Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH BUAH KISMIS (Vitis vinivera L.

) TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit
yang umum terjadi di masyarakat dunia maupun Indonesia. Menurut WHO, pada
tahun 2015 penderita hipertensi di dunia sudah mencapai sekitar 1,13 miliar
orang. Yang berarti bahwa 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita
hipertensi, dan hanya 36,8% di antaranya yang meminum obat.
Berdasarkan data dari Riskesdas Litbang Depkes (2013), prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 25,8 % dengan posisi tertinggi yaitu Bangka
Belitung (30,9%), kemudian diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan
Timur (29,6%), dan Jawa Barat (29,4%). Sementara itu, data Survei Indikator
Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016 menunjukkan prevalensi hipertensi
pada penduduk dengan usia 18 tahun ke atas sebesar 32,4%.
Hipertensi sering dijuluki sebagai The Silent Killer karena gejalanya
sering datang tanpa keluhan. Biasanya penderita hipertensi tidak mengetahui
kalau dirinya terkena hipertensi dan baru mengetahui setelah terjadi komplikasi
(Depkes RI, 2018).
Peningkatan tekanan darah dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
berbagai komplikasi atau kerusakan organ. Contohnya yaitu kerusakan organ
ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan
stroke). Hal tersebut dapat bertambah buruk ketika pasien terlambat mengetahui
bahwa dirinya terkena hipertensi sehingga penanganannya pun juga terlambat.
(Perpusdatin RI, 2014)
.Terdapat berbagai macam cara untuk menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Secara garis besar tata laksana terhadap hipertensi dibagi
menjadi dua, yaitu secara farmakologis dan non-farmakologis. Untuk yang non-
farmakologis yaitu berupa perbaikan pola hidup pasien menjadi pola hidup yang
sehat (Arieska Ann Soenarta, 2015). Sedangkan untuk farmakologis yaitu dengan
penggunaan obat anti hipertensi seperti amlodipine, irbesartan, dan captopril
[ CITATION Dik15 \l 14345 ]
Obat antihipertensi telah terbukti efektif dapat digunakan untuk
menstabilkan tekanan darah, akan tetapi jika dikonsumsi terus-menerus dan
dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan ketergantungan dan efek
samping [ CITATION Hid16 \l 14345 ]. Untuk itu perlu dikembangkan suatu obat
alami yang dapat mengontrol tekanan darah dan tidak menimbulkan
ketergantungan maupun efek samping.
Salah satu buah yang dapat dijdikan sebagai pengobatan hipertensi
secara alami adalah dengan mengkonsumsi buah kismis. Kandungan dalam
kismis yang berhubungan dengan tekanan darah adalah kadar kaliumnya yang
tinggi . Kalium merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Asupan tinggi
kalsium akan meningkatkan konsentrasi ion kalsium di dalam cairan intraseluler,
sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan dapat
menurunkan tekanan darah [ CITATION Hid16 \l 14345 ].
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh pemberian kismis terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas dapat ditaris
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa sajakah kandungan buah kismis ?
2. Bagaimana pengaruh buah kismis terhadap penurunan tekanan darah ?
3. Bagaimana keefektivitasan buah kismis dalam menurunkan tekanan darah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka didapatkan
tujuan dari penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kandungan buah kismis.
2. Untuk mengetahui pngaruh buah kismis terhadap penurunan tekanan darah.
3. Untuk mengetahui keefektivitasan buah kismis dalam menurunkan tekanan
darah.
BAB II

