Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Ulpa Dianti

NIM : 18.1100.116
FESTIVAL SALO KARAJA’E PAREPARE

“TARIAN JEPPENG”

Festival merupakan sarana komunikasi yang penting untuk membangun, memberdayakan,


dan pengakuan suatu identitas budaya. 

Namun, aktualisasi budaya lokal dalam kehidupan bermasyarakat pada kenyataannya masih
belum berjalan baik. Dengan menyadari akan fenomena maka diperlukan sebuah program
pelestarian dan pengembangan kebudayaan guna memperkokoh ketahanan budaya bangsa. 

Pelestarian budaya adalah upaya untuk mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai
tradisional dengan mengembangkan perwujudan  yang bersifat dinamis, luwes dan selektif, serta
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang. Salah satu
tujuan diadakannya pelestarian budaya adalah juga untuk melakukan revitalisasi budaya
(penguatan).

Berkaitan dengan hal tersebut, festival budaya sebagai salah satu sarana untuk
mempertahankan nilai-nilai seni budaya dan nilai-nilai tradisional dalam suatu daerah. Festival
salo karajae merupakan salah satu festival yang ada di parepare yang tidak hanya bertujuan untuk
menghibur masyarakat tetapi juga untuk melestarikan, memperkenalkan budaya-budaya lokal
yang ada di daerah tersebut. Selain itu festival juga bertujuan untuk menyatukan berbagai
komunitas di dalam masyarakat serta bertujuan untuk promosi usaha.

Festival salo karajae ada berbagai budaya yang diperlombakan yaitu lomba lagu daerah,
lomba tari kreasi, lomba balap perahu, lomba tarik tambang perahu, drama klosoal (sejarah salo
karajae) dan sebagainya.

Dalam pembukan salo karajae pada tahun 2019, diselenggarakan secara meriah di
Tonrangeng River Side, Pada pukul 21 lewat WITA, dengan mempersembahkan beberapa tarian
khas bugis. Salah satunya tarian Jeppeng yang diikuti kurang lebih 500 wanita dengan memakai
baju bodoh adat Sulawesi Selatan. Tarian jeppeng adalah tarian khas Parepare, sebagai bentuk
menyambut tamu undangan yang datang, dan juga sebagai bentuk silaturahmi dengan warga
yang ada. Jeppeng sendiri memiliki makna ungkapan yang berarti pergaulan.

Zapin Bugis atau dikenal dengan nama Jeppeng oleh masyarakat setempat, Jeppeng ini
terdapat di dua daerah di Sulawesi Selatan yaitu Kota Parepare dan Kabupaten Sidrap.

Menurut sejarahnya Jeppeng ini masuk ke kota Parepare dibawah oleh pedagang-pedagang
Arab dan Melayu yang datang ke Parepare untuk menyebarkan agama islam, karena orang-orang
Bugis yang sebagian besar penduduknya legaliter yang menganggap sesuatu yang dari luar itu
lebih baik maka kesenian Zapin ini berkembang dan berakulturasi dengan penduduk setempat.
Awalnya Jeppeng ini dtarikan oleh lakilaki atau wanita saja dan tidak boleh dilihat oleh orang
yang belum kawin dan dipentaskan pada kalangan tertentu saja. Pada perkembangannya Jeppeng
ini pun dapat dilihat di hajatan yang diadakan oleh penduduk setempat, Zapin sendiri dikenal
oleh orang melayu, sedangkan gorontalo menyebutnya dana-dana, di Buton menyebutnya
Balumpa, di berunai mengenalnya dengan Jipin dan ada pula yang menyebutnya Japin
sedangkan dipare pare disebut Jeppeng.

Anda mungkin juga menyukai