Anda di halaman 1dari 16

METODELOGI PENELITIAN

RESUME

OLEH :

NAMA : NI PUTU LINDA KUSUMA WARDANI

NIM : 17.321.2701

KELAS : A11-A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

TAHUN AJARAN 2019/2020


RESUME METODELOGI PENELITIAN

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Penelitian

Ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu “ ilm” yang artinya adalah memahami,
mengerti atau mengetahui. Ilmu dalam bahasa Inggris adalah “science” yaitu sejenis
pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset terhadap objek-objek yang empiris; hal
ini dapat berpengaruh pada kebenaran sains tersebut. Sebenarnya banyak sekali
pengertian atau definisi tentang ilmu, tetapi pada akhirnya mereka menyimpulkan pada
satu tujuan yang sama. Ilmu merupakan hal yang sangat penting karena dengan adanya
ilmu maka manusia tidak akan disebut bodoh, dengan manusia memiliki ilmu maka
segala apa yang diciptakan dapat digunakan sebaik-baiknya. Tetapi kegunaan ilmu ini
tergantung dari tujuan manusia, karena dengan memiliki ilmu yang tinggi maka manusia
dapat berbuat semena-mena, jika tujuan manusia adalah untuk kebaikan dunia ini maka
tidak akan terjadi kekacauan dan perilaku-perilaku yang menyimpang. Ilmu mempunyai
karakteristik atau sifat yang menjadi cirri khas dari ilmu, yang dikemukakan oleh
beberapa pakar antara lain:
1. Randall dan Buchler mengemukakan ada beberapa cirri umum ilmu, yaitu : hasil
ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama, hasil ilmu kebenarannya
tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan, dan obyektif tidak tergantung pada
pemahaman secara pribadi.
2. Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa salah satu sifat ilmu adalah
koheren yakni tidak kontradiksi dengan kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan
metode pengembangan ilmu, ilmu memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang reliable,
valid, dan akurat. Artinya, usaha untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu
dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang memiliki
keterandalan dan keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang
memiliki akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Selain itu dapat
memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal.
3. Ismaun (2001) mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut : obyektif;
ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak berdasarkan pada
emosional subyektif, koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak kontradiksi dengan
kenyataan, reliable; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat
ukur dengan tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi, valid; produk dan cara-cara
memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keabsahan
(validitas) yang tinggi, baik secara internal maupun eksternal, memiliki
generalisasi; suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum, akurat; penarikan
kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi, dan dapat melakukan
prediksi; ilmu dapat memberikan daya.
Sebuah pengetahuan dapat dikatakan ilmu apabila mempunyai syarat sebagai
berikut:
a. Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti, baik yang berhubungan
dengan alam (kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial). Ilmu
mensyaratkan adanya obyek yang diteliti. Lorens Bagus (1996)
menjelaskan bahwa dalam teori skolastik terdapat pembedaan antara
obyek material dan obyek formal. Obyek formal merupakan obyek
konkret yang disimak ilmu. Sedang obyek formal merupakan aspek
khusus atau sudut pandang terhadap ilmu. Yang mencirikan setiap ilmu
adalah obyek formalnya. Sementara obyek material yang sama dapat
dikaji oleh banyak ilmu lain.
b. Ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu, yang di dalamnya berisi
pendekatan dan teknik tertentu. Metode ini dikenal dengan istilah metode
ilmiah. Dalam hal ini, Moh. Nazir, (1983:43) mengungkapkan bahwa
metode ilmiah boleh dikatakan merupakan suatu pengejaran terhadap
kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena
ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interrelasi yang sistematis dari
fakta-fakta, maka metode ilimiah berkehendak untuk mencari jawaban
tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian
sistematis. Almack (1939) mengatakan bahwa metode ilmiah adalah cara
menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode
ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesutu
interelasi.
c. Pokok permasalahan(subject matter atau focus of interest). ilmu
mensyaratkan adanya pokok permasalahan yang akan dikaji. Masalah-
masalah itu akan berubah dengan sendirinya dari sesuatu yang mudah
menjadi sesuatu yang sulit, dari sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu
yang rumit, atau dari sesuatu yang kecil menjadi besar sehingga akan sulit
untuk dipecahkan. Sehingga masalah-masalah itu akan dibawa ke dalam
pembedahan ilmu, hal ini akan menjadi sesuatu yang diperselisihkan dan
diperdebatkan.
d. Banyak cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, tergantung dari kita
sampai sejauh mana kita ingin mengetahui tentang suatu masalah begitu
juga dengan pemecahannya.

Pada umumnya, kita akan memperoleh pengetahuan tersebut melalui dua cara,
yaitu: melalui orang lain dan pengalaman diri sendiri secara langsung. Tetapi
pengetahuan juga dapat diperoleh dengan cara:

a. Akal sehat
Pengetahuan ini dapat diperoleh secara mudah oleh semua orang, tetapi
pengetahuan ini didasarkan pada emosional seseorang. Apabila seseorang sedang
mendapatkan masalah, tetapi dia dapat mengendalikan emosinya maka ia akan
dengan mudah menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan akal sehat. Cara
ini disebut juga dengan metode keteguhan, dimana seseorang akan menerima
suatu kebenaran karena ia telah yakin akan kebenaran tersebut.
b. Otoritas
Pengetahuan didasarkan pada penghormatan atas kekuasaan seseorang atau
sesuatu tanpa kritik.
c. Intuitif
Pengetahuan ini didapatkan berdasarkan pengalaman atau firasat, sehingga
pengetahuan yang didapat mudah diingat dan apabila suatu hari terjadi kembali
masalah yang serupa akan dengan mudah menyelesaikannya. Karena dengan
pengalaman banyak hal yang dapat diperbaiki dalam memecahkan soal.
d. Logika
Pengetahuan yang didasarkan pada kebenaran rasional atau logika.
e. Empiris
Pengetahuan diperoleh dari objek pegetahuan itu sendiri, pengetahuan diperoleh
dari data-data hasil penelitian.
f. Metode metafisik
Pengetahuan ini didapatkan melalui metafisik, yaitu sebuah jawaban yang
ditemukan dalam dunia empiris dicari dalam dunia supernatural (dunia tidak
nyata)
g. Metode ilmiah
Pengetahuan ini diperoleh melalui proses deduksi dan induksi, dimana setiap
masalah-masalah yang ditemukan di dunia empiris maka jawabannya juga harus
dicari dalam dunia empiris, melalui proses deduksi dan induksi yang dilakukan
secara sistematis. Dalam ilmu pengetahuan terdapat masalah-masalah yang
berkisar pada tiga hal, yaitu: ontologi, epistemology dan aksiologi. Ketiga hal
tersebut merupakan pertanyaan dalam suatu masalah.

