1. Mengapa Mahasiswa Administrasi Niaga perlu mempelajari mata kuliah
Pengantar Berpikir Sistem? Seorang mahasiswa seharusnya sudah dikatakan dewasa dalam berperilaku dan mengambil keputusan. Mahasiswa sudah dapat bijak dalam bertindak sesuatu dan memikirkan tindakan yang tepat untuk dilakukan. Perlunya universitas untuk mahasiswa adalah memberi arahan yang seharusnya dilakukan sesuai dengan minat yang dituju (jurusan). Mata kuliah yang diberikan dalam jurusan yang telah dipilih mahasiswa menjadi proses pembelajaran yang nantinya akan digunakan dalam kehidupan pasca kampus. Mahasiswa yang telah memilih jurusan Administrasi Niaga memiliki tujuan untuk memahami sebuah perniagaan atau bisnis dalam perusahaan atau pembelajaran yang didapat untuk membuat bisnis dengan menjadi seorang pengusaha. Mata kuliah Pengantar Berpikir Sistem dirasa sangat cocok berada dalam jurusan Administrasi Niaga. Mahasiswa memiliki pola pikir yang semakin kritis dan dapat menganalisa sesuatu melalui pembelajaran mata kuliah pengantar berpikir sistem. Untuk memulai suatu bisnis, mahasiswa administrasi niaga dilatih untuk memiliki pola pikir yang kompleksitas sehingga dapat melakukan suatu tindakan yang tepat. Mata kuliah pengantar berpikir sistem dapat meningkatkan kompleksitas yang mana menjawab sebuah permasalahan yang rumit dengan menemukan dan mengaitkan konektivitas-konektivitas yang ada. Semakin banyak komponen permasalahan dalam kasus bisnis dapat membuat semakin terjadinya peningkatan kompleksitas permasalahan yang dapat meningkatkan pola pikir yang kritis untuk menguraikan suatu masalah dalam dunia bisnis. Proses dari pola pikir mahasiswa administrasi niaga dalam mempelajari pengantar berpikir sistem memiliki cara-cara untuk menyelesaikan permasalahan. Proses pola pikir memiliki cara-cara yang akan menuntun mahasiswa administrasi niaga sebagai berikut: 1) menentukan arah pandangan yang mana bagaimana kita melihat sebuah masalah dalam bisnis dan arah pandang orang lain terhadap suatu bisnis yang mana akan dianalisis menjadi sebuah kesimpulan analisis masalah bisnis. Lalu, 2) mencari data dan fakta untuk menyelesaikan bagaimana sebuah bisnis dan mencari data-data permasalahan serta fakta aktual seperti akademik untuk mengerti sebuah bisnis. Selanjutnya, 3) pengalaman seorang mahasiswa bagaimana menyelesaikan sebuah masalah yang walaupun tidak berhubungan dengan bisnis tetapi dapat diaplikasikan dalam menyelesaikan sebuah bisnis. Selain itu, 4) konsep dan teori yang telah dipelajari sebelum mata kuliah pengantar berpikir sistem yang menjadi bekal untuk mahasiswa administrasi niaga dalam mengambil sikap untuk menyelesaikan masalah dalm bidang bisnis. Yang terakhir, 5) konsekuensi dan implikasi dimana seseorang yang akan menjalankan perusahaan atau bisnis harus menerima konsekuensi yang akan datang dalam menjalakan dunia bisnis dan seseorang yang akan memimpin bisnis yang pasti mengerti dalam bidang bisnis dan telah belajar mengenai bisnis yang mana berguna untuk diimplementasikan dalam perusahaannya agar tidak salah dalam membina sebuah bisnis. 2. Mengapa para pelaku usaha (kalangan bisnis) perlu memahami tentang Pengantar Berpikir Sistem? Pengantar berpikir sistem dapat menjadi sebuah acuan yang penting dalam suatu perusahaan termasuk dalam kalangan bisnis. Para pelaku usaha khususnya CEO dapat menggunakan system thinking, personal mastery, mental models, building shared vision, dan team learning yang termasuk bagian dari pengantar berpikir sistem. System thinking adalah keberlangsungan suatu sub sistem yang berpengaruh dengan sistem lain. System thinking membawa pengertian untuk melakukan hal “Systemic” yang menggunakan relasi hubungan dan suatu konteks yang dibutuhkan. Contoh System thinking yang perlu dipahami oleh para pelaku usaha misalnya seorang CEO akan memulai bisnis dan tentu memikirkan hal-hal yang diperlukan dalam suatu bisnis seperti keuangan, SDM, dan pemasaran. Ketika memikirkan bagian SDM dalam sebuah kalangan bisnis haruslah mengikuti ketersediaan atau komponen kerja yang sesuai dengan tempat bisnis yang dijalankan. Pada bagian SDM, CEO akan berpikir bahwa untuk menarik karyawan yang akan bekerja disana butuh berapa banyak dan harus ada berapa manajer yang dibutuhkan untuk mengatur bisnis atau menggantikan CEO tersebut. Lalu, personal mastery yang dibutuhkan dalam CEO untuk mengurus bisnis yaitu penguasaan diri dimana CEO dan SDM yang dimiliki dalam perusahaan itu harus berkembang agar kalangan bisnis yang dimiliki semakin maju. CEO dan SDM yang dimiliki harus mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru dimana hal ini membuat sedikit demi sedikit adanya perkembangan dan inisiatif untuk melakukan suatu perubahan yang lebih baik dan terus meningkatkan kuantitas dan kualitas perusahaan dalam kalangan bisnis. Selain itu, CEO dan SDM yang dimiliki melihat mental models sebagai arahan dalam pengantar berpikir sistem. Mental models memiliki pengertian yaitu seperangkat pengalaman untuk memengaruhi sikap dan dipengaruhi oleh asumsi yang ada. Sebagai CEO, tentunya harus sudah pernah berpengalaman dalam dunia bisnis yang mana pengalaman-pengalaman kerja dari sebelumnya membuat CEO lebih mawas diri terhadap perusahaan yang telah digelutinya. Pengalaman- pengalaman yang baik dan yang buruk akan dijadikan acuan CEO dan dipilah menjadi acuan dalam perusahaan dan pelajaran agar tidak dilakukan dalam perusahaan yang sedang digelutinya. Selanjutnya, building shared visions yaitu harus memiliki visi dan misi dengan tujuan yang sama dalam kalangan bisnis. CEO bekerjasama dengan semua karyawan untuk menyelesaikan tugas masing-masing demi mencapai keberhasilan dalam bisnis perusahaan. Perusahaan dapat melakukan training SDM dalam perusahaan untuk memiliki SDM yang berkualitas yang akan digunakan sebagai talent dalam perusahaan demi mencapai kesuksesan perusahaan. Yang terakhir, ada team learning yang memiliki pengertian yaitu pentingnya saling belajar dengan kompetensi masing-masing yang dilakukan dalam team-work. Team learning dapat digunakan sebagai pembelajaran dalam perusahaan untuk melakukan kecocokan antar karyawan yang satu dengan yang lain agar karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut dapat merasakan kenyamanan satu sama lain dan mengerjakan pekerjaan masing-masing tidak terasa menjadi beban yang berat karena didukung karyawan satu sama lain. Daftar Pustaka
HIDAYATNO, A. (2016 ). BERPIKIR SISTEM: POLA BERPIKIR UNTUK PEMAHAMAN
MASALAH YANG LEBIH BAIK. Depok: Universitas Indonesia.