2.1 Landasan Teori


A. Kismis
Kismis adalah buah anggur (Vitis vinivera L.) yang dikeringkan dan
telah dihilangkan bijinya. Muscat, Black Corinth, dan Sultana adalah
beberapa contoh anggur yang digunakan sebagai bahan pembuat kismis.
Akhir-akhir ini anggur jenis Thompson Seedless sering digunakan sebagai
bahan dasar kismis yang telah diperkenalkan oleh William Thompson di
Kalifornia pada tahun 1862 [ CITATION WUC09 \l 14345 ].
Kismis dapat dibuat menggunakann dua metode pengeringan, yaitu
pengeringan alami (natural drying /sun drying) dan buatan (artificial
drying). Pengeringan alami dilakukan dengan cara menjemur anggur di
bawah sinar matahari selama 2 sampai 3 minggu, sedangkan pengeringan
buatan dilakukan dengan menggunakan alat pengering mekanis yaitu mesin
dehidrator selama 20 sampai 24 jam. Setelah proses pengeringan, kismis
akan tampak berwarna coklat tua yang berasal dari akumulasi pigmen
melanin coklat-hitam hasil aktivitas oksidasi polifenol dan reaksi non-
enzimatik. Kismis yang berwarna kuning dan emas adalah anggur Thompson
seedless yang telah dicelupkan ke dalam air panas kemudian diberikan sulfur
dioksida untuk mencegah proses perubahan warna menjadi gelap [ CITATION
Dia15 \l 14345 ].
Terdapat banyak sekali zat di dalam kismis yang bermanfaat bagi
kesehtan tubuh. Seperti vitamin C, B6, K, B1, mineral dan polifenol,
termasuk flavonoid, resveratrol, proantosianidin dan prosianidin [ CITATION
Adi10 \l 14345 ]. Menurut The George Mateljan Foundation, V. vinifera juga
memiliki nilai gizi yang sangat luar biasa. Tiap 100 gram V. vinifera paling
tidak mengandung 25 komponen gizi yang dibutuh kan oleh tubuh. Kulit V.
vinifera memiliki kandungan resveratrol yang tinggi [ CITATION Sal11 \l 14345
].

Komponen Gizi Konsentrasi per 100 gram


Air (g) 15.43
Energi kcal (g) 299
Protein (g) 0,46
Lemak total (g) 0,46
Karbohidrat (g) 79,18
Serat total (g) 3,7
Gula total (g) 59,19
Kalsium (mg) 50
Besi (mg) 1,88
Magnesium (mg) 32
Fosfor (mg) 101
Potasium (mg) 749
Sodium (mg) 11
Vitamin C (mg) 2,3
Vitamin B6 (mg) 0.174
Folat (μg) 5
Vitamin K (μg) 3.5
Tabel 1. Kandungan nutrisi kismis per 100 gram berdasarkan USDA
National Nutrient Database for Standart reference.
B. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan salah satu parameter yang dapat
menggambarkan situasi hemodinamik seseorang dengan sederhana dan
mudah dilakukan pengukurannya. Hemodinamik adalah suatu keadaan
dimana tekanan dan aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau
pertukaran zat di jaringan [ CITATION Ari12 \l 14345 ].
Muttaqin (2012) mengatakan faktor utama yang mempengaruhi
tekanan darah adalah curah jantung, tekanan pembuluh darah perifer dan
volume atau aliran darah. Faktor-faktor yang mengatur tekanan darah
bekerja untuk periode jangka pendek dan jangka panjang.
Salah satu factor yang mempengaruhi tekanan darah dalam periode
jangka pendek adalah hormone. Hormon yang paling penting dalam tekanan
darah adalah sebagai berikut:
1. Hormon non epinefrin dan epinefrin yang dikeluarkan medula adrenal
selama masa stress. Kedua hormon ini menimbulkan respons “fight or
flight” yang mempengaruhi dilatasi diameter pembuluh darah
[ CITATION Joo00 \l 14345 ].
2. Faktor natriuretik atrium. Dinding atrium jantung mengeluarkan
hormon peptide yang disebut dengan factor natriuretik atrial yang
menyebabkan volume darah dan tekanan darah menurun. Hormon ini
adalah antagonis aldosteron dan menyebabkan ginjal mengeluarkan
garam dan air yang lebih banyak dari tubuh dengan demikian volume
darah akan menurun. Hormon ini juga menyebabkan dan menurunkan
pembentukan cairan cerebropinalis di otak [ CITATION Ari12 \l 14345 ].
3. ADH (hormon antidiuretik). Hormon ini diproduksi di hipotalamus
dan merangsang ginjal untuk menahan air mengakibatkan peningkatan
reabsorbsi air yang berpengaruh dalam peningkatan volume dan
menurunkan osmolaritas cairan ekstra selulue (CES). Akibatnya dapat
berpengaruh terhadap hemeostasis tekanan darah [ CITATION Joo00 \l
14345 ].
4. Agiotensin II terbentuk akibat adanya renin yang dikeluarkan oleh
ginjal saat perfusi ginjal tidak adekuat. Angiotensin II secara langsung
akan mempengaruhi peningkatan cardiac output dan vasokonstriksi
peripheral untuk meningkatkan tekanan darah. Selanjutnya angiotensin
II akan merangsang pelepasan antidiuretic hormone (ADH), sekresi
aldosteron, dan rasa haus untuk meningkatkan tekanan darah dan
volume darah. [ CITATION Her \l 14345 ]
5. Nitric Oxide (NO). Peran dari NO adalah meregulasi dan meliharaan
tekanan pembuluh darah. NO dihasilkan sel endotel, dan memiliki efek
vasodilatasi dan antiproliferasi pada polos vaskular. Pelepasan NO
akan memicu terjadinya relaksasi otot polos vaskular. Penurunan NO
dapat terjadi akibat adanya penurunan aktivitas enzim Nitric Oxide
Synthase (NOS). Penurunan aktivitas NOS menyebabkan
vasokonstriksi dan hipertensi. [ CITATION Pud14 \l 14345 ]
C. Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi dimana seseorang memiliki tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada
pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah sistolik merupakan pengukuran
utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi. [ CITATION Ari15 \l
14345 ]

Tabel 2. Tabel klasifikasi hipertensi menurut JNC VIII


Tabel 3. Tabel klasifikasi hipertensi menurut WHO dan International
Society of Hypertension Working Group (ISHWG)
Faktor resiko hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,
genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok,
konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan
konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres,
penggunaan estrogen, dan lain-lain. [ CITATION Kem14 \l 14345 ]
D. Mekanisme Kismis Dapat Menurunkan Tekanan Darah
1. Senyawa Flavonoid
Kismis mengandung senyawa flavonoid yang banyak. Senyawa
flavonoid adalah kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di
alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat berwarna merah, ungu, biru,
dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.
Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom
karbon. Flavonoid merupakan senyawa polar sehingga pada umumnya
flavonoid larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton,
dan air [ CITATION Kri08 \l 14345 ]
Penelitian pengaruh jus anggur merah (Vitis vinifera L) yang
dilakukan oleh Pramono dkk. pada tahun 2014 juga dapat menurunkan
tekanan darah oleh karena kandungan flavonoid yang terdapat pada anggur
merah. Flavonoid tersebut dapat meningkatkan efek ACE inhibitor
(Angiotensin-Converting Enzyme inhibitor) untuk mencegah pembentukan
angiotensin II yang bersifat vasokonstriktor sehingga terjadi penurunan
total resistensi perifer yang mengakibatkan penurunan tekanan darah.
2. Kalium (Potassium)
Kalium dan natrium mempunyai peran penting sebagai regulator
keseimbangan cairan elektrolit, dan asam basa di dalam tubuh. Jika tubuh
kekurangan kalium maka dapat menyebabkan jantung berdebar dan
menurunkan kemampuan jantung dalam memompa darah [ CITATION
Sub14 \l 14345 ]
Asupan tinggi kalium dapat menurunkan tekanan darah, sebaliknya
asupan rendah kalium dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah
seseorang. Hal tersebut dikarenakan kalium yang dikonsumsi oleh tubuh
dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik akibat adanya
penurunan resistensi vaskular. Sedangkan resistensi vaskular diakibatkan
oleh dilatasi pembuluh darah dan adanya peningkatan kehilangan air dan
natrium dari tubuh sebagai hasil aktivitas pompa natrium dan kalium.
Asupan kalium idealnya adalah 4,7g/hari dan dapat diperoleh dari buah dan
sayur yang mengandung kalium tinggi [ CITATION Put14 \l 14345 ].
3. Vitamin C
Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang dapat
menyebabkan proses remodeling pada pembuluh darah sehingga dapat
menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah yang mengalami
vasokonstriksi[ CITATION Guy03 \l 14345 ]. Selain itu vitamin C dapat
meningkatkan aktivitas enzim Nitric Oxide Synthase (NOS) [ CITATION
dUs03 \l 14345 ]. Dengan begitu otomatis kadar NO juga meningkat. Fungsi
NO adalah untuk meregulasi dan meliharaan tekanan pembuluh darah. NO
dihasilkan sel endotel, dan memiliki efek vasodilatasi dan antiproliferasi
pada polos vaskuler.

2.2 Kerangka Konsep


Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian
kismis (Vitis vinifera L.) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi.
Hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar kerangka konsep sebagai berikut :
Pemberian buah kismis sebagai terapi non-farmakologis

Asupan lavonoid Asupan kalium Asupan vitamin C

Peningkatan efek Peningkatan kalium


ACE inhibitor di dalam darah Peningkatan aktivitas
enzim Nitric Oxide
Synthase (NOS)
Cegah pembentukan
Angiotensin II

Kadar NO meningkat

Vasodilatasi Relaksasi otot polos

Variable confounding :
usia, riwayat keluarga Penurunan resistensi
hipertensi, medikasi, vaskuler
stress obesitas dan diet

Penurunan tekanan
darah

2.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H0 : Buah kismis (Vitis vinivera l.) tidak berpengaruh terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi.
H1 : Buah kismis (Vitis vinivera l.) dapat menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
BAB III

3.1 Subjek
Subjek pada penelitian ini adalah orang yang menderita Hipertensi di sekitar
Puskesmas Ngoresan Surakarta.
3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah penderita Hipertensi esensial Maupin
sekunder baik laki-laki maupun perempuan yang berusia minimal 40 tahun yang
periksa di Puskesmas Ngoresan Surakarta.
3.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan data yang akan digunakan adalah non probability
sampling dengan teknik purposive sampling. Teknik ini dipilih agar peneliti dapat
menentukan sampel sesuai dengan kriteria yang dikehendaki. Dalam hal ini
peneliti menentukan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut.
a. Kriteria Inklusi
1. Penderita hipertensi (Hipertensi esensial maupun sekunder)
2. Laki-laki maupun perempuan
3. Berusia minimal 40 tahun
4. Pasien Puskesmas Ngoresan Surakarta
5. Bersedia menjadi koresponden
b. Kriteria Eksklusi
1. Pasien hipertensi yang mempunyai komplikasi penyakit yang tidak
memungkinkan untuk mengikuti uji.
2. Tidak bersedia menjadi koresponden.
3.4 Penentuan jumlah sampel penelitian
Adapun perhitungan penentuan besar sampel yang diambil sebagai berikut

Keterangan : prevalensi hipertensi di indonesi 28,8 %


Dibutuhkan paling sedikit 4 responden yang dipilih secara acak sederhana
dari populasi. Dengan efek rancangan penelitian 2 kelompok, maka akan
diperlukan 8 responden. Untuk menghindari ketidak validan data maka dipilih
derajat ketelitian 0,01. Sehingga jumlah responden adalah 38 dan untuk dua
kelompok diperlukan 76 responden.
3.5 Identifikasi Variable Penelitian
a. Variabel Bebas (independent)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian kismis.
b. Variabel Terikat (Dependent)
c. Variabel terikat pada penelitian ini adalah tekanan darah.
d. Variabel confounding
Variabel confounding atau perancunya yaitu usia, riwayat keluarga hipertensi,
medikasi, stress obesitas, dan diet.
3.6 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian quasi experiment yaitu jenis penelitian


experimen yang belum memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya,
karena variable-variabel yang seharusnya dikontrol tidak dapat dimanipulasi
(Notoatmodjo, 2012).

Penelitian ini menggunakan rancangan non equivalent control group yang


melibatkan dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat. Jadi dalam penelitian ini setelah
mendapatkan koresponden, mereka akan dibuat menjadi dua kelompok. Kelompok
1 yang diberikan buah kismis selama 15 hari berturut-turut. Sedangkan kelompok
2 diberi placebo selama 15 hari berturut-turut. Kismis seberat 100mg dikonsumsi
sehari 3x.

Sebelum dilakukan perlakukan, koresponden akan ditest terlebih dahulu


tekanan darahnya. Kemudian setelah diberi perlakuan selama 15 hari, koresponden
akan di ukur tekanan darahnya lagi. Kemudian dibandingkan antara pre-test dan
post-testnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adisakwattana, 2010. Lipid-Lowering Mechanisms of Grape Seed. s.l.:J of M Plants


Res.
Adisakwattana, S. d., 2010. Lipid-Lowering mechanisms of grape seed extract (Vitis vinifera
L) and its antihyperlidemic activity. J of M Plants Res, 4(20), pp. 2113-120.
Aminah, Nanik Siti, dkk, 2014. Antioxidant activity of flavonoid compounds from the leaves
of Macaranga gigantea. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 6(6), pp. 688-
692.
Anon., 2017. Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health. 2(1).
Arieska Ann Soenarta, E. A. S. S. M. R. B., 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada
Penyakit Kardiovaskuler. 1 ed. Jakarta: s.n.
Balitbang, 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Balitbang, 2016. Laporan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas). Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
Dika P. Destiani, R. S. E. H. E. F. S. F., 2015. EVALUASI PENGGUNAAN OBAT
ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN RAWATJALAN DI FASILITAS KESEHATAN
RAWAT JALAN PADA TAHUN 2015. Farmaka, 14(2), p. 19.
d'Uscio LV, M. S. R. D. S. L. K. Z., 2003. Long-term vitamin C treatment increases vascular
tetrahydrobiopterin levels and nitric oxide synthase activity.. [Online]
Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12522125
[Accessed 13 October 2018].
Fajarani, D., 2015. Daya Antibakteri Infusa Kismis (Vitis viifera L.) Konsentrasi 100%, 50%,
dan 25% terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans. Jember: Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember.
Fitriyati, H., 2016. Kurma Kering Sebagai Penurun Tekanan Darah Penderita Hipertensi,
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas 'Aisiyah.
Hall, G. d., 2003. FIsiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Harjadi Pramono, dkk, 2014. Pengaruh Jus Anggur Hitam (Vitis vinifera L.) terhadap
Tekanan Darah Normal pada Pria Dewasa Tahun 2014. Bandung: Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha.
Hernawati, n.d. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron : Perannya dalam Pengaturan
Tekanan Darah dan Hipertensi. Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Indah, 2009. Pengaruh Jus Anggur (Vitis vinifera L.) Terhadap Tekanan Darah Normal pada
Perempuan Dewasa. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
Joohan, 2000. Cardiac Output and Blood Pressure. s.l.:Health Cardiology & Hypertension
Information System.
Kristanti, A. N., 2008. Buku Ajar Fitokimia. Surabaya: Universitas Airlangga Press.
Muttaqin, A., 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, 2012. Metodologi : Penelitian Kesehatan. Jakarta: s.n.
Pudji Astutik, Merryana Adriani, Bambang Wiratmadi, 2014. Kadar radikal superoksid (02-),
nitric oxide (NO), dan asupan lemak pada pasien hipertensi dan tidak hipertensi. Kadar
Radikal Superoksid, 3(1), pp. 1-6.
Putri E H D, K. A., 2014. Hubungan Asupan Kalium, Kalsium dan Magnesium dengan
Kejadian Hipertensi pada Wanita Menopause di kelurahan Bojongsalaman. Semarang:
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
RI, D., n.d. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. [Online]
Available at: http://www.depkes.go.id/article/view/18051600004/hipertensi-membunuh-
diam-diam-ketahui-tekanan-darah-anda.html
[Accessed 21 September 2018].
RI, K. K., 2014. Pusat Data dan Informatika Kementrian Kesehatan, Jakarta: s.n.
Salmah Orbayinah, Kurnia Eka Permana, 2011. Pengaruh Ekstrak Buang Anggur Merah
(Vitis vinifera L.) terhadap Kadar Trigliserida Darah Tikus Putih. Mutiara Medika, 11(3), pp.
175-180.
Subekti, Rakhmalia Yuliana, 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan
Darah pada Usia Lanjut di Dusun Sumberan Sumberagung Moyudan Sleman Yogyakarta.
Yogyakarta: Prodi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Yogyakarta.
Wu, C., 2009. Grape products and oral health. [Online]
Available at: http://jn.nutrition.org/content/139/9/1818S
[Accessed 13 October 2018].

Anda mungkin juga menyukai