Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM II

KIMIA DASAR

“REAKSI-REAKSI KIMIA”

Disusun oleh:

Nama : Timothy M. J. Turangan

NIM : 19101101013

Program Studi : Kimia

Kelompok : VI (Enam)

Tanggal :

Acc :

Dosen/Asisten

LABORATORIUM KIMIA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2019
REAKSI-REAKSI KIMIA

I. Tujuan
 Menuliskan persamaan reaksi kimia yang benar
 Menjelaskan jenis-jenis reaksi kimia
 Menentukan stoikiometri dari reaksi antara NaOH dengan HCl
II. Dasar Teori
Reaksi Kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi
senyawa lain atau molekul lain. Reaksi Kimia adalah cara untuk mengetahui sifat-sifat
kimia dari suatu zat. Sifat-sifat kimia dicatat sebagai data kualitatif. Pada percobaan ini
akan dilaksanakan perubahan-perubahan yang menunjukkan terjadinya reaksi. Reaksi
kimia terjadi ditunjukkan dengan adanya perubahan warna, pembentukan endapan, dan
timbulnya gas.
Reaksi kimia didasarkan dengan perubahan kimiawi dan produk yang dihasilkan dari
reaksi. Produk yang dihasilkan oleh suatu reaksi terkadang memiliki ciri-ciri yang berbeda
dari reaktan-reaktannya. Reaksi kimia menghasilkan suatu perubahan sebagai hasil dari
pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia.
Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia untuk
menghasilkan produk senyawa yang diinginkan.
Beberapa reaksi kimia seperti pembakaran, fermentasi dan reduksi dari bijih menjadi
logam sudah ada sejak zaman dahulu. Teori awal transformasi dari material-material ini
dikembangkan oleh para filsuf Yunani kuno, seperti teori empat elemen dari Empedocles
(495-435 SM) yang menyatakan bahwa substansi apapun itu tersusun dari 4 elemen dasar:
api, air, udara dan bumi. Pada abad pertengahan, transformasi kimia dipelajari oleh para
alkemis. Mereka mencoba misalnya mengubah timbal dengan capuran tembaga-timbal
dengan sulfur(Peter Siska,2006)
Produksi senyawa-senyawa kimia yang tidak terdapat secara alami di bumi telah lama
dicoba oleh para ilmuwan, seperti sintesis dari asam sulfut dan asam nitrat. Proses ini
dilakukan dengan cara memanaskan mineral-mineral sulfat dan nitrat seperti tembaga
sulfat, aluminium dan kalium nitrat.
Persamaan reaksi digunakan untuk menggambarkan reaksi kimia. Persamaan reaksi
kimia terdiri dari rumus kimia atau rumus struktur dari reaktan di sebelah kiri dan produk
di sebelah kanan. Antara produk dan reaktan dipisahkan dengan tanda anak panah yang
menunjukkan arah dan tipe reaksi. Ujung dari anak panah menunjukkan reaksinya bergerak
ke arah mana. Tanda anak panah ganda digunakan pada reaksi kesetimbangan. Persamaan
reaksi kimia haruslah seimbang, sesuai dengan stoikiometri, jumlah atom tiap unsur di
sebelah kiri harus sama dengan jumlah atom tiap unsur di sebelah kanan. Penyeimbangan
ini dilakukan dengan menambahkan angka koefisen di depan tiap molekul senyawa.
Teradapat beberapa jenis reaksi. Salah satunya ialah reaksi elementer. Reaksi
elementer adalah reaksi pemecahan paling sederhana dan hasil dari reaksi ini tidak
memiliki produk sampingan. Kebanyakan reaksi yang berhasil ditemukan saat ini adalah
pengembangan dari reaksi elementer yang munculnya secara pararlel atau berurutan.
Sebuah reaksi elementer biasanya hanya tediri dari beberapa molekul , biasanya hanya satu
atau dua, karena kemungkinannya kecil untuk banyak molekul bergabung bersama.
Ada juga eeaksi eksotermik terjadi apabila ΔH bernilai negatif dan energi dilepaskan.
Contoh reaksi eksotermik adalah presipitasi dan kristalisasi, dimana sebuah padatan
berbentuk dari gas atau cairan. Kebalikannya, dalam reaksi endotermik, panas diambil dari
lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan entropi sistem. Karena kenaikan
entropi berbanding lurus dengan suhunya, maka kebanyakan reaksi endortermik dilakukan
pada suhu tinggi. Kebanyakan reaksi eksotermik dilakukan pada suhu yang rndah.
Perubahan temperatur kadang-kadang dapat mengubah arah reaksi.
Pressipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan(endapan) di dalam sebuah
larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika konsentrasi
ion yang larut telah mencapai batas kelarutan dan menghasilkan garam. Reaksi ini dapat
dipercepat dengan menambahkan agen presipitasi atau mengurangi pelarutnya.
Reaksi dapat terjadi di antara dua benda padat. Karena tingkat difusi pada zat padat
sangat rendah, maka reaksi kimia yang berlangsung terjadi sangat lambat. Reaksi dapat
dipercepat dengan meningkatkan suhu sehingga akan memecah reaktan, sehingga luas
permukaan kontak menjadi lebih besar(Alsfasser,2007).
Pada beberapa larutan tertentu, penambahan asam akan menyebabkan reaksi
kondensasi. Hal ini terjadi pada larutan ion kromat. Ketika larutan ion dikromat ditambah
asam, ion-ion kromat mengalami reaksi kondensasi. Reaksi kondensasi adalah reaksi yang
menyebabkan dua molekul bergabung dengan melepaskan suatu molekul kecil, seperti air.
Pada kasus kromat, terbentuk ion dikromat. Ion kromat tidak dipengaruhi oleh larutan
basa. Ion dikromat tidak bereaksi dengan larutan asam. Tetapi ion dikromat dapat
dihidrolisis dalam larutan basa sehingga terbentuk lagi ion kromat. Hal ini menandakan
bahwa reaksi antara dua ion kromat menjadi dikromat adalah reaksi kesetimbangan, yang
arah reaksinya dipengaruhi oleh adanya asam atau basa.
Ion aluminium, kalau direaksikan dengan larutan basa akan membentuk larutan
hidroksida. Kelarutan aluminium hidroksida dalam air sangat sedikit sehingga akan
mengendap membentuk endapan berwarna putih. Tetapi kalau konsentrasi ion hidroksida
dinaikkan lagi, maka endapan aluminium hidroksida akan bereaksi dengan OH - dan akan
larut sebanyak tetrahidroksi aluminat, yaitu Al(OH)4.
Ion amonium adalah asam lemah, yang cepat dapat bereaksi dengan basa kuat.
Haslnya adalah larutan amonia yang bau khas. Uap amonia adapat pula dideteksi dengan
kertas lakmus yang menunjukkana adanya senyawa bersifat basa.
Penulisan rumus kimia yang benar dari suatu senyawa dapat diperoleh melalui data
percobaan. Salah satu cara mempelajari stoikiometri reaksi adalah dengan metode variasi
kontinu.
Metode variasi kontinu dilakukan melalui sederetan percobaan yang kuantitas molar
total peraksinya sama, tetapi kuantitas molar masing-masing total pereaksinya sama, tetapi
kuantitas molar masing-masing pereaksi bervariasi. Salah satu sifat fisika dari percobaan
tersebut, seperti perubahan temperatur, massa, volume dan daya serap(Tim
Penyusun,2008)
Pada percobaan ini, titik stoikiometri ditentukan dengan mengukur perubahan
temperatur reaksi. Bila digambarkan dalam suatu grafik, hubungan antara erubahan
temperatur degan kuantitas peraksinya akan diperoleh suatu titik maksimum atau minimum
yang sesuai dengan titik stoikiometri sistem. Titik stoikiometri tersebut menyatakan
perbandingan reaktan dalam senyawa(Tim Penyusun, 2008).

III. Alat dan Bahan


III.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Gelas piala
3. Pipet tetes
4. Termometer
III.2 Bahan
1. Larutan K2CrO4
2. Larutan K2Cr2O7
3. Larutan Al2(SO4)3
4. Larutan (NH4)2SO4
5. Larutan NaCl
6. Larutan AgNO3
7. Larutan NaOH
8. Larutan HCl
9. Serbuk CaCO3
IV. Prosedur Kerja
IV.1 Beberapa Reaksi Kimia
1. Larutan K2CrO4 0,1 M dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing
1 mL. Larutan HCl 1 M ditambahkan ke dalam tabung , kemudian dikocok
dan diamati perubahan warna yang terjadi. Larutan NaOH 1 M ditambahkan
ke dalam tabung lainnya, dikocok dan diamati perubahan warna yang terjadi.
kedua larutan disimpan untuk dibandingkan dengan prosedur kerja 2.
2. Larutan K2Cr2O7 0,1 M dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi masing-
masing 1 mL. Larutan diperlakukan seperti prosedur kerja 1. Hasil antara
prosedur 1 dan 2 dibandingkan
3. Larutan Al2(SO4)3 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Larutan
NaOH 1 M ditambahkan tetes demi tetes dan diamati perubahan yang terjadi
4. Larutan (NH4)2SO4 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung sebanyak 4 mL.
Larutan NaOH 1 M ditambahkan. Gas yang terbentuk dikenakan pada kertas
lakmus merah yang telah dibahasi air. Diamati apa yang terjadi.
5. Larutan NaCl 0,05 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL,
dan AgNO3 0,1 M diteteskan sebanyak 10 kali. Perubahan yang terjadi
diamati.
6. ±1 gram serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu
ditambahkan larutan HCl 1 M. Diamati apa yang terjadi
IV.2 Stoikiometri
1. 12 buah gelas piala atau tabung reaksi besar disiapkan
2. Ke dalam 6 buah gelas piala dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4, 5, 6 mL
larutan NaOH
3. Ke dalam 6 buah gelas piala lainnya dimasukkan berturut-turut 6, 5, 4, 3, 2, 1
mL larutan HCl
4. Temperatur dari tiap-tiap larutan diukur, dicatat dan diambil harga rata-
ratanya ( Ini adalah harga T mula-mula = TM)
5. Kedua macam larutan dicampurkan sehingga volume campuran larutan asam
dan basa ini selalu tetap yaitu 30 mL
6. Perubahan temperatur yang terjadi selama pencampuran diamati dan dicatat
sebagai temperatur akhir (TA)
7. Harga ΔT (TA – TM = ΔT) ditentukan untuk setiap pencampuran larutan asam
dan basa. Grafik antara ΔT (sumbu y) dengan volume asam dan basa (sumbu
x) dibuat sesuai perolehan data
V. Hasil Pengamatan
V.1 Beberapa Reaksi Kimia
1. Persamaan reaksi: K2CrO4(aq) + 2HCl(aq)  2KCl(aq) + H2CrO4(aq)
Pengamatan: Kuning + Bening  Jingga terang
Persamaan reaksi: K2CrO4(aq) + 2NaOH  Na2CrO4(aq) + 2KOH(aq)
Pengamatan: Kuning + Bening  Kuning terang
2. Persamaan reaksi: K2Cr2O7(aq) + 2HCl(aq)  2KCl(aq) + H2Cr2O7(aq)
Pengamatan: Jingga + Bening  Jingga pekat
Persamaan reaksi: K2Cr2O7(aq) + 2NaOH(aq)  2KOH(aq) + Na2Cr2O7(aq)
Pengamatan: Jingga + Bening  Kuning Pekat
3. Persamaan reaksi: Al2(SO4)3(aq) + 6NaOH(aq)  3Na2SO4(aq) + 2Al(OH)3(aq)
Pengamatan: Bening + Bening  Bening (terbentuk endapan)
4. Persamaan reaksi: (NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq)  Na2SO4(aq) + H2O(l) + 2NH3(g)
Pengamatan: Bening + Bening  Bening (tidak terbentuk endapan)
5. Persamaan reaksi: NaCl(aq) + AgNO3(aq)  AgCl(aq) + NaNO3(aq)
Pengamatan: Bening + Bening  Putih dan terbentuk sedikit endapan
6. Persamaan reaksi: CaCO3(s) + 2HCl(aq)  CaCl2(s) + CO2(g) + H2O(l)
Pengamatan: Putih + Bening  Putih pekat(terbentuk endapan & kristal)

V.2 Stoikiometri

No Volume NaOH Volume HCl TM


TA ΔT
. (mL) (mL) NaOH HCl
1 0 6 30 31 31 0,5
2 1 5 30 31 31 0,5
3 2 4 30 30 32 2
4 3 3 30 30 32 2
5 4 2 30 30 32 2
6 5 1 30 30 32 2
7 6 0 30 30 31 1
 Menghitung TM
30+31
1) TM 1 = = 30,50C
2
30+31
2) TM 2 = = 30,50
2
30+30
3) TM 1 = = 300C
2
30+30
4) TM 1 = = 300C
2
5) TM 1 =

2.5

1.5

0.5

30+30
= 30,0C
2
30+30
6) TM 1 = = 300C
2
30+30
7) TM 1 = = 300C
2
 Menghitung ΔT (ΔT = TA – TM)
1) ΔT = (31-30,5)0C = 0,50C
2) ΔT = (31-30,5)0C = 0,50C
3) ΔT = (32-30)0C = 20C
4) ΔT = (32-30)0C = 20C
5) ΔT = (32-30)0C = 20C
6) ΔT = (32-30)0C = 20C
7) ΔT = (31-30)0C = 10C

ΔT
Volume NaOH(mL): 0 1 2 3 4 5 6

6 5 4 3 2 1 0 :Volume HCl(mL)

Grafik Hubungan Perubahan Suhu (ΔT) dengan Volume Pereaksi

Titik stoikiometri dari reaksi antara NaOH(aq) dengan HCl(aq) adalah pada volume:

 NaOH = 2 mL dan volume HCl = 4 mL


 Perbandingan volume NaOH dengan HCl = 1 : 2

Jadi: NaOH(aq) + HCl(aq)  NaCl + H2O

VI. Pembahasan
Pada praktikum membahas tentang reaksi-reaksi kimia. Reaksi kimia yang terjadi pada
percobaan diperhatikan melalui perubahan warna pada reaksi. Pada K2CrO4 yang
direaksikan dengan larutan HCl (bersifat asam) menghasilkan larutan berwarna jingga
terang. Akan tetapi warna masing-masing reaktan berturut-turut ialah kuning dan bening.
Ketika K2CrO4 pada tabung reaksi lain di reaksikan dengan larutan NaOH (bersifat basa),
larutan K2CrO4 yang berwarna kuning berubah menjadi kuning terang.
Pada larutan K2Cr2O7 ketika ditambahkan asam atau basa berubah menjadi warna
tertentu yang lebih pekat. Larutan K2Cr2O7 direakasikan dengan HCl, menghasilkan
perubahan warna dari jingga menjadi jingga pekat. Pada tabung reaksi yang lain, larutan
K2Cr2O7 direaksikan dengan NaOH menghasilkan perubahan warna dari jingga menjadi
kuning pekat.
Pada reaksi antara Al2(SO4)3 yang direaksikan dengan NaOH tidak terjadi perubahan
warna saat dilakukan pencampuran. Akan tetapi pada bagian dasar tabung reaksi
terbentuk endapan setelah reaksi. Sebaliknya pada (NH4)2SO4 yang direaksikan dengan
NaOH tidak terjadi perubahan warna dan juga tidak terbentuk endapan hasil reaksi.
Pada larutan bersifat asam, HCl direaksikan dengan AgNO 3 yang masing-masing tidak
berwarna. Pada reaksi antar reaktan tersebut, produk yang dihasilkan berwarna putih dan
terbentuk sedikit endapan.
Pada serbuk CaCO3 yang direaksikan dengan larutan HCl terjadi perubahan warna dari
putih terang dari bubuk menjadi putih pekat. Pada reaksi ini juga dihasilkan endapan dan
gumpalan kristal pada bagian dasar tabung reaksi.
Dalam penghitungan stoikiometri volume NaOH dan HCl yang digunakan masing-
masing larutan ialah 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 mL. Setiap larutan diukur suhu mula-mulanya.
Sebagian besar larutan NaOH memiliki suhu 300C, sedangkan pada HCl di gelas piala
tertentu, suhunya menjadi 310C. Suhu mula-mula sebagai akumulasi dari NaOH dan HCl
memliki perbandingan yang tidak jauh berbeda antar data yang didaptkan. Suhu mula-
mula pada 0 mL NaOH dengan 6 mL HCl ialah 30,5 0C. Pada 1 mL NaOH dengan 5 mL
HCl memiliki suhu mula-mula ialah 30,50C. Pada 2 mL NaOH dengan 4 mL HCl
memiliki suhu mula-mula 300C. Pada 3 mL NaOH dengan 3 mL HCl memiliki suhu
mula-mula 300C. Pada 4 mL NaOH dengan 2 mL HCl memiliki suhu mula-mula 30 0C.
Pada 5 mL NaOH dengan 1 mL HCl memiliki suhu mula-mula 30 0C. Dan Pada 6 mL
NaOH dengan 0 mL HCl memiliki suhu mula-mula 30 0C. Suhu akhir yang didapatkan
berturut-turut ialah 310C, 310C, 320C, 320C, 320C, 320C, 310C. Suhu akhir didapatkan
setelah pencampuran kedua larutan asam dan basa.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dapat diperhatikan bahwa titik stoikiometri
dari reaksi antar NaOH dengan HCl adalah pada volume NaOH 2 mL dan volume HCl 4
mL dengan perbandingan volume NaOH dan HCl adalah 1 : 2.
VII. Penutup
VII.1 Kesimpulan
 Persamaan reaksi kimia yang benar ditulis dengan reaktan di sebelah kiri dan
produk disebelah kanan dengan menggunakan tanda anak panah di antara
reaktan dan produk.
 Jenis reaksi kimia yang terjadi ialah reaksi kondensasi yang adalah reaksi
penggabungan dua molekul dengan pelepasan suatu molekul kecil.
 Stoikiometri NaOH dengan HCl dapat dilihat dari volume NaOH yaitu 2 mL
dan volume HCl 4 mL. Dan perbandingan volume NaOH dengan HCl yaitu
1:2.
VII.2 Saran
Sebaiknya dalam pratikum, para praktikan lebih aktif dan responsif untuk
melakukan prosedur percobaan
DAFTAR PUSTAKA
Alsfasser, Ralf et al. 2007. Modern Inorganic Chemistry 3rd Edition. de Gruyter.
Berlin.
Tim Penyusun,. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Dasar 1. FMIPA Universitas
Sam Ratulangi. Manado
Siska, Peter. 2006. Univeristy Chemistry. University of Pittsburgh. Pennsylvania.
Lampiran:

Anda mungkin juga menyukai