Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

BIOKIMIA
(PENGUKURAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETER)

Nama : Hasriaty
NIM : 1614142013
Kelas : Biologi Sains
Kelompok : IV (Empat)
Asisten : Nursalwa

PRODI BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap Biokimia dengan judul praktikum “Pengukuran Kadar Protein dengan
Metode Spektrofotometer” yang disusun oleh:
nama : Hasriaty
NIM : 1614142013
kelas : Biologi Sains
kelompok : IV (Empat)
setelah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten/Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima.

Makassar, April 2017


Koordinator Asisten, Asisten,

Nursalwa Nursalwa
NIM. 1314140012 NIM. 1314140012

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Prof. Dr. Ir. Hj. Yusmina Hala, M.S


NIP. 19611212 198601 2 002
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protein berasal dari kata Yunani yaitu proteios yang berarti barisan pertama atau yang paling
utama, kata ini diciptakan oleh J.J. Barzelius tahun 1938 untuk menyatakan pentingnya golongan
ini dalam sel hidup. Protein adalah senyawa organik kompleks yang mempunyai bobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida.
Protein juga merupakan zat makanan yang paling komplek, terdiri dari karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen, sulfur, dan biasanya fosfor. Protein sering disebut zat makanan bernitrogen
karena merupakan satu-satunya zat makanan yang mengandung nitrogen. Menurut sumbernya
protein dibagi menjadi dua golongan yaitu protein nabati dan hewani. Kita memperoleh protein
dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut
protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.Protein memegang
peranan penting dalam berbagai proses biologi, yaitu katalisis enzimatik, transportasi dan
penyimpanan, koordinasi gerak, penunjang mekanis, proteksi imun, membangkitkan dan
menghantarkan impuls saraf serta pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi.
Unsur gizi yang perlu ada dalam makanan adalah karbohidrat, protein, mineral, lemak dan
komponen minor lainnya seperti vitamin dan enzim.Senyawa dan unsur tersebut dibutuhkan
sebagai makanan bagi sel-sel tama dari entubuh seperti syaraf, darah, sel-sel otot untuk
membentuk tubuh. Protein merupakan salah satu makronutrisi yang memilki peranan penting
dalam pembentukan biomolekul. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari
separuh bagian sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen uzim yaitu
biokatalisator berbagai reaksi metabolisme dalam tubuh. Tempe merupakan sumber protein
nabati yang cukup penting bagi masyarakat.
Protein adalah makromolekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah L-asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptida, berbobot molekul tinggi dari ribuan sampai berjuta-juta.
Protein terdiri dari bermacam-macam golongan, makromolekul yang heterogen, walaupun
demikian semuanya merupakan turunan dari polipeptida dengan BM yang tinggi. Protein berisi
unsur lain seperti besi yang terdapat dalam hemoglobin, iodium terdapat dalam thiroglobin dan
fosfor terdapat dalam kasein. Tanpa adanya komponen kimia tersebut, proses metabolism dalam
tubuh tidak mungkin akan berjalan. Salah satu komponen senyawa kimia yang penting dalam
tubuh adalah protein. Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting seperti
berfungsi sebagai biokatalis di dalam tubuh, dapat melawan bakteri penyakit biasa disebut
sebagai antigen dimana antigen ini merupakan salah satu jenis protein. Protein juga dapat
digunakan sebagai sumber energy apabila tubuh kekurangan karbohidrat dan lemak.
Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari
jumlah yang digunakan untuk biosentesis protein, kelebihan asam amino akan diubah menjadi
asam keto yang dapat masuk kedalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea. Hati
merupakan organ tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme. Asam amino
yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh
darah kedalam jaringan untuk digunakan.
B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mengukur kadar protein
setiap bahan uji yang digunakan dengan metode Biuret.
C. Manfaat Praktikum
Mahasiswa mampu mengukur kadar protein setiap bahan yang diuji dengan menggunakan
metode spektrofotometer.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh
karena itu, merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi
sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein memegang peranan yang
sangat penting dalam kehidupan. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena
adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu haemoglobin dalam
butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein (Mu’nisa, 2017). Sumber pangan dengan
kandungan protein tinggi yang dikenal oleh masyarakat adalah kedelai yang diolah menjadi tempe
maupun tahu (Wardani, 2014).
Protein berasal dari kata Yunani yaitu proteios yang berarti barisan pertama atau yang paling
utama, kata ini diciptakan oleh J.J. Barzelius tahun 1938 untuk menyatakan pentingnya golongan ini
dalam sel hidup. Protein adalah senyawa organik kompleks yang mempuyai bobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Protein merupakan makromolekul yang paling berlimpah dalam sel hidup.
Semua organisme menggunakan protein untuk melakukan sejumlah fungsi penting metabolisme
kehidupan. Sebagai makromolekul protein berperanan sebagai katalisator, molekul karier, reseptor
sinyal biologis dan sebagai komponen structural (Halimah, 2010).
Aktivitas spesifik protein dihasilkan dari arsitektur tiga dimensi yang rumit, dengan tingkat
yang paling sederhana berupa sekuens asam-asam amino dari protein tersebut. Perintis penentuan
asam amino pada protein adalah Frederick Sanger yang bersama para koleganya di Cambridge
University, Inggris, menyelidiki hormon insulin pada akhir tahun 1940-an dan awal tahun 1950-an.
Struktur spesifik protein menentukan bagaimana kerjanya. Pada hampir setiap kasus, fungsi protein
bergantung pada kemampuannya mengenali dan berikatan dengan molekul lain (Campbell, 2010).
Protein sering disebut zat makanan bernitrogen karena merupakan satu-satunya zat makanan
yang mengandung nitrogen. Menurut sumbernya protein dibagi menjadi dua golongan yaitu protein
nabati dan hewani, protein hewani merupakan protein sempurna karena mengandung asam amino
lisin dan metionin yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perawatan jaringan. Protein hewani
salah-satunya dapat diperoleh dari telur. Telur merupakan makanan hasil dari ternak unggas yang
memiliki sumber protein hewani, rasa yang lezat, mudah dicerna dan mempunyai gizi tinggi,
diantaranya sumber vitamin A, vitamin B, yaitu vitamin B2, niasin, tiamin, riboflavin, vitamin E dan
vitamin D. Telur itu mempunyai cangkang, selaput cangkang, putih telur (albumin) dan kuning telur
(yolk) (Sidiq, 2014).
Protein sebagai sumber energi memberikan 4 Kkal per gramnya. Jumlah total protein tubuh
adalah sekitar 19% dari berat daging, 45% dari protein tubuh adalah otot. Kebutuhan protein bagi
seorang dewasa adalah 1 gram/kg berat badan setiap hari. Untuk anak-anak yang sedang tumbuh
diperlukan protein yang lebih banyak, yaitu 3 gram/kg berat badan. Untuk menjamin agar tubuh
benar-benar mendapatkan asam amino dalam jumlah dan jenis yang cukup, sebaiknya untuk orang
dewasa seperlima dari protein yang diperlukan haruslah protein yang berasal dari hewan, sedangkan
untuk anak-anak sepertiga dari jumlah protein yang diperlukan (Rosaini, 2015). Protein juga
merupakan zat organik yang mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur, dan fosfor.
Protein sangat dibutuhkan oleh setiap organisme dan mikroorganisme dalam kelangsungan
hidupnya. Protein berguna untuk metabolisme sel, pembentukan jaringan, dll (Muhsafaat, 2015).
Menurut Wirahadikusumah (2008) menyatakan bahwa ciri utama molekul protein itu ada lima, yaitu:
1. Berat molekulnya besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul.
2. Umumnya terdiri atas 20 macam asam amino. Asam amino berikatan (secara kovalen) satu
dengan yang lain dalam variasi urutan yang bermacam-macam, membentuk suatu rantai
polipeptida. Ikatan peptida merupakan ikatan antara gugus α-karboksil dari asam amino yang satu
dengan gugus α-amino dari asam amino yang lainnya.
3. Terdapatnya ikatan kimia lain, yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan rantai
polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein.
4. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi, temperatur, medium pelarut
organik, dan deterjen.
5. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping yang reaktif dan
susunan khas struktur makromolekulnya. Beberapa macam gugus samping yang biasa terdapat
ialah gugus kation, anion, hidroksil aromatik, hidroksil alifatik, amin, amida, tiol, dan gugus
heterosiklik.
Menurut Wahjudi (2003) menyatakan bahwa protein dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan
besar tergantung pada komposisinya, yaitu:
1. Protein sederhana (misalnya serum darah albumin) yang bila dihidrolisis hanya menghasilkan
asam-asam amino saja.
2. Protein terkonjugasi (protein-protein yang terdapat di dalam membrane sel) yang bila dihidrolisis
menghasilkan asam-asam amino dan senyawa lain.
Protein terdiri atas satu atau beberapa rantai polipeptida yang mempunyai BM (berat molekul)
tinggi. Banyaknya asam amino pada suatu protein antara 50-100.000. Bila BM asam amino 100, BM
protein antara 5.000-5.000.000. Struktur dari protein sangat berpengaruh terhadap aktivitas
fisiologis (Mu’nisa, 2017). Asam amino merupakan bagian struktur protein dan menetukan banyak
sifatnya yang penting (Wirahadikusumah, 2008). Asam amino juga merupakan komponen utama
penyusun protein, yang dibagi dalam dua kelompok, yaitu asam amino-esensial dan non-esensial.
Asam amino esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus ditambahkan dalam
bentuk makanan, sedangkan asam amino non-esensial merupakan asam amino yang dapat
diproduksi dalam tubuh (Muhsafaat, 2015).
Protein merupakan biomolekul besar yang tersusun dari residu-residu asam amino yang terikat
oleh ikatan amida atau ikatan peptida. Sintesis peptida melibatkan proses yang cukup rumit yaitu
menggunakan gugus pelindung baik untuk gugus amino atau gugus karboksilat. Gugus amino
dilindungi oleh t-butoksikarbonil (BOC), sedangkan gugus asam diubah menjadi eter agar terlindung.
Protein diklasifikasi baik sebagai protein globular maupun serat tergantung dari strukturnya apakah
sekunder atau tersier. Protein globular yang tergabung dalam struktur tersier bersatu karena gaya
tarik menarik intra molekuler yang lemah (Wahjudi, 2003).
Unsur gizi yang perlu ada dalam makanan adalah karbohidrat, protein, mineral, lemak dan
komponen minor lainnya seperti vitamin dan enzim.Senyawa dan unsur tersebut dibutuhkan sebagai
makanan bagi sel-sel tama dari entubuh seperti syaraf, darah, sel-sel otot untuk membentuk tubuh.
Protein merupakan salah satu makronutrisi yang memilki peranan penting dalam pembentukan
biomolekul. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian sel. Protein
menentukan ukuran dan struktur sel, komponen uzim yaitu biokatalisator berbagai reaksi
metabolisme dalam tubuh (Rosaini, 2015).
Tempe merupakan salah satu makanan tradisional khas Indonesia yang erbuat biji kedelai atau
beberapa bahan lain yang diproses melalui fermentasi. Tempe merupakan sumber protein nabati
yang cukup penting bagi masyarakat. Oleh karena itu tidak mengherankan bila tempe sangat
digemari, karena harganya terjangkau dan memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Tempe
mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, dan
mineral. Setiap 100 gram tempe mengandung 20,8 gram protein, 8,8 gram lemak, 13,5 g karbohidrat,
0,19 mg vitamin B1 dan 155 mg kalsium, tetapi mengandung sedikit serat (Jubaidah, 2016).
Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara kualitatif dan secara
kuantitatif. Uji kuantitatif yang dilakukan pada percobaan ini adalah metode spektrofotometri visible
(Biuret). Uji biuret ini dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptide dalam
suatu senyawa sehingga uji biuret dapat dipakai untuk menunjukkan adanya senyawa protein
(Mu’nisa, 2017).
Metode penentuan kadar protein dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah
dengan spektrofotometri. Pengukuran kadar protein dapat dilakukan dengan metode biuret karena
metode ini didasarkan pada pengukuran serapan cahaya berwarna ungu dari protein yang bereaksi
dengan pereaksi biuret dimana yang membentuk kompleks adalah protein dengan ion Cu2+ yang
terdapat dalam pereaksi biuret dalam suasana basa yang menjadi Cu+, semakin tinggi intensitas
cahaya yang diserap oleh spektrofotometer maka semakin tinggi pula kandungan protein yang
terdapat dalam zat tersebut. Keuntungan dari metode biuret ini adalah bahan yang digunakan relatif
murah akan tetapi kelemahan dari metode ini adalah sensitivitas terhadap bahan yang diidentifikasi
rendah sehingga diperlukan bahan dalam jumlah yang tidak sedikit (Jubaidah, 2016).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu Pelaksanaan
Hari/ tanggal : Kamis/ 13 April 2017
Pukul : 07.30 – 09.10 WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Lat. 2 Jurusan Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi (4 buah)
b. Pipet tetes (3 buah)
c. Rak tabung (1 buah)
d. Penjepit tabung (2 buah)
e. Bunsen (1 buah)
f. Gelas ukur 10 mL (1 buah)
g. Vorteks (1 buah)
h. Spektrofotometer (1 buah)
i. Beaker glas 50 mL (1 buah)
j. Cuvet (2 buah)
k. Stopwatch (2 buah)
l. Kertas saring (10 buah)
m. Tissue (1 buah)
n. Penggaris (1 buah)
2. Bahan
a. Tempe
b. Tahu
c. Kacang tanah
d. Susu
e. Pepton
f. (NH4)2SO4 (amomonium sulfat)
g. Reagen biuret
h. Bovine Serum Albumin
i. Aquades
C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Larutan Baku

Larutan Bovin Albumin konsentrasi 0,2,4,6,8 mg/ml

Menambahkan 4 ml reagen biuret

Vorteks

Sampai larutan homogen

Diamkan selama 30 menit

Menghitung nilai absorbansi (spektrofotometer)

2. Pengukuran kadar protein

1 ml larutan sampel X1, X2 dan X3

Menambahkan 4 ml reagen biuret

Vorteks

Sampai larutan homogen

Diamkan selama 30 menit

Menghitung nilai absorbansi (spektrofotometer)


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Tabel

No. Sampel Nilai Absorbansi (mg)

Putih telur
1. 0,376
(X1)
Kuning telur
2. 1,310
(X2)
Susu
3. 1,360
(X3)

2. Kurva Standar

Kurva
9
8
f(x) = 2 x − 2
7 R² = 1
6
Konsentrasi

5
4
3
2
1
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Absorbansi

3. Analisis Data
a. X1 (Putih telur)
Y = 2x - 2
X1 0,376 = 2x 1 - 2
0,376 + 2 = 2x 1
2,376 = 2x 1
2,376
X1 =
2
X1 = 1,188 mg
b. X2 (Kuning telur)
Y = 2x - 2
X2 1,310 = 2x 2 - 2
1,310 + 2 = 2x 2
3,310 = 2x 2
3.310
X2 =
2
X2 = 1,655 mg
c. X3 (Susu)
Y = 2x - 2
X3 1,360 = 2x 3 - 2
1,360 + 2 = 2x3
3,360 = 2x3
3,360
X3 =
2
X3 = 1,68 mg
1,68
X3 = =0,168 mg
10
B. Pembahasan
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.
Oleh karena itu, merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan
berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Menurut sumbernya
protein dibagi menjadi dua golongan yaitu protein nabati dan hewani, protein hewani
merupakan protein sempurna karena mengandung asam amino lisin dan metionin yang
diperlukan dalam pertumbuhan dan perawatan jaringan.
Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk menghitung nilai absorbansi suatu
larutan. Metode penentuan kadar protein dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
adalah dengan spektrofotometri. Pengukuran kadar protein dapat dilakukan dengan metode
biuret karena metode ini didasarkan pada pengukuran serapan cahaya berwarna ungu dari
protein yang bereaksi dengan pereaksi biuret dimana yang membentuk kompleks adalah protein
dengan ion Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi biuret dalam suasana basa yang menjadi Cu+,
semakin tinggi intensitas cahaya yang diserap oleh spektrofotometer maka semakin tinggi pula
kandungan protein yang terdapat dalam zat tersebut. Keuntungan dari metode biuret ini adalah
bahan yang digunakan relatif murah akan tetapi kelemahan dari metode ini adalah sensitivitas
terhadap bahan yang diidentifikasi rendah sehingga diperlukan bahan dalam jumlah yang tidak
sedikit.
Praktikum yang telah dilakukan dengan pengukuran kadar protein dengan metode
spektrofotometer yaitu pada percobaan putih telur yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi
lalu dicampurkan dengan reagen biuret menghasilkan warna ungu tua sebelum divorteks,
setelah dihomogenkan maka warnanya berubah menjadi ungu muda. Pada kuning telur yang
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan reagen biuret menghasilkan warna
cream sebelum divorteks, setelah dihomogenkan maka warnanya berubah menjadi putih
kecokelatan. Pada susu yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan reagen
biuret menghasilkan warna putih kecokelatan sebelum divorteks, setelah dihomogenkan maka
warnanyya berubah menjadi putih akan tetapi susu ini tidak terbaca di spektrofotometer
sehingga harus diencerkan lagi supaya dapat terbaca pada alat spektrofotometer. Setelah
melakukan percobaan ini maka hasilnya adalah putih telur nilai absorbansinya sebesar 0,376 mg,
kuning telur nilai absorbansinya sebesar 1,310 mg, dan susu nilai absorbansinya sebesar 1,360
mg.
Sesuai dengan Hukum Lambert-Beer, absorbsi sinar tampak oleh larutan berwarna akan
berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut yang menimbulkan warna. Konsentrasi larutan
protein sampel didapatkan dari perbandingan absorbansi dikurang dengan intersep dan dibagi
dengan kemiringan (slope). Pada hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa sampel protein
dengan bahan uji susu memiliki nilai absorbansi terbesar yaitu 1,360 mg, artinya konsentrasi
protein yang ada di dalamnya lebih tinggi sehingga cahaya yang diserap sampel susu lebih
banyak dari pada sampel putih telur dan kuning telur.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengukuran
kadar protein dengan metode spektrofotometer memiliki hasil yaitu pada putih telur nilai
absorbansinya sebesar 0,376 mg, kuning telur nilai absorbansinya sebesar 1,310 mg, dan susu
nilai absorbansinya sebesar 1,360 mg. Spektrofotometer yaitu alat yang digunakan untuk
menghitung nilai absorbansi suatu larutan.
B. Saran
Praktikum sebelumnya pada saat berlangsungnya praktikum sebaiknya praktikan berperilaku
disiplin yaitu dengan menaati semua aturan laboratorium seperti tidak makan di dalam
laboratorium, tidak ribut dan dalam melakukan pengujian sebaiknya lebih dipercepat sehingga
praktikum berjalan dengan lancar sehingga waktu yang digunakan sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N, A. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Halimah, dkk. 2010. Buku Ajar Biiokimia. Bengkulu : Politeknik Kesehatan Bengkulu.

Jubaidah, Siti, dkk. 2016. Penetapan Kadar Protein Tempe Jagung (Zea mays L.) Dengan Kombinasi
Kedelai (Glycine max (L.) Merill) secara SpektofotometrI Sinar Tampak. Jurnal Ilmiah
Manuntung. Vol 2 (1) : 111-112.

Mu’nisa, 2017. Penuntun Biokimia. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Muhsafaat, La Ode, dkk. 2015. Kualitas Protein dan Komposisi Asam Amino Ampas Sagu Hasil
Fermentasi Aspergillus niger dengan Penambahan Urea dan Zeolit. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia (JIPI). Vol. 20 (2) : 126.

Rosaini, Henni, dkk. 2015. Penetapan Kadar Protein secara Kjeldahl Beberapa Makanan Olahan
Kerang Remis (Corbiculla moltkiana Prime) dari Danau Singkarak. Jurnal Farmasi Higea. Vol. 7
(2) : 120-121).

Sidiq, Ahmad. 2014. Uji Kadar Protein dan Organoleptik pada Telur Ayam Leghorn Setelah disuntil
dengan Ekstrak Black. Jurnal Penelitian. Hal. 5-6.

Wahjudi, 2003. Kimia Organik II Edisi Revisi. IMSTEP : Malang.

Wardani, Cahya. 2014. Kadar Protein Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Medis Campuran
Serbuk Gergaji, Ampas Tebu dan Arang Sekam. Jurnal Penelitian. Hal. 3.

Wirahadikusumah, Muhammad, 2008. Biokimia. Bandung : ITB Bandung.

Anda mungkin juga menyukai