari aktivitas


Meningkatkan penjualan dengan kemasan higienis
dan kuat serta desain yang berbeda, mudah diperoleh,
Memenuhi Perspektif pelanggan dan menciptakan produk baru
Merpati bekerja sama dengan petani mejaga suplai kacang yang meningkat terutama
kacang menjelang tahun baru, lebaran, natal, dll.
Merpati bekerja sama dengan LIPI untuk menjaga kualitas kacang tanah yang dihasilkan
Memproduksi kacang berbiji tiga inovasi baru dari produk kacang

Aktivitas Nilai (Perkutut) Output yang diharapakan dari aktivitas


Meningkatkan penjualan dengan kemasan higienis
dan kuat serta desain yang berbeda, mudah diperoleh,
Memenuhi Perspektif pelanggan dan menciptakan produk baru

Value chain yang paling tepat dilakukan adalah pada PT. Merpati, perusahaan ini
lebih tepat untuk melakukan inovasi terus menerus terhadap produk yang dihasilkan,
karena seiring berkembangnya zaman juga banyak konsumen yang menginginkan
keunikan dari produk kacang tersebut seperti misalnya dari segi rasa, desain kemasan
dan menjamin kualitas produk sebaik mungkin serta produk yang dapat dibeli dimana
saja dengan mudah, hal ini tentu akan meningkatkan penjualan terhadap produk yang
dihasilkan.
4) Adakah isu etika, jika ada bagi kedua  perusahaan diatas

Berikut Isu Etika dalam Alokasi Biaya

Pertama, isu etika muncul ketika biaya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan baik
untuk pasar yang penuh kompetisi maupun badan publik atau departemen pemerintah

Isu etika kedua dalam mengimplementasikan metode alokasi biaya adalah isu ekuitas atau
kewajaran yang muncul ketika unit pemerintahan mengganti biaya institusi swasta atau ketika
unit pemerintahan memberikan pelayanan kepada publik dengan uang bayaran

Isu etika penting yang ketiga adalah pengaruh dari metode alokasi yang dipilih terhadap
biaya produk yang dijual ke atau dibeli dari anak perusahaan luar negeri.

2. Apakah Activity-based costing system dapat mengatasi kelemahan yang terdapat


dalam sistem akuntansi biaya tradisional baik kelemahan pada perhitungan harga pokok
penjualan maupun kelemahan pada pengendalian biaya?  Manakah yang lebih banyak
digunakan di Indonesia, Apakah ABC Costing ataukah Sistem Tradisional?  Sertakan  contoh
soal dan jelaskan !

Metode ABC dapat mengatasi kelemahan yang ada paa sistem akuntansi biaya
tradisional, karna siring dengan majunya perkembangan teknologi, perusahaan dituntut untuk
dapat bersaing secara global, Metode ABC memandang bahwa biaya overhead dapat dilacak
dengan secara memadai pada berbagai produk secara individual. Biaya yang ditimbulkan
oleh cost driver berdasarkan unit adalah biaya yang dalam metode tradisional disebut sebagai
biaya variabel.
Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk dengan mengakui
bahwa banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk berubah selain
berdasarkan volume produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biaya-biaya
tersebut meningkat dan menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri ke masing-masing produk.
Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan kalkulasi
biaya produk yang dapat secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan.

Di Indonesia saat ini belum banyak perusahaan yang menerapkan metode Activity Based
Costing untuk penentuan harga produk, sehingga produk-produk yang berasal dari Indonesia
kurang bisa bersaing terutama di pasar global.

Contoh perusahaan di Indonesia yang sudah menerapkan sitem ABC, mengenai persediaan
LPG pada PT. NOVIRA KARYA penulis menggunakan Analisis ABC. Analisis ABC
merupakan aplikasi persediaan yang menggunakan prinsip Pareto : the critical few and the
trivial many. Idenya untuk memfokuskan pengendalian persediaan kepada item (jenis)
persediaan yang bernilai tinggi (critical) daripada yang bernilai rendah (trivial). Klasifikasi
ABC membagi persediaan dalam tiga kelas berdasarkan atas nilai persediaan. Dengan
mengetahui kelas-kelas itu, dapat diketahui item persediaan tertentu yang harus mendapatkan
perhatian lebih intensif atau serius dibandingkan item yang lain.

Contoh Soal :

PT. Sentosa Jaya Tbk adalah perusahaan yang menghasilkan dan menjual produk dalam 2
jenis berbeda yaitu Jenis AB dan BC. Data Keuangan yang terhimpun untuk kedua jeniS
produk tersebut adalah sebagai berikut :
Produk
Keterangan
AB BC
Volume Produksi ( Unit ) 5.000 20.000
Harga Jual ( Rp ) 6.000 3.000
Biaya Utama ( Rp ) 3.000 1.500
Jam Kerja Langsung 2.500 5.000
Dan akuntan manajemen mengidentifikasikan aktivitas cost pool yang dianggarkan dan
Aktivitas sebagai berikut :
Aktivitas Anggaran Cost Pool Aktivitas
Rekayasa Rp150.000 Jam
Setup 500.000 Jam
Perputaran Mesin 1.500.000 Jam
Pengemasan 100.000 Jumlah
Dan berikut ini aktivitas yang sesungguhnya untuk kedua jenis produk :
Konsumsi / Realisasi
Aktivitas Total
AB BC
Rekayasa 6.000 9.000 15.000
Setup 400 600 1.000
Perputaran Mesin 50.000 100.000 150.000
Pengemasan 5.000 20.000 25.000

 Jawab :

Sistem ABC ( Activity Based Costing )


 
Aktivitas Total Biaya Konsumsi Aktivitas Tarif Aktivitas
Rekayasa 150.000 15.000 Rp10
Setup 500.000 1.000 Rp500
Perputaran Mesin 1.500.000 150.000 Rp10
Pengemasan 100.000 25.000 Rp4

Biaya Overhead yang dibebankan ke masing – masing produk sebagai berikut :


 A.Produk AB
Aktivitas Tarif Jumlah BO Total BO / Unit
Rekayasa Rp10 6.000 60.000 Rp10
Setup Rp500 400 200.000 Rp500
Perputaran Mesin Rp10 50.000 500.000 Rp10
Pengemasan Rp4 5.000 20.000 Rp4
780.000

B.Produk BC
Aktivitas Tarif Jumlah BO Total BO / Unit
Rekayasa Rp10 9.000 90.000 Rp10
Setup Rp500 600 300.000 Rp500
Perputaran Mesin Rp10 100.000 1.000.000 Rp10
Pengemasan Rp4 20.000 80.000 Rp4
1.470.000 Rp524

Menghitung biaya per unit menggunakan metode ABC :


Keterangan Produk AB Produk BC
Biaya Utama 15.000.000 30.000.000
Biaya Overhead 2.620.000 10.480.000
Total Biaya 17.620.000 40.480.000
Unit diproduksi 5.000 20.000
Biaya / Unit 3.524 2.024

3. Activity Based Management (ABM) merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang


memfokuskan perhatian manajemen untuk meningkatkan “customer value” serta keuntungan
yang akan diperoleh perusahaan dengan peningkatan value tersebut  bagi konsumen.

Jelaskan dan beri contoh penghitungan mengenai activitas based management yang
mengandung fokus kegiatan :

Fokus utama adalah terhadap non-value-added activities:

a. Activity reduction (pengurangan non-value-added activities)


Pengurangan aktivitas, mengurangi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan suatu
aktivitas. Pengurangan biaya dapat dicapai dengan mengurangi aktivitas bukan
penambah nilai. Pengurangan aktivitas merupakan strategi jangka pendek yang
ditempuh dalam melakukan improvement terhadap aktivitas.
b.  Activity elimination (penghilangan non-value-added activities)
Penghilangan aktivitas, berfokus pada berbagai aktivitas yang tak bernilai tambah.
Pengurangan biaya dapat dicapai dengan melakukan penghilangan aktivitas bukan
penambah nilai. Penghilangan aktivitas merupakan strategi jangka panjang yang
ditempuh dalam melakukan improvement terhadap aktivitas.

 Fokus kedua adalah terhadap value-added activities:

a. Activity selection (pemilihan value-added activities)


Pemilihan aktivitas melibatkan pemilihan berbagai rangkaian aktivitas yang timbul
oleh beberapa strategi yang saling bertentangan. Pengurangan biaya dapat dicapai
dengan melakukan pemilihan aktivitas dari serangkaian aktivitas yang diperlukan
untuk melaksanakan berbagai strategi yang kompetitif. Strategi yang berbeda
menyebabkan aktivitas yang berbeda. Pemilihan aktivitas terutama ditujukan untuk
mengelola aktivitas penambah nilai. Dalam perencanaan jangka panjang, personel
perusahaan mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan berbagai aktivitas
penambah nilai, dan melakukan pemilihan aktivitas penambah nilai yang paling
efisien di antara berbagai aktivitas penambah nilai yang tersedia
b. Activity sharing (pemanfaatan optimum value-added activities
Meningkatkan efisiensi dari berbagai aktivitas yang dibutuhkan dengan
menggunakan economy of scale. Pembagian aktivitas terutama ditujukan untuk
mengelola aktivitas penambah nilai. Dengan mengidentifikasi aktivitas penambah
nilai yang masih belum dimanfaatkan secara penuh dan kemudian memanfaatkan
aktivitas tersebut untuk menghasilkan cost object yang lain, perusahaan akan
meningkatkan produktivitas pemanfaatan aktivitas tersebut dalam menghasilkan
cost driver.

Contoh Soal

     
Variansi Volume Aktivitas, KapasitasAktivitas yang tidak digunakan, Laporan biaya bernilai
dan tak bernilai-tambah, Standar Kaizen
Pollard Manufacturing telah mengembangkan standar bernilai tambah untuk aktivitas-
aktivitasnya, diantaranya pengunaan bahan, pembelan , dan pemeriksaan.berikut tingkat
aoutput bernilai tambah untuk setiap aktivitas, tingkat aktual yang dicapai, dan harga standar.

Aktivitas Penggerak Aktivitas Jumlah Standar Jumlah Aktual Harga


Standar
Penggunaan Ukuran kayu 24.000 30.000 $10
kayu
Pembelian pesanan pembelian 800 1.000 $50
Pemeriksaan Jam Pemeriksaan 0 4.000 $12

Asumsikan bahwa biya pembelian dan penggunaan bahan merupakan sember daya yang
fleksibel (diproses sesuai kebutuhan) dan pemeriksaan menggunakan sumber daya yang
diperoleh dari kelompok atau tahapan sebesar 2.000 ja. Harga aktual yang harus dibyar untuk
input sama dengan harga standar.
Diminta
1.   Asumsikan bahwa usaha perbaikan berkelanjutan mengurangi permintaan pemeriksaan
sebesar 30 persen selama thun tersebut(penggunaan aktivitas aktual menurun 30 persen).
Hitunglah variansi volume aktivitas dan variansi kapasitas yang tidak digunakan untuk
aktivitas pemeriksaan! Jelaskan maknanya! Jelaskan juga mengapa tidak ada volume aktivitas
atau variansi kapasitas yang tidak digunakan untuk dua aktivitas lainnya!
2.   Buatlah laporan biaya yang memerinci biya bernilai tambah dan tak bernilai tambah!
3.   Anggaplah perusahaan ingin mengurai semua biaya tak bernilai tambah hingga 30 persen
selama tahun depan. Buatlah standar Kaizen yang bisa digunakan untuk mengevaluasi
kemajuan perusahaan ke sasaran tersebut! Berapa banyak hal ini menghemat pengeluaran
sumber daya?

Solusi
1.      SP x SQ                            SP x SQ                                  SP x AU
$12 x 0                              $12 x 4.000                             $12 x 2.800
$0                                      $48.000                                  $33.6000
Variansi Volume Aktivitas     Variansi Kapasitas yang tidak digunakan
$48.000 U                                                      $14.000 F
Variansi Volume Aktivitas adalah biaya tak bernilai tambah. Variansi kapasitas yang tidak
digunakan mengukur biaya dari kapasitas yang tidak digunakan. Kedua aktivitas lainnya
tidak memiliki variansi volume atau varinsi kapasitas karena hanya menggunakan sumber
daya yang fleksibel. Tidak ada kapasitas aktivitas yang dibutuhkan sebelum penggunaanya
sehingga tidak bisa ada variansi kapasitas yang tidak digunakan atau variansi voume
aktivitas.

Bernilai Tambah Biaya Tak Bernilai Total


Tambah
Penggunaan kayu $240.000 $60.000 $300.000
Pembelian $40.000 $10.000 $50.000
Pemeriksaan 0 $48.000 $48.000
Total $280.000 $118.000 $398.000

3.      Standar Kaizen

Jumlah Biaya
Penggunaan Kayu 28.000 $282.000
Pembelian 940 $47.600
Pemeriksaan 2.800 $33.600

Jika standar tersebut terpenuhi, maka penghematan adalah sebagai berikut.


Penggunaan kayu $10 x1.800 =$18.000
Pembelian $50 x 60                 =    3.000
Penghematan                           = $21.000
Tidak ada pengurangan yang terjadi pada pengeluaran sumber daya untuk pemeriksaan
karena hal ini harus dibeli dengan kelipatan 2.000 dan hanya 1.200 jam yang dihemat harus
dikurangi 800 jam lagi untuk mencapai pengurangan dalam pengeluaran sumber daya.
Variansi kapasitas yang tidak digunakan harus mencapai $24.000, sebelum pengeluaran
sumber daya bisa dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai