Anda di halaman 1dari 3

Solusi Islam Mengatasi Krisis Ekonomi

Adriansah, M.Pd*

Sebelum merebahnya virus corona (Covid-19) di Indonesia perekonomian memang sudah semakin
memburuk. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Dr. Rizal Ramli Mantan Menko Kemaritiman yang
mengkritik kebijakan perekonomian yang dijalankan pemerintahan saat ini. Menurut dia, jajaran
yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlalu longgar terhadap Cina. Oleh karena itu, lanjut
dia, Indonesia terus mengalami defisit neraca perdagangan yang kian membesar. (Republika,
14/4/2019)

"Saya ingin mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan 'nyungsep' paling hanya 4,5 persen.
Pemerintah Indonesia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan 5,2 persen, tapi data
terakhir saja sudah 5 persen. Ini akan anjlok terus ke 4,5 persen," ungkap Rizal. (CNN,12/8/2019).

Selain hal tersebut juga ditujukkan oleh anjloknya nilai rupiah yang terjadi dipenghujung bulan
Maret 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di posisi Rp16.090 per dolar AS.
(Vivanews, 27/3/2020)

Ada beberapa indikator yang menunjukkan bahwa ada gejala diambang krisis ekonomi yang terjadi
di negeri ini khususnya. Setidaknya ada 3 indikator yang paling mudah difahami oleh masyarakat.
(Chondro Triono, 2020)

Pertama, harga-harga yang sudah mulai bergerak naik. Ini menandakan telah terjadi inflasi yang
sudah tidak terkendali.

Kedua, angka pengangguran yang semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan makin sulitnya
mencari kerja sementara disisi yang lain banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).

Ketiga, nilai tukar rupiah yang semakin turun terhadap dolar Amerika Serikat. Untuk indikator nilai
tukar inilah yang paling mudah diamati pergerakannya oleh masyarakat karena angkanya dapat
dilihat dari hari ke hari.

Dalam level global sudah tampak terjadinya krisis ekonomi dunia yang ditimbulkan oleh sistem
ekonomi kapitalisme yang memang rentan terjadinya krisis ditambah lagi pukulan dari virus corona
(Covid-19).

Sebetulnya krisis ekonomi yang menimpa negara-negara di dunia termasuk Indonesia adalah
dampak dari krisis ekonomi dunia. Ditambah lagi di negeri ini rezimnya belum terlalu siap tuk
menghadapinya dikarenakan kebijakan ekonomi yang salah yang tampak pada struktur industrinya
70-80 persen bahan bakunya masih bergantung pada impor. Disisi yang lain ekspor masih didominasi
oleh komoditas primer, inilah yang membuat ekonomi rentan terhadap terjadinya gejolak nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS.

Sistem ekonomi kapitalisme dibangun oleh sistem ekonomi yang semu (sektor non riil) yang
bertumpu pada tiga pilar ekonomi kapitalisme. Pertama, sistem mata uangnya yaitu uang kertas
yang hanya berbasis pada kepercayaan (trust) bukan pada nilai intrinsiknya. Kedua, sistem utang-
piutang yang berbasis pada bunga (interest) yang bersifat tetap (fix rate) yang diwujudkan dalam
sistem perbankan. Ketiga, sistem investasinya yang berbasis pada perjudian (speculation) yang
diwujudkan pada sistem pasar modal.

Ketiga pilar ekonomi ini memang berperan mempercepat pertumbuhan ekonomi, namun
pertumbuhannya ibarat balon yang menggelembung (bubble economic) di dalamnya kosong tidak
ada isi sehingga rentan untuk meledak. Pertumbuhan ekonomi kapitalisme adalah pertumbuhan
yang semu (palsu) karena berputar pada kertas uang, kertas utang dan kertas saham tidak ada
ekonomi riilnya kecuali hanya sedikit sekali dibanding sektor non riilnya.

Dari pemaparan di atas maka mesti ada perubahan mendasar dari pondasi pembangunan ekonomi
di negeri ini khusunya bahkan di seluruh dunia yakni dengan sistem ekonomi Islam.

Sistem ekonomi Islam solusi mengatasi krisis ekonomi yang melanda dunia saat ini yang disebabkan
oleh sistem ekonomi kapitalisme global yang dikendalikan oleh AS (para kapitalis global).

Sistem ekonomi Islam dibangun atas tiga pilar utama yakni pengaturan kepemilikan, pengelolaan
harta, dan distribusi harta kekayaan. (Al-Maliki, Politik Ekonomi Islam)

Solusi Islam mengatasi krisis ekonomi

Pertama, Islam telah menetapkan pembagian kepemilikan yaitu kepemilikan individu, kepemilikan
umum dan kepemilikan negara. Pembagian kepemilikan ini sangat penting agar tidak terjadi
pencaplokan sektor kepemilikan umum (misalnya) oleh pihak yang tidak semestinya seperti pihak
swasta baik dalam negeri maupun luar negeri (Asing dan Aseng). Seperti pencaplokan pada sektor
tambang, minyak bumi, gas, hutan, sumber daya air, jalan umum, pelabuhan laut, bandara dan lain-
lain.

Kedua, Islam mengatur bagaimana pembangunan dan pengembangan ekonomi yang benar yaitu
harus bertumpu pada pembangunan sektor ekonomi riil dan bukan pada sektor ekonomi non riil
(uang kertas, utang ribawi, investasi berbasis perjudian). Sektor non riil selain diharamkan karena
mengandung unsur riba dan judi juga menyebabkan sektor riil tidak berjalan secara optimal. Semua
uang akan bergerak di sektor riil sehingga roda ekonomi akan sehat dan berputar secara optimal.

Ketiga, Islam telah mengatur bagaimana distribusi harta kekayaan. Sistem ekonomi Islam akan
menjamin bahwa seluruh warga negara (per individu) akan terpenuhi kebutuhan asasinya (primer),
demikian juga menjamin seluruh rakyatnya untuk dapat meraih pemenuhan kebutuhan sekunder
maupun tersiernya.

Keempat, Sistem ekonomi Islam akan mengakhiri dominasi dolar dengan sistem moneter berbasis
dinar dan dirham. Ada beberapa keunggulan sistem dinar-dirham diantaranya: 1) Dinar-dirham
merupakan alat tukar yang adil bagi semua pihak, terukur dan stabil. Dalam perjalanan sejarah
penerapannya dinar-dirham sudah terbukti sebagai mata uang yang nilainya stabil karena didukung
oleh nilai instrinsiknya. 2) Tiap mata uang emas yang dipergunakan di dunia ditentukan dengan
standar emas. Ini akan memudahkan arus barang, uang dan orang sehingga hilanglah problem
kelangkaan mata uang kuat (hard currency) serta dominasinya. Sistem mata uang emas dan perak ini
akan menghindarkan negara dari dominasi Amerika Serikat.

Kelima, Mengelola Sumber Daya Alam secara adil. Islam akan mempertahankan kedaulatan negara
dari intervensi asing termasuk mencegah upaya negara-negara imprealis untuk menguasai wilayah
Islam dan SDA yang terdapat di dalamnya. SDA ini akan menjadi sumber pemasukan negara yang
melimpah pada post harta milik umum.

Demikianlah solusi Sistem Ekonomi Islam mengatasi Krisis Ekonomi. Sistem ekonomi Islam yang
demikian hanya akan terwujud dalam sebuah negara yang menerapkan syariah islam secara kaffah
itulah negara Khilafah Islamiyah. Khilafah adalah satu-satunya negara yang akan menggantikan
kekuatan ekonomi kapitalisme yang saat ini dikendalikan oleh Amerika Serikat, dengan menerapkan
sistem ekonomi Islam. Jika tidak ada kekuatan (Islam) yang menggantikan sistem ekonomi kapitalis
maka sistem ekonomi kapitalis akan terkesan kokoh dengan adanya upaya tambal-sulam dan
penjajahan yang semakin masif terhadap negeri-negeri muslim termasuk di Indonesia.

*Dosen Prodi Ekonomi Syariah Kampus DR. Khez Muttaqien Purwakarta

Anda mungkin juga menyukai