Penelitian merupakan salah satu cara manusia menemukan kebenaran. Penelitian


merupakan suatu penyelidikan secara sistematik, terkontrol, empirik, dan kritis mengenai
proporsi hipotesis mengenai hubungan yang diperkirakan ada antara gejala-gejala ilmiah
(Ardhana, 1987). Penelitian merupakan penyelidikan sistematis terhadap masalah tertentu
dengan menggunakan metode ilmiah dan mengumpulkan bukti yang cukup representative
sebagi dasar utnuk menarik kesimpulan. Peneliti menggunakan nalaran logis dan
menghindari keraguan dalam menarik kesimpulan. Penelitian adalah proses pemunculan
masalah dan menemukan atau menjawab masalah (Malhotra, 2006 dalam Sangadji dan
Sopiah, 2010). Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan
penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat
dipecahkan (Parsons, 1946 dalam Hamid, 2011). Penelitian adalah suatu pencarian fakta
menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan
menghasilkan dalil atau hukum (John, 1949 dalam Hamid, 2011). Hakikat penelitian
adalah kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu
masalah. Pengetahuan yang diperoleh berupa fakta konsep generalisasi dan teori yang
memungkinkan manusia dsapat memahami fenomena dan memecahkan masalah yang
dihadapi (Sangadji dan Sopiah, 2010). Menurut kamus Webster’s new International
penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-
prinsip, yaitu suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Menurut
ilmuwan Hillway (1956) dalam Hamid (2011) penelitian tidak lain dari suatu metode
studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati sempurna terhadap
suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Whitney (1960) dalam Hamid (2011) menyatakan bahwa disamping untuk memperoleh
kebenaran, kerja menyelidik harus pula dilakukan secara sungguh-sungguh dalam waktu
yang lama. Dengan demikian penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan
kebenaran, sehingga penelitian juga merupakan metode berpikir secara kritis.
Berdasarkan definisi penelitian, maka nyata bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan
yang terorganisasi. Penelitian dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi
artian yang terus menerus terhadap sesuatu. Penelitian juga merupakan percobaan yang
hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru. Penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah (scientific method) disebut penelitian ilmiah (scientific research). Dalam
penelitian ilmiah ini selalu ditemukan dua unsur penting, yaitu unsur observasi
(pengamatan) dan unsur nalar(reasoning) (Ostle, 1975 dalam Hamid, 2011). Unsur
pengamatan merupakan kerja dengan mana pengetahuan mengenai fakta-fakta tertentu
diperoleh melalui kerja mata (pengamatan) dengan menggunakan persepsi (sense of
perception) (Hamid, 2011). Masalah yang akan dijawab melalui penelitian disebut
masalah penelitian. masalah peneltiian bisa disebebkan banyak hal. Masalah muncul
karena manusia mengalami kesulitan dalam hidup yaitu adanya ketidaksesuaian atau
kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang aktual. Sebagai contoh,
seorang mahasiswa yang tinggal ditempat kos setiap bulan harus mengelola keuangannya
serta menghadapi banyak kebutuhan sementara jumlah dana yang dimilikki jumlahnya
terbatas. Permasalahannya adalah cara mengelola keuangan dengan baik agar semua
kebutuhan dapat terpenuhi dengan dana terbatas (Sangadji dan Sopiah, 2010). Menurut
Ardhana (1987), penelitian memiliki tiga ciri pokok, yaitu:
1. Penelitian bersifat sistematik dan terkontrol, yang mendasarkan cara kerjanya pada
metode induktif dan deduktif.
2. Penelitian bersifat empirik, artinya dalam usaha menguji kesahihan, penelitian
berpaling pada pengalaman.
3. Penelitian bersifat mengoreksi diri sendiri, artinya metode ilmiah bukan saja telah
membangun mekanisme untuk melindungi peneliti dari kemungkinan membuat
kesalahan, sejauh ang bisa dilakukan manusia, akan tetapi prosedur dan hasil-hasilnya
selalu terbuka untuk diperiksa orang lain. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa
penelitian merupakan perpaduan antara pengalaman dan penalaran dan harus
dianggap sebagai pendekatan yang paling berhasil dalam menemukan kebenaran,
khususnya ilmu alamiah (Ardhana, 1987).
B. Pendekatan Penelitian (Induktif- Deduktif)
Pendekatan deduktif adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik
satu atau lebih kesimpulan berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem
deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode
deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum
ke sesuatu yang khusus. Contoh: Jika meneliti konsumsi rumah tangga untuk minyak,
maka sebelum turun ke lapangan yang dipersiapkan adalah teori konsumsi, permintaan
dan penawaran barang, dll. pertanyaan yang akan diajukan sudah jelas dan hampir baku,
sampelnya jelas, dll. artinya sudah disiapkan semua tinggal cari data. Metode deduktif
dalam tahapan-tahapannya, sama dengan metode lain, yaitu:
1. Tahapan Sepekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”).
2. Tahapan Observasi dan klasifikasi, dan
3. Tahapan perumusan hipotesis
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah
pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to
the general). Contoh:
Bisa jadi langsung ke lapangan untuk wawancara secara mengalir (contoh penelitian
tentang konflik pilkada di desa X) artinya tidak perlu pakai kuesioner tapi tetapi
menggunakan interview guide dan biasanya jenis pertanyaan terbuka dan di lapangan.
C. Pengertian Metodologi Penelitian, Berfikir dan Bersikap Ilmiah serta Urgensi
Metodolog Penelitian dalam pengembangan IPTEK
Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu; dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi
metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama
untuk mencapai suatu tujuan.Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris
research berarti kembali dan search berarti mencari. Dengan demikian research berarti
mencari kembali. Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu
sistematika. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan
menganalisis sampai menyusun laporannya. Metodologi penelitian adalah ilmu mengenai
jalan yang dilewati untuk mencapai pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti
kebenarannya harus dapat dipercayai. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan in)ormasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan
pengertian dan landasan-landasan di atas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian
adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang menbicarakan atau mempersoalkan
mengenai cara-cara melaksanakan penelitian berdasarkan fakta- fakta atau gejala-gejala
secara ilmiah yang teruji kebenarannya.
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. logis masuk akal, dibahas
secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan.Untuk
melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana beerpikir. Tersedianya sarana
tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cerpat.
Bersikap ilmiah adalah merupakan salah satu sikap tanggung jawab seorang
peneliti untuk berperan serta mengembangkan ilmunya. Sikap ilmiah terdiri dari :
a. Berpikir sederhana"
Cara menyatakan pendapat atau cara pengujian dilkukan dengan cara sederhana.
apabila suatu gejala dapat dijelaskan secara memadai oleh suatu penjelasan yang
sederhana, tidak perlu dilakukan secara berputar- putar dan dipandang rumit.
b. Sikap tidak memihak
Ilmu tidak dimaksudkan membuat penilaian baik atau buruk, tetapi semata-mata
mencari kebenaran. Seorang peneliti tidak boleh memutar balikkan fakta dan
berpihak pada preverensi politik, agama, maupun moral tertentu.
c. Sikap sabar
Seorang peneliti tidak boleh mudah menyerah dan kuat menerima tekanan dalam
usaha mempertahankan pendapatnya dan tetap berusaha mencari fakta yang lain
sebagai dukungan pernyataan dimaksud.
d. Bersikap skeptic
Skeptis diartikan yaitu harus tetap bersikap tidak mudah percaya pada pernyataan
selama hal tersebut belum didukung oleh data yang cukup kuat. Seorang peneliti
harus berhati-hati dan teliti dalam memberikan penilain pada pernyataan ilmiah.
Sikap ini yang menyebabkan seorang peneliti selalu kritis terhadap persoalan yang di
hadapi.
e. Bersikap obyektif
yaitu menilai suatu masalah atau gejala sebagimana adanya.
f. Bersifat
Seorang peneliti harus mengusai ilmunya, tidak memihak pada suatu kepentingan
tertentu diluar konteks dan harus mempunyai keyakinan berdasarkan atas fakta yang
diperoleh.

