http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perilaku_politik
Teori perilaku politik adalah sebagai salah-satu aspek dari ilmu politik yang berusaha untuk
mendefinisikan, mengukur dan menjelaskan pengaruh terhadap pandangan politik seseorang, ideologi
dan tingkat partisipasi politik. Secara teoritis, perilaku politik dapat diurai dalam tiga pendekatan utama
yakni melalui pendekatan sosiologi, psikologi dan rasionalitas.
Perilaku Politik
Perilaku Politik adalah kegiatan-kegiatan yang tidak diminta sebagai bagian dari peran formal
seseorang dalam organisasi, tetapi yang mempengaruhi, atau mencoba mempengaruhi distribusi
keuntungan dan kerugian di dalam organisasi.
REALITAS POLITIK
PERILAKU POLITIK TIDAK SAH => Perilaku Politik yang ekstrim yang melanggar aturan
permainan yang tersirat.
FAKTOR INDIVIDU
1. Pemantau Diri yang tinggi
2. Tempat Kedudukan Kendali Internal
3. Investasi Organisasional
4. Alternatif Pekerjaan yg dipahami
5. Harapan Sukses
FAKTOR ORGANISASIONAL
1. Realokasi Sumber Daya
2. Kesempatan Promosi
3. Kepercayaan Rendah
4. Ambiguitas Peran
5. Sistem Evaluasi Kinerja Tidak Jelas
6. Tekanan Kinerja Tinggi
7. Perilaku Manajer Senior
PERILAKU DEFENSIF Adalah Perilaku reaktif atau protektif untuk menghindari tindakan
penyalahan atau perubahan.
MENGHINDARI TINDAKAN
1. Menyesuaikan secara berlebihan
2. Mengelakkan tanggung jawab
3. Berlagak Pilon
4. Mengulur –ulur waktu
5. Menipu
MENGHINDARI PENYALAHAN
1. Mengkilapkan
2. Bemain Aman
3. Membenarkan
4. Mencari Kambing Hitam
5. Salah Menyatakan (misrepresentasi)
MENGHINDARI PERUBAHAN
1. Pencegahan
2. Perlindungan Diri
3. Perilaku defensif
4. Pengaturan Kesan
IMAGE MANAGEMENT Proses yang ditempuh individu dalam upaya mengendalikan kesan
orang-orang lain mengenai dirinya.
Yaitu dikonotasikan penipuan, kebohongan, Akal-akalan, permusuhan, atau hal-hal yang kesemuannya
itu bisa berakibat buruk.
Yaitu Politik yang menjann\jikan bagi kehidupan manusia,dan politk bermakna posif dibagi menjadi dua
yaitu :
Artinya Urusan politik senantiasa berhubungan dengan kepentingan umum yaitu negara dan
pemerintahan.
Dikemukakan oleh Carl J. Friedrich, Politik sebagai kebijakan (Policy) adalah sebagai tindakan yang
mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam lingkungan
tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencari peluang untuk
mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan.
Partisipasi Politik adalah suatu kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif
dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara dan secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Kegiatan - kegiatan yang dilakukan dalam partisipasi politik meliputi : pemberian suara dalam pemilihan
umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota partai politik atau kelompok kepentingan, mengikuti
demonstrasi baik yang menentang maupun mendukung kebijakan pemerintah.
Nilai Dasar.
Nilai Operasional.
Acuan dan Pedoman bagi masyarakat dan bangsa Indonesia dalam pelaksanaan dan pengelolaan
kehidupan politik nasional, yang secara subtantif telah digariskan dalam UUD 1945.
Gabriel Al Almond dan Sidney Verba mengklasifikasikan tipe – tipe budaya politik berdasarkan orientasi
warga negara terhadap politik dan pemerintahan negaranya,yang meliputi sistem objek umum, objek
input, objek output dan pribadi sebagai prinsipan aktif.
Ditandai oleh adanya orang-orang yang sama sekali tidak menyadari atau mengabaikan adanya
pemerintahan dan politik, biasanya ada pada masyarakat pra-industri
Ditandai oleh ciri-ciri orientasi warga negara yang secara pasif patuh pada pejabat-pejabat
pemerintahan dan undang-undang, tetapi tidak melibatkan diri dalam politik ataupun memberikan
suara dalam pemilu, biasanya ada pada masyarakat dengan sistem otoriter.
Ditandai oleh adanya orientasiwarga negara yang melibatkan diri dalam kegiatan politik sangat tinggi,
seperti dalam pemungutan suara. Biasanya karakteristik yang seperti ini ada pada masyarakat demokrasi
industrial.
Sosialisasi politik adalah bagian dari proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, sikap
dan tingkah laku polik yang menunjukkan bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat
berpartisipasi dalam sistem politik.
Proses sosialisasi politik yang terjadi pada setiap negara berbagai sarana yang tersedia di sekitar warga
negara. Beberapa sarana sosialisasi poliyik warga negara antaralain: keluarga,sekolah, kelompok
bermain dan bergaul, dan lain-lain.
Perilaku Politik adalah kegiatan yangt berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan
politik, yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Semua perilaku politik tergantung pada budaya
politik warga negara yang bersangkutan.
b. Unsur efektif yang berisi emosi atau perasaan yang memperkuat gagasan
a. Lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi, media dan masa.
b. Lingkungan sosial politik langsung, yaitu yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian
individu,seperti keluarga , agama, dan lain-lain.
d. Situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, seperti cuaca, keadaan keluarga, dan lain-lain.
Perilaku politik seseorang bersifat individual, tetapi perwujudannya secara umum cenderung berbentuk
kelompok. Adapun jenis-jenis perilaku politik sebagai berikut :
a. Radikal
Perilaku politik dikategorikan radikal apabila perilaku politik yang diwujudkan selalumenginginkan
adanya perubahan yang sifatnya mendasar, sampai pada hal yang prinsipil.
b. Liberal
Perilaku politik liberal merupakan wujud perilaku politik yang bersifat bebas, sesuai dengan akal sehat,
serta hukum yang berlaku saat itu.
c. Moderat
Perilaku politik moderat merupakan wujud perilaku politik yang bersifat selalu menghindarkan diri dari
perilaku atau pengungkapan yang ekstrem, cenderung ke arah dimensi atau jalan tengah, dan mau
mempertimbangkan pandangan orang lain.
d. Status Quo
Perilaku politik yang dikategorikan status quo adalah apabila politik yang diwujudkan individu bersifat
untuk tidak terjadi perubahan dalam kehidupan politik di negaranya.
e. Reaksioner
Perilaku politik reaksioner apabila perilaku politik yang diwujudkan bersifat menentang kemajuan atau
pembaharuan, berlawanan dengan kebijakan pemerintah yang sah
f. Konservatif
Perilaku politik dapat dikategorikan konservatif apabila perilaku politik yang diwujudkan berusaha
melestarikan apa yang ada, agar terpelihara status quo dengan sedikit sekali perubahan di hari depan.
Kosekuensi yang ditimbulkan dari sikap politik tersebut, bisa bermakna positif atau negatif, baik bagi
individu maupun kelompok masyarakat. Bentuk-bentuk konsekuensi dari perilaku politik seseorang pada
dasarnya hanya ada dua, yaitu memperoleh kesejahteraan dan hukum, beberapa faktor lain yang
mempengaruhi perilaku politik, diantaranya perubahan kebijakan pemerintah, kekacauan, kemacetan,
pergantian pemerintah atau pimpinan pemerintahan, dan lain-lain. Kita bebas menentukan sikap politik
kita, tetapi mewujudkannya dalam bentuk perilaku harus dilakukan dengan kesadaran tinggi didasarkan
kepada pemikiran yang rasional dan objektif.
BUDAYA POLITIK.
Setiap warga negara yang terlibat dalam masyarakat politik akan sukarela menjadi anggota partai politik
yang dipilihnya, menggunakan hak pilih dalam pemilu maupun berperan aktif dalam aktivitas politik.
Aktivitas partai politik merupakan kegiatan politik dalam menyampaikan gagasan, menentukan
kebijakan-kebijakan umum, penentuan wakil-wakil partai untuk legeslatif atau berupaya agar cita-cita
partai terwujud. Partai politik adalah wadah menyalurkan aspirasi melalui sistem politik yang telah
disepakati bersama.
Dalam melakukan perekrutan anggota, pengurus partai politik melakukan kontak pribadi, pendekatan
kader, menyampaikan visi dan misi partai, bahkan pelatihan-pelatihan dasar atau singkat serta
menanamkan solidaritas dan tanggung jawab