Dosen Pengampu:
Imron Baehaqi Lc. MA
KELAS 2F
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami nikmat
iman, ihsan, serta nikmat sehat wal’afiat. Sehingga kelompok dua dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Iman Kepada Allah SWT. tepat pada waktu yang sudah ditentukan.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada bidang
mata kuliah Aqidah.
Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin agar para pembaca bisa mengerti
maksud dari isi makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah tentang
Aqidah Islam bagi para pembaca dan juga kami selaku penulis. Mohon maaf karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari dosen
yang bersangkuatan demi perbaikan penulisan makalah kami di masa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
A. Pengertian....................................................................................................................2
D. Asmaul Husna.............................................................................................................3
A. Kesimpulan................................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
5. Mengetahui perilaku beriman kepada Allah yang bisa kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari
2
BAB II
PEMBAHASAN
Akidah Islam (Al-‘Aqidah al-Islamiyah) adalah iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, para rasul-Nya, dan Hari Akhir; juga pada qadha dan qadar baik buruk dari Allah.
Iman itu sendiri bermakna: pembenaran yang pasti (at-tashdiq al-jazim), yang sesuai dengan
kenyataan, yang muncul dari dalil atau bukti. Pasti artinya seratus persen kebenaran atau
keyakinan-Nya tanpa ada keraguan (Zhan) sedikitpun. Sesuai dengan fakta artinya hal yang
diimani tersebut memang benar adanya bukan diada-adakan (misal: keberadaan Allah,
kebenaran Al-Quran, wujud malaikat, dll). Muncul dari suatu dalil artinya keimanan tersebut
memiliki hujjah/dalil tertentu. Tanpa dalil sebenarnya tidak akan ada pembenaran yang
bersifat pasti.1
A. Pengertian
Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama. Pengertian Iman secara
bahasa Arab adalah percaya, pengertian secara Istilah Iman Kepada Allah adalah
membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.
Jadi, pengertian Iman Kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah ada
dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya, kemudian diakui dengan lisan
dan dibuktikan dengan amal perbuatan di dunia nyata.
Iman seseorang bisa dikatakan bagus dengan salah satunya beriman kepada Allah dari
tiga aspek tadi. Unsur iman merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
١٦٣﴿ ۚ ُ ﴾ َو ٰلهُمُك ْ هٰل ٌ َّوا ِح ٌد ۚ آَل هٰل َ اَّل ه َُو َّالرمْح ٰ ُن َّالر ِحمْي
ِإ ِإ ِإ ِإ
Artinya: “Dan Tuhan Kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia,
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah [2] : 163)
1
Arief B. Iskandar, Materi Dasar Islam, Islam mulai akar daunnya (Bogor: Al-Azhar Press, 2009)
C. Fungsi Beriman Kepada Allah
D. Asmaul Husna
Beriman kepada Allah SWT melalui al-Asma al-Husna atau nama-nama baik yang
dimiliki Allah agar manusia dapat memahami dengan baik dalam mengenal Allah secara
lebih sempurna dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan lebih dekat. Nama-nama yang
dimaksud adalah nama-nama yang disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya:
2
Yugi Al, “Iman Kepada Allah”, diakses dari https://cerdika.com/iman-kepada-allah/ pada tanggal 13
Desember 2019
4
قُ ِل ا ْد ُعوا اهّٰلل َ َا ِوا ْد ُعوا ا َّلرمْح ٰ َن ۗ َااًّي َّما تَدْ ُع ْوا فَهَل ُ ااْل َمْس َ آ ُء الْ ُح ْسىٰن ۚ َواَل جَت ْ ه َْر ب َِصاَل ِت َ"ك َواَل
١١٠﴿ ﴾خُت َا ِف ْت هِب َا َوابْ َتغِ" بَنْي َ ٰذكِل َ َس ِب ْياًل
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan
nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang
terbaik (Asmaul Husna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam sholat dan
janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah diantara kedua itu.” (QS.