Urgensi Metodologi penelitian sangat erat hubungannya dengan perkembangan


IPTEK, dikarenakan dalam perkembangan IPTEK di butuhkan proses yang
membutuhkan data atau fakta yang mendukung kemajuan IPTEK tidak jauh dari
penelitian, dimana dalam penelitian membutuhkan komunikasi untuk suatu proses
mengalihkan suatu ide dari sumber ke satu penerima atau lebih dengan maksud dapat
merubah perilaku, persepsi tentang sesuatu. Komunikasi di tekankan sebagai pemindahan
ide, gagasan, lambang dan didalam prose situ melibatkan orang lain dalam suatu
penelitian. IPTEK dapat berperan sebagai media dalam penelitian yaitu dengan
perkembangan IPTEK seorang peneliti dapat mempulikasikan temuanya kepada
masyarakat banyak, serta begitu juga sebaliknya yaitu dengan penelitian para peneliti
atau ilmuan dapat membuat suatu teknologi sebagai sarana untuk kemudahan masyarakat,
sehingga dengan begitu IPTEK akan meningkat.
D. Perkembangan Metodologi Ilmu dan Penelitian
Ilmu pengetahuan memiliki sifat utama yaitu tersusun secara sistematik dan runtut
dengan menggunakan metode ilmiah. Karenanya sementara orang menganggap perlunya
memiliki sikap ilmiah untuk menyusun ilmu pengetahuan tersebut atau dengan kata lain
ilmu pengetahuan memiliki tiga sifat utama tersebut, yaitu
1. Sikap ilmiah
2. Metode ilmiah
3. Tersusun secara sistematik dan runtut

Sikap ilmiah menuntun orang untuk berpikir dengan sikap tertentu. Dari sikap tersebut
orang dituntun dengan cara tertentu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan. Selanjutnya
cara tertentu itu disebut metode ilmiah. Jadi dengan sikap ilmiah dan metode ilmiah
diharapkan dapat disusun ilmu pengetahuan dengan sistematik dan runtut. Periode
perkembangan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh Rummel yang dikutip oleh
Prof. Sutrisno Hadi MA digolongkan sebagai berikut :

a. Periode Trial and Error


Dalam periode ini diisyaratkan bahwa ilmu pengetahuan masih dalam keadaan
embrional periode ini orang menyusun ilmu pengetahuan dengan cara mencoba- coba
berulang kali sampai dijumpai suatu pemecahan masalah yang dianggap memuaskan.
b. Periode Authority and Tradition
Pada periode ini kebenaran ilmu pengetahuan didasarkan atas pendapat para
pemimpin atau penguasa waktu itu. Pendapat-pendapat itu dijadikan ajaran yang
harus diikuti begitu saja oleh rakyat banyak dan mereka harus menerima bahwa
ajaran tersebut benar. Di samping pendapat para penguasa atau pemimpin, tradisi
dalam kehidupan manusia memang memegang peranan yang sangat penting di masa
lampau dan menentang tradisi merupakan hal yang tabu. Karenanya tradisi dipercaya
sebagai hal yang benar, sehingga tradisi menguasai cara berpikir dan cara kerja
manusia berabad-abad lamanya. Sebagai contoh, sampai pertengahan abad 20, petani
Jawa masih memegang tradisi bahwa mereka akan segera turun ke sawah apabila
telah melihat bintang biduk (gubuk penceng) sebagai pertanda mulai turun hujan.
c. Periode Speculation and Argumentation
Pada periode ini ajaran atau doktrin para pemimpin atau penguasa serta tradisi yang
bercakal dalam kehidupan masyarakat mulai menggunakan dialektika untuk
mengadakan diskusi dalam memecahkan masalah untuk memperoleh kebenaran.
Dengan kata lain, masyarakat mulai membentuk kelompok-kelompok spekulasi untuk
memperoleh kebenaran dan menggunakan argumen-argumen. Masing-masing
kelompok membuat spekulasi dan argumen yang berbeda dalam memperoleh
kebenaran. Oleh sebab itu, pada saat ini orang terlalu mendewakan akal dan
kepandaian silat lidahnya, yang kadang- kadang dibuat-buta supaya tampak masuk
akal.
d. Periode Hypothesis and Experimentation
Pada periode ini orang mulai mencari rangkaian tata cara untuk menerangkan suatu
kejadian. Mula-mula membuat dugaan-dugaan (hipotesis-hipotesis), kemudian
mengumpulkan fakta-fakta kemudian dianalisis dan diolah, hingga akhirnya ditarik
kesimpulan. Fakta-fakta tersebut diperoleh dengan eksperimen atau observasi-
observasi serta dokumen-dokumen
E. Mencari Kebenaran
Didalam penelitian ilmiah merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengkaji
dan memecahkan suatu masalah meggunakan prosedur sistematis berlandaskan data yang
valid. Jadi dari proses tersebut mulai dari langkah kajian teori sampai perumusan
hipotesis termasuk berpikir rasional, sedangkan verifikasi data sampai proses berpikir
ilmiah. Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, kegiatan Penelitian didasarkan pada
karakteristik keilmuan (Rasional, Empiris dan Sistematis).
a. Rasional
Sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia,
b. Empiris
Menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan menggunakan
panca indra.
c. Sistematis
Menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
F. Definisi Penelitian
Penelitian disebutkan bahwa suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan,
metode, dan teknik tertentu untuk menjawab suatu permasalahan. Penelitian adalah
proses yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi guna
meningkatkan pemahaman kita pada suatu . Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa penelitian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, dan
penyimpulan data yang berupa informasi tentang suatu permasalahan untuk mencari
solusi dari permasalahan tersebut. Metodologi penelitian terdiri dari kata metodologi
yang berarti ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sejalan dengan makna penelitian tersebut di
atas, penelitian juga dapat diartikan sebagai usaha/kegiatan yang mempersyaratkan
keseksamaan atau kecermatan dalam memahami kenyataan sejauh mungkin sebagaimana
sasaran itu adanya. Dapat disimpulkan ,metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan
yang dilewati untuk mencapai pemahaman/ pengetahuan kebenaran.
G. Klasifikasi Penelitian
Penelitian dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Klasifikasi tersebut
dapat dilakukan berdasarkan beberapa tinjauan yaitu : bidang ilmu, pendekatan, tempat
pelaksanaan, pemakaian, tujuan umum, taraf, metoda, dan ada tidaknya intervensi
terhadap variable.
a. Klasifikasi Penelitian berdasarkan Bidang Ilmu
Ada bermacam-macam bidang ilmu dan jika penelitian dilakukan untuk bidang
ilmu tertentu maka ragam penelitian yang dilakukan disebut sesuai dengan bidang
ilmu tersebut. Dengan demikian ditinjau berdasarkan bidang-bidang ilmu yang ada
penelitian dapat dibedakan menjadi :
a. Penelitian pendidikan
b. Penelitian kedokteran
c. Penelitian keperawatan
d. Penelitian kebidanan
e. Penelitian ekonomi
f. Penelitian pertanian
g. Penelitian biologi
h. Penelitian sejarah, dst
b. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Pendekatan yang Dipakai
Berdasarkan pendekatan yang dipakai, penelitian dapat dibedakan menjadi
penelitiankuantitatif dan penelitian kualitatif. Masing-masing pendekatan tersebut
memilikiparadigma, asumsi, karakteristik sendiri-sendiri. Kedua pendekatan
penelitian tersebut dapat dilakukan dengan cara simultan dan saling mengisi sesuai
dengan kebutuhan,sehingga dapat diwujudkan proses penelitian yang komprehensif.
c. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya
Penelitian dapat dilakukan di berbagai tempat, yaitu di perpustakaan, lapangan,
laboratorium atau gabungan dari tempat-tempat tersebut. Atas dasar tinjauan tersebut
penelitian dibedakan menjadi :
a. Penelitian perpustakaan (library research)
b. Penelitianlaboratorium (laboratory research),
c. Penelitian lapangan (field research)
d. Klasfikasi Penelitian Ditinjau berdasarkan Pemakaiannya
Hasil penelitian dapat dipakai untuk mengembangkan dan memverifikasi teori
serta memecahkan masalah. Atas dasar tinjauan ini penelitian dapat dibedakan
menjadi
a. Penelitian penelitian murni (pure research atau basic research)
Penelitian murni atau penelitian dasar merupakan penelitian yang dilakukan
denganmaksud hasil penelitian tersebut dipakai untuk mengembangkan dan
memverifikasiteori-teori ilmiah.
b. Penelitian terapan (applied research)
Penelitian terapan adalah ragam penelitian dimana hasilnya diterapkan
berkenaandengan upaya pemecahan masalah .
e. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan Umumnya
Berdasarkan tujuan umumnya, penelitian dibedakan menjadi : penelitian
eksploratif, penelitian pengembangan, dan penelitian verifikatif.
a. Penelitian eksploratif, adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengekplorasi fenomena yang menjadi sasaran penelitian.
b. Penelitian pengembangan (developmental research), adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengembangan suatu konsep atau prosedur tertentu.
c. Penelitian verifikatif, merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan
membuktikan kebenaran suatu teori pada waktu dan tempat tertentu
f. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tarafnya
Penelitian ditinjau berdasarkan tarafnya dibedakan menjadi dua, yaitu penelitian
deskriptif dan penelitian analitik. Penelitian deskriptif merupakan penelitian pada
taraf mendiskripsikan variable yang diteliti tanpa dilakukan analisis dalam
keterkaitannya dengan variable lainnya. Sedangkan jika penelitian dilakukan bukan
sekadar mendiskripsikan variable penelitian tetapi dilakukan analisis dalam
hubungannya dengan variable-variabel lainnya disebut penelitian analitik.
g. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Metode
Berdasarkan metode yang dipakai, penelitian dibedakan menjadi penelitian
longitudinal dan penelitian cross-sectional. Penelitian longitudinal (longitudinal
research) adalah penelitian yang dilakukan dengan metode longitudinal (longituninal
method), yaitu metode penelitian yang membutuhkan waktu yang lama, berbulan-
bulan bahkan bertahun, secara berkesinambungan. Sedangkan penelitian cross-
sectional (cross-sectional research) merupakan penelitian yang dilakukan dengan
metode cross-sectional (cross-sectional method), yaitu metode penelitian yang
dilakukan dengan mengambil waktu tertentu yang relative pendek dan tempat
tertentu.
h. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Intervensi terhadap Variabel
Penelitian dapat dilakukan di mana peneliti melakukan intervensi atau perlakuan
terhadap variable tertentu. Jika tindakan tersebut dilakukan maka penelitian semacam
itu tergolong penelitian eksperimen. Sebaliknya jika tidak dilakukan intervensi
terhadap variabel maka penelitian tersebut tergolong penelitian eksperimen.

H. Karakteristik Penelitian
1. Bersifat ilmiah
Selalu mampu mengikuti prosedur dan menggunakan bukti yang meyakinkan dalam
bentuk fakta-fakta yang diperoleh secara objektif.
2. Penelitian
Penelitian adalah proses yang berjalan terus-menerus dan terus menerus, karena hasil
penelitian selalu dapat disempurnakan.
3. Memberikan Kontribusi
Yaitu studi harus memiliki unsur kontribusi / nilai tambah. Jadi harus ada sesuatu
yang baru yang ditambahkan ke penelitian ilmu yang ada.
4. Analitis
Yaitu sebuah penelitian yang dilakukan harus dibuktikan dan dijelaskan dengan
menggunakan metode ilmiah dan ada hubungan kausal antara variabel.

I. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu
pengetahuan (secara teoritis) dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah
masalah yang ada pada objek yang diteliti. Kegunaan hasil penelitian terhubung dengan
saran-saran yang diajukan setelah kesimpulan. Menambah wawasan dan kemampuan
berpikir mengenai penerapan teori yang telah didapat dari mata kuliah yang telah
diterima kedalam penelitian yang sebenarnya. Hasil penelitian dapat digunakan untuk
menggambarkan sistem penilaian pelayanan yang berjalan saat ini di Perguruan Tinggi
Raharja. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam mencari sebab
masalah atau kegagalan yang terjadi di dalam sistem penilaian pelayanan yang sedang
berjalan. Dengan demikian akan memudahkan pencarian alternatif pemecahan masalah-
masalah tersebut. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyusun
strategi pengembangan sistem penilaian pelayanan yang berjalan.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi. 2010. Metode Penelitian. Surabaya : Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel. Tersedia
pada: https://www.scribd.com/doc/39308605/makalah-metode-penelitian. Diakses pada 30
Maret 2020 pukul 09.00 WITA.

Cristian. 2012. Makalah Metodelogi Penelitian. Jatinagor. Tersedia pada :


https://www.academia.edu/9494727/Makalah_metodologi_penelitian_christian_Resky_. Diakses
pada 30 Maret 2020 Pukul 10.00 WITA

Anda mungkin juga menyukai