Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SISTEM EKSKRESI

Disusun oleh:

NAMA : LASINRANG ADITIA

NIM : 60300112034

KELAS : BIOLOGI A

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2013

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan sehat
wal’afiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada Muhammad SAW, dimana
nabi yang membawa ummat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang dan telah menjadi suri tauladan bagi ummat-Nya.

Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah mengenai” Sistem


Ekskresi “ karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu sistem ekdkresi yang
berhubungan dengan pengeluaran sisa-sisa metabilisme mahkluk hidup pada
umumnya dan manusia pada khususnya.

Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah wawasan dan


ilmu pengetahuan-Nya tentang sistem ekskresi ini.. Saran dan kritik yang
membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tiada
gading yang tak retak, begitu juga dengan manusia sendiri.

Samata-Gowa, 23 November 2013

Lasinrang Aditia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................. 3

B. Tujuan Penulisan........................................................................................... 3

C. Rumusan Masalah......................................................................................... 3

D. Manfaat Penulisan......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Ekskresi...........................................................................4

B. Sistem Ekskresi Pada Hewan........................................................................4-14

C. Sistem Eksresi Pada Manusia........................................................................14-23

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................... 24

B. Saran.............................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 26
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme seperti pencernaan,
respirasi dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan
menghasilkan limbah yang tidak dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akan
menyebabkan penyakit. Limbah yang dihasilkan beraneka ragam bentuknya, mulai
dari gas, cair, sampai padat.Untuk itu, kita memerlukan organ pengeluaran yang
berbeda-beda pula. Proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut
ekskresi. Kelebihan air, garam-garam dan material-material organik (termasuk sisa-
sisa metabolisme) diekskresikan keluar tetapi substan yang esensial untuk fungsi-
fungsi tubuh disimpan. Material-material yang dikeluarkan ini biasanya terdapat
dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu proses filterisasi selektif.
Manusia dan hewan memiliki sistem ekskresi yang berbeda. Adapun yang melatar
belakangi penulisan makalah ini adalah mengetahui kerja sistem ekskresi pada
berbagai mahkluk hidup.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi tentang
sistem ekskresi pada manusia dan hewan.
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja alat tubuh manusia yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme?
2. Apa saja alat tubuh hewan yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme dan
bagaimana caranya?
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui alat tubuh manusia yang dapat mengekskresikan sisa
metabolism.
2. Dapat mengetahui alat tubuh hewan yang dapat mengekskresikan sisa
metabolism.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Ekskresi


Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh seperti
CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang
tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi
yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.Semakin tinggi tingkatan mahluk
hidup maka semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah yang erat
kaitannya dengan ekskresi yaitu defekasi yang merupakan proses pengeluaran sisa
pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah
mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang
tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus. Selain defekasi
ada juga eliminasi yang merupakan proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik
dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
B. Sistem Ekskresi Pada Hewan
Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas
kehidupan.Metabolisme menghasilkan zat sisa yang harus dieksresikan dari tubuh.
Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengeksresikan sisa
metabolisme.
1. Sistem Ekskresi Pada Invertebrata
Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi.Akan tetapi, sisa-
sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu,
hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.
a. Sistem Ekskresi Protozoa
Pengeluaran sisa metabolisme protozoa dilakukan melalui membran
secara sel difusi. Protozoa mempunyai organel ekskresi berupa vakuola
berdenyut yang bekerja secara periodik untuk mengatur kadar air dalam sel.
Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa metabolisme ikut dikeluarkan.

b. Sistem Ekskresi Coelentrata dan Porifera


Pada coelentrata dan porifera, pengeluaran sisa metabolisme
berlangsung secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis, lalu epidermis ke
lingkungan yang hidupnya yang berair.
Gambar coelenterate yaitu :

c. Sistem Ekskresi Cacing Pipih


Pengeluaran sisa metabolisme pada cacing pipih dan cacing pita
dilakukan dengan selenosit yang disebut juga protonefridium atau sel api.
Disebut sel api karena gerakannya seperti api. Sel api menyerap sisa
metabolisme dari sel-sel sekitarnya, lalu mengalirkan sisa metabolisme
dengan gerakan silia ke duktus ekskretorius.
d. Sistem Ekskresi Annelida
Untuk mempelajari sistem ekskresi pada annelida, kita ambil contoh
cacing tanah.Alat ekskresi cacing tanah adalah sepasang metanifridium
berentuk tabung yang terdapat disetiap segmen tubuhnya.Ujung yang terdapat
dalam segmen, terbuka dan berbentuk corong bersilia, disebut nefrostom.
Ujung lain lainnya yang bermuara ke luar tubuh disebut nefridiofor. Pada
nefrostom terdapat gulungan tubulus (tabung) dan bagian yang
menggelembung.Nefridiofor dilewati materi-materi yang dikeluarkan oleh
bagian yang menggelembung dari nefrostom tersebut.Gulungan tubulus
nefrostom diselubungi pembuluh-pembuluh darah yang membentuk
jaringan.

Materi-materi keluar dari cairan tubuh anterior menuju nefridium


lewat nefrostom yang terbuka.Akan tetapi, beberapa materi penting (air dan
makanan) diikat langsung oleh sel-sel pada gulungan tubulus dan menembus
pembuluh darah di sekitar tubulus yang kemudian disirkulasikan lagi.Saat
cairan bergerak di sepanjang tubulus.Garam-garam yang keluar dari tubulus
ini diabsorpsi oleh darah dalam kapiler pembuluh darah yang menyelubungi
tubulus.Urin yang dikeluarkan oleh cacing tanah berbentuk cair dan
mencapai 60% dari berat tubuh.
e. Sistem ekskresi pada insecta
Insecta mempunyai alat yang disebut pembuluh malpighi. Pembuluh
malpighi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa
metabolisme diserat dari cairan jaringan oleh pembuluh malpighi bagian
ujung distal. Dari bagian ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh
malpighi dan membentuk kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus
belakang yang akhirnya keluar bersama feses. Sebagian zat sisa-sisa yang
mengandung nitrogen dimanfaatkan untuk membentuk kitin pada eksokeleton
(rangka luar), dan dapat ikut dieksresikan sewaktu molting atau pengelupasan
kulit.

f. Osmoregulasi pada lumba-lumba


Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan
menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau
organism hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan
konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan di sekitarnya.Misalnya pada
lumba-lumba osmoregulasinya pada pemasukan garam yang terlalu banyak
yang masuk bersama makanan diatasi dengan organ ginjal yang sangat
efisien yang kepekatannya 3 sampai 4 kali dari cairan plasmanya.
2. Sistem Ekskresi Pada Vertebrata
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren).Struktur
ginjal yang paling primitif pada vertebrata disebut akrinefros atau
holonefros.Pada prinsipnya terdapat tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros,
mesonefros, dan metanefros.Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase
embrio vertebrata selain mamalia, embrio berudu dan larva amphibia, pronefros,
digantikan oleh mesonefros. Mesonefros merupakan ginjal pada bagian embrio
sebagian vertebrata, ikan dewasa, mesonefros akan berubah menjadi metanefros
selama masa perkembangan embrio.
Ada tiga tipe ginjal pada vertebrata yaitu :
a. Pronefros
Ginjal pronefros adalah yang paling primitive dan hanya fungsional
pada jenis ikan tingkat rendah, misalnya pada Cyclostoma. Meski terdapat
pada perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak
fungsional, fungsinya akan digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada
ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
b. Mesonefros
Ginjal bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada
embrio emniota.Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan
sistem peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya.
c. Metanerfos
Ginjal ini terbentuk dari degenerasi dari pronerfos dan mesonerfos
Ginjal yang pertama kali dibentuk adalah ginjal pronefros yang terletak
didaerah kepala.Selanjutnya dibentuk ginjal mesonefros yang diikuti dengan
berdegenerasinya pronefros.Kemudian pada daerah sebelah posterior
mesonefros dibentuk ginjal metanefros.Ketiga jenis ginjal tersebut
merupakan organ-organ yang berpasangan Ginjal dibentuk dari mesoderem
intermediat dimulai dengan tampaknya pronefros yang terdiri atas beberapa
pasang tubulus pronefros yang teletak ada bagian cephal dari mesoderem
intermediat.Tubulus-tubulus tersebut dibentuk dengan urutan cephalocaudal.
Pronefros pertama tampak sebagai deretan yang terdiri atas segmen- segmenn
yang disebut nefrotom, yaitu massa sel-sel mesoderem intermediat. Nefrotom
kemudian terpisah membentuk suatu rongga yang disebut nefrocoel yang
bersinambungan dengancoelom, yaitu rongga yang
memisahkan lapisan parietal dari mesoderem lateral.
Adapun beberapa hewan vertebrata yaitu :
a. Sistem ekskresi pada ikan
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang
terikat disisi dorsal rongga tubuh.Bentuk ginjal mesonefros sempit
memanjang, berwarna coklat, dan pada ujung anteriornya berhubungan
dengan sistem reproduksi.Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi
duktus eferen yang menghubungkan testis dengan duktus
mesonefridikus.Selanjutnya, duktus mesonefridikus menjadi duktus
deferens yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang bermuara
di kloaka.
Mekanisme ekskresi pada hewan yang masih hidup di air tawar
berbeda dengan mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air
laut.Cairan tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan
dengan air tawar, sehingga air cenderung masuk ke tubuh ikan.Di saat
yang bersamaan, ion tubuh cenderung keluar ke air.Untuk itu mengatasi
masalah kelebihan air dan kekurangan ion, ikan air tawar biasanya tidak
banyak minum.Tubuhya diselimuti lendir untuk mencegah masuknya air
secara secara berlebihan.Ikan aktif menyerap ion anorganik melalui
insang dan banyak mengeluarkan air melalui urin yang encer.
Ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen
yang kurang beracun, yaitu trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi
bau khas air laut. Selain itu, ikan air laut mengekskresikan ion-ion lewat
insang dan mengeluarkan urin dengan volume yang kecil.Ginjal ikan air
laut tidak memiliki glomerulus.Akibatnya tidak terjadi ultrafiltrasi di
ginjal, dan urin terbentuk oleh sekresi garam-garam dan TMO yang
berkaitan dengan osmosis air.
b. Sistem Ekskresi Amphibia
Amphibia memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros.Pada
katak jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin.Sebaliknya,
pada katak betina saluran ginjal dan kelamin terpisah.Ginjal amphibia
berhubungan dengan ureter di vesika urinaria.

Saat amphibia mengalami metamorfosis, hasil ekskresi amphibia


juga berubah.Larva amphibia mengekskresikan amonia, sedangkan
berudu dan hewan dewasa mengekskresikan urea.
c. Sistem Ekskresi Reptilia
Alat ekskresi pada reptilia adalah sepasang ginjal
metanefros.Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang
merupakan alat ekskresi pada stadium embrional menghilang.Ginjal
dihubungkan oleh ureter ke vasika urinaria (kandung kemih).Vesika
urinaria bermuara langsung ke kloaka.
Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria
tambahan yang juga bermuara langsung ke kloaka.Vesika urinaria
tambahan berfungsi sebagai organ respirasi.Pada kura-kura betina, organ
respirasi tersebut juga berfungsi membasahi tanah yang dipersiapkan
untuk membuat sarang sehingga tanah menjadi lunak dan mudah digali.
Hasil ekskresi reptilia adalah asam urat.Reptilia hanya
menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah
karena sebagian besar sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat
yang tidak beracun.Asam urat yang dikeluarkan oleh reptilia berbentuk
pasta (bubur) berwarna putih.Sisa air direabsorpsi olah bagian tabung
ginjal. Buaya dan penyu air tawar mengekskresikan asam urat dan
amonia. Pada penyu laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar
garam di kepala yang bermuara di sudut mata, sehinga penyu laut tampak
seperti mengeluarkan air mata.Buaya tidak mempunyai vesika urinaria
sehingga asam urat keluar bersama feses.
d. Sistem ekskresi aves
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros. Burung
tidak memiliki vesika urinaria (kandung kemih) sehingga hasil ekskresi
dari ginjal disalurkan langsung ke kloaka melalui ureter. Tabung ginjal
burung sangat banyak sehingga metabolisme burung aktif.Tiap 1 ml
jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 – 500 tabung ginjal.
Tabung ginjal ini membentuk lengkung Henle kecil.
Air dalam tubuh diperoleh melalui reabsorpsi di tubulus.Di dalam
kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam
tubuh.Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan
lewat kloaka. Asam urat berbentuk kristal putih yang bercampur feses.
Pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresikan asam urat juga
mengekskresikan garam.Hal ini disebabkan karena burung laut meminum
air garam dan makan ikan laut yang mengandung garam.Burung laut
memiliki kelenkjar pengekskresi garam diatas mata.Larutan garam
mengalir ke rongga hidung kemudia keluar lewat nares luar dan akhirnya
garam menetes dari ujung paruh.
C. Sistem Eksresi Pada Manusia

Tubuh manusia mempunyai beberapa sistem ekskresi diantaranya ginjal,


paru-paru, hati dan kulit.
1. Ginjal
Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen adalah ginjal. Adapun beberapa
bagian pada ginjal yaitu :
a. Struktur ginjal
Ginjal atau ren berbentuk seperti biji buah kacang merah
(kara/ercis).Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang yaitu didalam
rongga perut pada dinding tubuh dorsal.Ginjal berjumlah dua buah and
berwarna merah keunguan.Ginjal sebelah kiri terletak agak lebih tinggi
daripada ginjal sbelah kanan.Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal
atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau
medula.Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal yang disebut pelvis
renalis.Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron.
Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang terusun dari kapsul Bowman.
Tubulus-tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat bagian
medula.Pada sebuah ginjal manusia terdapat kurang lebih 1 juta nefron.

Kapsul Bowman berdinding rangkap dengan glomerulus didalam


cekungan kapsulnya.Glomerulus merupakan untaian pembuluh kapiler darah
yang dindingnya bertaut menjadi satu dengan dinding kapsul Bowman
sehingga zat-zat yang terlarut dalam darah merembes ke dalam ruang kapsul
Bowman yang berdinding rangkap.Pembuluh darah arteri yang bercabang-
cabang menjadi sejumlah arteriola yang disebut arteriola aferen.Arteriola
aferen bercabang-cabang menjadi kapiler glomerulus.Kapiler glomerulus
bersatu kembali menjadi arteriola aferen dan membelit mengelilingi tubulus
proksimal, lengkung henle, dan tubulus distal dari suatu nefron.Kapiler
glomerulus kemudian bermuara ke dalam venula, serta bergabung menjadi
vena renalis menuju vena kava inferior.
Lengkung henle adalah bagian saluran ginjal (tubulus) yang
melengkung pada daerah medua dan berhubungan dengan tubulus prosimal
maupun tubulus distal di daerah korteks.Bagian lengkung henle ada dua,
yaitu lengkung Henle asendens (menanjak) dan lengkung Henle desendens
(menurun). Pada orang dewasa, panjang seluruh tubuh ±7,5-15 km.
Ginjal dilindungi oleh lemak.Ginjal memiliki arteri renal (arteri
ginjal) yang menyuplai darah.Tiap renal memiliki jaringan pembuluh
(kapiler) di bagian korteks.Sebagai akibatnya, korteks tampak lebih gelap
daripada medula.Ginjal juga mengendalikan potensi air pada darah yang
melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidakseimbangan potensi air
pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urin.
Misalnya, sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat.
b. Proses pembentukan urine
Ada beberapa proses pada pembentukan urine yaitu :
1. Filtrasi (penyaringan)
Firltrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus.Dinding terluar
kapsul Bowman tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih.Antara
dinding luar dan dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan
lumen tubulus kontortus proksimal.Dinding dalam kapsul Bowman
tersusun dari sel-sel khusus yang disebut podosit.
Proses filtrasinya adalah ketika darah masuk ke glomerulus,
tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-
komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler,
glomerulus, kemudian menuju membran dasar, dan melewati lempeng
filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsil Bowman.
Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat
glomerulus atau urin primer. Komposisi urin primer dapat dilihat pada
tabel berikut:
Molekul Kadar per Gram
Air 900
Protein 0
Glukosa 1
Asam Amino 0.5
Urea 0.3
Ion Anorganik 7.2
Tabel 1 Komposisi Utama Urin Primer
2. Reabsorpsi (Penyerapan kembali)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung
Henle, dan sebagian tubulus kontortus distal.Reabsorpsi dilakukan oleh
sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal.Banyaknya zat di reabsorpsi
tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang diabsorpsi antara lain
adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na +, K+, Ca2+, Cl-, HC) -, HBO
3
2-
dan4sebagian urea.
Reabsporsi terjadi secara transpor aktif dan pasif.Glukosa dan
asam amino diabsorpsi secara transpor aktif di tubulus
proksimal.Reabsorpsi Na+, HCO3-, dan H2O terjadi ditubulus kontortus
distal.
Tahapan terjadinya reabsorpsi adalah sebagai berikut: urin primer,
masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal. Urin primer ini
bersifat hipotonis dibanding dengan plasma darah.Kemudian terjadi
reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif.Bersamaan dengan itu, filtrat
menuju lengkung henle.Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat
isotonis dibandingkan cairan pada jaringan sekitar tubulus kontortus
proksimal.Pada lengkung Henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di
sekitarnya.Reabsorpsi dilanjutkan ditubulus kontortus distal.Pada tubulus
ini terjadi reabsorpsi ion Na+ dan air dibawah kontrol ADH (hormon
antidiuretik).Disamping reabsorpsi tubulus ini juga terjadi seksresi H +,
NH4+, urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin.
3. Augmentasi
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju
tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan
ion Na+, Cl- dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya.Dari
tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis realis.Dari pelvis renalis
mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang
merupakan tempat penyimpanan sementara urin.
c. Hal-hal yang mempengaruhi produksi urine
Setiap hari ±1500 liter darah melewati ginjal untuk disaring dan
membentuk 15—170 liter urin primer.Akan tetapi hanya 1 – 1.5 liter urin
yang kita keluarkan.Banyak sedikitnya urine seseorang yang dikeluarkan
tiap harinya dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
1. Zat-zat diuretik
Zat-zat diuretik, misalnya kopi, teh dan alkohol akan menghambat
reabsorpsi ion Na+. Sebagai akibatnya, konsentrasi ADH berkurang
sehingga rebasorpsi air terhambat dan volume urin meningkat. Itulah
sebabnya jika mengkonsumsi teh atau kopi, maka kita akan sering buang
air kecil. Pengeluaran urin secara berlebihan disebut diuresis.
2. Suhu
Jika suhu internal dan eksternal naik diatas normal, maka
kecepatan respirasi meningkat.Ini menyebabkan pembuluh kutaneus
melebar sehingga cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan
kulit.Saat volume air menurun, ADH dieksreksikan sehingga reabsorpsi
air meningkat.Disamping itu, peningkatan suhu merangsang pembuluh
abdominal mengerut sehingga aliran darah di glomerulus dan filtrasi
menurun.Meningkatnya reabsorpsi dan berkurangnya aliran darah di
glomerulus mengurangi volume urin. Itulah sebabnya jika cuaca panas,
kita jarang buang air kecil.
3. Volume larutan
Volume larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi
urin.Jika kita minum air seharian, maka konsentrasi air di daerah menjadi
rendah.Hal ini merangsang hipofisis mengeluarkan ADH.Hormon ini
meningkatkan reabsorpsi air di ginjal sehingga volume urin turun.
4. Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan atau penurunan
volume urin.
d. Gangguan pada ginjal
Ginjal manusia mengalami gangguan dan kelainan, antara lain karena
serangan bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal, atau pembentukan batu
ginjal. Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antara lain sebagai berikut:
1. Nefiritis
Nefiritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi
racun kuman, biasanya disebabkan oleh bakteri streptoccocus.Nefritis
mengakibatkan seseorang menderitan urinemia atau oedema.Urinemia
adalah masuknya kembali asam urin dan urea kembali ke pembuluh
darah.Oedema adalah penimbunan air di kaki karena reabsorpsi
terganggu.
2. Batu ginjal
Batu ginjal terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam
rongga ginjal, saluran ginjal, atau kantong kemih. Batu ginjal ini
berbentuk kristal yang tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal adalah
kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Endapan garam ini
terbentuk jika seseorang terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral dan
terlalu sedikit mengkonsumsi air.
3. Albuminuria
Albuminuria adalah ditemukannya albumin pada urin.Adanya
albumin pada urin merupakan indikasi adanya kerusakan pada membran
kapsul endotelium.Selain itu dapat juga disebabkan oleh iritasi sel-sel
ginjal karena masuknya substansi racun bakteri, eter, atau logam berat.
4. Glikosuria
Hematuria adalah ditemukannya glukosa pada urin.Adanya
glukosa dalam urin menunjukan adanya kerusakan pada tabung ginjal.
5. Hematuria
Adalah ditemukannya sel darah merah dalam urin.Hematurian
disebabkan peradangan pada organ urinaria atau iritasi akibat gesekan
pada batu ginjal.
6. Ketosis
Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton didalam dalam
darah.Hal ini dapat terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat.
7. Diabetes mellitus
Diabetes melitus adalah penyakit yang muncul karena pankreas
tidak menghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit sekali insulin.
Insulin adalah hormon yang mampu mengubah glukosa menjadi glikogen
sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Selain itu insulin juga
membantu jaringan tubuh menyerap glukosa sehingga dapat digunakan
sebagai sumber energi.Diabetes melitus juga dapat terjadi jika sel-sel hati,
otot, dan lemak memiliki respons rendah terhadap insulin.Kadar glukosa
di urin dan darah penderita diabetes melitus sangat tinggi.Ini
menyebabkan sering buang air kecil, cepat haus dan lapar, serta
menimbulkan masalah pada metabolisme lemak dan protein.
8. Diabetes insipidus
Arteri adlah jantung, Diabetes insipidus adalah suatu penyakit
yang menyebabkan penderita mengeluarkan urin terlalu banyak.Peyebab
diabetes insipidus adalah kekurangan hormon ADH.ADH ini dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis bagian belakang.Jika kekurangan ADH, jumlah urin
dapat naik 20 – 30 kali lipat dari keadaan normal.Komposisi urine
bervariasi tergantung jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi.Urin
normal berwarna jernih transparan.Warna kuning muda urin berasal dari
zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin). Urin normal pada manusia
mengandung air, urea, asam urat, amonia, keratin, pula garam-garam,
terutama garam dapur, zat-zat yang berlebihan di dalam darah
misalnya vitamin C dan obat-obatan.
Dilihat dari banyaknya macam zat yang terkandung dalam urin
tersebut, ginjal merupakan alat pengeluaran utama. Fungsi ginjal antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Membuang sisa-sisa metabolisme tubuh
2. Mengatur keseimbangan air dan garam dalam darah
3. Membuat zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti obat-obatan,
bakteri dan zat warna.
4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan
zat-zat asam atau basa. Selain itu juga untuk membuang kelebihan
bahan makanan tertentu seperti gula dan vitamin.
e. Dialisis darah
Pada tahun 1950, peneliti medis menciptakan ginjal buatan
berdasarkan proses dialisis. Proses dialisis adalah metode untuk memisahkan
molekul berdasarkan ukurannya. Mesin ini bekerja layaknya sebuah ginjal
yang membersihkan darah melalui cara difusi sederhana. Mesin dilengkapi
dengan pipa panjang berisi larutan yang komposisinya seperti plasma
darah.Larutan ini berada pada satu sisi pipa saja yang dibatasi oleh membran
berpori. Jika mesin dinyalakan, darah pasien yang penuh dengan sisa
metabolisme akan mengalir sepanjang pipa yang kosong. Setelah darah
memenuhi pipa, pipa metabolisme mengalami difusi kedalam larutan yang
tersedia dalam pipa tersebut.Setelah disirkulasikan beberapa kali sepanjang
pipa mesin dan arteri tubuh, darah pasien sudah cukup bersih dari sisa
metabolisme.Selama dianalisis, darah pasien diberi heparin (agen anti
penggumpalan/antikoagulan).
Alternatif pengobatan bagi penderita gagal ginjal kronis adalah
dengan pencangkokan ginjal baru.Secara teknis, operasi cangkok ginjal
cukup sederhana. Ginjal yang rusak diangkat terlebih dahulu kemudian
ginjal donor ditempatkan di dalam rongga perut bagian bawah, arteri dan
vena disambungkan pada arteri dan vena masing-masing. Kemudian ureter
dihubungkan dengan kantong kemih (vesika urinaria).
Masalah utama pada pencangkokan ginjal adalah penolakan oleh
sistem imun. Sistem imun resipen akan mengenali ginjal cangkokan itu
sebagai “benda asing” dan kemudian merusaknya. Berbagai obat yang
ditemukan cukup efektif untuk menekan mekanisme imun tubuh
tersebut.Ginjal hasil cangkokan tetap berfungsi bertahun-tahun. Penolakan
sistem imun dan diminimalisasi bila ginjal berasal dari donor yang kembar
identik dengan resipien. Pada transplantasi antar kembar identik, tidak
diperlukan obat-obatan imunosupresif dan ginjalnya dapat bertahan lama.
Berikut merupakan tabel perbandingan kadar zat sisa metabolisme
dalam plasma darah dan urin.
Macam Zat Persentase Persentase Kenaikan
dalam Plasma dalam Urin
Air 92 95 +
Protein 7-9 - -
Glukosa 0,1 - -
Na+ 0,3 0,35 1x
Cl- 0,3 0,7 2x

K+ 0,02 0,15 7x

PO42- 0,009 0,15 16 x

SO42- 0,002 0,18 90 x


NH4+ 0,0001 0,4 400 x
Asam urat 0,04 0,05 12 x
Urea 0,03 2 60 x
Kreatinin 0,001 0,075 75 x
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh. Alat-
alat tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem
ekskresi.
1. Sistem Ekskresi Pada Hewan
Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas
kehidupan.Metabolisme menghasilkan zat yang harus diekskresikan dari tubuh.
Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengekskresikan sisa
metabolisme. Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi.Akan
tetapi, sisa-sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme.
Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren).Struktur
ginjal yang paling dikenal pada vertebrata disebut akrinefros atau
holonefros.Pada prinsipnya, terdapat tiga tipe ginjal pada vertebrata, yaitu
pronefros, mesonefros, dan metanefros.Dimana pronefros adalah ginjal yang
berkembang pada fase embrio vertebrata selain mamalia, embrio berudu dan
larva amphibian yang lain.
2. Sistem Ekskresi Pada Manusia
Tubuh manusia mempunyai beberapa sistem ekskresi, diantaranya
Ginjal merupakan alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi
sisa metabolisme yang mengandung nitrogen.Banyak sedikitnya urin seseorang
yang dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh zat-zat diuretik, suhu, volume
larutan dan emosi. Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan,
antara lain karena serangan bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal, atau
pembentukan batu ginjal. Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antara lain
nefritis, batu ginjal, albuminuria, glikosuria, hematuria, ketoses, diabetes
melitus, diabetes insipidus.
B. Saran
Semoga apa yang saya paparkan diatas dapat membuka wawasan kita lebih
terampil lagi dalam memanfaatkan objek-objek pembelajaran yang ada di sekitar
kita.
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, D.A, Sri Maryati, Srikini, dkk. 2006. Biologi Jilid II. Erlangga :Jakarta.
Suntoro, Susilo H., Djalal Tanjung Harminani, 1993. Anatomi dan Fisiologi Hewan.
Universitas Terbuka, Depdikbud : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai