OLEH
IRMASARI 18.1100.015
FAKULTAS TARBIYAH
PAREPARE 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehart fisik maupun
akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari
mata kuliah Orientasi Materi PAI dengan judul “Orientasi Pendidikan Islam Formal”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membimbing penulis dalam menulis makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
3.2 Saran................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dijadikan sebagai paradigm ilmu pendidika paling tidak berpijak pada tiga
normatif, karena ia terkait oleh norma norma tertentu. Pada taraf ini, nilai-nilai
Kedua, dalam menganalisis masalah pendidikan, para ahli selama ini cenderung
mengambil teori-teori dan falsafah pendidikan barat. Atas dasar itu, nilai-nilai
kehidupan spritural dan kehidupan yang hakiki. Tanpa ruh ini bearti pendidikan
1
Lembaga pendidikan islam formal yang berkembang di Indonesia di
setingkat dengan SMA, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI), Institut Agama
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dsb) atau pandangan yang
merupakan pendidikan yang secara khas memiliki ciri Islami, berbeda dengan
umat berdasarkan Al-Qur’an dan hadis. Artinya, kajian pendidikan islam bukan
sekedar menyangkut aspek normatif ajaran Islam, tetapi juga terapannya dalam
1
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1966), H. 10-11.
3
ragam materi, institusi, budaya, nilai dan dampaknya terhadap pemberdayaan
umat.
Pendidikan Islam formal merupakan suatu usaha untuk membina dan mengasuh
peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh
INDONESIA
Indonesia. Pada tahap awal pendidikan Islam dimulai dari kontak-kontak pribadi
tempat peribadatan dalam hal ini masjid. Masjid merupakan lembaga pendidikan
Islam yang pertama muncul di samping rumah tempat kediaman ulama atau
pesantren, dayah, ataupun surau. Nama- nama tersebut walaupun berbeda, tetapi
Sumatra Barat.
Inti dari materi pendidikan pada masa awal tersebut adalah ilmu-ilmu
4
kitab klasik adalah menjadi ukuran bagi tinggi rendahnya ilmu keagamaan
seseorang.
Indonesia, ide ini muncul disebabkan sudah mulai banyak orang yang tidak puas
dengan sistem pendidikan yang berlaku saat itu. Karena- nya ada beberapa sisi
yang perlu diperbaharui, yakni dan segi isi (materi), metode, sistem, dan
manajemen.
Dari segi isi (materi) yang disampaikan, sudah ada segi metode tidak lagi hanya
umum ke dalam isi pengajaran pada ketika itu, dan sorogan, hafalan watonan,
perkembangan zaman. Dari segi sistem, perubahan dari sistem halaqah ke sistem
pendidikan Islam di Indonesia. Ada tiga lembaga pendidikan yang telah muncul
sejak awal abad kedua puluh. Pertama pesantren, kedua sekolah, dan ketiga
5
pesantren tra- disional sampai kepada pesantren modern, sekolah sejak dari tidak
sampai kepada ditetapkannya madrasah sebagai sekolah yang berciri khas agama
Apa sebetulnya yang melatar belakangi timbulnya pembaruan tersebut? Ini tidak
lain disebabkan dua hal. Ada dua faktor daya dorong timbulnya dinamika
tersebut. Pertama, daya dorong dari ajaran Islam itu sendiri yang memotivasi
umatnya untuk melakukan Pembaruan (tajdid), dan juga kondisi umat Islam
Indonesia yang jauh tertinggal dalam bidang pendidikan. Kedua pengetahu daya
dorong yang muncul dari para pembaru-pemikiran Islam yang telah mendapat
masukan dan berbagai tokoh- tokoh pembaru seperti Jamaluddin al- Afghani,
Ide dan inti dari pembaruan itu adalah berupaya meninggalkan pola dan
pemikiran lama yang tidak sesuai lagi dengan kemajuan zaman dan berupaya
Berdasarkan dua daya dorong itulah makanya mulai muncul ide untuk
perkembangan zaman.
6
Ditinjau dari segi inti dan hakikat pendidikan Islam itu sendiri, maka inovasi
terhadap pendidikan Islam itu adalah sesuatu yang sudah selayaknya, sebab inti
dan hakikat dari pendidikan Islam itu adalah bagaimana upaya membentuk
arah sanalah ditujukan pendidikan Islam itu, maka dengan demikian pembaruan
karena merupakan arah yang hendak dicapai. Oleh sebab itu, tujuan
2
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993, H. 119.
3
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: Huzna Zikra, 1995), H. 147.
7
normatif, yaitu Al-Qur’an dan hadis yang dikonsultasikan dengan realitas
agama seperti Islam, iman, ihsan, takwa, ikhlas, tawakkal, syukur, dan
104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
(3): 104)
dijiwai oleh nilai-nilai ajaran Allah. Tujuan itu sangat dilandasi oleh
8
sekaligus mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.4 Dalam First World
kolektif. Selain itu, pendidikan juga mendorong semua aspek ini kearah
pada perilaku yang tunduk dengan sempurna kepada Allah, baik secara
inovatif sehngga potensi dasar yang dimiliki anak dapat tumbuh dengan
4
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’rif, 1980), H. 8.
5
Ibid. H. 57
9
sekitar. Dengan kata lain, tujuan pendidikan Islam menyangkut fungsi
yang dikutip oleh Hadi Supeno, menerangkan bahwa guru berasal dari
relevan agar tercipta suasana belajar yang wajar dan gembira, serta
10
dalam pendidikan yang ikut bertanggung jawab dalam pembentukan
Saw. berikut.
َصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اِ َذا ُو ِّس َد ااْل َ ْم ُر اِلَى َغي ِْر اَ ْهلِ ِه فَا ْنتَ ِظ ِر السَّا َعة َ َع َْن اَبِي هُ َر ْي َرةَ ق
َ ِال َرسُوْ ُل هللا
Sifat dan sikap pendidik akan menjadi bagian yang urgen pada
dengan sadar mau belajar, juga sikap dan perilakunya sessuai dengan
11
profesional. Sementara itu, mendidik meliputi menginspirasi peserta
Menurut teori barat, anak didik dalam pendidikan Islam, adalah anak
10
Endang Poerwanti dan Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik, (Malang: UMM Perss, 2002), H. 8-
12
11
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofiss dan Kerangka Dasar
Operasional, (Bandung: Tri Genda Karya, 1993), H. 177.
12
Ia memiliki jasmani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk,
satuan mata pelajaran yang harus ditempuh guna mencapai suatu gelar
12
Abdullah Rahman Shaleh, Pendidkan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi, dan Aksi, (Jakarta:
Gemawindu Pancaperkasa, 2000), H. 39.
13
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), H. 543
14
Nana Sudjana, Pembinaan dan pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Jakarta: Sinar Baru Algensindo,
2005), H.4.
13
mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat duterapkan, dan
yang diinginkan.
Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori
dikutip oleh Sri Minarti bahwa ada empat teori pendidikan, yaitu (1)
bobot materi yang diberikan pada jenjang dasar dan ditambah dengan
15
Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), H. 82-85.
16
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), H. 16
14
3. Tingkat menengah atas (aliyah). Bobot materi mencakup bobot
materi yang telah diberikan kepada jenjang dasar dan jenjang tingkat
atas, dan perguruan tinggi. Selain itu, ditambah dengan materi yang
Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata ini
berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan
hodos berarti jalan atau cara. Dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia, kata
silih berganti antara dua pihak atau lebih mengenai suatu topik dan
17
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.
740.
15
sengaja diarahkan pada satu tujuan yang dikehendaki oleh
dan hamba-Nya
menolak kebatilan.
mendidik sahabat-sahabatnya.
16
diumpamakan dengan sarang laba-laba. Sarang itu lemah sekali,
atau contoh yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-
masyarakat.
pengulanan. Jadi, sesuatu yang dilakukan peserta didik hari ini akan
melakukan perbuatan.
17
7. Metode targhib dan tarhib. Metode targhib adalah penyajian
1. Mempermudah
2. Berkesinambungan
18
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, H. 162-164
18
3. Fleksibel dan Dinamis
lingkungan.
secara eksplisit. Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran diakui sebagai salah
satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada tingkat dasar sampai perguruan
Apabila salah satu aspek pendidikan tersebut berubah, maka aspek lainnya juga
berubah.19 Setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari
tersebut. Karena itu, proses pendidikan merupakan sebuah sistem yang disebut
Mengenai sistem pendidikan Islam yang berjalan sesuai dengan yang sudah
dibuat, yaitu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait
19
Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), H. 17.
20
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), H. 123.
19
satu sama lain. Komponen-komponen tersebut yaitu tujuan pendidikan,
pendidik, peserta didik, kurikulum, dan metode. Maka diperlukan aksi nyata
sesuai dengan yang diharapkan. Rencana yang sudah dibuat dengan sangat baik
tidak akan berarti apa-apa jika dilaksanakan dengan asal-asalan. Maka dari itu,
dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik yang ditunjang oleh faktor
penyajian tentang akhlak yang baik, sehingga peserta didik dapat memahami
serta mengetahui apa saja yang termasuk dalam akhlak baik. Sehingga peserta
21
Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010),H. 32.
20
Sebagai umat beragama Islam, mengucapkan salam sangat diwajibkan. Olehnya
salam. Peserta didik dapat membiasakan salam apabila bertemu dengan seorang
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pendidikan Islam formal merupakan suatu usaha untuk membina dan mengasuh
peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh
Sistem pendidikan Islam terdiri dari, tujuan pendidikan Islam, pendidik (guru),
Islam.
Mengenai sistem pendidikan Islam yang berjalan sesuai dengan yang sudah dibuat,
yaitu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu sama lain.
21
Komponen-komponen tersebut yaitu tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik,
kurikulum, dan metode. Maka diperlukan aksi nyata dalam menjalankan rencana
yang telah dirancang sebelumnya agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
3.2 SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
DAFTAR PUSTAKA
Minarti, Sri. 2016. Ilmu Pendidikan Islam: Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-
Arifin, H.M. 1996. Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis
Haidar Putra Daulay. 2004. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional
22
BUKU RUJUKAN
23
24