Anda di halaman 1dari 3

Nama : Salsabila Mustika Putri Kurniawan

NIM : 22010118120011

TUGAS FARMAKOLOGI RANGKUMAN OBAT ANTIHELMINTIK DAN


ANTIDISENTRI

Obat Anti Helmintik  Obat untuk Nematoda, contohnya : Pirantel pamoat, Piperazin,
Albendazol, Mabendazol, Tiabendazol, Ivermektin. Obat untuk Trematoda, contohnya :
Prazikuantel. Obat untuk Cestoda, contohnya : Niklosamid

Pirantel Pamoat  Mekanisme kerjanya yaitu menghambat enzim kolinesterase sehingga


cacing dapat dikeluarkan dari saluran cerna. Farmakokinetik : absorbsi usus kurang baik,
sehingga sangat selektif pada cacing, banyak di ekskresi melalui tinja dan kurang dari 15%
melalui urin. Indikasi dapat digunakan untuk Askariasis, Ankilostomiasis, Enterobiasis,
Strongiloidiasis, Tricuris Trichiuria (kombinasi dengan oksantel pamoat). Kontra Indikasi
dari obat ini adalah wanita hamil, anak < 2 th, demam, dan tidak boleh digunakan bersamaan
dengan piperazin. BSO : sirup 50 mg/ml dan tablet 125 mg dan 250 mg. Dosis : 10 mg/kgBB,
diberikan setiap saat dan tidak dipengaruhi makanan/minuman. Untuk enterobiasis diulang
setelah 2 minggu, sedangkan N. americanus sedang atau berat diberikan 3 hari berturut-turut.
ESO : demam, sakit kepala, keluhan saluran cerna dan meningkatkan SGOT.

Piperazin  Mekanisme kerjanya dengan cara memblokade reseptor Asetilkolin otot cacing
sehingga cacing bisa dikeluarkan dengan peristaltic usus dalam waktu 1-3 hari tanpa
pencahar serta bisa normal kembali jika ditaruh dalam larutan garam faal suhu 37ᵒC. Secara
farmakokinetik diserap dengan baik melalui saluran cerna, sebagian mengalami metabolism,
20% disekresi melalui urin dalam 24 jam. Obat ini dugunakan untuk A. lumbricoides, E.
vermicuaris. KI : Absolut  gangguan fungsi hati dan ginjal, epilepsy. Relatif  wanita
hamil, malnutrisi, anemia berat. BSO : sirup 500mg / 5 mml dan tablet 250 mg. Dosis untuk
dewasa 3,5 g/hari 1x/hari, untuk anak 75 mg/kgBB/hari (maks 3,5 g) diberi 2 hari berturut-
turut, untuk enterobiasis dewasa dan anak 65 mg/kgBB/hari (maks 2,5g/hari) diberi selama 7
hari. Pemberian diulang 1-2 minggu. ESO: nausea, vomitus, diare, alergi, hipotensi sesaat
(IV), pada gangguan fungsi ginjal bisa terjadi akumulasi obat.

Albendazol  Mekanisme kerjanya dengan memblokir pengambilan glukosa oleh larva


maupun cacing dewasa yang mengakibatkan cacing mati. Pemberian per oral obat ini diserap
cepat oleh usus, dimetabolisir menjadi albendazol sulfoksida, diekskresi melalui urin dan
sedikit melalui feses, dan mempunyai waktu paruh 8-9 jam. Untuk infeksi cacing dan telur
gelang, tambang, trikuris, C kremi, C S. stercoralis, larva N americanus, cysticercosis. KI :
wanita hamil, anak < 2 th, sirosis hepatis. BSO : tablet 400mg. Dosis dewasa dan anak >2th
400mg/hari. ESO : nyeri ulu hati, sakit kepala, dizziness, mual, lemah, insomnia.

Mebendazol  mekanisme kerjanya merusak struktur subseluler dan menghambat sekresi


asetilkolinesteraasi cacing, mengikat dan mengganggu sintesis mikrotubulus cacing,
menghambat uptake glukosa secara ireversibel. Farmakokinetik : absorbsi buruk (oral),
abrorbsi naik dengan makanan berlemak, tidak larut air, bioavailabilitas sistemik rendah,
diekskresi melalui urin, ditemukan metabolit konjugasi dalam ekskresi dengan empedu.
Digunakan untuk nematode, enterobiasis dan trichuriasis, ancylostoma, N americanus dan
askaris, cestoda, dan S. stercoralis, serta bisa untuk penderita anemia dan malnutrisi. KI :
wanita hamil, anak <2th, alergi mebendazol. BSO : sirup 10 mg/ml dan tablet 100 mg, 500
mg. Dosis dewasa dan anak 2x100 mg/hari (3 hari) dan diulang 3 minggu kemudian. ESO :
sakit perut ringan, diare, pada askariasis berat  oral passage of ascarids, erratic migration.

Tiabendazol  mekanise kerjanya antielmentik spectrum lebar, menghambat enzim fumarat


reduktase cacing, ganggu agregasi mikrotubular, efek imunosuoresi dan antiinflamasi.
Farmakokinetiknya : mudah diabsorbsi (oral), daya larut tergantung pH, tidak larut air, cepat
diserap usus, diserap kulit, dihidroksilasi hati. Indikasi untuk Nematoda. KI : anak dengan
BB < 15 kg, gangguan fungsi hati dan ginjal, hipersensitif. BSO : sirup 100 mg/ml, tablet 500
mg, topical : salep 15%. Dosis 2x25 mg/kgBB (maks 1,5 g). ESO : hiperglikemi, jaundice,
SSJ, eritema mutiforme, kelainan faal hati, kristaluria.

Ivermektin  mekanisme kerja yaitu memperkuat peran GABA parasit pada transmisi di
syaraf tepi. Alternative dari tiabendazol. Farmakokinetik : per oral, waktu paruh 10-12 jam,
eksresi melalui feses dan sedikit lewat urin, tidak melewati BBB. Indikasi untuk microfilaria
di kulit dan anterior chamber. KI : wanita hamil, meningitis, pengguna benzodiazepine,
barbiturate/ asam valproat. Dosis 200 mcg/kgBB. ESO : reaksi mazotti.

Prazikuantel  Mekanisme kerjanya meningkatkan permeabilitas trematoda dan cestoda ke


CA hingga sebabkan paralysis. Dosis taeniasis 5-10 mg/kg SD. ESO : sakit kepala, dizziness,
mengantuk, GI upset, pruritus, athralgia, demam, eosinofilia.

Niclosamide  lini kedua obat infeksi cacing pita. Mekanisme kerjanya menghambat
fosforilasi oksidatif cacing dewasa. Farmakokinetik : diabsorbsi buruk di usus dan diekskresi
lewat urin. Pemberian pagi hari. Perlu obat pencaha untuk membersihkan semua segmen
yang mati dan mencegah liberasi telur. KI : alcohol, ibu hamil, anak <2th.

Diethyl carbamazine  obat untuk filariasis dan tropical eosinofilia. Farmakokinetik :


diabsorbsi oleh usus, waktu paruh 2-3 jam, diekskresi melalui urin, dosis ditentukan oleh
alkalosis urin dan gangguan faal ginjal. Mekanisme kerja dengan melumpuhkan microfilaria
dan mengubah struktur permukaan. Mempunyai efek imunosupresif. ESO : demam, malaise,
popular rash, sakit kepala, batuk, leukositosis.

Obat Anti-amebiasis

Metronidazole  efek farmakologi dan penggunaan klinis yaitu efek anti amebiasis, efek
anti-trikomoniasis, anti infeksi bakteri anaerob, anti-giardiasis

Nitroimidazole  obat untuk amebiasis ektraluminal, Giardiasis, trichomoniasis. Obat ini


membunuh tropozoit. Penggunaannya harus dengan paromomycin atau diloxanide.
Farmakokinetik : cepat diabsorbsi, penetrasi jaringan dengan difusi sederhana, low protein
binding, di ekskresikan lewat urin. ESO : dizziness, vertigo, neutropenia sementara,
disulfiram like reaction saat dikonsumsi dengan alcohol.

Iodoquinol  obat untuk amebiasis luminal. Farmakokinetik 90% dipertahankan di usus dan
diekskresikan lewat feses, 10% masuk sirkulasi dan diekskresikan lewat urin. ESO : diare,
intoleransi GI, pruritus, meningkatkan penempelan protein dan iodine, neurotoksisitas.

Diloxanide furoate  obat untuk amebiasis luminal. Setelah diabsorbsi dipecah menjadi
diloxanide dan furoic acid. Efek samping tidak fatal, tidak untuk ibu hamil.

Paromomycin  obat untuk amebiasis luminal. ESO : abdominal distress

Anibiotik lain : tetracycline dan oxytetracycline. Untuk amebiasis ringan-amebiasis luminal.

Furazolidone  hemolisis pada orang dengan aktivitas G6PD.

Quinacrine  toleransi rendah karena nausea, vomiting, dan cramping side.

Daftar Pustaka :

Wilmana PF, Gan S. 2016. Farmakologi dan Terapi, Edisi 6. Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran UI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai