Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN TEHNIK SBAR

(SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMENDATION)


TERHADAP RISIKO INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH
SAKIT ANTON SOEDJARWO PONTIANAK

Rangga Hariyanto*, Maria Fudji Hastuti **, M. Ali Maulana **


*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners Universitas Tanjungpura
**Dosen Program Studi Pendidikan Ners Universitas Tanjungpura
e-mail : ranggahariyanto19@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Komunikasi dengan tehnik SBAR adalah satu komponen
pelaksanaan standar kesalamatan pasien sehingga dapat menurunkan kejadian insiden
keselamtan pasien. Teknik SBAR membantu dalam komunikasi yang terfokus dan
mempermudah antara seluruh tenaga kesehatan terutama selama masa penyampaian
kesehatan pasien dan berkomunikasi via-telpon untuk menyampaikan kondisi pasien
keseluruh tenaga kesehatan. Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak memiliki
fasilitas dan sumber daya manusia yang mendukung dalam menggunakan
komunikasi efektif dengan tehnik SBAR untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Tujuan: Menganalisis komunikasi efektif dengan tehnik SBAR terhadap risiko
insiden keselamatan pasien di Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak.
Metode: Desain kualitatif teknik purposive sampling metode non probability
sampling pendekatan fenomenologi, diambil dengan semistrucuture interview.
Hasil: Penelitian ini didapatkan hasil tiga tema yaitu pengetahuan perawat
memahami komunikasi efektif dengan tehnik SBAR, kemampuan berkomunikasi
perawat menggunakan komunikasi efektif dengan tehnik SBAR dan dampak yang
dirasakan perawat setelah tehnik komunikasi efektif dengan tehnik SBAR diterapkan
di Rumah Sakit Anton Soedjarwo.
Kesimpulan: Pengetahuan perawat dalam berkomunikasi efektif dengan tehnik
SBAR memiliki pengetahuan yang baik dan cukup biak , kemampuan perawat dalam
berkomunikasi efektif dengan tehnik SBAR perawat di Rumah Sakit Anton
Soedjarwo Pontianak di katagori kan dua kelompok ada yang baik dan cukup baik di
sebabkan kemampuan perawat yang kurang baik, untuk peningkatan nya dengan
pelatihan dan seminar mengenai tehnik SBAR, dampak yang di rasakan perawat
begitu baik.
Kata Kunci: Komunikasi SBAR, Keselamatan pasien & Perawat
Referensi: 38 (2007-2017)
ANALYSIS OF THE APPLICATION OF EFFECTIVE COMMUNICATION
TECHNIQUES WITH SBAR (SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT
RECOMMENDATION) ON THE RISK OF SAFETY INCIDENTS OF
PATIENTS IN ANTON SOEDJARWO PONTIANAK HOSPITAL

Rangga Hariyanto*, Maria Fudji Hastuti **, M. Ali Maulana **


*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners Universitas Tanjungpura
**Dosen Program Studi Pendidikan Ners Universitas Tanjungpura
e-mail : ranggahariyanto19@gmail.com

ABSTRACK
Background: Communication with SBAR technique is one component of the
implementation patient safety standards so as to reduce the incidence of patient
safety incidents. SBAR technique helps in focused communication and makes it easier
for all health workers, especially during the period of patient health delivery and
telephone communication to convey the patient's condition to all health workers.
Anton Soedjarwo Pontianak Hospital has facilities and human resources that support
in using effective communication with SBAR techniques to improve service quality.
Objective: Analyze the effective communication with SBAR technique against the risk
of patient safety incidents at Anton Soedjarwo Pontianak Hospital.
Method: Qualitative design is purposive sampling technique, non probability
sampling method, phenomenological approach, taken with semistructure interview.
Results: This study obtained the results of three themes, namely the knowledge of
nurses understanding effective communication with SBAR techniques, communication
skills of nurses using effective communication with SBAR techniques and the impact
felt by nurses after effective communication techniques with SBAR techniques were
applied in the Anton Soedjarwo Hospital.
Conclusion: The knowledge of nurses in communicating effectively with SBAR
techniques has good knowledge and good enough, the ability of nurses to
communicate effectively with SBAR techniques of nurses at the Anton Soedjarwo
Pontianak Hospital is categorized as two groups that are good and good enough due
to the lack of ability of nurses well, for the improvement with training and seminars
on SBAR techniques, the impact felt by nurses is so good.
Keywords: SBAR Communication, Patient Safety & Nurses
Reference: 38 (2007-2017)
PENDAHULUAN

Komunikasi SBAR merupakan cara kepada pemberi pesan dan keesokan harinya
untuk mengatasi Faktor penyebab IKP dokter penanggung jawab pasien
(Insiden keselamatan pasien) menurut memberikan konfirmasi (Hilda,
(Cahyono dalam Fatimah & rosa. 2014). Ke Noorhidayah & Arsyawina, 2017).
gagalan komunikasi, berdampak terhadap
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
komunikasi tidak efektif yang dilakukan
(Achrekar, Murthy, Kanan, Shetty, Nair &
perawat sehingga 80% menyebabkan
Khatty. 2016), menunjukkan bahwa
kejadian malpraktek, meningkatkan biaya
pelatihan individu dan tim di berbagai aspek
operasional, biaya perawatan penyembuhan
dengan tehnik SBAR perlu diinisiasi sebuah
dan menghambat proses pemberian asuhan
dampak dengan penggunaan bentuk tehnik
keperawatan.
SBAR penting dan relevan menangkap
Komunikasi efektif dalam praktik informasi terkait alergi, komorbiditas,
keperawatan profesional merupakan unsur penilaian rasa sakit, pemantauan neurologis,
utama bagi perawat dalam melaksanakan dan aspek untuk di dokumentasikan
asuhan keperawatan dalam mencapai hasil berdasarkan rencana perawatan yang perlu
yang optimal. Salah satu kegiatan dilakukan tergabung sebagai bagian reguler
keperawatan yang memerlukan komunikasi pendidikan berkelanjutan program. untuk
efektif adalah saat serah terima tugas mencari pengurangan jumlah insiden terkait
(handover) dan komunikasi lewat telepon dengan kegagalan komunikasi dan sangat
(Hilda, Noorhidayah & Arsyawina, 2017). penting untuk jangka panjang evaluasi hasil
pasien dengan demikian, memberikan
Komunikasi lewat telpon merupakan
keamanan dan perawatan berkualitas untuk
komunikasi verbal dilakukan jika menurut
pasien.
perawat kondisi pasien membutuhkan
tindakan kedokteran, konsultasi via telpon Komunikasi berhubungan dengan teori
adalah tindakan pelaporan kondisi pasien King yang dimana teori king membahasa
kepada dokter melalui telpon. Untuk hubungan komunikasi antar interpersonal
perintah verbal atau melalui telepon, atau disiplin antar kerja, tujuan yang ingin
perawat yang menerima pesan harus dicapai dari teori Imogene King (1971,
menuliskan dan membacakan kembali 1981, 1987) berfokus pada interaksi tiga
sistem: sistem personal, sistem masalah tersebut adalah komunikasi dan
interpersonal, dan sistem sosial. Ketiga nya 75% dari kasus kasus tersebut
membentuk hubungan personal antara mengakibatkan pasien meninggal.
perawat dan klien. Hubungan perawat dan Kegagalan komunikasi memberi pengaruh
klien merupakan sarana dalam pemberian besar terjadinya adverse event dan mutu
asuhan keperawatan, di mana proses pelayanan.
interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh
Berdasarkan hasil penelitian di rumah
perawat dan klien dipengaruhi oleh perilaku
sakit di Amerika, Australia, New Zealand,
satu dengan yang lain (Potter & Perry.
Canada, dan Eropa ditemukan KTD dalam
2005).
rentang 3,2% - 16,6% (WHO, 2004, dalam
Komunikasi yang buruk merupakan Utarini, Ehry, & Hill, 2009, p.81). Angka
penyebab yang paling sering menimbulkan kematian akibat kesalahan medis pada
efek samping di semua aspek pelayanan pasien rawat inap di Amerika berjumlah
kesehatan, sehingga menimbulkan 33,6 juta pertahun, diantaranya 44.000
permasalahan dalam pengidentifikasian sampai 98.000 dilaporkan meninggal setiap
pasien, kesalahan pengobatan dan transfuse tahun. Angka kematian tersebut lebih tinggi
serta alergi diabaikan, salah prosedur dari pada kematian akibat kecelakaan mobil,
operasi, salah sisi bagian yang kanker payudara, dan AIDS (Utarini, Ehry,
dioperasi,semua hal tersebut berpotensi & Hill, 2009, p.80). Menurut IOM (2000,
terhadap terjadinya insiden keselamatan dalam Mercola, 2011).
pasien dan dapat dicegah dengan
Laporan insiden keselamatan pasien di
meningkatkan komunikasi. Menurut (Hilda,
Indonesia berdasarkan provinsi, pada 2007
Noorhidayah & Arsyawina, 2017).
ditemukan Provinsi DKI Jakarta menempati
Berdasarkan laporan (Joint urutan tertinggi yaitu 37,9% di antara
Commission on Accreditation of Healthcare delapan provinsi lainnya (Jawa Tengah
Organizations (JCAHO) dalam Ismainar, 15,9%, Yogyakarta 13,8%, Jawa Timur
Dahesihdewi & Dwiprahasto. 2012), dari 11,7%, Sumatera Selatan 6,9%, Jawa Barat
evaluasi 2840 kasus sentinel event (kejadian 2,8%, Bali 1,4%, Aceh 1,07%, Sulawesi
tidak diharapkan dan berakibat fatal) Selatan 0,7%). Bidang spesialisasi unit kerja
disimpulkan bahwa 65% akar penyebab ditemukan paling banyak pada unit penyakit
dalam, bedah, dan anak yaitu sebesar 56,7% METODE PENELITIAN
dibandingkan unit kerja yang lain,
Penelitian ini merupakan penelitian
sedangkan untuk pelaporan jenis kejadian,
kualitatif dengan menggunakan desain
KNC lebih banyak dilaporkan sebesar
penelitian Fenomenologi, menggunakan
47,6% dibandingkan KTD sebesar 46,2%
tehnik purposive sampling dengan
(KKP-RS dalam Derliana 2016).
menggunakan metode non probability
Keselamatan pasien bisa di tingkatkan sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi
dengan model tehnik SBAR karena dapat populasi adalah perawat ners di Rumah
mengurangi risiko dari KTD, KNC, KPC, Sakit Anton Soedjarwo Pontianak, sampel
KTC dan Sentinel. Dalam hal pada penelitian ini berjumlah 6-8 partisipan
berkomunikasi, perawat mengalami
Instrument pada penelitian ini adalah
beberapa kekurangan dalam penyampaian
peneliti itu sendiri dengan menggunakan
pesan atau informasi sehingga dapat
pedoman wawancara semistrucuture
membahayakan keselamatan pasien dan
interview dan penelitian ini dilakukan pada
antara profesional kesehatan terutama ketika
bulan mei-juli 2018 dengan melakukan
perawat melapor ke dokter atau tenaga
wawancara kepada partisipann sebanyak 2
kesehatan lain, sehingga keselamatan pasien
kali dalam seminggu, sebelum dilakukan
bisa ditingkatkan (Blom, Petersson, Hagell
wawancara kepada partisipan peneliti
& Westergren. 2015).
memberikan lembaran penjelasan penelitian
Tehnik SBAR merupakan bagian dari kepada pasrtisipan terlebih dahulu.
keselamatan di rumah sakit dalam Selanjutnya dilakukan wawancara pada
meningkatkann keselamatan pasien, partisipan selama 45-60 menit dalam
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, seminggu.
keselamatan bangunan dan peralatan di RS
HASIL PENELITIAN DAN
(Rumah Sakit) yang berdampak terhadap
PEMBAHASAN
keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan lingkungan yang berdampak Peneliti mengidentifikasi 3 tema yang
terhadap pencemaran lingkungan, dan merupakan hasil dari penelitian. Proses
keselamatan (KKP-RS, Darliana 2016). pemunculan tema tersebut di uraikan
berdasarkan tujuan penelitian serta dari hasil
wawancara. Tema terbentuk yaitu cukup baik di karena kan perawat yang
pemahaman unsur pokok pengetahuan masih kurang memahami berkomunikasi
perawat memahami SBAR (situation efektif dengan tehnik SBAR.
background assessment recommendation),
Peneliti mendapatkan pernyataan dari
kemampuan perawat berkomunikasi dengan
partisipan mengenai pendapat perawat
tehnik SBAR (situation background
mengenai pembuatan SOP SBAR, dalam hal
assessment recommendation) dan dampak
ini menunjukan bahwa semua partisipan
yang di rasakan perawat setelah
yang peneliti lakukan wawancara
menggunakan SBAR.
semistrucuture interview menyatakan bahwa
Pengetahuan Perawat Memahami Tehnik SOP SBAR sangat di perlukan seluruh
SBAR tenaga kesehatan lain khusus nya perawat,
dikarenakan untuk menyatukan persepsi
Hasil analisis data pengetahuan dalam
perawat dalam berkolaborasi dengan tenaga
memahami komunikasi efektif dengan
kesehatan lain, membertahu perawat dalam
tehnik SBAR di Rumah Sakit Sakit Anton
berkomunikasi SBAR (Situation
Soedjarwo Pontianak terbagai menjadi tiga
Background Assessment Recommendation)
yaitu mengenai pengetahuan perawat
dengan baik, mengatasi masalah perawat
memahami tehnik SBAR, dampak SBAR
dan tenaga kesehatan lain yang lupa
setelah di terapkan di Rumah Sakit Anton
menggunakan komunikasi efektif dengan
Soedjarwo Pontianak dan kemampuan
tehnik SBAR saat penyampaian kondisi dan
perawat berkomunikasi efektif dengan
kesehatan pasien kepada dokter atau pun
tehnik SBAR.
tenaga kesehatan lain nya, dari hasil analisis
Hasil wawancara menunjukan bahwa peneliti dapatkan pernyataan partisipan
ada beberapa partisipan memiliki bahwa SOP SBAR itu baik dan perawat
pengetahuan baik dan kurang baik saat merespon positif sehingga peneliti
menjelaskan komunikasi efekti dengan menemukan saling terkait bahwa SOP
tehnik SBAR, dari pernyataan partisipan SBAR membantu perawat dalam masalah
yang di dapatkan peneliti dari wawancara pengetahuan dan peningkatan kemampuan
mendalam kepada perawat, ada beberapa perawat dalam berkomunikasi SBAR,
perawat yang menjelaskan dengan baik dan sehingga SOP SBAR sangat perlu di
ada perawat yang menjelaskan dengan
berlakukan di setiap unit Rumah Sakit jadi ape yang dilapor kan ke dokter tu di
Anton Soedjarwo Pontianak. sampaikan ke kite terus kite cantumkan lah
kurang lebih. Gitu nda sih ?”
(P4)…..“SBAR itu kepanjangan dari
Situation, Background, Assessment, “Misal nye nih mengeluh ape ye , misal nye
Recommendation. Komunikasi perawat dan muntah lah ye, padahal dikeluhan awal nye
tim”. nda ade muntah nih masuk keruangan
muntah nda ade terapi obat muntah terus
“Situasi tu ya kita memperkenal kan diri kite
kita harus laporkan. Ini langsung
lah disini pasti misal nye kalo lagi nelpon
komunikasi nda nih?”
“izin dokter dengan perawat tiwi dari
ruangan Tri Brata (TB) ingin melaporkan “Situasi yang terjadi pada saat ini misal nye
nama pasien Rangga Hariyanto keluhan pasien seperti ape jadi itulah yang
kite laporkan ke dokter. Kite kasi tau ke
dengan umur 27 tahun kondisi pasien pada
dokter nye pasien nye yang mual, jam nye
saat ini misal kan nya demam 38,9 C nah
kapan, kalo ade muntah, muntah nye berape
itu untuk situasi”
kali.”
“Background nye itu keluhan pasien kita
“Emmmmm, dari dokter nye kan ye misal
sebutkan lagi diagnosa dokter kemarin tu
nye riwayat penyakit nya apa ? terus hasil
febris di hari ke 3 sekarang kondisi pasien
lab nye kite sampaikan kedokter atau pun
masih demam dengan suhu 38,9 C, sekarang
radiologi nye kalo itu ada terus tanda-tanda
pasien lagi mengigil dan sedang di kompres
vital, terapi yang digunakan. Dah sih itu jak,
hangat nah gitu. Terus kita lapor hasil
diagnose pertama yang masuk kerumah
tanda vital sign dan kita TTV lagi gitu ,
sakit”
“Dokter izin ada dapat tambahan atau
“Ooooo nda lah, pertama-tama kita kenal
masukan atau ada dapat terapi tambahan
kan dulu pasien nye, umur nye , diagnose
atau masukan dokter”
nye ape eeeee keluhan nye ape barulah
(P5)…..“SBAR tu, emmmm pakai bahasa langsung ke background nye. Kan gitu kite
kite jak ye. Jadi apa yag sudah kita laporkan sebut kan nama pasien nye dan juga
kita aplikasi kan kite catat dan kite ape ye perkenal kan diri perawat karena itu penting
name nye ? kaya ada penyelesaian masalah, juga sih”
“Asessment ye, tindakan nye kan ? tindakan dengan tehnik SBAR dalam penyampaian
yang akan, misal nye dokter nye kan kesehatan dan kondisi pasien secara baik,
eemmmm assessment mungkin masalah yang teratur, tersusun dan meminimalisir
disebab kan muntah nye karena ape “Oh kesalahan instruksi dari dokter ataupun
karena ibu makan terakhir kapan ? belum tenaga kesehatan lain berupa kesalahan
ade” mungkin itu problem nye jadi die kaya pemberian obat, kesalahan melakukan
gitu bise mual” tindakan atau intervensi kepada pasien dan
kesalahan dalam pemberian terapi. Kegiatan
“Kite yang rekomendasikan atau minta
komunikasi efektif dengan tehnik SBAR
rekomendasi dari dokter ape tindakan
dalam keperawatan berdampak pada
selanjut nye atau pemeriksaan ape atau
peningkatan mutu pelayanan asuhan
terapi ape yang mau diberikan same pasien
keperawatan yang diberikan, karena
selanjut nye untuk mual muntah nye.”
mempercepat pemberian asuhan
persepsi partisipan mengenai keperawatan atau intervensi kepada pasien,
pengetahuan perawat mengenai komunikasi mengefektifkan waktu perawat dalam
efektif dengan tehnik SBAR Situation, penyampaian kondisi dan kesehatan pasien
Background, Assessment, Recommendation antara dokter, perawat dan tenaga kesehatan
ialah komunikasi yang meminimalisir terjadi lain.
kesalahan dokter, perawat dan tenaga
Komunikasi efektif dengan tehnik
kesehatan lain saat berkomunikasi yang
SBAR keperawatan bermanfaat untuk
dilakukan perawat, dokter dan tenaga
meningkatkan kinerja perawat,
kesehatan lain dalam penyelesaian masalah
meningkatkan kualitas pemberian asuhan
dan penyampaian masalah kepada dokter
keperawatan. jika komunikasi efektif dengan
atau tenaga kesehatan lain dengan
tehnik SBAR ini dilaksanakan sesuai dengan
berkomunikasi via-telpon atau pun lisan
tehnik SBAR, dan perawat menggunakan
dengan menggunakan tehnik SBAR
tehnik SBAR (Situation Background
(Situation Background Assessment
Assessment Recommendation) dengan baik
Recommendation).
maka akan berdampak dalam kualitas
Pengetahuan komunikasi efektif pemberian asuhan keperawatan atau
dengan tehnik SBAR ialah kemampuan intervensi salah satunya meningkatkan mutu
perawat dalam berkomunikasi efektif pelayanan yang diberikan kepada pasien,
selain itu juga untuk membantu perawat perawat, dari hasil penelitian yang
dalam berkomunikasi efektif antara dokter ditemukan perawat memiliki kemampuan
atau tenaga kesehatan lain sehingga baik dan cukup baik untuk melakukan
mendapatkan hubungan kolabarosi yang komunikasi efektif dengan tehnik SBAR,
baik antara perawat, dokter, dan tenaga perawat mengetahui tentang komunikasi
kesehatan lain untuk meminimalisir efektif dengan tehnik SBAR. Hasil
kesalahan-kesalahan pengintruksian serta wawancara menunjukan bahwa semua
membantu berkomunikasi yang efektif dan partisipan di setiap unit menyatakan bahwa
efisien. selalu menggunakan komunikasi efektif
dengan tehnik SBAR saat penyampaian
Kemampuan perawat berkomunikasi
kondisi dan kesehatan pasien kepada dokter
dengan tehnik SBAR (situation
atau pun tenaga kesehatan lain nya.
background assessment recommendation)
(P7)…..“ “ada pasien name nye safe, izin
Hasil wawancara menunjukan bahwa
kan hallo dokter izin dengan perawat nisa
semua partisipan memliki kemampuan
diruangan CV izin melaporkan ini ada
berkomunikasi efektif dengan tehnik SBAR
pasien atas nama ini umur segini diagnose
dalam berkomunikasi, dari hasil analisis
nye ini sekarang ini ngeluh sesak terus
peneliti melalui wawancara semistrucuture
akral nye hangat, TTV nye sekian sekian,
interview ada beberapa perawat yang lupa,
terus sudah terpasang oksigen tadi malam 2
dan bingung saat menjelaskan SBAR.
litter permenit, obat nye ini ini ini mohon
Kemampuan berkomunikasi tehnik SBAR
instruksi dokter kaya gitu dan tunggu
perawat, apabila baik tetapi tidak didorong
instruksi dari dokter nye kaya gitu. Ini ini
oleh kebijikan rumah sakit secara otomatis
dah”
perawat akan malas dan lalai untuk
menjalani komunikasi efektif SBAR. (P1)..…“Ohh tehnik nye, tehnik nye yang
Pengaruh kebijkan yang diberikan rumah pertamekan misalnye kite liat nih ade
sakit memberikan efek yang begitu besar pasien name agus nih kan penyakit jantung
sehingga menjadi kekuatan yang harus di CHF sesak kan tibe-tibe sesak siturasi nye
ikuti oleh perawat, berjalan nya komunikasi turun menjadi 90 TTV ape segale macam
efektif dengan tehnik SBAR dikatakan baik normal namun cuman sesak jak, langsung
dikarenakan kebijkan yang mengikat kite telpon dokter penanggung jawab ,
kebetulan dokter nye dokter petrus kite perawat pelaksana Rumah Sakit Anton
telpon dokter petrus ngangkat “ Hallo Soedjarwo Pontianak untuk melakukan
selamat siang dok , izin laporrr ini pasien evaluasi kepada perawat nya dengan
dokter di TB 1 atas name Agus dengan melakukan seminar pelatihan, role-play dan
diagnose jantung CHF ini sesak dok, terapi kemudian di evaluasi lagi selama satu bulan
yang sudah didapat kite sebut kan satu-satu sekali untuk mengetahui apakah kemampuan
gulasemid, turosemid dan porosemid dok perawat setelah diberi pelatihan komunikasi
yang sudah diberikan. Mohon intruksi dok efektif SBAR mengalami peningkatan dan
diberikan tambahan eeee mohon intruksi meningkat pemahaman perawat mengenai
pasien ini mau di apakan dok ? nah dokter pengetahuan perawat dengan tehnik SBAR
bilang , Oooo udah langsung pasang karena dari beberapa jurnal yang peneliti
oksigen 5 liter / menit ok dok sama kasi temukan ada beberapa jurnal yang
injeksi misal nye injeksi purosemid nantik menunjukan ada nya hubungan baik tehnik
dokter eeee perawat mengulangi kembali, pelatihan seminar dan role-play terhadap
dok izin dok tadi kasi O2 5 liter/menit same pengetahuan dan pemahaman perawat
injeksi purosemid satu x satu ya dok, Ok iya mengenai komunikasi efektif SBAR, dalam
betul hah dah nanti si pelapor bertanda hal ini perawat manajemen, karu (kepala
tangan di formulir si dokter besok nye atau ruangan) dan perawat pelaksana berinisiatif
kalo misal nye datang langsung ttd tapi untuk mengadakan seminar pelatihan dan
dalam peraturan tidak boleh melebihi dari role play dengan tehnik SBAR dalam
24 jam dokter harus bertanda tangan. meningkat kan kemampuan dan komunikasi
Sebelum nye pertame yang harus kite ingat, perawat dengan SBAR
tehnik anamesis nye ke pasien supaya
Dampak SBAR setelah di terapkan di
pelaporan tu tidak salah jadi misalnye TTV
Rumah Sakit Anton Soedjarwo
di ukur dulu, suhu di ukur dulu, riwayat
Pontianak.
penyakit, terus keluhan sekarang, obat-obat
yang sudah didapatkan begituk.” Hasil wawancara menunjukan bahwa
semua partisipan dan tenaga kesehatan lain
Asumsi peneliti kemampuan perawat
merasakan dampak yang positif dari
dalam menggunakan komunikasi efektif
berkomunikasi efektif dengan tehnik SBAR
dengan tehnik SBAR harus diperhatikan
(Situation Background Assessment
dengan baik oleh perawat manajemen dan
Recommendation), dari pernyataan mengerti kondisi pasien seperti ini, die yang
partisipan yang partisipan berikan kepada menerima instruksi terus dokter verifikasi
peneliti didapat kan : perawat dan tenaga jadi tu lebih terarah lah.”
kesehatan lain merasa terbantu pekerjaan
Damapak SBAR begitu positif yang
nya saat penyampaian kondisi dan kesehetan
dirasakan partisipan dan tenaga kesehatan
pasien dengan ada nya SBAR (Situation
lain diharapkan dapat meningkatkan
Background Assessment Recommendation),
semangat dan motivasi perawat untuk terus
mempermudah penyampaian kondisi pasien,
meningkatkan berkomunikasi efektif dengan
melindungi partisipan, lebih terarah,
tehnik SBAR sehingga pengetahuan,
meminimalisir kesalahan pemberian
kemampuan dan kualitas perawat semakian
tindakan terapi atau obat, mengefektifkan
baik dalam berkomunikasi efek dengan
waktu dalam konsultasi masalah pasien,
tehnik SBAR. Artinya apabila perawat
membuat perawat percaya diri dalam
memiliki semangat dan motivasi untuk
penyampaian kondisi dan kesehatan pasien.
meningkatkan komunikasi efektif dengan
(P1)…..“Dampak lebih baik, menghindari tehnik SBAR di Rumah Sakit Anton
kesalahan dalam pemberian terapi. Waktu Soedjarwo Pontianak akan semakin baik
dulu dokter cuman mengetahui nama pasien dalam memberikan jaminan keselamatan
dan keluhan pasien tapi dokter tidak pasien dalam kenyamanan dan keamanan.
mengetahui riwayat penyakit pasien dan
Hasil dari analisis data menunjukan
langsung memberikan terapi. Sekarang
ada nya perbedaan sebelum dan sesudah
sudah terancang dan terancang sesuai SOP
komunikasi efektif dengan tehnik SBAR
dan semoge komunikasi SBAR nih berjalan
diterapkan, dulu risiko terjadi nya kesalahan
dengan baik.”
perawat sangat besar terutama untuk
(P5)…..“Yang pertama komunikasi nye mengenai obat-obatan yang memiliki nama
lebih efektif karena sudah tertata kan, terus yang hampir mirip sehingga berisiko terjadi
yang kedua lebih eeeee dokter tu lebih nya kesalahan dan komunikasi yang tidak
percaye lah karena kite melakukan tehnik efektif dalam hal ini akan memperlambat
SBAR dengan dokter nye kan itu diverifikasi pemberian asuhan keperawatn atau tindakan
lagi dengan dikasi tanda tangan nah disitu kepada pasien yang membutukan tindakan
tuh dokter bise lihat eeee ooo perawat nye segera dari perawat, dan di dapatakan hasil
analisis data setelah ada nya komunikasi terhadap Kemampuan berkomunikasi
efektif dengan tehnik SBAR mempermudah perawat menggunakan komunikasi
perawat dan tenaga kesehatan lain dalam efektif dengan tehnik SBAR baik di
menyampaikan kondisi dan kesehatan pasien karenakan ada beberapa partisipan
secara efektif, meminimalisir kesalahan selalu melakukan komunikasi SBAR
dalam pemberian obat-obatan, intervensi di setiap pelaporan via-telpon dan
dan mengefesiensikan waktu perawat dalam perawat sudah terbiasa menggunakan
pelaporan kondisi dan kesehatan pasien. komunikasi efektif dengan tehnik
SBAR di setiap unit rumah sakit,
KESIMPULAN
akan tetapi meskipun dikatakan baik
Kesimpulan penelitian yaitu : ada beberapa perawat yang memiliki
kemampuan berkomunikasi efektif
1. Pengetahuan perawat dalam
dengan SBAR masih terkendala yang
memahami komunikasi efektif
disebabkan oleh pengetahuan
dengan tehnik SBAR terbagi
perawat, perawat yang lupa apa itu
menjadi dua katagori yaitu memiliki
SBAR dan perawat yang masih
pengetahuan berkomunikasi efektif
bingung membedakan Situation
dengan tehnik SBAR nya baik arti
Background Assessment
nya perawat menjelaskan sesuai
Recommendation.
dengan tehnik SBAR secara
3. Dampak yang di rasa kan setelah
menyeluruh dan pengetahuan
tehnik komunikasi efektif dengan
komunikasi efektif dengan tehnik
tehnik SBAR diterapkan di Rumah
SBAR perawat yang berkomunikasi
Sakit Anton Soedjarwo Pontianak,
SBAR nya cukup baik arti nya
dampak tehnik SBAR ini sangat
perawat menjelaskan belum sesuai
membantu perawat dan tenaga
dengan tehnik SBAR secara
kesehetan lain dalam penyampaian
menyeluruh.
atau pelaporan kondisi dan kesehatan
2. Kemampuan berkomunikasi perawat
pasien yang disampaikan perawat
menggunakan komunikasi efektif
kepada dokter atau tenaga kesehatan
dengan tehnik SBAR tingkat
lain dalam hal ini memberikan
berkomunikasi partisipan di Rumah
dampak yang positif karena perawat
Sakit Anton Soedjarwo Pontianak
rata-rata semua perawat atau tenaga and Lecturing on Communication
Skill of Nurses. Journal of Caring
kesehatan lain merasa terbantu
Sciences. Vol3. No2. Hlm 141-147.
adanya tehnik SBAR. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme
d/25276757
DAFTAR PUSTAKA 6. Christensen, Paula J. (2009)
: Nursing Process:Aplication of
1. Achrekar, M, S, Murthy, V, Kanan, Conceptual Models, 4th ed. St.Louis:
Mosby-Year Book, Inc.
S, Shetty, R, Nair, M & Khatty, N.
7. Darliana, D. (2016). Hubungan
(2016). Introduction of Situation, Pengetahuan Perawat Dengan Upaya
Background, Assessment, Penerapan Patient Safety Di Ruang
Recommendation into Nursing Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Practice: A Prospective Study. Asia- Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda
Pacifi c Journal of Oncology Aceh. Idea Nursing Journal. VolVII.
Nursing. Vol3. No1. ISSN 2087-2879.
www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ar
/view/6469
ticles/PMC5123547/ 8. Dharma,K, K. (2015). Metodologi
2. Afiyanti, Y & Rachmawati, I, N. Penelitian Keperawatan Panduan
(2014). Metodologi Penelitian Melaksanakan dan Menerapkan
Kualitatif dalam Riset Keperawatan. Hasil Penelitian. Jakarta : Trans Info
Depok : PT Rajagrafindo Persada. Media.
3. Arrum, D, Salbiah & Manik, M. 9. Fadillah, A & Yusianto, W. (2016).
(2015). Knowledge of Health Perbedaan Pelaksanaan Timbang
Workers in The Patient Safety in The Terima Pasien sebelum dan sesudah
Hospital of Sumatera Utara. Idea Menggunakan Komunikasi SBAR
Nursing Journal. VolVI. No2. ISSN Terhadap Penerapan Patient Safety
2087-2879. oleh Perawat Pelaksana di RS. Siti
www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article Khodijah sepanjang Sidoarjo Jawa
/viewFile/6529/5349 Timur. Jurnal Keperawatan dan
4. Blom, L, Petersson, P, Hagell, P & Kesehatan Masyarakat. Vol1. No5.
Westergren. (2015). The Situation, ISSN 2252-8865.
Background, Assessment and jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.
Recommendation (SBAR) Model for id/index.php/stikes/article/view/144
Communication between Health 10. Fatimah, F,S & Rosa, E, M. (2014).
Care Professionals: A Clinical Effectiveness Patient Safety
Intervention Pilot Study. Training; SBAR Communication in
International Journal Of Caring Nursing to Reduce of Error Drug
Sciences. Vol 8. Issue 3. Page 530. Injection Administration at PKU
http://www.internationaljournalofcar Muhammadiyah Hospital Unit II
ingsciences.org/docs/2_2- Yogyakarta. Journal Ners And
Blom_8_3.pdf Midwifery Indonesia. Vol2. No1.
5. Chahar Toghia Narger,Shahnaz ISSN 2354-7642. hlm 32-41.
Ahrari & Alikhah Shahnaz, 2015. ejournal.almaata.ac.id/index.php/JN
Comparison the Effect of Teaching KI/article/download/23/22
of SBAR Technique with Role Play
11. Garret, H. (2016). Effective 17. Kemenkes RI .(2009). Undang-
Perioperative Commununication to undang Republik Indonesia Nomor.
Enhance Patient Care. AORN 44 Tahun 2009, Tentang Rumah
Journal. Vol104. No2. Sakit, Jakarta.
https://www.aorn.org/websitedata/ce http://www.depkes.go.id/resources/d
article/pdf_file/CEM16526-0001.pdf. ownload/peraturan/UU%20No.%20
12. Herwati, T,Y. (2015). Patient Safety 44%20Th%202009%20ttg%20Ruma
Culture Inpatient In The Hospital X h%20Sakit.PDF
District Jember. Jurnal IKESMA. 18. Ladesvita, F & Khoerunnisa, N.
Vol11. No1. (2017). Dampak Komunikasi
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IK Terapeutik Perawat Dengan
ESMA/article/view/4350 Kepuasan Pasien Di Puskesmas
13. Hilda, Noorhidayah & Arsyawin. Warakas Jakarta Utara. Jurnal
(2017). Faktor – Faktor Yang Akademi Keperawatan Husada
Mempengaruhi Penerapan Karya Jaya. Vol3. No1. ISSN 2442-
Komunikasi Efektif Oleh Perawat Di 501X.
Ruang Rawat Inap. Mahakam ejurnal.husadakaryajaya.ac.id/index.
Nursing Journal. Vol2. No1. hlm 09- php/JAKHKJ/article/download/44/44
17. ejournalperawat.poltekkes- 19. Lalongkoe, M, R. (2013).
kaltim.ac.id/ojs/index.php/nursing/ar Komunikasi Keperawatan Metode
ticle/view/27 Berbicara Asuhan Keperawatan.
14. Hilda, Nurhidayah & Arsyawina. Yogyakarta : Graha Ilmu.
(2017). Faktor-Faktor yang 20. Lestari Dilla Fitri Ayu, Suryani
Mempengaruhi Penerapan Maria Suryani & Mekawatidi
Komunikasi Efektif oleh Perawat di Wulandari, (2014). Pengaruh Operan
Ruangan Rawat Inap. Mahakam Dengan Metode Sbar Terhadap
Nursing Jounal. Vol2. No1. Hlm 09- Pendokumentasian Implementasi Dan
17. ejournalperawat.poltekkes- Evaluasi Asuhan Keperawatan di
kaltim.ac.id/ojs/index.php/nursing/ar Ruang Flamboyan II Rsud Kota
ticle/view/27 Salatiga. Jurnal Ilmu Keperawatn
15. Ismainar Hetty Dahesihdewi & dan Kebidanan.
Dwiprahasto iwan, (2012). Download.portalgaruda.org/article.
Leadership and Communication php?...pengaruh%20operan%20den
Effectiveness on Patient Safety gan%
Teamwork Ibnu Sina Islamic 21. Moleong, L, J. (2006). Metodologi
Hospital Pekanbaru Riau. Jurnal Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Kesehatan Komunitas. Vol2. No1. Bandung : PT REMAJA
16. Ismainar, H, Dahesihdewi, A & ROSDAKARYA
Dwiprahasto. (2012). Leadership 22. Narayan, C, M. (2013). Using SBAR
And Communication Effectiveness Communications in Efforts to
On Patient Safety Teamwork Ibnu Prevent Patient Rehospitalizations.
Sina Islamic Hospital Pekanbaru Home Healthcare Nurse. Vol 13. No
Riau. Jurnal Kesehatan Komunitas. .
Vol2. No1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme
jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/ar d/24081133
ticle/view/34
23. Nasir, A, Muhith, A, Sajidin, M & 30. Rokmah, N, A & Anggorowati.
Mubarak, W, I. (2011). Komunikasi (2017). Komunikasi Efektif Dalam
Dalam Keperawatan Teori dan Praktek Kolaborasi Interprofesi
Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika. Sebagai Upaya Meningkatkan
24. Permenkes RI .(2012). Peraturan Kualitas Pelayanan. Journal of
Menteri Kesehatan Indonesia. No. Health Studies. Vol1. No1. hlm 65-
413/Menkes/Per/XII/2012, 71.
Akreditasi Rumah Sakit. https://ejournal.unisayogya.ac.id/ejo
ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/b urnal/index.php/JHeS/article/downlo
n/2012/bn413-2012.pdf ad/186/122
25. Permenkes RI .(2017). Peraturan 31. Santoso Arif R & Pudjiraharjo
Menteri Kesehatan Republiks Widodo. R, (2013). (Improving
Indonesia. No. Performance of Nursing Documentation
308/Menkes/Per/XI/2017, Tentang Based on Knowledge Management
Keselamatan Pasien. Pencabutan. Through SECI Concept Model’s. Jurnal
ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/b Ners. Vol8. No2. Hlm 330-341.
n/2017/bn308-2017.pdf https://e-
26. Perry & Potter. 2005. Fundamental journal.unair.ac.id/JNERS/article/vi
of Nursing, Concept, Process, and ew/3850
Practice: Edisi 4, Penerbit Buku 32. Saryono. (2017). Metodologi
Kedokteran EGC: Jakarta Penelitian Kualitatif dalam
27. Ramadanty, S. (2014). Penggunaan Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Komunikasi Fatis dalam Pengelolaan Medika.
Hubungan di Tempat Kerja. Jurnal 33. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Ilmu Komunikasi. Vol5. No1. hlm 1- Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D.
118. Bandung : ALFABETA, CV.
https://ejournal.unri.ac.id/index.php/ 34. Sukesih & Istanti Permatasari Yuni,
JKMS/article/view/2556 (2015). Peningkatan Patient Safety
28. Rekiki Fitrianola & Utami Sri Ghita. Dengan Komunikasi Sbar. University
(2017). Faktor yang Berhubungan Research Coloquium. ISSN 2407-
Dengan Penerapan Komunikasi 9189.
SBAR di Ruang Rawat Inap. Jurnal https://publikasiilmiah.ums.ac.id/han
Human Care. Vol1. No2 dle/11617/6903?show=full
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/human 35. Sukesih & Istanti, Y, P. (2015).
care/article/download/35/pd Peningkatan Patient Safety dengan
29. Rokmah Ariyani Noor & Komunikasi SBAR. University
Anggorowati, (2017). Komunikasi Research Coloquium. ISSN 2407-
Efektif Dalam Praktek Kolaborasi 9189.
Interprofesi Sebagai Upaya http://download.portalgaruda.org/ar
Meningkatkan Kualitas Pelayanan. ticle.php?article=356910&val=426
Mahakam Nursing Journal Vol2. &title=peningkatan%20patient%20s
Hlm 65-71. afety%20dengan%20komunikasi%20
https://ejournal.unisayogya.ac.id/ejo sbar.
urnal/index.php/JHeS/article/downlo 36. Sumarni. (2017). Analisis
ad/186/122. Implementasi Patient Safety Terkait
Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit. Jurnal
Ners dan Jurnal Kebidanan. Vol5.
No2. ISSN 2503-1856.
ejournal.almaata.ac.id/index.php/JN
KI/article/download/428/415
37. Syagitta, M, Sriati, A & Fitria, N.
(2017). Persepsi Perawat Terhadap
Pelaksanaan Komunikasi Efektif di
IRJ Al-Islam Bandung. Jurnal
Keperawatan BSI. VolV. No2. ISSN :
2338-7246.
ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/j
k/article/download/2629/1791
38. Ulva, F. (2017). Picture of Effective
Communication in the Application of
Patient Safety (Case Study of
Hospital X In Padang City). Jurnal
Pembangunan Nagari. Vol2. No1.
hlm 95-102.
ejournal.sumbarprov.go.id/index.php
/jpn/article/download/17/15/
39. Walansendow, V,L, Pinontoaan, O,
R & Rompas, S, S. (2017).
Hubungan Antara Sikap Dan Teknik
Komunikasi Terapeutik Perawat
Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap
Di Ruang Eunike Rsu Gmim
Kalooran Amurang. e-journal
Keperawatan (e-Kp). Vol5. No1.
https://media.neliti.com/media/public
ations/106937-ID-hubungan-antara
sikap-dan-teknik-komunik.pdf.

Anda mungkin juga menyukai