Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah Evaluasi Pendidikan

“KUALITAS ALAT EVALUASI”

Di Susun Oleh :

1. LD. RABIYUL JUNA A1I117095


2. ASMAUL HUSNAH A1I117068
3. MUH. ANUGRAH JANUANSYAH A1I1170
4. ERVIN YULASDAR A1I117077
5. RAHMA AULIA A1I117053
6. RAHMAN A1I117054
7. DEVI ELFIRAH A1I117070
8. HENRIK ARDIANSYAH A1I117082

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini kami
susun dengan semaksimal mungkin dan akhirnya dapat terselesaikan tanpa adanya hambatan
yang sulit bagi kami.

Terlepas dari hal tersebut di atas, tentu saja makalah ini belum mendekati kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami ke
depannya dapat membuat makalah yang bisa mendekati kesempurnaan.

Akhirnya, kami sangat mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi semua pihak,
terkhususnya bagi kami, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembacanya.

Kendari, Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………………………

A. Latar Belakang………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………...
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan …………………………………………………………

BAB II : PEMBAHASAN……………………………………………………………………...

A. Reliabilitas………………………………………………………………………………
B. SEM ( Structural Equation Modelling )………………………………… ………………
C. Cara Menghitung Reliabilitas……………………………………………………………
D. Cara Menghitung / Mengidentifikasi SEM ( Structural Equation Modelling )………………

BAB III : PENUTUP……………………………………………………………………………

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………...
B. Saran ……………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan
dalamsetiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh
perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju
danmundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita
dapatmengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah
menjadilebih baik ke depan.Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh
keberhasilan siswa, dantanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih
baik. Jadi secara umumevaluasi adalah suatu proses sistemik umtuk mengetahui tingkat
keberhasilan suatu program.Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan
untuk mendapatkaninformasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa
dan mengolah ataumenafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif
sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan
dalam bidang pendidikandan pengajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Reliabilitas ?
2. Apa yang dimaksud dengan SEM ( Structural Equation Modelling ) ?
3. Bagaimana cara menghitung reliabilitas ?

4. Bagaimana cara menghitung/mengidentifikasi SEM (Structural Equation Modelling) ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian reliabilitas
2. Untuk mengetahui pengertian SEM ( Structural Equation Modelling )
3. Untuk mengetahui cara menghitung reliabilitas
4. Untuk mengetahui cara menghitung/mengidentifikasi SEM ( Structural Equation
Modelling )
BAB II
PEMBAHASAN

A. Reliabilitas

1. Pengertian

Reliabilitas adalah keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu
prosedur pengukuran. Berdasarkan bahasa, reliabilitas berasal dari kata reliability yang
terdiri dari kata rely dan ability, artinya sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil
pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang
belum berubah.

Berikut ini beberapa pengertian dan definisi reliabilitas dari beberapa sumber
buku:

 Menurut Sudjana (2005:16), reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau


keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat
penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
 Menurut Mehrens & Lehmann (1973:102), reliabilitas merupakan derajat keajegan
(consistency) di antara dua buah hasil pengukuran pada objek yang sama.
 Menurut Rbel (1986:71), reliabilitas adalah syarat-syarat yang digunakan untuk
menggambarkan salah satu sifat yang paling signifikan dari satu nilai uji dengan cara
yang konsisten.
 Menurut Suryabrata (2000), reliabilitas alat ukur menunjuk kepada sejauh mana
perbedaan-perbedaan skor perolehan mencerminkan perbedaan atribut yang
sebenarnya.

Koefisien reliabilitas mengindikasikan adanya stabilitas skor yang didapatkan


oleh individu, yang merefleksikan adanya proses reproduksi skor. Skor disebut stabil
bila skor yang didapat pada suatu waktu dan pada waktu yang lain hasilnya relatif
sama. Makna lain reliabilitas dalam terminologi stabilitas adalah subjek yang dikenai
pengukuran akan menempati ranking yang relatif sama pada testing yang terpisah
dengan alat tes yang ekuivalen.
2. Karakteristik

Sebuah tes dianggap memiliki reliabilitas yang baik apabila memiliki


karakteristik sebagai berikut:
Reliabilitas merupakan milik dari satu set nilai tes bukan milik tes itu sendiri,
artinya suatu tes dikatakan baik apabila dapat menghasilkan skor yang cukup akurat,
apabila tes tersebut diberikan pada kelas tertentu, maka bisa juga menghasilkan skor
yang cukup konsisten bila diberikan pada kelas yang berbeda atau ketika diberikan
pada kelas yang sama pada waktu yang berbeda.
Suatu tes dikatakan reliable jika dua buah tes dilakukan pada jarak waktu yang
berbeda dan menunjukkan skor yang tidak jauh berbeda. Reliabilitas dapat dinyatakan
untuk dua atau lebih pengukuran independen yang diperoleh dari tes yang sama untuk
setiap anggota kelompok.

3. Rumus Reliabilitas

Terdapat beberapa rumus dalam pengujian reliabilitas instrumen, antara lain;


Spearman Brown, Flanagan, Rulon, Kuder Richardson (KR) dan Cronbanch Alpha.

a) Rumus Spearman-Brown

Ket : ri = Reliabilitas instrument

rb = Indeks korelasi antara dua belahan instrument

N = Banyaknya responden

X = Belahan pertama

Y = Belahan kedua
b) Rumus Flanagan

Ket : ri = Reliabilitas instrument

V1 = Varians belahan pertama (varian skor butir-butir ganjil)

V2 = Varians belahan kedua (varian skor butir-butir genap)

Vt = Varians skor total

c) Rumus Rulon

Ket : ri = Reliabilitas instrument

Vt = Varians total atau varians skor total

Vd = Varians (varians difference)

d = Skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir

d) Rumus KR 20
Ket : ri = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

pi = Proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir ( proporsi subjek
yang mendapat skor 1)

e) Rumus KR 21

Ket : ri = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

p = Skor rata-rata

f) Rumus Cronbanch Alpha

Ket : ri = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal


B. SEM ( Structural Equation Modelling )

Menurut Ghozali (2008) Structural Equation Modelling ( SEM ) adalah sebuah


evolusi dari model persamaan berganda yang dikembangkan dari prinsip ekonometri dan
digabungkan dengan prinsip pengaturan dari psikologi dan sosiologi, SEM telah muncul
sebagai bagian integral dari penelitian manajerial akademik.

SEM terdiri dari 2 bagian yaitu model variabel laten dan model pengukuran
(Ghozali, 2008). Bagian pertama yaitu model variabel laten ( latent variable model )
mengadaptasi model persamaan simultan pada ekonometri. Jika pada ekonometri semua
variabelnya merupakan beberapa variabel terukur/teramati (measured/observed variables ),
maka pada model ini beberapa variabel merupakan variabel laten ( latent variables yang
tidak terukur secara langsung ).

Sedangkan bagian kedua yang dikenal dengan model pengukuran (measurement


model), menggambarkan beberapa indikator atau beberapa variabel terukur sebagai efek
atau refleksi dari variabel latennya.

Kedua bagian model ini merupakan jawaban terhadap 2 permasalahan dasar


pembuatan kesimpulan ilmiah dalam ilmu sosial dan perilaku. Untuk permasalahan
pertama yang berkaitan dengan masalah pengukuran dapat dijawab dengan model
pengukuran, sedangkan permasalahan kedua yang berkaitan dengan hubungan kausal
dapat dijawab menggunakan model variabel laten.

Berbeda dengan teknik analisis lain yang hanya bisa mengukur hubungan kausal
searah saja, SEM juga memungkinkan menganalisis hubungan dua arah yang sering kali
muncul dalam ilmu sosial dan perilaku. SEM termasuk keluarga multivariate statistics
dependensi yang memungkinkan dilakukannya analisis satu atau lebih variabel independen
yang dilibatkan boleh berbentuk variabel kontinu ataupun diskrit, dalam bentuk variabel
latent atau teramati.

Dalam praktiknya, SEM merupakan gabungan dari dua metode statistika yang
terpisah yang melibatkan analisis faktor ( factor analysis ) yang dikembangkan dipsikologi
dan psikometri dan model persamaan simultan ( simultaneous equation modelling ) yang
dikembangkan di ekonometrika.
Hair, Babin, Anderson, dan Tatham cit Ghozali (2008) menunjukkan perbedaan
antara teknik SEM dengan teknik regresi dan multivariate lainnya, melalui 2 karakteristik
SEM seperti di bawah ini.

Pertama adalah estimasi terhadap multiple interrelated dependence relationships


yang istilah sederhananya adalah susunan beberapa persamaan regresi berganda yang
terpisahkan tetapi saling berkaitan. Susunan persamaan ini dispesifikasikan dalam bentuk
model structural dan diestimasi oleh SEM secara simultan.

Perbedaan yang paling kelihatan antara SEM dengan susunan regresi berganda
biasa ialah pada SEM sebuah variabel bebas (independent variable) pada satu persamaan
bias menjadi variabel terikat ( dependent variable ) pada persamaan yang lain.

Kedua adalah kemampuan untuk menunjukkan beberapa konsep tidak teramati


(unobserved concepts) serta beberapa hubungan yang ada di dalamnya, dan perhitungan
terhadap beberapa kesalahan pengukuran dalam proses estimasi. SEM menyajikan konsep
tidak teramati melalui penggunaan beberapa variabel laten.

Variabel laten adalah sebuah konsep yang dihipotesiskan atau tidak teramati, dan
hanya dapat didekati melalui beberapa variabel teramati. Sementara itu, variabel teramati
adalah variabel yang nilainya dapat diperoleh dari responden melalui berbagai metode
pengumpulan data ( survey, tes, observasi, dan lain-lain ).

Pendekatan beberapa variabel teramati terhadap suatu konsep jarang dapat


dilakukan dengan sempurna dan hampir selalu ada kesalahannya. Beberapa kesalahan
pendekatan ini sering dikenal sebagai kesalahan pengukuran ( measurement errors ) dan
dapat diestimasi menggunakan beberapa fasilitas yang ada pada SEM.
C. Cara Menghitung/pengujian Reliabilitas
1. Metode Tes Ulang (tes re-tes estimate reliabelity)

Uji reliabilitas dengan metode tes ulang digunakan untuk mengetahui sejauh
mana suatu pengukuran dapat diandalkan. Uji ini dilakukan sebanyak dua kali,
pengukuran pertama dan ulangnya. Kedua pengukuran dapat dilakukan oleh orang yang
sama atau berbeda. Dalam hal ini perlu diatur bahwa proses pengukuran kedua,
keadaan yang diukur itu harus benar-benar sama. Selanjutnya hasil pengukuran yang
pertama dan yang kedua dikorelasikan dan hasilnya menunjukkan reliabilitas dari tes
ini.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran reliabilitas tes ulang
adalah; 1). jangka waktu antara kedua pengambilan penilaian, 2). stabilitas yang
diharapkan dari kinerja yang diukur. Secara umum, semakin lama antara interval
pelaksanaan tes yang berulang, semakin rendah tingkat reliabilitasnya. Pendekatan tes
ulang merupakan pemberian perangkat tes yang sama terhadap sekelompok subjek
sebanyak dua kali dengan selang waktu yang berbeda. Asumsinya adalah bahwa skor
yang dihasilkan oleh tes yang sama akan menghasilkan skor tampak yang relatif sama.

Estimasi reliabilitas dengan pendekatan tes ulang akan menghasilkan koefisien


stabilitas (stability). Untuk memperoleh koefisien reliabilitas melalui pendekatan tes
ulang dapat dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi linier antara distribusi
skor subyek pada pemberian tes pertama dengan skor subjek pada pemberian tes kedua.

2. Metode Bentuk Paralel (Equivalent)

Tes paralel atau tes equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan
tujuan, tingkat kesukaran dan susunan tetapi butir-butir soalnya berbeda, dalam istilah
bahasa Inggris disebut alternate-forms method (parallel forms).

Pengujian reliabilitas instrument dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrument berbeda.
Reliabilitas instrument dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrument
yang satu dengan data instrument yang dijadikan ekuivalen. Bila korelasi positif dan
signifikan, maka instrument dapat danyatakan reliable.

Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya berat karena
harus menyusun dua seri tes. Lagipula harus tersedia waktu yang lama untuk
mencobakan dua kali tes.
3. Metode Gabungan (paralel form and alternative form reliability estamete)

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrument


yang ekuivalen itu beberapa kali, ke responden yang sama. Reliabilitas instrument
dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrument, setelah itu dikorelasikan pada
pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan silang. Jika dengan dua kali pengujian
dalam waktu yang berbeda maka akan dapat dianalisis keenam koefesien reliabilitas.
Bila keenam koefesien korelasi itu semuanya positif dan signifikan maka dapat
dinyatakan bahwa instrument tersebut reliable.

D. Cara Menghitung/mengidentifikasi SEM ( Structural Equation Modelling )

Identifikasi model structural equation modeling (SEM) yaitu mengenai


kemampuan model untuk menghasilkan serangkaian nilai parameter yang unik dan
konsisten terhadap data. Parameter unik yang dihasilkan ini disebut dengan "model
identified" sehingga parameter dapat diestimasi dan dapat diuji. Seperti kita ketahui dalam
model SEM, input data dapat dilakukan dalam bentuk matrik varians dan kovarians
ataupun matrik korelasi. Matrik kovarian berisi nilai varians dan kovarians dari data
sample yang kita miliki. Banyaknya nilai varian dan kovarian dalam matrik kovarians ini
dinamakan dengan "sample moment" atau "data point". Sekarang mari kita lihat bentuk
sample moment atau data point dari model CFA Minat Kunjungan Ulang yang memiliki 5
indikator (X1 –X5).

Pada tabel matrik varians kovarians di atas menunjukkan bahwa banyaknya nilai
varians adalah 5 dan nilai kovarians ada 10 jadi banyaknya sample moment atau data point
: 15. Dapat disimpulkan bahwa dari 5 indikator akan menghasilkan 15 sample moment
dalam bentuk matrik varian dan kovarians. Begitu juga apabila input data dalam bentuk
matrik korelasi akan mengjasilkan 15 sample moment yang berisi nilai-nilai korelasi antar
indikator.

Langkah menghitung sample moment dari 5 indikator ( observeb variable ) dalam


model dapat dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut :

Sample moment = p ( p + 1 ) / 2, dimana p adalah banyaknya indikator. Jika indikator ada


5 maka : 5 (5 + 1 ) / 2 = 15 sample moment ( sama seperti contoh di atas ).

Jumlah estimasi parameter yang dihasilksan sebagai berikut :


Seperti terlihat pada tabel di atas banyaknya estimasi parameter adalah 10 dimana :

 4 weight yaitu nilai loading faktor X2, X3, X4 dan X5


 6 variances yaitu 1 variance variabel laten "Minat Kunjungan Ulang" dan 5 eror
variance e1,e2, e3, e4 dan e5.

Dari hasil perhitungan sample moment dan estimasi parameter maka diperoleh nilai degree
of fredom ( df ) sebagai berikut :

Df = sample moment - parameter yang diestimasi

= 15 - 10

=5

Jadi sebuah model SEM dapat diketahui dalam tiga ( 3 ) identifikasi model yaitu :

1. Model Under-identified

Model ini dihasilkan karena jumlah parameter yang diestimasi lebih besar
daripada jumlah sample moment atau data point atau varian dan kovarian data. Hal ini
terjadi karena informasi yang berasal dari data point atau sample moments yang tidak
cukup dan mengakibatkan derajat kebebasan/degree of freedom ( df ) bernilai negatif.
Ketidakcukupan jumlah sample moment ini maka model yang dikembangkan tidak
teridentifikasi.

2. Model Just-identified

Model ini jumlah sample moment sama jumlahnya dengan jumlah parameter
yang diestimasi. Meskipun model ini menghasilkan solusi yang unik untuk parameter
yang diestimasi, karena nilai df sebesar ( nol ) maka secara statistik model yang
dihasilkan tidak dapat teridentifikasi.

3. Model Over-identified

Model ini jumlah sample moment memiliki jumlah yang lebih banyak
dibandingkan dengan parameter yang diestimasi. Sehingga nilai degree of freedom (df)
adalah positif. Model yang seperti inilah yang memberikan solusi unik dan diharapkan
dalam pengujian model sehingga dinamakan "model over-identified" atau model dapat
teridentifikasi. Model over-identified seperti contoh di atas ( model CFA Minat
Kunjungan Ulang ).
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reliabilitas adalah keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu
prosedur pengukuran. Berdasarkan bahasa, reliabilitas berasal dari kata reliability yang
terdiri dari kata rely dan ability, artinya sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil
pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang
belum berubah. Sedangkan Menurut Ghozali (2008) Structural Equation Modelling
(SEMvy ) adalah sebuah evolusi dari model persamaan berganda yang dikembangkan dari
prinsip ekonometri dan digabungkan dengan prinsip pengaturan dari psikologi dan
sosiologi, SEM telah muncul sebagai bagian integral dari penelitian manajerial akademik. 

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ferdinand, A. (2014). Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen. Semarang. BP


Undip.

Anda mungkin juga menyukai