PMP Kel 8
PMP Kel 8
Disusun oleh :
Amalia Diah
Anggi
Sarah Choirunnisa
Studi kasus atau penelitian kasus (case study), adalah penelitian tentang status subjek
penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas (Maxfield, 1930). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga,
maupun masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta
interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah
untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta
karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari
sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersifat umum. Pada mulanya, studi
kasus ini banyak digunakan dalam penelitian obat-obatan dengan tujuan diagnosis, tetapi
kemudian penggunaan studi kasus telah meluas sampai ke bidang-bidang lain.
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci
terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu
peristiwa tertentu. Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu
pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada
ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus
hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti
berusaha menernukan sernua variabel yang penting.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1)
sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-
sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau
konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di
antara variabel-variabelnya.
Hasil penelitian studi kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang
tipikal dari individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya. Tergantung dari tujuannya, ruang
lingkup dari studi dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan
siklus kehidupan dari individu, kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap
factor-faktor kasus tertentu, ataupun meliputi keseluruhan factor-faktor dan fenomena-
fenomena. Studi kasus lebih menekankan mengkaji variabel yang cukup banyak pada jumlah
unit yang kecil. Ini berbeda dengan metode survai, di mana peneliti cenderung mengevaluasi
variabel yang lebih sedikit, tetapi dengan unit sample yang relative besar.
Studi kasus banyak dikerjakan untuk meneliti desa. Kota besar, sekelompok
manusia drop out, tahanan-tahanan, pemimpin-pemimpin, dan sebagainya. Jika studi kasus
ditunjukkan untuk meneliti kelompok, maka perlu dipisahkan atau disosialisasikan
kelompok-kelompok dalam onggokan yang homogen. Studi kasus mempunyai banyak
kelemahan disamping adanya keunggulan-keunggulan. Studi kasus mempunyai kelemahan
karena anggotasample yang terlalu kecil, sehingga sulit dibuat inferensi kepada populasi.
Disamping itu, studi kasus sangat dipengaruhi oleh pandangan subjektf dalam pemilihan
kasus karena adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan. Kurangnya
objektivitas, dapat disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep yang sebelumnya
telah ada pada si peneliti, ataupun dalam penempatan serta pengikutsertaan data dalam
konteks yang bermakna yang menjurus pada interpretasi subjektif.
Studi kasus mempunyai keunggulan sebagai suatu studi untuk mengukur studi-studi
yang besar di kemudian hari. Studi kasus mendukung studi-studi besar di kemudian hari.
Studi kasus dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan. Dari segi
edukatif, maka studi kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi baik dalam perumusan
masalah, penggunaan statistik dalam menganalisis data serta cara-cara perumusan
generalisasi dalam kesimpulan.
Marilah kita lihat sebuah contoh studi kasus tentang anak-anak yang tidak dapat
menguasai teknik membaca karena berjenis-jens sebab. Penelitian yang memakan waktu dua
tahun, secara mendetail telah mempelajari hal-hal berikut:
1. Pemilihan kasus
Dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujua (purposive) dan bukan
secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang,
lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas
objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan
sumbersumber yang tersedia;
2. Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat mana yang akan diteliti dan hubungkan apa yang akan
dikaji serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian.
3. Tentungan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik pengumpulan
data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia.
4. Kumpulkan data.
5. Organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisis untuk membuat interpretasi
serta generalisasi.
6. Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari khas penelitian.
2. Jenis-jenis Studi Kasus
3. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu onang dengan maksud
mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara
sejarah hiclup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir
hingga sekarang. masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
5. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi
terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada
sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait,
mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan
mungkin tokoh kunci lainnya.
6. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi
yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi
yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.
1. Pemilihan kasus
Dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujua (purposive) dan bukan
secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang,
lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas
objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu
dan sumbersumber yang tersedia;
2. Pengumpulan data
Terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn
penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai
instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan
lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;
3. Analisis data
4. Perbaikan (refinement)
Meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya
clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori
yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke
lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa
dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada.
5. Penulisan laporan
1.
C. Metode Komparatif
Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang
ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis
faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.
Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, artinya data yang dikumpulkan setelah
peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Expost fackto merupakan suatu penelitian
emperis yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara
langsung karena perwujudann variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut
pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan perlakuan
dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti
hanya mencari satu atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan
menelusuri kembali masa lalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan
maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data kuantitatif.
Tujuan dari penelitian komparatif menurut Dra. Aswani Sudjud (dikutip dari
Suharsimi Arikunto, 2006:267) adalah untuk menemukan persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja,
tentang ide-ide, kritik tehadap orang lain, kelompok, terhadap suatu idea tau prosedur
kerja. Dapat juga membadingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan
pandangan orang, grup atau Negara terhadap kasus, terhadap orang, terhadap
peristiwa atau terhadap ide-ide.
Selain itu, penelitian komparatif juga memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
a.Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan
sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
c. Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
· Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan.
· Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan
masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisa sebab akibat.
e. Uji hipotesa, buat interpretasi terhadap hubugan dengan teknik statistic yang tepat.
1. Metode komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila
metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Disamping kelebihan yang sudah dijelaskan diatas, penelitian kausal komparatif juga
memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
2. Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara aktual
termasuk diantara banyak faktor dibawah penelitian.
3. Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tapi
merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang berkaitan dibawah
kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang ditentukan.
4. Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari
satu penyebab dalam suatu kejadian dan dari penyebab lain dari kejadian yang lain.
5. Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap, penentuan mana penyebab
dan mana akibat mungkin sulit.
6. Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus
mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat.
Menurut Gay desain dasar penelitian komparatif adalah sangat sederhana dan
walaupun variabel bebas tidak dimanipulasi, ada prosedur kontrol yang dapat
diterapkan. Studi komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik yang luas.
Desain dasar penelitian komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok yang berbeda
pada beberapa variabel bebas dan membandingkan mereka pada beberapa variabel
terikat. Kedua kelompok mungkin berbeda, satu kelompok memiliki karakteristik
yang tidak dimiliki kelompok lain atau satu kelompok memiliki pengalaman yang
tidak dimiliki kelompok lain. Atau kedua kelompok berbeda dalam tingkatan; satu
kelompok memiliki lebih dari satu karakteristik daripada kelompok lain atau kedua
koelompok mungkin memiliki perbedaan jenis pengalaman.
Teknik yang digunakan sebagai analisis data dalam penelitian komparatif yaitu
sebagai berikut:
a. Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistic : binomial dan
chi kuadrat satu sampel.
b. Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test.
c. Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel.
Permasalahan:
Menurut data yang diperoleh dari dinas pendidikan kabupaten Semarang terdapat 35
guru bimbingan dan konseling tingkat SMA Negeri Se Kabupaten Semarang.
Diperoleh data pada tahun 2007 sampai pada tahun 2009 terdapat 16 guru bimbingan
dan konseling yang lulus sertifikasi, 7 guru yang lulus melalui portofolio dan 9 guru
lulus melalui PLPG.
Dari data diatas, sedikit sekali guru bimbingan dan konseling yang mengikuti dan
lulus sertifikasi. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
perbedaan kinerja guru lulus sertifikasi melalui portofolio dengan PLPG.
Rumusan Masalah :
Adakah perbedaaan kinerja guru bimbingan dan korseling yang lulus sertifikasi
melalui jalur portofolio dengan PLPG di SMA negeri sekabupaten Semarang?
Judul :
Variabel bebas :
Guru bimbingan dan konseling yang lulus portofolio (X1) dengan yang ikut PLPG
(X2 )
Variabel terikat :