Anda di halaman 1dari 3

Nama : Qurrata A’yuni Rasyidah

NIM : 131511133013
Kelas : A1-2015

RESUME MATERI KRITIS 2


Pertemuan : T2
Topik : Asuhan Keperawatan Klien dengan IMA dan Tindakan Khusus: Percutaneus
Coronary Intervention, CABG dan Terapi Fibrinolitik
Dosen : Dr. Ninuk Dian K. S.Kep. Ns., MANP

A. Infark Miokard Akut (IMA)


1. Definisi
Infark Miokard Akut (IMA) adalah penyakit jantung yang disebabkan
oleh karena sumbatan pada arteri coroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena
adanya aterosklerotik pada dinding arteri coroner sehngga menyumbat aliran
darah ke jaringan otot jantung (Black&Joyce, 2014)
2. Etiologi Infark Miokard Akut (IMA) menurut Fakih Ruhyanuddin (2006)
1) Gangguan pada arteri koronaria : atherosclerosis, kekauan atau penyumbatan
total pada arteri oleh emboli ata thrombus.
2) Penurunan aliran darah system koronaria menyebabkan suplai oksigen ke
miokard berkurang dipengaruhi oleh beberapa faktor:
 Faktor pembuluh darah : ateroskeloris, spasme, arteritis.
 Faktor sirkulasi : hipotensi, stenosos aorta, insufisiensi.
 Faktor darah: anemia, hipoksemia, polisitemia.
3) Penyabab lain:
a) Curah jantung yang meningkat : aktivitas berebihan, emosi, makan
terlalu banyak, hypertiroidisme.
b) Kebutuhan oksigen miokard meningkat pada kerusakan miokard,
hypertropi miocard, dan hypertensi diastolic.
c) Faktor predisposisi

3. Klasifikasi IMA
a. NSTEMI (Non ST-segmen Elevasi Miokard Infark) = Ditandai dengan
adanya elevasi segmen ST pada EKG.
b. STEMI (ST-segmen Elevasi Miokard Infark) = akibat trombus dari plak
atherosklerosis, tidak disertai adanya elevasi segmen ST pada EKG.

4. Faktor Resiko ST-Segment Elevasi Miokard Infark


 Non Modifable : Usia (usia lanjut), Jenis kelamin (Laki-laki >
Perempuan), Ras (kulit putih), Riwayat Keluarga (Keluarga yang
 mempunyai hubungan darah)
 Modifable : Hipertensi, Diabetes Mellitus, Dislipidemia, Obesitas,
Merokok, Gaya Hidup, Aktivitas Fisik

5. Manifestasi Klinis IMA : Nyeri dada, Nyeri disertai nafas pendek


6. Komplikasi IMA : Disritmia, Gagal Jantung Kongestif, Tromboemboli,
Perikarditis, Ruptura miokardium, Aneurisma Ventrikel
7. Penatalaksanaan Medis IMA : Fasodilator (mengurang nyeri), Antikoagulan
(mempertahankan integritas jantung), Trombolitik (melarutkan semua thrombus)

B. Percutaneus Coronary Intervention


1. Definisi
Percutaneous coronary intervention(PCI) adalah intervensi atau tindakan
non bedah untuk membuka/dilatasi/melebarkan arteri koroner yang mengalami
penyempitan agar aliran darah dapat kembali menuju ke otot jantung (Davis,
2011).
2. Indikasi PCI
 Elevasi ST segmen lebih dari dari dua lead yang berdekatan dengan onset
gejala > 12 jam
 Non ST Elevasi Myocardial Infarction
 Unstable Angina Pectoris
 Gagal trombolitik
3. Kontraindikasi PCI
 CHF yang tidak terkontrol, BP tinggi, aritmia
 Gangguan elekrolit
 Infeksi (demam)
 Gagal ginjal
 Perdarahan saluran cerna akut/anemia
 Stroke baru (< 1 bulan)
 Intoksikasi obat-obatan (seperti : Kontras )
 Pasien yang tidak kooperatif
 Usia kehamilan kurang dari 3 bulan
4. Puncture area PCI : Arteri Femoralis, Arteri Brachialis, Arteri Radialis
5. Tim PCI : Operator (dokter), Perawat (scrubing, monitoring, sirculete),
Radiografer

C. Coronary Artery Bypass Grafting (CABG)


1. Definisi
Coronary Artery Bypass Grafting merupakan salah satu penanganan
intervensi dari PJK dengan cara membuat saluran baru melewati arteri koroner
yang mengalami penyempitan atau penyumbatan (Feriyawati,2005).
2. Tujuan CABG
 Meningkatkan sirkulasi darah ke arteri coroner
 Mencegah terjadinya iskemia yang luas
 Meningkatkan kualitas hidup
 Meningkatkan toleransi aktifitas
 Memperpanjang masa hidup
3. Indikasi CABG menurut American Heart Association (AHA) (Ignatavisius
&Workman, 2006) : Stenosis Left Mean Coronary Artery yang signifikan;
Angina yang tidak dapat di kontrol dengan terapi medis; Angina yang tidak stabil;
Iskemik yang mengancam dan tidak respon terhadap terapi non bedah yang
maksimal; Gagal pompa ventrikel yang progresif dengan stenosis koroner yang
mengancam daerah miokardium; Sumbatan yang tidak dapat ditangani dengan
PTCA dan trombolitik
4. Kontraindikasi (Pierce A. et al, 2006)
 Sumbatan pada arteri < 70% sebab jika sumbatan pada arteri koroner
kurang dari 70% maka aliran darah tersebut masih cukup banyak sehingga
mencegah aliran darah yang adekuat pada pintasan. Akibatnya, akan
terjadi bekuan pada graft sehingga hasil operasi akan menjadi sia-sia.
 Tidak ada gejala angina.
 Struktur arteri koroner yang tidak memungkinkan untuk disambung.
 Fungsi ventrikel kiri jelek ( kurang dari 30 % )
5. Komplikasi CABG : Nyeri Pasca Operasi, Penurunan Curah Jantung, Perubahan
cairan, perubahan tekanan darah, Infeksi luka, Tamponade jantung awal.

D. Terapi Fibrinolitik
 Terapi fibrinolitik direkomendasikan diberikan dalam 12 jam sejak awitan gejala
pada pasien-pasien tanpa indikasi kontra apabila IKP primer tidak bisa dilakukan
oleh tim yang berpengalaman dalam 120 menit sejak kontak medis pertama
 Antikoagulan direkomendasikan pada pasien-pasien STEMI yang diobati dengan
fibrinolitik hingga revaskularisasi (bila dilakukan) atau selama dirawat di rumah
sakit hingga 5 hari
 Setelah diberikan fibrinolisis, semua pasien perlu dirujuk ke rumah sakit yang
dapat menyediakan IKP

Anda mungkin juga menyukai