Anda di halaman 1dari 19

PAPER PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN

“Metode Penelitian Deskriptif, Studi Kasus , dan Komparatif”

Dosen pengampu : Firdaus Wajdi, MA, PhD

Disusun oleh :

Amalia Diah
Anggi
Sarah Choirunnisa

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
A. Metode Penelitian Deskriptif

1. Definisi Metode Penelitian Deskritif


Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, Metode
Deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang.Artinya Metode Deskriptif yaitu salah satu metode dengan cara pelaku
disiplin ilmu melakukan penelitian pada status sekelompok manusia (dalam
bermasyarakat, bersosialisasi, bertoleransi dsb), atau suatu peristiwa atau fenomena
yang sedang terjadi pada saat itu.
Menurut Whitney (1960: 160) Metode Deskriptif adalah pencarian fakta
dengan interpretasi yang tepat. Artinya yaitu Metode Deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk meneliti fakta-fakta yang sedang berkembang dengan penjelasan
yang tepat.
Menurut Sukmadinata (2006:72) Metode Deskriptif adalah suatu bentuk
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa
bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan
antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

Dari tiga pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa Metode Deskriptif


adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang
seluas-luasnya terhadap peristiwa, fenomena ataupun objek penelitian pada suatu
masa tertentu untuk menemukan pengetahuan ataupun kesimpulan terhadap objek
penelitian tersebut.
Untuk memecahkan suatu masalah atau menentukan suatu tindakan diperlukan
sejumlah informasi. Pertama, informasi tentang keadaan saat ini (present condition),
bagaimana keadaan kita sekarangm apa kekurangan kita, apa kesalahan kita, dll.
Misalkan mengangkat permasalahan mengenai pengangguran , informasi yang
dibutuhkan seperti berapa jumalah pengangguran, bagaimana komposisinya dilihat
dari segi usia, latar belakang pendidikan, faktor menjadi penganggur seperti tidak ada
lowongan kerja, atau kurangnya keterampilan, dll. Kedua, informasi yang kita
inginkan (what we may want). Apa yang ingin kita capai, apa tujuan dan sasaran kita,
apa yang kita butuhkan dll. Informai dapat berasal dari hasil analisis, interpertasi dan
kesimpulan terhadap informasi pertama diadakan penelitian unutk menghimpun
informasi kedua. Informasi bisa berupa program pendidikan dan latihan yang akan
dikembangkan bagi mereka (penganggur). Seperti, dimana program itu dilaksanakan,
bagaimana sarana dan prasarana agar program dapat berjalan lancar, dsb. Ketiga,
bagaimana sampai kesana (how to get there), informasi yang dikumpulkan bisa
berupa pengalaman orang lain atau pendapat para pakar yang mengalami atau
menghadapi tuntutan dan kebutuhan yang sama. Dapat berupa informasi yang
didapatkan dari para pakar atau peneliti dan orang-orang yang tealh berpengalaman
dalam melaksanakan program sejenis. (Metode Penelitian Pendidikan, Prof Dr Nana
Syaodih, hal.75-76 ).

2. Langkah-Langkah Umum Dalam Metode Deskriptif


Metode Deskriptif memiliki langkah-langkah sebagai berikut: (Metode
Penelitian Pendidikan, Prof Sukardi Ph.D hal. 158 )
 Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan
melalui metode deskriptif;
 Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas;
 Menentukan tujuan dan manfaat penelitian;
 Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan;
 Menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian;
 Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk menentukan
populasi, sampel, teknik sampling, instrument pengumpulan data, dan
menganalisis data;
 Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan
teknik statistik yang relevan; dan
 Membuat laporan penelitian.

3. Macam-macam Penelitian Deskriptif


Banyak jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian deskriptif.Setiap ahli
penelitian sering dalam memberikan infomasi tentang pengelompokan jenis penelitian
deskriptif, cenderung sedikit bervariasi. Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh
pandangan dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para ahli tersebut.
Perbedaan pandangan tersebut, salah satu diantaranya bila dilihat dari apek bagaimana
proses pengumpulan data dalam penilitian deskiptif dilakukan oleh peneliti.

Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam


penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan dari
atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi
sosiometrik.

 Penelitian Laporan Dari (Self-Report research)


Dari kaitannya dengan data yang dikumpulkan maka penelitian
deskriptif mempunyai beberapa macam jenis termasuk di antaranya laporan
diri dengan menggunakan observasi. Dalam penelitian self-report, informasi
dikumpulkan oleh orang tersebut yang juga berfungsi sebagai peneliti.
Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan
teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan
dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah
untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan
penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti juga dianjurkan menggunakan
alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya dengan
menggunakan perlengkapan lain seperti catatan, kamera, dan rekaman. Alat-
alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika mereka harus
menjaring data dari lapangan.
Yang perlu diperhatikan oleh para peneliti yang dengan model self-
report adalah bahwa dalam menggunakan metode observasi dalam melakukan
wawancara, para peneliti harus dapat menggunakan secara simultan untuk
memperoleh data yang maksimal. Salah satu contoh penelitian menggunakan
self-report dapat dilihat dalam laporan tentang studi Kelembagaan dan Sistem
Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah.
 Studi Perkembangan (Developmental Study)
Studi perkembangan atau devlopmental study banyak dilakukan oleh
peneliti di bidang pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan
tingkah laku, sasaran penelitian perkembangan pada umumnya menyangkut
variabel tingkah laku secara individual maupun dalam kelompok. Dalam
penelitian perkembangan tersebut peneliti tertarik dengan variabel yang
utamakan membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan atau kedewasaan
subjek yang diteliti.
Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal
dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi
yang terjadi pada seorang respoden. Demensi yang sering menjadi perhatian
peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan
perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik
secara cross-sectional atau logiotudinal.
Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada
waktu yang sama dan disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel
untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari masing-masing tingkat dapat
dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari tingkat asosiasinya. Dalam
penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti menggunakan
responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu sekolah,
kemudian dicermati secara intensif perkembangannya secara continue dalam
jangka waktu tertentu seperti tiga bulan, enam bulan, satu tahun. Semua
fenomena yang muncul didokumentasi untuk digunakan sebagai informasi
dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian.

 Studi Kelanjutan (Follow-up study)


Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status
responden setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan,
misalnya rogram pendidikan. Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan
evaluasi internal maupun evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden
menerima program di suatu lembaga pendidikan.Sebagai contoh Badan
Akreditasi Nasional menganjurkan adanya informasi tingkat serapan alumni
dalam memasuki dunia kerja, setelah mereka selesai program pendidikannya.
Dalam penelitian studi kelanjutan biasanya peneliti mengenal istilah antara
output dan outcome. Out (keluran) berkaitan dengan informasi hasil akhir
setelah suatu program yang diberikan kepada subjek sasaran di
selesaikan.Sedangkan yang dimaksud dengan data yang di ambil dari outcome
(hasil) biasanya menyangkut pengaruh suatu perlakuan, misalnya program
pendidikan kepada subjek yang di teliti setelah mereka kembali ke tempat asal
yaitu masyarakat.

 Studi Sosiometrik (Sociometric study)


Yang dimaksud dengan sosiometrik adalah analisis hubungan
antarpribadi dalam suatu kelompok individu. Melalui analisis pilihan individu
atas dasar idola atau penolakan sesorang terhadap orang lain dalam suatu
kelompok dapat di tentukan. Prinsif teori studi sosiometrik pada dasarnya
adalah penanyakan pada masing-masing anggota kelompok yang diteliti untuk
menentukan denga siapa dia paling suka, untuk bekerja sama dalam kegiatan
kelompok. Pada kasus ini, dia dapat memilih satu atau tiga dalam
kelompoknya. Dari setiap anggota, peneliti akan memperoleh jabatan yang
bervariasi. Dengan menggunakan gambar sosiogram, posisi seseorang akan
dapat diterangkan kedudukannya dalam kelompok organisasi.
Dalam sosiogram tersebut pada umumnya digunakan beberapa batasan
istilah yang dapat menunjukan posisi individu dalam kelompoknya. Beberapa
istilah tersebut seperti misalnya:
a. “Bintang” diberikan kepada mereka yang paling banyak dipilih oleh
para anggotanya, “Terisolasi” di berikan kepada mereka yang tidak
banyak dipilih oleh para anggota dalam kelompok,
b. “Klik” diberikan kepada kelompok kecil anggota yang saling memilih
masing orang dalam kelompoknya.

Dibidang pendidikan, sosiometrik telah banyak digunakan untuk


menentukan hubungan variabel status seseorang misalnya pemimpin formal,
pemimpin dalam lembaga pendidikan atau posisi seseorang dalam
kelompoknya dengan variabel dalam kegiatan pendidikan. Penelitian
deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarlkan objek
atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakeristik objek yang di teliti
secara tepat.

4. Contoh Penelitian Deskriptif.


UPAYA GURU MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI
STRATEGI PARODI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD TAMAN
BALITA CERIA
a. Tujuan yang akan di capai (tahap 1)
Dengan mengacu pada permasalahan yang ada di atas dan agar sasaran yang
akan dicapai dalam penelitian ini lebih terarah, maka penulis perlu menjabarkan
tujuan dan kegunaan penelitian yang akan dicapai.
 Mendeskripsikan pelaksanaan strategi di PAUD Taman Belita Ceria.
 Mendeskripsikan kreativitas anak usia dini pada strategi di PAUD Taman
Belita Ceria.
b. Rancangan cara pendekatannya. (tahap 2)
Kami melakukan observasi ke PAUD Taman Belita Ceria untuk melakukan
penelitian terhadap kelas Yunior Pre-School usia 4-5 tahun mengenai upaya guru
dalam meningkatkan parodi. Hingga kami menemukan permasalahan yang perlu
dibahas dalam penelitian ini:
 Bagaimanakah pelaksanaan strategi di PAUD Taman Belita Ceria?
 Bagaimana Mendeskripsikan kreativitas anak usia 4-5 tahun dalam
pembelajaran dengan strategi di PAUD Taman Belita Ceria?
c. Kumpulan data (tahap 3)
Untuk menjawab permasalahan tersebut kami melakukan observasi ke kelas
Yunior Pre-school (yaitu kelas untuk anak 4-5 tahun).Ada tahap-tahap dimana
seorang guru memancing kretivitas siswa dalam strategi parodi.
 Guru memberi preteach kepada siswa, bagaimana langkah-langkah membuat
parody yang tidak menjenuhkan untuk siswa.
 Guru memberi contoh pada siswa, yaitu dengan mengganti lirik lagu yang
sudah familiar di telinga siswa.
 Siswa di ajak beryanyi, tepuk sebentar atau mengembalikanotak siswa pada
zona alpha (ice breaking)
 Siswa mulai mengarang lagu dengan diberi alat tulus berupa pensil dan kertas
hvs.
 Setelah siswa selesai mengarang lagu, kemudian siswa mendemokan lagunya
di hadapan temen-temennya.
d. Susun Laporan. (tahap 4)
Kebanyakan dari siswa yang berusia 4-5 tahun itu, mereka
mendemonstrasikan lagunya tanpa teks, itu karena ada yang belum bisa menulis dan
ada pula yang memang lebih suka langsung bernyayi dari pada mengarang. Lagu-lagu
yang diganti liriknya oleh anak usia dini itu pun berbeda-beda, mulai lagu anak-anak,
dangdut hingga pop. Itulah otak anak-anak mereka selalu mempunyai ide-ide segar,
walaupun usia mereka masih 4 dan 5 tahun namun daya kreatifitas mereka lebih dari
orang dewasa.

B. Metode Studi Kasus

1. Defiisi Studi Kasus

Studi kasus atau penelitian kasus (case study), adalah penelitian tentang status subjek
penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas (Maxfield, 1930). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga,
maupun masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta
interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah
untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang,  sifat-sifat serta
karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari
sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersifat umum. Pada mulanya, studi
kasus ini banyak digunakan dalam penelitian obat-obatan dengan tujuan diagnosis, tetapi
kemudian penggunaan studi kasus telah meluas sampai ke bidang-bidang lain.

Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci
terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu
peristiwa tertentu. Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu
pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada
ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus
hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti
berusaha menernukan sernua variabel yang penting.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1)
sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-
sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau
konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di
antara variabel-variabelnya.

Hasil penelitian studi kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang
tipikal dari individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya. Tergantung dari tujuannya, ruang
lingkup dari studi dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan
siklus kehidupan dari individu, kelompok, dan sebagainya, baik dengan  penekanan terhadap
factor-faktor kasus tertentu, ataupun meliputi keseluruhan factor-faktor dan fenomena-
fenomena. Studi kasus lebih menekankan mengkaji variabel yang cukup banyak pada jumlah
unit yang kecil. Ini berbeda dengan metode survai, di mana peneliti cenderung mengevaluasi
variabel yang lebih sedikit, tetapi dengan unit sample yang relative besar.

Studi kasus banyak dikerjakan untuk meneliti desa. Kota besar, sekelompok
manusia drop out, tahanan-tahanan, pemimpin-pemimpin, dan sebagainya. Jika studi kasus
ditunjukkan untuk meneliti kelompok, maka perlu dipisahkan atau disosialisasikan
kelompok-kelompok dalam onggokan yang homogen. Studi kasus mempunyai banyak
kelemahan disamping adanya keunggulan-keunggulan. Studi kasus mempunyai kelemahan
karena anggotasample  yang terlalu kecil, sehingga sulit dibuat inferensi kepada populasi.
Disamping itu, studi kasus sangat dipengaruhi oleh pandangan subjektf dalam pemilihan
kasus karena adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan. Kurangnya
objektivitas, dapat disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep yang sebelumnya
telah ada pada si peneliti, ataupun dalam penempatan serta pengikutsertaan data dalam
konteks yang bermakna yang menjurus pada interpretasi subjektif.

Studi kasus mempunyai keunggulan sebagai suatu studi untuk mengukur studi-studi
yang besar di kemudian hari. Studi kasus mendukung studi-studi besar di kemudian hari.
Studi kasus dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan. Dari segi
edukatif, maka studi kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi baik dalam perumusan
masalah, penggunaan statistik dalam menganalisis data serta cara-cara perumusan
generalisasi dalam kesimpulan.
Marilah kita lihat sebuah contoh studi kasus tentang anak-anak yang tidak dapat
menguasai teknik membaca karena berjenis-jens sebab. Penelitian yang memakan waktu dua
tahun, secara mendetail telah mempelajari hal-hal berikut:

         Menentukan sejarah dari sekolah dan rumah tangga sang anak.

         Menentukan status sekarang dari anak.

         Mengadakan diagnosis terhadap kesukaran-kesukaran membaca sang anak.

         Menentukan sebab-musabab si anak mempunyai kekurangan-kekurangan dalam


membaca.

         Mengukur hasil dari pengajaran.

Langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut;

1.      Pemilihan kasus

Dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujua (purposive) dan bukan
secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang,
lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit  sosial. Ukuran dan kompleksitas
objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan
sumbersumber yang tersedia;

1.        Rumuskan tujuan penelitian.

2.        Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat mana yang akan diteliti dan hubungkan apa yang akan
dikaji serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian.

3.        Tentungan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik pengumpulan
data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia.

4.        Kumpulkan data.

5.        Organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisis untuk membuat interpretasi
serta generalisasi.

6.        Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari khas penelitian.
2. Jenis-jenis Studi Kasus

1.    Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi


tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuni perkembangan
organisasinya. Studi mi sening kunang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena
sumbernya kunang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.

2.    Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui observasi


peran-senta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu
organisasi tertentu. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a)
suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.

3.    Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu onang dengan maksud
mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara
sejarah hiclup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir
hingga sekarang. masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.

4.    Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan


(community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat
sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus
organisasi dan studi kasus observasi.

5.    Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi
terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada
sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait,
mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan
mungkin tokoh kunci lainnya.

6.    Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi
yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi
yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.

3. Langkah-langkah Penelitian Studi Kasus

1.      Pemilihan kasus

Dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujua (purposive) dan bukan
secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang,
lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit  sosial. Ukuran dan kompleksitas
objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu
dan sumbersumber yang tersedia;

2.      Pengumpulan data

Terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn
penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai
instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan
lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;

3.      Analisis data

Setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi mengorganisasi, dan


mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses
mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data.
Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi.
Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah
semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan.

4.      Perbaikan (refinement)

Meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya
clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori
yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke
lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa
dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada.

5.      Penulisan laporan

Laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan


suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk
mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke
dalam situasi kasus kehiclupan seseorang atau kelompik.

1.
C. Metode Komparatif

1. Pengertian Penelitian Komparatif

Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang
ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis
faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.

Penelitian komparatif merupakan penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian


inidilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta
dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada
penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau
dalam waktu yang berbeda. Jadi, penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang
digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel
tertentu.

Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, artinya data yang dikumpulkan setelah
peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Expost fackto merupakan suatu penelitian
emperis yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara
langsung karena perwujudann variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut
pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan perlakuan
dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti
hanya mencari satu atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan
menelusuri kembali masa lalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan
maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data kuantitatif.

Rumusan Masalah Penelitian Komparatif yang digunakan adalah rumusan masalah


komparatif. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda atau waktu yang berbeda.

B. Tujuan Penelitian Komparatif

Tujuan dari penelitian komparatif menurut Dra. Aswani Sudjud (dikutip dari
Suharsimi Arikunto, 2006:267) adalah untuk menemukan persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja,
tentang ide-ide, kritik tehadap orang lain, kelompok, terhadap suatu idea tau prosedur
kerja. Dapat juga membadingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan
pandangan orang, grup atau Negara terhadap kasus, terhadap orang, terhadap
peristiwa atau terhadap ide-ide.

Selain itu, penelitian komparatif juga memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:

a.Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan
sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

b.Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau


kerangka berpikir tentu.

c. Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.

d.Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas


pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu.

C. Langkah-langkah Penelitian Komparatif

Langkah-langkah pokok dalam penelitian komparatif adalah sebagai berikut :

a. Rumuskan dan definisikan masalah.

b. Jejaki dan teliti literature yang ada.

c. Rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang


dipakai.

d. Buatlah rancangan penelitian :

· Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan.

· Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan
masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisa sebab akibat.

e. Uji hipotesa, buat interpretasi terhadap hubugan dengan teknik statistic yang tepat.

f. Buat generalisasi, kesimpulan seta implikasi kebijakan.

g. Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.


Syarat Penelitian komparatif dapat digunakan jika :

1. Metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan untuk


dilakukan

2. Penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor – faktor


yang penting untuk mempelajari hubungan sebab akibat secara langsug

3. Pengontrolan terhadap seluruh variabel ( kecuali variabel bebas ) sangat tidak


realistis dan terlalu dibuat – buat, serta mencegah interaksi secara normal dengan
variabel – variabel lain yang berpengaruh

4. Pengontrolan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap tidak


praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan

D. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Komparatif

Ritz mengidentifikasikan beberapa kelebihan penelitian komparatif yaitu sebagai berikut

1. Metode komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila
metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan.

2. Penelitian komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai


hakikat fenomena: apa sesuai dengan apa, dibawah kondisi apa, dalam urutan dan
pola apa, dan seterusnya.

3. Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur


secara parsial, dalam beberapa tahun belakangan, studi ini lebih banyak
dipertahankan.

Disamping kelebihan yang sudah dijelaskan diatas, penelitian kausal komparatif juga
memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:

1. Kelemahan utama desain penelitian komparatif adalah tidak adanya kontrol


terhadap variabel bebas.

2. Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara aktual
termasuk diantara banyak faktor dibawah penelitian.
3. Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tapi
merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang berkaitan dibawah
kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang ditentukan.

4. Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari
satu penyebab dalam suatu kejadian dan dari penyebab lain dari kejadian yang lain.

5. Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap, penentuan mana penyebab
dan mana akibat mungkin sulit.

6. Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus
mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat.

7. Pengklasifikasian subyek kedalam kelompok dikotomi (seperti kelompok


berprestasi dan kelompok tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan, penuh dengan
masalah karena kategori ini adalah samar, berubah-ubah, dan bersifat sementara.

8. Studi perbandingan dalam suatu situasi yang alamiah tidak memungkinkan


pemilihan subyek penelitian yang terkontrol.

E. Prosedur Penelitian Komparatif

Penelitian Komparatif, sebagaimana penelitian lainnya dilakukan dalam lima tahap:

1. Penentuan masalah penelitian, dalam perumusan masalah penelitian atau


pertanyaan penelitian, kita berspekulasi dengan penyebab fenomena berdasarkan
penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan.

2. Penentuan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti.

3. Pemilihan kelompok pembanding, dengan mempertimbangkan karakteristik atau


pengalaman yang membedakan kelompok harus jelas dan didefinisikan secara
operasional (masing-masing kelompok mewakili populasi yang berbeda). Mengontrol
variabel ekstra untuk membantu menjamin kesamaan kedua kelompok.

4. Pengumpulan data, dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang


memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
5. Analisis data, dimulai dengan analisis statistik deskriptif menghitung rata-rata dan
simpangan baku. Selanjutnya dilakukan analisis yang mendalam dengan statistik
inferensial.

Menurut Gay desain dasar penelitian komparatif adalah sangat sederhana dan
walaupun variabel bebas tidak dimanipulasi, ada prosedur kontrol yang dapat
diterapkan. Studi komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik yang luas.

Desain dasar penelitian komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok yang berbeda
pada beberapa variabel bebas dan membandingkan mereka pada beberapa variabel
terikat. Kedua kelompok mungkin berbeda, satu kelompok memiliki karakteristik
yang tidak dimiliki kelompok lain atau satu kelompok memiliki pengalaman yang
tidak dimiliki kelompok lain. Atau kedua kelompok berbeda dalam tingkatan; satu
kelompok memiliki lebih dari satu karakteristik daripada kelompok lain atau kedua
koelompok mungkin memiliki perbedaan jenis pengalaman.

Teknik yang digunakan sebagai analisis data dalam penelitian komparatif yaitu
sebagai berikut:

a. Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistic : binomial dan
chi kuadrat satu sampel.

b. Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test.

c. Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel.

Contoh Kasus dan Judul Penelitian Komparatif

Permasalahan:

Kompetensi yang dimiliki oleh konselor sangat mempengaruhi kinerja yang


dilakukan. Apabila kompetensi yang dimiliki konselor rendah atau kurang baik maka
hasil kerja dari kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan perlu
dibuktikan kembali keefektifannya.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan pemerintah telah mengesahkan undang –


undang Republik Indonsesia nomor 14 tahun 2005 tetang guru dan dosen bahwa,
sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat untuk guru dan dosen.
Untuk memperoleh predikat guru professional perlu dilakukannya sertifikasi.
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi berupa
penilaian dokomen ( portofolio ) dan ada uji kompetensi yang lain yaitu melalui jalur
pendidikan profesi selama 1 tahun, ini diperuntukan bagi guru yang berprestasi pada
masing – masing daerah. Dari kegiatan sertifikasi tersebut akan tampak kinerja guru.
Beberapa permasalahan yang terjadi sekarang dalam kegiatan sertifikasi adalah
banyaknya guru yang tidak lulus sertifikasi.

Menurut data yang diperoleh dari dinas pendidikan kabupaten Semarang terdapat 35
guru bimbingan dan konseling tingkat SMA Negeri Se Kabupaten Semarang.
Diperoleh data pada tahun 2007 sampai pada tahun 2009 terdapat 16 guru bimbingan
dan konseling yang lulus sertifikasi, 7 guru yang lulus melalui portofolio dan 9 guru
lulus melalui PLPG.

Dari data diatas, sedikit sekali guru bimbingan dan konseling yang mengikuti dan
lulus sertifikasi. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
perbedaan kinerja guru lulus sertifikasi melalui portofolio dengan PLPG.

Rumusan Masalah :

Adakah perbedaaan kinerja guru bimbingan dan korseling yang lulus sertifikasi
melalui jalur portofolio dengan PLPG di SMA negeri sekabupaten Semarang?

Judul :

PERBEDAAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING YANG LULUS


SERTIFIKASI MELALUI JALUR PORTOFOLIO DENGAN PLPG DI SMA
NEGERI SE KABUPATEN SEMARANG

Variabel bebas :

Guru bimbingan dan konseling yang lulus portofolio (X1) dengan yang ikut PLPG
(X2 )

Variabel terikat :

Kinerja guru bimbingan dan konseling ( Y )

Anda mungkin juga menyukai