Al-Isra’ [17] : 110)
َو َزا َد مَه َّا ٌم َع ْن َأيِب، َّن هّٰلِل ِ ِتس َع ًة َو ِت ْس ِعنْي َ امْس ً ا ِمائ َ ًة اَّل َوا ِحدً ا َم ْن َأ ْح َصاهَا َد َخ َل الْ َجنَّ َة
ِإ ِإ
]ه َُر ْي َر َة َع ْن النَّيِب ِ ّ ﷺ ن َّ ُه ِو ْت ٌر حُي ِ ُّب الْ ِو ْت َر [رواه البخاري والرتمذي وابن ماجه وأمحد
ِإ
Artinya: “Sesungguhnya Allah itu memiliki 99 nama, barangsiapa yang menghafalnya,
maka ia masuk surga.” Riwayat lain menambahkan “Sesungguhnya Allah itu maha ganjil
dan menyukai yang ganjil.” (Hadis Shahih riwayat al-Bukhari: 2531, Muslim: 4836, al-
Tirmidzi: 3428, Ibn Majah: 3850, Ahmad: 7189. Teks hadis riwayat Muslim)3
Selain memahami fungsi iman kepada Allah kita juga harus memahami sifat wajib bagi
Allah, yaitu:
3
Dr. K. H. Zakky Mubarak, MA, Al-Asma Al-Husna, Jalan Menuju Allah SWT (Jakarta: Yayasan Ukhuwah
Insaniah, 2010) hlm 19-22
5
Sifat wajib Allah yang pertama adalah wujud yang artinya ada. Maksudnya, Allah
adalah Dzat yang pasti ada. Dia berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapapun, dan
tidak Ada tuhan selain Allah SWT. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
a. “Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudia ia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada
bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang
pemberi Syafa’at 1190. Maka kamu tidak memperhatikan?” (QS. As-Sajdah
[32] : 4)
b. “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka
sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaha [20] :
14)
2. Sifat Qidam (Terdahulu/Awal)
Dialah sang pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Maksudnya,
Allah telah ada lebih dulu daripada apa yang diciptakannya. Ayat yang menjelaskan
dalam Al Qur’an:
“Dialah yang awal dan yang akhir. Yang zhahir dan yang bathin, dan Dia maha
mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid [57] : 3)
6
Maksudnya Allah itu berdiri sendiri, tidak bergantung pada apapun dan tidak
membutuhkan bantuan siapapun. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
alam semesta”. (QS. Al-Ankabut [29] : 6)
6. Sifat Wahdaniyah (Tunggal/Esa)
Allah maha esa atau tunggal. Maksudnya, tidak ada sekutu bagiNya. Dialah satu-
satunya Tuhan pencipta alam semesta. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
“Seandainya di langit dan di bumi ada tuhan – tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu akan binasa”. (QS Al-Anbiya [21] : 22)
7. Sifat Qudrat (Berkuasa)
Maksudnya, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa menandingi
kekuasaan Allah SWT. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2] : 20)
8. Sifat Iradat (Berkehendak)
Maksudnya, apabila Allah berkehendak maka jadilah hal itu dan tidak ada
seorangpun yang mampu mencegah-Nya. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu maha Pelaksana terhadap apa
yang Dia kehendaki.” (QS. Hud [11] : 107)4
Sifat Iradat juga dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Iradat Kauniyah
Segala yang dikehendaki Allah pasti terjadi, tetapi tidak mesti hal itu dicintai-
Nya. Inilah yang disebut Masyi’ah. Firman Allah SWT:
... ٢٥٣﴿ ُ﴾ َولَ ْو َشآ َء اهّٰلل ُ َما ا ْقتَ َتلُ ْوا ۗ َو ٰل ِك َّن اهّٰلل َ ي َ ْف َع ُل َمايُ ِريْد
Artinya: “... Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan.
Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2] :
253)
... ٣٤﴿ ۗ ﴾ ِا ْن اَك َن اهّٰلل ُ يُ ِريْدُ َا ْن ي ُّ ْغ ِويَمُك ْ ۗ ه َُو َربُّمُك ْ ۗ َو ِالَ ْي ِه تُ ْر َج ُع ْو َن
4
Yuksinau, “20 Sifat Wajib dan Mustahil Allah” diakses dari https://www.yuksinau.id/sifat-wajib-dan-
mustahil-allah/ pada tanggal 14 Januari 2020
7
Artinya: “... Jika Allah menghendaki untuk menyesatkanmu. Dia adalah
Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Hud [11] : 34)
b. Iradat Syar’iyah
Apa yang dikehendaki oleh Allah kepada hamba-Nya, yang sifatnya tidak mesti
terjadi, tetapi apa yang dikehendaki-Nya ini adalah sesuatu yang dicintai-Nya.
Firman Allah SWT:
8
yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu
menghasilkan buah dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka
hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat”.
(QS Al-Baqarah [2] : 265)
13. Sifat Qalam (Berfirman)
Allah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata secara sempurna tanpa bantuan
dari apapun. Terbukti dari adanya firmanNya dari kitab – kitab yang diturunkan
lewat para Nabi. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah
kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya”. (QS. Al-A’raf
[7] : 143)
14. Sifat Qadiran (Berkuasa)
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di alam semesta. Ayat yang
menjelaskan dalam Al-Qur’an:
“Hampir kilat itu menyambar pengelihatan mereka. Setiap kali sinar itu menyinari
mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka,
mereka berhenti. jika Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran
dan pengelihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS.
Al-Baqarah [2] : 20)
15. Sifat Muridan (Berkehendak)
Maksudnya, bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada yang bisa
menolak kehendakNya. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksanya terhadap apa
yang Dia kehendaki.” (QS. Hud [11] : 107)
9
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah
dengan memuji-Nya. Dan cukuplah dia Maha Mengetahui dosa-dosa hambaNya.”
(QS. Al-Furqon [25] : 58)
18. Sifat Sami’an (Mendengar)
Maksudnya, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan, ataupun doa
hamba-Nya.
19. Sifat Bashiran (Melihat)
Keadaan Allah yang melihat tiap-tiap yang maujudat (benda yang ada). Allah selalu
melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
20. Sifat Mutakalliman (Berfirman/berkata-kata)
Sama dengan Qalam, Mutakaliman juga berarti berfirman. Firman Allah terwujud
lewat kitab-kitab suci yang diturunkan lewat para nabi.6
a. “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah mencipatakan langit dan
bumi dalam eman masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan
bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
(QS.Al-Araf : 54)
b. “Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-
masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan,
menjelaskan tanda-tanda, supaya kamu meyakini pertemuan dengan
Tuhanmu.” (QS.Ar-Ra’d : 2)
6
Yuksinau, loc.cit
10
Huduths berarti ada yang mendahului, merupakan lawan kata dari qidam. Tidak
mungkin ada yang mendahului keberadaan Allah Azza wa Jalla. Dialah yang
menciptakan alam semesta beserta isinya. Tentunya Pencipta sudah pasti lebih
dahulu dari apa-apa yang diciptakan-Nya.
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS.Al-Hadid : 3)
3. Sifat Fana’ (Musnah)
Allah Ta’ala tidak mungkin musnah. Sebaliknya, dia bersifat kekal selama-lamanya.
Dijelaskan dalam Al-Qur’an:
a. “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu
yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS.Ar-Rahman : 26-27)
b. “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan,
dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (QS.Al-Qasas : 88)
4. Sifat Mumatsalatu Lil Hawaditsi (Menyerupai/Menyamai Makhluknya)
Allah Ta’ala adalah dzat yang menciptakan segala sesuatu di bumi dan alam
semesta. Dialah yang Maha Agung. Tidak mungkin ada sesuatu yang menyamai atau
menandingiNya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar
dan Melihat.” (QS. Asy-Syura: 11)
5. Sifat Qiyamuhu Bighairihi (Berdiri dengan yang lain)
Allah Ta’ala tidak memerlukan yang lain. Dia mampu mewujudkan dan mengatur
segalanya secara sempurna tanpa bergantung pada siapapun. Sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Quran:
a. “Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah
untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari alam semesta.” (QS. Al-Ankabut: 6)
b. “Dan katakanlah segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak
mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang
memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang
sebesar-besarnya.” (QS. Al-Isra: 111)
6. Sifat Ta’addud (Berbilang-bilang/lebih dari satu)
Ta’adud adalah kebalikan dari wahdaniyah yang berarti tunggal. Allah itu Maha Esa.
Tidak mungkin berbilang atau berjumlah lebih dari satu. Allah Ta’ala tidak memiliki
11
sekutu, tidak beranak dan tidak diperanakan. Bukti keesaan Allah tertuang dalam
kalimat syahadat dan juga ayat Al-Quran yang artinya:
a. “Katakanlah ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.’” (QS. Al-Ikhlas:
1-4)
b. “Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy
daripada apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Anbiya: 22)
c. “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia. Yang Maha Pemuurah lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Baqarah: 163)
12
Mustahil bagi Allah Ta’ala bersifat bodoh. Dia menciptakan alam semesta dengan
segala isinya begitu sempurna. Dia tidak membutuhkan bantuan siapapun. Dan
dialah yang Maha Kaya lagi Maha Mengetahui.
10. Sifat Mautun (Mati)
Allah tidak akan mati. Dia bersifat kekal. Terus-menerus mengurus makhluknya
Tanpa tidur dan tidak letih sedikitpun. Dijelaskan dalam Al-Quran:
a. “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58)
b. “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang
di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-
apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi
langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah
Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)
a. “Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18)
b. “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (QS.Asy-Syuro: 11)
13. Sifat Bukmun (Bisu)
13
Allah Ta’ala tidaklah Bisu. Allah berkata dan berfirman dengan sangat sempurna.
Tak ada bisa mengalahkan keindahan firman Allah Ta’ala. Dan salah satu Nabi yang
pernah berbicara langsung dengan Allah adalah Nabi Musa.
“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya,
dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan
kepada Musa Allah ‘telah berfirman secara langsung.” (QS. An-Nisa’: 164)
14. Sifat Kaunuhu ‘Ajizan (Zat yang Lemah)
Mustahil Allah bersifat lemah. Allah Ta’ala adalah pencipta alam semesta dan segala
isisnya. Dia Maha Kuasa atas semua hal.
“Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan
kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri
mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan
biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah 109)
15. Sifat Kaunuhu Karihan (Zat yang Terpaksa)
Allah Ta’ala bukanlah dzat yang terpaksa. Dia Maha Berkehendak atas segala
sesuatu. Hanya berfirman “kun fa yakun” maka jadilah apa yang dikehendaki oleh
Nya.
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa
yang Dia kehendaki.” (QS.Hud: 107)
16. Sifat Kaunuhu Jahilan (Zat yang Bodoh)
Mustahil Allah adalah dzat yang bodoh. Allah Maha Mengetahui dan Melihat apa-
apa yang ditampakkan atau disembunyikan.
17. Sifat Kaunuhu Mayyitan (Zat yang Mati)
Allah tidak mati. Allah bersifat kekal, tidak musnah dan tidak binasa. Dia tidak
pernah tidur. Selalu mengawasi hamba-hambaNya setiap saat.
18. Sifat Kaunuhu Asshama (Zat yang Tuli)
Mustahil Allah bersifat tuli. Allah adalah Tuhan yang Maha Mendengar.
Pendengaran Allah tak terbatas dan meliputi segala sesuatu.
19. Sifat Kaunuhu ‘Ama (Zat yang Buta)
Allah Maha Melihat, tidaklah buta. Dia Maha Sempurna dengan seluruh
keagunganNya.
20. Sifat Kaunuhu Abkama (Zat yang Bisu)
14
Allah bukanlah dzat yang bisu. Allah berfirman dan firmanNya tertuang dalam
kitab-kitab suci yang diturunkan lewat para nabi.7
Ada banyak sekali contoh perilaku iman kepada Allah yang bisa kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari:
1. Mendirikan Shalat
2. Menafkahkan sebagian Rezeki
3. Beriman Kepada Kitab Allah
4. Menafkahkan sebagian Hartanya baik di saat waktu lapang atau pun sempit
5. Selalu Berbuat Kebajikan
6. Mampu Menahan Amarah
7. Mampu Memaafkan Kesalahan Orang Lain
8. Melaksanakan Perintah Allah dari Segi Ibadah
9. Berhenti dari Perbuatan Keji dan tidak mengulanginya kembali
10. Mempercayai dengan Benar Rukun Iman8
7
Khanza Safitra, “20 Sifat Mustahil Bagi Allah beserta Artinya”, diakses dari
https://www.google.com/amp/s/dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/sifat-mustahil-bagi-allah-beserta-
artinya/amp pada tahun 2018
8
Yugi Al, loc.cit
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, maka kami menyimpulkan Iman kepada Allah SWT
berarti meyakini dengan hati bahwa Allah adalah Rabb sang pencipta, penguasa,
pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Allah sebagai satu-satunya illah, yang
dapat memberikan ketentraman, ketenangan, perlindungan, yang disembah dan
dicintai. Mengimani bahwa Allah memiliki nama-nama yang Maha indah, sifat-sifat
yang Maha sempurna dan Maha Luhur serta Allah memiliki sifat-sifat mustahil bagi-
Nya.
Kita mengimani keesaan Allah dalam hal itu semua, artinya bahwa Allah tiada
sesuatupun yang menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah, maupun dalam
Asma’ dan Sifat-Nya. Semua ini harus ditanamkan dalam pribadi seorang hamba atas
kecintaan dan pengagungan kepada Allah untuk senantiasa melaksanakan segala
perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan demikian akan diperoleh
kebahagiaan yang sempurna dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, baik untuk
individu maupun masyarakat
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, Arief B. 2009. Materi Dasar Islam, Islam mulai akar daunnya. Bogor: Al-Azhar
Press
Mubarak, Zakky. 2010. Al-Asma Al-Husna, Jalan Menuju Allah SWT. Jakarta: Yayasan
Ukhuwah Insaniah
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. 1995 M. Iman Kepada Allah. Jakarta: Yayasan
Al-Sofwa. e-Book ini didownload dari www.ibnumajjah.wordpress.com
Safitra, Khanza. 2018. 20 Sifat Mustahil Bagi Allah beserta Artinya. Diambil dari
https://www.google.com/amp/s/dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/sifat-mustahil-bagi-
allah-beserta-artinya/amp
17