Anda di halaman 1dari 4

Nama: Dhea Irfani

NPM: 1706028184
Pengantar Berpikir Sistem

1. Mengapa Mahasiswa Administrasi Niaga perlu mempelajari mata kuliah


Pengantar Berpikir Sistem?
Seorang mahasiswa seharusnya sudah dikatakan dewasa dalam berperilaku dan
mengambil keputusan. Mahasiswa sudah dapat bijak dalam bertindak sesuatu dan
memikirkan tindakan yang tepat untuk dilakukan. Perlunya universitas untuk
mahasiswa adalah memberi arahan yang seharusnya dilakukan sesuai dengan minat
yang dituju (jurusan). Mata kuliah yang diberikan dalam jurusan yang telah dipilih
mahasiswa menjadi proses pembelajaran yang nantinya akan digunakan dalam
kehidupan pasca kampus. Mahasiswa yang telah memilih jurusan Administrasi
Niaga memiliki tujuan untuk memahami sebuah perniagaan atau bisnis dalam
perusahaan atau pembelajaran yang didapat untuk membuat bisnis dengan menjadi
seorang pengusaha. Mata kuliah Pengantar Berpikir Sistem dirasa sangat cocok
berada dalam jurusan Administrasi Niaga. Mahasiswa memiliki pola pikir yang
semakin kritis dan dapat menganalisa sesuatu melalui pembelajaran mata kuliah
pengantar berpikir sistem. Untuk memulai suatu bisnis, mahasiswa administrasi
niaga dilatih untuk memiliki pola pikir yang kompleksitas sehingga dapat
melakukan suatu tindakan yang tepat. Mata kuliah pengantar berpikir sistem dapat
meningkatkan kompleksitas yang mana menjawab sebuah permasalahan yang rumit
dengan menemukan dan mengaitkan konektivitas-konektivitas yang ada. Semakin
banyak komponen permasalahan dalam kasus bisnis dapat membuat semakin
terjadinya peningkatan kompleksitas permasalahan yang dapat meningkatkan pola
pikir yang kritis untuk menguraikan suatu masalah dalam dunia bisnis. Proses dari
pola pikir mahasiswa administrasi niaga dalam mempelajari pengantar berpikir
sistem memiliki cara-cara untuk menyelesaikan permasalahan. Proses pola pikir
memiliki cara-cara yang akan menuntun mahasiswa administrasi niaga sebagai
berikut: 1) menentukan arah pandangan yang mana bagaimana kita melihat sebuah
masalah dalam bisnis dan arah pandang orang lain terhadap suatu bisnis yang mana
akan dianalisis menjadi sebuah kesimpulan analisis masalah bisnis. Lalu, 2) mencari
data dan fakta untuk menyelesaikan bagaimana sebuah bisnis dan mencari data-data
permasalahan serta fakta aktual seperti akademik untuk mengerti sebuah bisnis.
Selanjutnya, 3) pengalaman seorang mahasiswa bagaimana menyelesaikan sebuah
masalah yang walaupun tidak berhubungan dengan bisnis tetapi dapat diaplikasikan
dalam menyelesaikan sebuah bisnis. Selain itu, 4) konsep dan teori yang telah
dipelajari sebelum mata kuliah pengantar berpikir sistem yang menjadi bekal untuk
mahasiswa administrasi niaga dalam mengambil sikap untuk menyelesaikan
masalah dalm bidang bisnis. Yang terakhir, 5) konsekuensi dan implikasi dimana
seseorang yang akan menjalankan perusahaan atau bisnis harus menerima
konsekuensi yang akan datang dalam menjalakan dunia bisnis dan seseorang yang
akan memimpin bisnis yang pasti mengerti dalam bidang bisnis dan telah belajar
mengenai bisnis yang mana berguna untuk diimplementasikan dalam perusahaannya
agar tidak salah dalam membina sebuah bisnis.
2. Mengapa para pelaku usaha (kalangan bisnis) perlu memahami tentang
Pengantar Berpikir Sistem?
Pengantar berpikir sistem dapat menjadi sebuah acuan yang penting dalam suatu
perusahaan termasuk dalam kalangan bisnis. Para pelaku usaha khususnya CEO
dapat menggunakan system thinking, personal mastery, mental models, building
shared vision, dan team learning yang termasuk bagian dari pengantar berpikir
sistem. System thinking adalah keberlangsungan suatu sub sistem yang berpengaruh
dengan sistem lain. System thinking membawa pengertian untuk melakukan hal
“Systemic” yang menggunakan relasi hubungan dan suatu konteks yang dibutuhkan.
Contoh System thinking yang perlu dipahami oleh para pelaku usaha misalnya
seorang CEO akan memulai bisnis dan tentu memikirkan hal-hal yang diperlukan
dalam suatu bisnis seperti keuangan, SDM, dan pemasaran. Ketika memikirkan
bagian SDM dalam sebuah kalangan bisnis haruslah mengikuti ketersediaan atau
komponen kerja yang sesuai dengan tempat bisnis yang dijalankan. Pada bagian
SDM, CEO akan berpikir bahwa untuk menarik karyawan yang akan bekerja disana
butuh berapa banyak dan harus ada berapa manajer yang dibutuhkan untuk
mengatur bisnis atau menggantikan CEO tersebut. Lalu, personal mastery yang
dibutuhkan dalam CEO untuk mengurus bisnis yaitu penguasaan diri dimana CEO
dan SDM yang dimiliki dalam perusahaan itu harus berkembang agar kalangan
bisnis yang dimiliki semakin maju. CEO dan SDM yang dimiliki harus mempelajari
hal baru dan bertemu dengan orang baru dimana hal ini membuat sedikit demi
sedikit adanya perkembangan dan inisiatif untuk melakukan suatu perubahan yang
lebih baik dan terus meningkatkan kuantitas dan kualitas perusahaan dalam
kalangan bisnis. Selain itu, CEO dan SDM yang dimiliki melihat mental models
sebagai arahan dalam pengantar berpikir sistem. Mental models memiliki pengertian
yaitu seperangkat pengalaman untuk memengaruhi sikap dan dipengaruhi oleh
asumsi yang ada. Sebagai CEO, tentunya harus sudah pernah berpengalaman dalam
dunia bisnis yang mana pengalaman-pengalaman kerja dari sebelumnya membuat
CEO lebih mawas diri terhadap perusahaan yang telah digelutinya. Pengalaman-
pengalaman yang baik dan yang buruk akan dijadikan acuan CEO dan dipilah
menjadi acuan dalam perusahaan dan pelajaran agar tidak dilakukan dalam
perusahaan yang sedang digelutinya. Selanjutnya, building shared visions yaitu
harus memiliki visi dan misi dengan tujuan yang sama dalam kalangan bisnis. CEO
bekerjasama dengan semua karyawan untuk menyelesaikan tugas masing-masing
demi mencapai keberhasilan dalam bisnis perusahaan. Perusahaan dapat melakukan
training SDM dalam perusahaan untuk memiliki SDM yang berkualitas yang akan
digunakan sebagai talent dalam perusahaan demi mencapai kesuksesan perusahaan.
Yang terakhir, ada team learning yang memiliki pengertian yaitu pentingnya saling
belajar dengan kompetensi masing-masing yang dilakukan dalam team-work. Team
learning dapat digunakan sebagai pembelajaran dalam perusahaan untuk melakukan
kecocokan antar karyawan yang satu dengan yang lain agar karyawan yang bekerja
dalam perusahaan tersebut dapat merasakan kenyamanan satu sama lain dan
mengerjakan pekerjaan masing-masing tidak terasa menjadi beban yang berat
karena didukung karyawan satu sama lain.
Daftar Pustaka

HIDAYATNO, A. (2016 ). BERPIKIR SISTEM: POLA BERPIKIR UNTUK PEMAHAMAN


MASALAH YANG LEBIH BAIK. Depok: Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai