Anda di halaman 1dari 15

ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 (2015): 810-824

PENGARUH KONSERVATISMA AKUNTANSI PADA


INDIKASI TIMBULNYA SENGKETA PAJAK PENGHASILAN
BADAN
I Putu Prasetya Jaya Warsa1
Naniek Noviari2
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
e-mail: tudewarsa@rocketmail.com / telp: +6282 147 402 424
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK
Penelitian ini menguji dampak konservatisma akuntansi pada indikasi munculnya sengketa
pajak penghasilan pada perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-
2013. Teknik analisis regresi linier sederhana digunakan pada penelitian ini. Uji asumsi
klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum menguji dengan analisis regresi linier sederhana.
Variabel sengketa pajak diukur dengan proksi AR/AP, CR/CD dan Sales/Expense,
sedangkan variabel konservatisma diukur menggunakan model akrual. Konservatisma
akuntansi berdampak positif pada indikasi munculnya sengketa pajak penghasilan (Rasio
AR/AP dan Sales/Expense), dan berdampak negatif pada rasio CR/CD.
Kata kunci: Konservatisma Akuntansi, Indikasi sengketa pajak penghasilan

ABSTRACT
The studies aim to verify the impact of conservatism accounting to the indication of tax
income litigation. Investigation site were the whole company which were lisitng on
Indonesia Stock Exchange during 2009-2013. A simple linier regression analysis was the
data analysis techniques on this investigation. Three regression model used in this
investigation, by reason of variable Y (indication of tax income litigation) was measured by
three ratio, scilicet ratio Account Receivable/Account Payable, ratio Cash Receipt/Cash
Disbursment and ratio sales/expense. Whilst the variable X (conservatism accounting) was
measured in accrual model. Investigation resulted that two regression model exemplify the
accounting conservatism gave a positif impact on indication of income tax litigation,
whereas one of model regression refered a negative impact.
Keywords: Accounting Conservatism, indications of Income Tax Litigation

PENDAHULUAN

Konservatisma akuntansi merupakan suatu respons kehati-hatian (prudent

reaction) yang diterapkan perusahaan guna mengantisipasi ketidakpastian serta

resiko pada area bisnis perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui bahwa

resiko tersebut sudah cukup dipertimbangkan (Ratna, 2004). Implikasi antara

konservatisma terhadap prinsip akuntansi adalah akuntansi akan mengakui

biaya/kerugian lebih cepat tanpa harus menunggu didapatkannya bukti yang riil,

810
Prasetya Jaya dan Naniek Noviari. Pengaruh Konservatisma…

tetapi konsep ini cenderung akan menunda pengakuan penghasilan/keuntungan

meskipun hal tesebut dapat terjadi. Banyak pihak beranggapan bahwa

konservatisma merupakan prinsip yang kontroversial, padahal konsep ini

merupakan konsep murni/legal dalam prinsip akuntansi, hal ini dikarenakan

terdapat pro (mendukung) dan kontra (menentang) dalam penggunaan konsep ini

(Mayangsari dan Wilopo, 2002).

Pengakuan asimetrik antara penghasilan/keuntungan dan beban/kerugian

timbul karena penerapan konservatisma akuntansi (Susi, 2010). Pengungkapan

asimetrik cenderung membuat manajer perusahaan meningkatkan nilai perusahaan

dan mengurangi nilai kini pajaknya yang menyebabkan penurunan pada laba kena

pajak perusahaan, sehingga hal ini dapat menunda pembayaran pajak (Susi, 2010)

Pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan pendapatan negara yang

memiliki kontribusi cukup penting dalam pembiayaan pembangunan negara.

Pajak yang dipungut dari wajib pajak pribadi/wajib pajak badan merupakan

kewajiban yang pemungutannya dapat dipaksakan (Ayu, 2012). Pajak penghasilan

merupakan salah satu sektor pajak yang memiliki kontribusi cukup besar dalam

penerimaan perpajakan. Pembayaran pajak penghasilan dianggap sebagai biaya

yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan kepada negara yang nantinya akan

digunakan sebagai biaya pembangunan bagi negara (Dewi kartika dan Dwi

Martini, 2010).

