Anda di halaman 1dari 8

BUDAYA ATAU CIRI KHAS DAERAH SEBAGAI IDENTITAS LOKAL

YANG MENJADI IDENTITAS BANGSA INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi Tugas Besar Individu Pertama Perkuliahan Elearning

Mata Kuliah: Kewarganegaraan


Dosen Pengajar: Oni Tarsani, M.Ikom.

 Disusun Oleh :

Bernarda Kriswulan Bucharni


NIM : 43217110190
Jurusan : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Jalan Menteng Raya No.29, Kebon Sirih, Menteng,
Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
2020
URAIAN
BUDAYA ATAU CIRI KHAS DAERAH

Sejujurnya, kalo ada orang yang tanya ke saya “kamu orang mana? Atau asli mana?” saya agak
bingung jawabnya. Karena, latar belakang saya dan keluarga saya cukup beragam. Keluarga ayah
saya berasal dari Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, dan ayah saya lahir di Jakarta. Namun,
bersekolah dan menghabiskan masa mudanya di Pulau Dewata Bali. Ibu saya sendiri, dia lahir di
Kota Semarang dan belajar serta menghabiskan masa muda di Kota Bandung. Sedangkan saya, saya
lahir di Tangerang dan pergi besama ibu saya untuk melanjutkan sekolah di Kota Tasikmalaya Jawa
Barat. Saya bersekolah di sana mulai dari SD, SMP, lalu SMK. Sampai akhirnya, saya kembali ke
Jakarta bersama ayah saya untuk bekerja dan kuliah.

Pada kesempatan ini, saya akan menulis tentang budaya dan ciri khas daerah Pulau Dewata Bali.
Karena Bali sudah menjadi tempat favorit saya dari kecil. Dan saya selalu jatuh cinta dengan adat
maupun kebudayaan lokal yang ada di Bali.

Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki macam-macam atau kumpulan kebudayaan lokal,
termasuk juga Bali memiliki sejumlah budaya yang terjaga baik sampai sekarang ini, diantaranya
rumah adat, pakaian adat, kesenian, tradisi, bahasa daerah, lagu daerah, senjata tradisional,
organisasi sosial dan kemasyarakatan, makanan khas, permainan, pertanian termasuk juga dengan
kepercayaan beragama dengan berbagai jenis prosesi upacara dalam perayaan tersebut.

1
Rumah Adat Bali

Dalam membuat pekarangan dan membangun rumah adat Bali, diterapkan aturan-aturan yang
ada pada “Asta Kosala Kosali” dan memenuhi aspek parahyangan (tempat pemujaan),
Palemahan (lingkungan) dan pawongan (penghuni rumah), semuanya memiliki nilai penting dan
filosofi dalam arsitektur rumah dan pekarangan.
Namun demikian tidak semua warga Hindu Bali memiliki rumah adat dengan jenis bangunan
lengkap, mengingat dengan keterbatasan tempat dan biaya. Selain itu, sekarang juga banyak
bangunan adat Bali juga dipadukan dengan desain modern.

Pakaian Adat Bali

Bali memiliki beberapa pakaian adat yang disesuaikan dengan keperluannya. Contohnya seperti,
pakaian adat madya yang biasa digunakan untuk keperluan adat seperti ke tempat upacara
pernikahan ataupun ke balai pertemuan yang berhubungan dengan adat.
Ada juga pakaian adat untuk ke Pura, yaitu pakaian khusus untuk melakukan persembahyangan.
Contohnya, pakaian Agung, biasanya digunakan bagi mereka yang sedang melakukan upacara
pernikahan ataupun saat upacara potong gigi, pakaian ini adalah yang paling mewah.
Budaya akan pakaian adat ini akan selalu terjaga dengan baik, karena diperlukan oleh semua
warga hindu dalam kegiatan adat dan juga ke pura.

2
Kesenian Daerah

Macam-macam kesenian daerah berkembang dengan baik sebagai warisan budaya lokal Bali
yang terjaga dengan baik, kebudayaan tersebut diantaranya adalah seni tari seperti tari janger,
tari Pendet, baris, legong, joged bumbung, tari barong, tari kecak, drama gong, tari barong, arja
dan bondres, tarian-tarian tersebut bisa dikembangkan dan menjadi sebuah tarian inovatif yang
bisa dinikmati oleh khalayak ramai.
Budaya lainnya yang berhubungan dengan kesenian tersebut adalah alat musik tradisional khas
Bali seperti gamelan, rindik, cenceng, pereret dan genggong. Sejumlah kesenian lain yang juga
merupakan warisan budaya adalah seni ukir dan juga seni patung

Tradisi di Bali

Sebuah kebiasaan atau tradisi diwariskan secara turun temurun, terus terjaga lestari sampai
sekarang ini menjadi sebuah kebudayaan yang unik. Walaupun dunia sudah modern dan tradisi
tersebut adalah warisan masa lampau, namun harus tetap digelar atau dirayakan karena takut
adanya musibah yang ditimbulkan jika tradisi tersebut tidak dilaksanakan.
Macam-macam tradisi tersebut diantaranya tradisi perang pandan (mekare-kare) di Tenganan,
Gebug Ende Seraya, pemakaman di Trunyan, Perang Api (ter-teran) di Jasri, Omed-omedan di
Denpasar, Mekotek desa Minggu, perang ketupat di Kapal, Mesuryak desa Bongan Tabanan,
Mbed-mbedan di Semate, Mebuug-buugan Jimbaran, Nyakan Diwang desa Banjar, dan lainnya.

3
Upacara Adat

Upacara adat adalah bagian budaya lokal yang berhubungan erat dengan kegiatan keagamaan,
baik upacara yang berhubungan dengan Ida Sang Hyang Widi, manusia, alam dan juga bhuta.
Setiap kegiatan atau ritual menggunakan banten atau sarana upakara yang didominasi
menggunakan bahan janur, bunga dan buah. Merangkai daun janur menjadi untuk keperluan
sarana upacara biasa dilakoni oleh wanita Bali yang dikenal dengan budaya “mejejahitan”.
Sejumlah upacara adat atau hari raya besar keagamaan yang cukup populer di Bali adalah hari
raya Nyepi, Galungan, Kuningan, melasti, pawai ogoh-ohoh, ngaben, upacara 3 bulanan anak,
ngotonin dan potong gigi.

Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan

Masyarakat Hindu Bali menganut sistem kekeluargaan patrilineal atau kebapaan, dikenal juga
oleh masyarakat Bali dengan istilah Kapurusa, jadi garis keturunan dilacak dari garis keturunan
laki-laki, mempelai perempuan dilepaskan hukumnya dari keluarganya, untuk hubungan ahli
waris adalah anak keturunan laki-laki.
Tetapi sekarang di Bali dikenal dengan istilah perkawinan Nyeburin ataupun budaya Nyentana
menganut sistem kekeluargaan Matrilineal jadi garis keturunan dari pihak perempuan (Ibu) dan
disini mempelai laki-laki dilepaskan hukumnya dari keluarganya.

4
Bahasa Daerah Bali

Bahasa daerah Bali adalah bahasa pertama yang dikenal masyarakatnya untuk berkomunikasi.
Peradaban Bali dari dulu sampai sekarang tetap memakai bahasa sehari-hari dengan bahasa
daerah ini. Dalam praktek sehari-hari atau dalam pergaulan masyarakat dikenal juga dengan “sor
singgih Basa” atau tingkatan-tingkatan bahasa yang digunakan sesuai dengan keperluan.
 Pertama basa Bali kasar digunakan untuk perilaku dari binatang atau saat sedang marah
 kedua basa Bali madya digunakan untuk komunikasi dengan keluarga ataupun orang lebih tua
 ketiga basa Bali halus, bahasa Bali halus juga terdapat beberapa bagian seperti bahasa halus
singgih, mider dan sor, digunakan saat memanjatkan doa kepada Tuhan, berbicara dengan
Pendeta, berbicara saat pertemuan adat, berbicara kepada wangsa (kasta) yang lebih tinggi
atau kepada orang yang belum kita kenal.

Lagu Daerah

Budaya untuk menyanyikan lagu daerah memang sekarang sudah jarang untuk bisa ditemukan,
kecuali di sekolah-sekolah yang mewajibkan para siswanya untuk mengenal lagu daerah Bali
atau pada sebuah acara pesta kesenian budaya seperti agenda tahunan Pesta Kesenia Bali di
taman Budaya Art Center Denpasar.
Sejumlah lagu daerah Bali yang sering dinyanyikan terutama oleh anak-anak diantaranya; lagu
Meyang Meyong, Putri Cening Ayu, Jangi Janger, Ratu Anom, Janger, Juru Pencar, Dadong
Dauh, Batu Cina.

5
Nama Orang Bali

Di Bali sendiri dikenal dengan istilah Kasta atau Warna, ada tambahan atau embel-embel lain di
depan nama tersebut yang mencirikan dari Kasta mana keluarga orang tersebut berasal,
diantaranya gelar nama Anak Agung, I Gusti, Cokorde, Ida Bagus, I Dewa, I Dewa Ayu. Jika
berkomunikasi dengan orang dari kasta (warna) tersebut harus menggunakan bahasa komunikasi
basa Bali halus.
Ada juga penanaman nama seperti Wayan/ Gede/ Putu/ Ni Luh untuk nama anak pertama,
Kadek/ Made untuk nama anak kedua, Nyoman/ Komang untuk anak ketiga dan Ketut adalah
anak keempat. Hal ini seperti program keluarga berencana Bali pada jaman dahulu.

Permainan Tradisional

Budaya bermain pada masa kanak-kanak ini tentunya sempat populer di jamannya, di Bali
sendiri dikenal sejumlah permainan anak-anak yang terkadang diringi dengan nyanyian
diantaranya; permainan tradisional meong-meongan (kucing-kucingan), Megoak-goakan, main
Tajog (egrang), mengkeb-engkeban (petak umpet) dan macepet-cepetan.
Kebudayaan menggunakan alat-alat serta cara-cara tradisional dalam bermain memang terhimpit
dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat sekarang ini, yang justru mengurung daya
kreatifitas anak dan menjadikannya lebih bersifat individu.

6
Makanan Khas Bali

Pulau Bali memeliki banyak jenis – jenis makanan yang sudah terkenal sebagai makanan khas
Bali yang memiliki rasa yang tidak tertandingi rasanya. Contohnya ayam betutu, ayam betutu
adalah ayam yang cara memasaknya di bungkus dengan pelepah bambu dan di masak dengan di
kubur dalam arang sekam, di masak selama 12 jam.
Selain itu ada sate lilit, sate ini berasal dari ikan tuna yang di hancurkan, diberi bumbu dan
kelapa parut, di lilit – lilitkan pada batang yang dibuat dari pelepah kelapa dan di bakar seperti
pada sate – sate lainnya

Anda mungkin juga menyukai