Guna meningkatkan penerimaan pendapatan negara dari sektor perpajakan,

pemerintah mereformasi sistem perpajakan dengan menganut self assessment

system (Ayu, 2012). Self assessment system adalah sistem perpajakan yang

811
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 (2015): 810-824

mempercayakan wajib pajak untuk menetapkan, menghitung dan membayar

sendiri jumlah pajak terutang yang harus dibayar menurut peraturan perpajakan

(Wirawan, 2008:32). Kebijakan pemerintah dalam menerapakan self assessment

system diduga akan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pihak wajib pajak badan

untuk mempraktikan metoda akuntansi konservatif pada laporan keuangannya.

Laba yang diperoleh perusahaan akan sangat rendah karena praktik akuntansi

konservatif yang diterapkan, dimana laba merupakan dasar perhitungan pajak

penghasilan (Ayu, 2012). Apabila laba yang diperoleh perusahaan semakin

rendah, maka pembayaran pajak penghasilan juga menjadi rendah (Susi, 2010).

Manajer perusahaan diperbolehkan menerapkan akuntansi konservatif dalam

laporan keuangannya sesuai aturan akuntansi yang telah ditetapkan, tetapi

akuntansi konservatif yang diterapkan perusahaan pengguanaanya cenderung

menyimpang dalam implikasinya terhadap pajak penghasilan (Ayu, 2012). Hal

tersebut dilakukan salah satu tujuan tertentu perusahaan (Tax Planning) dapat

tercapai.

Penyimpangan tersebut diduga akan mengakibatkan perbedaan perhitungan

pajak penghasilan antara pihak fiskus (petugas pajak) dengan pihak perusahaan

(Susi, 2010). Hal ini disebabkan karena pihak fiskus menganggap bahwa

penetapan besar pajak penghasilan yang dilakukan oleh perusahaan terlalu rendah,

karena penerapan akuntansi konservatif yang diterapkan perusahaan menghasilkan

laba yang terlalu rendah dan menyebabkan perusahaan menjadi kurang bayar

pajak penghasilan. Sehingga hal tersebut disinyalir sebagai pemicu indikasi

timbulnya sengketa pajak penghasilan.

812
Prasetya Jaya dan Naniek Noviari. Pengaruh Konservatisma…

Penelitian ini terpacu pada penulisan terdahulu yang diteliti oleh Susi

Dwimulyani (2010) yang berjudul “Konservatisma Akuntansi dan Sengketa Pajak

Penghasilan: Suatu Investigasi Empiris”, SNA XIII Purwokerto 2010 merupakan

penerbit penelitian terdahulu. Penelitian tersebut dilakukan pada periode tahun

2004-2008 yang merupakan periode dimana tarif progresif untuk pajak

penghasilan masih diberlakukan. Berbeda dari penelitian Susi (2010), penelitian

ini mengambil periode tahun 2009 sampai 2013 dengan alasan karena tahun 2009

merupakan periode awal berlakunya perubahan undang-undang pajak penghasilan

yakni UU No.36 Th 2008 tentang perubahan tarif PPh, hal tersebut diharapkan

dapat meringankan beban pajak penghasilan bagi wajib pajak badan.

Motivasi penelitian ini untuk mengetahui apakah penerpan konservatisma

akuntansi dapat menyebakan timbulnya indikasi sengketa pajak penghasilan

badan diperusahaan yang telah listing di BEI pada tahun setelah di terapkannya

UU Nomor 36 Tahun 2008 mengenai penerapan perpajakan khususnya pajak

penghasilan. Hal ini dapat dinyatakan dengan pertanyaan: “Apakah

Konservatisma akuntansi berpengaruh pada indikasi timbulnya sengketa pajak

penghasilan badan pada perusahaan yang lisitng di BEI tahun 2009-2013?”

METODE PENELITIAN

Data penelitian didapat dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

dan mengunduhnya melalui www.idx.co.id. Perusahaan yang lisitng di BEI

merupakan populasi pada penelitian. Purposive sampling digunakan dalam

penelitian ini. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah perusahaan non-jasa

813
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 (2015): 810-824

keuangan (Perbankan, anjak piutang, sewa dan pembiayaan dan finance), tidak

mengalami kerugian selama periode penelitian serta mempunyai kelengkapan data

yang digunakan dalam penelitian ini.

Dari kriteria sampel penelitian, maka sampel dalam penelitian ini terpilih

sebanyak 105 perusahaan amatan selama periode penelitian pada tahun 2009-

2013. outlier data mucul saat pengolahan data dilakukan. Outlier data yaitu upaya

mengeluarkan sebagian nilai residual yang tinggi pada data yang dapat mengubah

data menjadi tidak normal dalam model uji (Imam, 2011). Outlier data dalam

penelitian ini disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1.
Hasil Outlier Data
Outlier Non-Outlier Amatan (Unit
No. Rincian (Unit Perusahaan) (Unit perusahaan) Perusahaan)
1. SLS/EXP = α + βAkrual 75 30 150
2. CR/CD = α + βAkrual 60 45 225
3. AR/AP = α + βAkrual 84 21 105
Sumber: Data Diolah, 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebelum melakukan analisis regresi linier sederhana maka dilakukan uji

asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik terdiri dari uji autokorelasi, uji

heteroskedastisitas dan uji normalitas residual dalam penelitian akan ditampilkan

pada masing-masing Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2.
Hasil Uji Autokolerasi
Model Regresi N Dl Du 4-du DW Penjelasan
Akrual pada Sls/Exp 150 1,72 1,75 2,25 1,848 du < d < 4-du
Akrual pada cr/cd 225 1,76 1,78 2,22 1,811 du < d < 4-du
Akrual pada ar/ap 105 1,65 1,69 2,31 1,707 du < d < 4-du
Sumber: Data Diolah, 2014

814
Prasetya Jaya dan Naniek Noviari. Pengaruh Konservatisma…

Imam (2011:111) menyebutkan bahwa uji autokorelasi berfungsi agar

menemukan ada atau tidaknya penyimpangan korelasi antara data yang digunakan

pada residual dari pengamatan penelitian dalam model regresi linier. Durbin

Watson Result digunakan untuk mendeteksi autokorelasi pada penelitian ini.

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat hasil uji DW dalam regression models ada pada

posisi du < d < 4-du. Ini menyatakan tidak ada auotokorelasi baik autokorelasi

negatif ataupun positif disetiap penggunaan regressi model.

Tabel 3.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Penelitian t hitung Sig.
Akrual pada Sls/Exp 0,737 0,462
Akrual pada cr/cd -0,802 0,424
Akrual pada ar/ap 0,021 0,984
Sumber: Data Diolah, 2014

Imam (2011:138) menyatakan uji heteroskedastisitas memiliki tujuan agar

melihat penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas terjadi dengan

munculnya ketidaksamaan varian dari nilai residual dalam seluruh pengamatan

dalam satu penelitian pada model regresi liner. Nilai signifikansi yang lebih dari

0,05 maka model ini bisa dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas. Berdasarkan

Tabel 3 menunjukkan bahwa data penelitian telah terbebas dari

heteroskedastisitas. Karena nilai signifikan dari independent variable lebih dari

0,05 disetiap model regresi.

Tabel 4.
Hasil Uji Normalitas
Model regresi Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig
Akrual pada Sls/Exp 0,831 0,495
Akrual pada cr/cd 1,272 0,079
Akrual pada ar/ap 0,694 0,721
Sumber: Data Diolah, 2014

815
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 (2015): 810-824

Imam (2011:169) menyatakan bahwa pada model regresi uji normalitas

residual berfungsi untuk menguji pada variable dependen dan variable

independen bahwa nilai residual yang dihasilkan telah memenuhi kenormalan atau

tidaknya data. Metode one – sample kollmogorov – smirnovtest dipakai pada uji

normalitas residual pada penelitian ini. Hasil yang lebih besar dari 0,05 maka

signifikasnsi residual model bisa dinyatakan normal, apabila nilai signifikansi

bernilai sebaliknya maka dapat dinyatakan bahwa model bukan terdistribusi

normal. Berdasarkan Tabel 4 mengartikan nilai Asymp.Sig dari seluruh regression

model yakni 0,721;0,079;0,495, ini menunjukkan dari uji normalitas bahwa

Asymp.Sig dari total model regresi lebih tinggi dari 0,05. Maka data yang

digunakan pada total model dalam uji normalitas residual tersebut memiliki

distribusi normal.

Setelah lolos pengujian asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan uji analisis

regresi moderasi. Hasil analisis regresi moderasi ditunjukkan pada Tabel 5, Tabel

6 dan Tabel 7:

Tabel 5.
Analisis Hasil Regresi Y1
Unstandardized Standardized t Sig.
Model Coefficients Coefficients
Β Std. Error Beta
(Constant) 1,031 0,004 289,591 0,000
Akrual 5,628E-5 0,000 0,404 5,374 0,000
Fhitung 28,877
Sig. Fhitung 0,000
R2 0,163
Adjusted R2 0,158
Sumber: Data Diolah, 2014

Persamaan regresi linear sederhana yang dihasilkan dari Tabel 5 yaitu.

Y  1,031  5,628E  5 X .....................................................(3)

816
Prasetya Jaya dan Naniek Noviari. Pengaruh Konservatisma…

Keterangan:
Y = Indikasi Sengketa PPh (SALES/EXPENSE)
X = Metode Akrual

Pada model regresi 1 dilakukan uji analisis regresi linier sederhana pada

variable bebas (X) yakni konservatisma akuntansi (AKRUAL) terhadap variable

terikat (Y) yakni indikasi munculnya sengketa pajak penghasilan (Sales/Expense).

Goodness of Fit dalam persamaan regression dapat dicermati melalui aspek-

aspek pada Tabel 5 yang menghasilkan R2 yaitu 0,163 yang menunjukkan bahwa

16,3% variance indikasi munculnya sengketa pajak penghasilan (ratio

Sales/Expense sebagai proksi) terjadi karena timbulnya pengaruh variance

konservatisma akuntansi. Sisanya yaitu 83,7% terjadi berdasarkan factor variance

lain.

Hasil uji F dilihat pada Tabel 5 diketahui sig. Fhitung = 0,000 < α = 0,05 yang

menunjukkan bahwa variable bebas yakni konservatisma akuntansi adalah

penjelas yang signifikan menurut statistik terhadap indikasi munculnya sengketa

pajak penghasilan (Sales/Expense).

Tabel 6.
Analisis Hasil Regresi Y2
Unstandardized Standardized t Sig.
Model Coefficients Coefficients
Β Std. Error Beta
(Constant) 1,048 0,004 248,437 0,000
Akrual -7,291E-5 0,000 -0,343 -5,455 0,000
Fhitung 29,752
Sig. Fhitung 0,000
R2 0,118
Adjusted R2 0.114
Sumber: Data Diolah, 2014

Persamaan regresi linear sederhana yang dihasilkan dari Tabel 6 yaitu.

– 7,291E-5X..........................................................(2)

817
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 (2015): 810-824

Keterangan:
Y = Indikasi Sengketa PPh (CR/CD)
X = Metode Akrual

Pada model regresi 2 dilakukan uji analisis regresi linier sederhana pada

variable bebas (X) yakni konservatisma akuntansi (AKRUAL) terhadap variable

terikat (Y) yakni indikasi muculnya sengketa pajak penghasilan (cr/cd). Goodness

of Fit dalam persamaan regression dapat dicermati melalui aspek-aspek pada

Tabel 6 yang menghasilkan R2 senilai 0,118 yang berarti 11,8% variance indikasi

munculnya sengketa pajak penghasilan (ratio cr/cd sebagai proksi) dapat terjadi

karena adanya pengaruh oleh variance konservatisma akuntansi. Sisanya yaitu

88,2% terjadi karena pengaruh dari factor variance lain.

Hasil uji F dilihat pada Tabel 6 yang menghasilkan sig. Fhitung = 0,000 < α =

0,05 yang menunjukkan bahwa variable bebas yaitu konservatisma akuntansi

(AKRUAL) yakni bermakna signifikan menurut statistik pada indikasi munculnya

sengketa pajak penghasilan (cr/cd).

Tabel 7.
Analisis Hasil Regresi Y3
Unstandardized Standardized t Sig.
Model Coefficients Coefficients
Β Std. Error Beta
(Constant) 1,169 0,027 42,713 0,000
Akrual 0,070 0,030 0,222 2,311 0,023
Fhitung 5,343
Sig. Fhitung 0,023
R2 0,049
Adjusted R2 0,040
Sumber: Data Diolah, 2014

Persamaan regresi linear sederhana yang dihasilkan dari Tabel 7 yaitu.

X.....................................................(1)

Keterangan:
Y = Indikasi Sengketa PPh (AR/AP)

818
Prasetya Jaya dan Naniek Noviari. Pengaruh Konservatisma…

X = Metode Akrual

Pada model regresi 3 dilakukan uji analisis regresi linier sederhana pada

variable bebas (X) yakni konservatisma akuntansi (AKRUAL) terhadap variable

terikat (Y) yakni indikasi muculnya sengketa pajak penghasilan (ar/ap). Goodness

of Fit dalam persamaan regression dapat dicermati melalui aspek-aspek pada

Tabel 7 yang menghasilkan R2 sebesar 0,049 yang menunjukkan bahwa 4,9%

variance indikasi munculnya sengketa pajak penghasilan (ratio ar/ap sebagai

proksi) dapat terjadi karena adanya pengaruh dari variance konservatisma

akuntansi (AKRUAL). Sisanya yakni 95,1% terjadi karena adanya factor variance

lain.

Hasil uji F dilihat pada Tabel 7 yang menghasilkan sig. Fhitung = 0,023 < α =

0,05 yang menunjukkan bahwa variable bebas yakni konservatisma akuntansi

(AKRUAL) adalah penjelas yang signifikan menurut statistik pada indikasi

munculnya sengketa pajak penghasilan (ar/ap).

Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7 dapat dilakukan

pengujian hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Dari hasil

pengujian Tabel 5 pada uji t pada variable akrual menunjukkan thitung (5,374) >

ttabel (1,96) dengan nilai signifikan thitung (0,000) < α (0,05), maka H0 ditolak dan

H1 diterima. Berarti ini menunjukkan bahwa konservatisma akuntansi berdampak

pada indikasi munculnya sengketa pajak penghasilan (Sales/Expense), artinya bila

penerapan konservatisma akuntansi semakin meningkat, maka indikasi timbulnya

sengketa pajak penghasilan semakin tinggi. Hal ini karena semakin kecil rasio

Sales/Expense yang diperoleh berarti diduga perusahaan akan menerapkan

819
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 (2015): 810-824

akuntasi yang sangat konservatif, dimana dalam penerapannya perusahan

mempercepat pengakuan biaya yang menyebabkan kerugian pada perusahaan

(Ayu, 2012). Hal ini yang dapat menurunkan laba perusahaan, laba perusahaan

yang rendah akan menyebabkan pembayaran pajak penghasilan perusahaan

menjadi lebih rendah (Susi, 2010). Laba yang rendah menyebabkan perbedaan

persepsi antara pihak fiskus dan pihak perusahaan, diduga hal ini yang dapat

menyebabkan adanya indikasi sengketa pajak penghasilan.

Berdasarkan hasil pengujian Tabel 6 hasil uji t pada variable akrual

menunjukkan thitung (-5,455) < ttabel (1,96) dan nilai signifikan thitung (0,000) < α

(0,025), sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

konservatisma akuntansi berpengaruh negatif terhadap indikasi munculnya

sengketa pajak penghasilan (CR/CD). Ini berarti bila penerapan konservatisma

akuntansi semakin meningkat, maka indikasi timbulnya sengketa pajak

penghasilan semakin rendah. Hal ini karena penerapan konservatisma akuntansi

akan mengakibatkan perusahaan mengakui kerugian, meskipun kerugian tersebut

baru diperkirakan akan terjadi. Secara akuntansi komersial semua biaya yang

diakui oleh perusahaan dapat diakui sebagai biaya, sedangkan menurut akuntansi

perpajakan tidak semua biaya dapat diakui sebagai biaya. Diduga perbedaan ini

menyebabkan adanya perbedaan laba yang dihitung oleh WP saat melakukan

pemeriksaan perpajakannya, mungkin WP menemukan koreksi positif yang

menyebabkan bertambahnya nilai laba kena pajak perusahaan. Laba yang tinggi,

maka pembayaran pajak penghasilannya juga tinggi. Maka indikasi timbulnya

sengketa pajak penghasilan akan menurun.

820
Prasetya Jaya dan Naniek Noviari. Pengaruh Konservatisma…

Berdasarkan hasil pengujian Tabel 7 hasil uji t pada variable akrual

menunjukkan thitung (2,311) > ttabel (1,98) serta nilai signifikansi thitung (0,023) < α

(0,025), sehingga H0 ditolak dan H3 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

konservatisma akuntansi berpengaruh positif terhadap indikasi munculnya

sengketa pajak penghasilan (AR/AP), artinya bila penerapan konservatisma

akuntansi semakin meningkat, maka indikasi timbulnya sengketa pajak

penghasilan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena piutang memiliki risiko

yang tinggi dalam pengembaliannya, maka diduga perusahaan akan menerapkan

konservatisma akuntansi. Penerapan konservatisma akuntansi akan menyebabkan

perusahaan mencadangkan piutangnya menjadi cadangan piutang tak tertagih

yang dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan. Maka laba yang diperoleh

perusahaan semakin rendah. Semakin rendah laba yang yang diperoleh maka

pajak penghasilan yang harus dibayar juga semakin rendah, diduga hal ini yang

menyebabkan perbedaan persepsi antara pihak fiskus dan perusahaan, sehingga

dapat menyebabkan adanya sengketa pajak penghasilan (Ayu, 2012).

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil regresi linier sederhana ditemukan adanya pengaruh

antara konservatisma akuntansi dengan indikasi munculnya timbulnya sengketa

pajak penghasilan. Konservatisma akuntansi dengan metode akrual sebagai proksi

berpengaruh positif terhadap indikasi munculnya sengketa pajak penghasilan yaitu

ratio Sales/Expense sebagai proksinya. Konservatisma Akuntansi dengan metode

akrual sebagai proksi berpengaruh negatif terhadap indikasi munculnya sengketa

pajak penghasilan, yakni ratio cr/cd sebagai proksinya. Konservatisma akuntansi

821
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 (2015): 810-824

dengan metode akrual sebagai proksi berpengaruh positif terhadap indikasi

munculnya sengketa pajak penghasilan, yakni ratio ar/ap sebagai proksinya.

Keterbatasan penelitian ini adalah pengukuran konservatisma akuntansi

hanya menggunakan satu proksi saja yaitu model AKRUAL. Untuk penelitan

selanjutnya disarankan agar menambah proksi pengurukannya seperti model Net

Asset Meassure dan Stock relation Measure. Outlier data terjadi saat pengolahan

data yang dilakukan dengan menggunakan IDM SPSS 19. Maka untuk penelitian

selanjutnya disarankan agar memfokuskan penelitian pada satu jenis perusahaan

saja.

REFERENSI

Almillia, Lucciana Spicca. (2004). Pengujian Debt/Equity dan Size Hypothesis


yang Mempengaruhi Tingkat Konservatisme Laporan Keuangan
Perusahaan dengan Teknik Analisa Multinomial Logit. Jurnal Bisnis
Akuntansi. P 4 – 10.

Ayu Dian, I Gusti. 2012. Konservatisme Akuntansi Sebagai Pemicu Timbulnya


Sengketa Pajak. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana. Denpasar,Bali.

Bal, R., A. Robins, dan Gi. Sadkha, 2005. Conservatism of accounting due to debt
or share market? A test of “contracting” versus “value relevance”
theories of accounting. Working paper. University of Chicago dan
Rochester Institute of Technology.

Basu, Sudicpta. 1997. The Conservatism and the Asymmetric Timeliness of


Earnings. Journal of AccountingandEconomics. Vol 24 No. I

Dewi Kartika dan Dwi Martani. 2010. Corporate Governance, Karakteristik


Kepemilikan Perusahaan dan Tindakan Pajak Agresif . Simposium
Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.

Dyahayu Artika. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan


Konservatisme. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Semarang.

822
Prasetya Jaya dan Naniek Noviari. Pengaruh Konservatisma…

Givoly, Dan Carla Hayn. 2002. Risisng Conservatism: Impliocations for financial
Analysis.AIMR. January/February.

Givoly, D., C.K. Hayn, dan A. Natarajan, 2007. The Accounting Review, Vol. 82,
No. 1: 65-106.

Hanlon,N., E. dan T. Sevlin. 2005. Book-Tax Conformity and Information of


Earnings. Working Paper. University of Washington.

Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Program SPSS. Edisi Kelima.
Semarang : Universitas Diponegoro.

Jones, Krishnan dan Sengupta, 2009. Conservatism of fraud firms: an empirical


investigation. Working paper. George Mason University.

Lafond, Ryan. 2007. The Information Role of Conservatism Financial Statements.

Lara, Garcia et al. Accounting Conservatife and Corporate Governance. Journal


of Accounting. SSRN.

Mardiasmo. 2011, Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

Mayangsari dan Wilopo. 2002. Konservatisma akuntansi, Value Relevance dan


Discretionary Accrual. Jurusan Riset Akuntansi Indonesia.
Vo.5,No.3.September.

Penman, Stephen H. dan Xiao-Jun Zhang. 2001. The Conservatism and Stock
Returns. Working paper. Faculty of Business University of Colombia.

Ratna Dewi, A.A.A. 2004. Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap


Earnings Response Coefficient. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Rendra Jastika. 2011. Hubungan Konservatisme Akuntansi dan Sengketa PPh


pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Hassanudin. Makassar.

Shroff, Venkataramans, dan Zhang, 2007. Conservatism Principle and


Asymmetric Timeliness of Earnings: an event-based approach. Working
paper. University of Minnesota, Southern Methodist University, dan
George Mason University.

Sugiyono. 2012.Metodelogi Bisnis. Bandung :CV. Alfabeta.

Suharli, M. 2008. Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Rasio Keuangan Pada


Peringkat Obligasi. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 12(3) h:402-243.

823
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 (2015): 810-824

Susi Dwimulyani. 2010. Konservatisma Akuntansi dan Sengketa Pajak


Penghasilan: Suatu Investigasi Empiris. Simposium Nasional Akuntansi
XIII Purwokerto.

Watts, Ross. 2003. Conservatism of Accounting Part I: Explanation and


Implication. Working paper. School of Bisnis, Rochester University.
Watts R. and J.L. Zimerman. 1986. Positive Accounting Theory. New York:
Prentice-Hall.

Windra, Wicaksono. 2012. Pengaruh Faktor-Faktor Konservatisme Akuntansi


pada Perpajakan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Semarang.

Wilopo dan Widya, 2003. Conservatism and The Asymetric Informations of


Earnings. Accounting Journal Research.

Wirawan dan Richard Burton. 2008. Hukum Perpajakan. Edisi Revisi. Jakarta:
Salemba Empat.

Zhang, X. 2001. The Conservatism and Analysis of Line Items in Earnings


Valuation and Forecasting. Working Paper, University of California.

824

Anda mungkin juga menyukai