Oleh Kelompok 5:
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing:
DISFA LIDIAN HANDAYANI., S.E.I, M.E.I
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini pada
waktunya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
saw. Beliau yang telah menuntun kita dari zaman kebodohan menuju zaman terang
benderang seperti sekarang. Penulisan makalah ini ditujukan dalam rangka memenuhi tugas
kelompok.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah
memberikan arahan terkait makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin kami tidak
akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah memberikan banyak saran dan pengetahuannya sehingga
menambah hal baru bagi kami, terutama sumbangannya dalam materil berupa referensi
mengenai “Kebijakan dan Teknik Pembiayaan di Bank Syariah” .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu untuk
lebih sempurnanya makalah ini segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.
Demikian, kami berharap makalah sederhana ini bermanfaat bagi kita semua dan
menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula, Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
a. Latar Belakang...............................................................................................................1
b. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
c. Tujuan Makalah.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
a. Ketentuan Kebijakan Pembiayaan di Bank Syariah......................................................2
b. Penyusunan Rencana Pembiayaan.................................................................................4
c. Kelayakan Pemberian Pembiayaaan..............................................................................6
d. Proses Administrasi Pembiayaan...................................................................................8
e. Pengamanan Pembiayaan..............................................................................................8
f. Jenis-jenis Rambu-rambu Kesehatan Bank Syariah......................................................9
g. Kebijakan dalam Penentuan Profit Margin dan Nisbah Bagi Hasil..............................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................11
Kesimpulan..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Salah satunya yaitu
dalam bentuk pembiayaan. Di dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai kebijakan dan
teknik pembiayaan di Bank Syariah, meliputi ketentuan kebijakan pembiayaan di Bank
Syariah, penyusunan rencana pembiayaan, kelayakan pemberian pembiayaan, proses
administrasi pembiayaan, pengamanan pembiayaan dan jenis-jenis rambu-rambu kesehatan
Bank Syariah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Ketentuan kebijakan pembiayaan di Bank Syariah.
2. Penyusunan rencana pembiayaan.
3. Kelayakan pemberian pembiayaan.
4. Proses administrasi pembiayaan.
5. Pengamanan pembiayaan.
6. Jenis-jenis rambu-rambu kesehatan Bank Syariah.
7. kebijakan dalam penentuan profit margin dan nisbah bagi hasil
C. TUJUAN MAKALAH
1. Menjelaskan ketentuan kebijakan pembiayaan di Bank Syariah.
2. Menjelaskan penyusunan renvana pembiayaan.
3. Menjelaskan kelayakan pemberian pembiayaan.
4. Menjelaskan proses admininstrasi pembiayaan.
5. Menjelaskan pengamanan pembiayaan.
6. Menjelaskan jenis-jenis ranbu-rambu kesehatan Bank Syariah.
7. Menjelaskan kebijakan dalam penentuan profit margin dan bagi hasil
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Skala prioritas pembiayaan dapat dilakukan oleh bank syariah dalam bentuk
pembiayaan:
(1) Pembiayaan program (pemerintah)
(2) Pembiayaan komersil
e. Sektoral
Dilihat dari sektor yang dibiayai oleh bank syariah, maka pembiayaan bank
syariah dapat dialokasikan untuk sektor ekonomi:
(1) Pertanian
(2) Pertambangan
(3) Perindustrian
(4) Listrik, air, & gas
(5) Konstruksi
(6) Perdagangan
(7) Pengangkutan
(8) Jasa dunia usaha
(9) Jasa sosial
(10) Lainnya
f. Jenis pembiayaan
Bank syariah merupakan institusi keuangan yang sangat berbeda dengan bank
konvensional. Bank syariah mengembangkan produknya sangat bervariasi. Dalam
produk pembiayaan, bank syariah akan menawarkan produk-produk sebagai
berikut:
(1) Pembiayaan Mudharabah
(2) Pembiayaan Musyarakah
(3) Murabahah
(4) Salam
(5) Istishna
(6) Ijarah, dan laian-lain.
3
pembantu, dapat dihasilkan keputusan yang “obyektif”. Keputusan mana hanya dapat
diperoleh jika prosesnya melibatkan suatu tim pemutus-komite pembiayaan,
berapapun besar plafon/limit pembiayaan yang dinilai/diputus.
4
- Corak pemasarannya (market profile), baik ditinjau dari “Economic Environment”
yang dapat diketahui dari berbagai indikator ekonomi, juga ditinjau dari “Cultural
Environment” maupun “Regulatory Environtment”
- Corak persaingan (competition profile), berapa banyak pembiayaan yang telah
dipasarkan ke masyarakat dan berapa besar masing-masing bank pesaing merebut
“market share”. Financial produk apa saja yang dijual dan bagaimana pricingnya
dan lain-lain.
- Corak nasabah (custimer profile), apakah perusahaan milik pemerintah, atau
swasta ,atau dari kelompok pengusaha ekonomi lemah. Pemahaman atas nasabah
ini akan sangat bermanfaat dalam menerapkan sasaran pemasaran yang akan
dilakukan.
- Corak produk (product profile), yang telah dan akan dipasarkan. Berapa persen
jenis pembiayaan itu dapat disediakan dibanding dengan seluruh jenis pembiayaan
perbankan, dan seberapa besar pasar daya serap pasar (yang dibutuhkan nasabah).
3. Pendekatan perencanaan pembiayaan berdasarkan anggaran bank.
Dalam pendekatan anggaran titik tolak pembahasannya terletak pada pencapaian
keseimbangan antara sumber dana (pendekatan sumber dana) dengan pasar dana
(pendekatan pasar) serta faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh bank yang
bersangkutan.3
Pola pikir yang dipakai pada pendekatan ini adalah berangakat dari pengertian
anggaran itu sendiri, yaitu suatu rencana kerja yang dimanifestasikan dalam bentuk
kesatuan mata uang.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan anggaran antara lain:
- Sebagai alat koordinasi dari berbagai kegiatan yang ada dalam suatu bank
- Sebagai alat pengawasan karena anggaran merupakan tolak ukur dari rencana
kerja yang akan direalisir di kemudian hari
- Sebagai alat pemilihan alternatif-alternatif yang akan ditempuh suatu bank dalam
mewujudkan optimal profit dari pengelolaan faktor-faktor produksi yang
dikuasainya.
4. Pendekatan perencanaan pembiayaan berdasarkan ketentuan-ketentuan moneter yang
telah ditetapkan oleh penguasa moneter.
5
1. Surat permohonan pembiayaan
Dalam surat permohonan berisikan jenis pembiayaan yang diminta nasabah, untuk
berapa lama, berpa limit/plafon yang diminta, serta sumber pelunasan pembiayaan
berasal darimana. Di samping itu, surat di atas dilampiri dokumen pendukung, antara
lain: identitas pemohon, legalitas(akta pendirian/perubahan, surat keputusan menteri,
perizinan-perizinan), bukti kepemilikan agunan (jika diperlukn).4
2. Proses Evaluasi
Dalam penilaian suatu permohonan, bank syariah tetap berpegang pada prinsip kehati-
htian serta aspek lainnya, sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil analisis yang
cermat dan akurat.
Proses penilaian dimaksud, meliputi:
a. Didasarkan pada surat permohonan yang lengkap
Dengan kata lain, permohonan yang tidak didukung data dan dokumen yang
lengkap tidak dapat diproses.
b. Proses penilaian, proses ini dapat dilakukan melalui beberapa tahapan kantor bank
syariah, utamnya jika bank syariah tersebut adalah bank umum, yaitu:
1) Kantor Pusat/Kanwil
(1) Permohonan dari kantor cabang
(2) Unit penilai di kantor pusat/wilayah melakukan review atas permohonan
nasabah yang telah dilakukan penilaian/analisis oleh kantor cabang
(3) Komite pembiayaan (kantor pusat/wilayah)
(4) Keputusan
(5) Unit penilai (kantor pusat/wilayah) meneruskan keputusan kantor
pusat/wilayah ke kantor cabang yang bersangkutan
(6) Keputusan diterima kantor cabang, dengan macam keputusan:
a. Ditolak
Bila permohonan nasabah ditolak, maka keputusan kanpus/kanwil
tersebut diteruskan ke pemohon yang bersangkutan
b. Dipenuhi
a) Persetujuan kanpus/kanwil diteruskan ke pemohon
b) Penandatanganan akad
c) Pengamanan pembiayaan
d) Realisasi
4 Ibid, hlm 182
6
e) Pemantauan
f) Pelunasan/perpanjangan
2) Kantor cabang
(1) Pembuatan nota/memo penilaian oleh unit penilai kantor cabang
(2) Proses pengambilan keputusan oleh komite pembiayaan
(3) Keputusan:
a. Ditolak
b. Disetujui
7
Pembiayaan yang diberikan bank syariah kepada nasabahnya akan berjalan baik, jika
proses administrasi dilakukan dengan tertib. Untuk itu, ada beberapa tahap administratif yang
harus dilalui dalam proses pembiayaan di bank syariah, yaitu tahapan:5
1. Penerimaan keputusan
Penerimaan keputusan ini dapat diperoleh baik dari kanpus/kanwil atau kantor cabang
yang bersangkutan.
2. Penerusan kepada nasabah pemohon
a) Macam keputusan
Ditolak atau disetujui
b) Penyampaian kepada nasabah
Atas permohonan yang ditolak, keputusan ini diberitahukan kepada pemohonnya.
Sedangkan bagi nasabah yang permohonannya disetujui, maka tahap selanjutnya
dibuatkan surat persetujuan yang memuat berbagai persyaratan dan klausula.
3. Penandatanganan akad
Apabila atas surat persetujuan tersebut nasabah pemohon menyanggupinya, maka
pemohon melakukan penandatanganan akad di hadapan pejabat/petugas bank.
E. PENGAMANAN PEMBIAYAAN
Langkah pengamanan yang dilakukan bank syariah untuk mengendalikan terjadinya
pembiayaan bermasalah dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Sebelum realisasi pembiayaan
Dalam tahapan ini berdasarkan persetujuan nasabah diatas, bank melakukan
penutupan asuransi atau pengikatan agunan (jika diperlukan). Setelah ini selesai,
baru pembiayaan dapat dicairkan.
2. Setelah realisasi pembiayaan
Bagi bank, pencairan pembiayaan barulah akhir episode permohonan yang
selanjutnya merupakan awal pemeliharaan atau pemantauan pembiayaan. Dalam
tahap awal pencairan, dana diarahkan pada pembiayaan sebagaimana diajukan dalam
permohonan/persetujuan bank, dan jangan sampai “bocor” dalam arti lari ke hal-hal
diluar kesepakatan. Selanjutnya, bank melakukan pembinaan dan kontrol atas
aktivitas bisnis nasabah.6
8
F. JENIS-JENIS RAMBU-RAMBU KESEHATAN BANK SYARIAH
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank
yang menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi
intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh
pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakan, terutama kebijakan moneter.
Prinsip dasar dari penyaluran dana yang sehat adalah mengerti, memahami, menguasai
dan melaksanakan prinsip 5C + S (Character, Capacity, Capital, Condition, Collateral dan
sesuai Syariah).7 Prinsip 5C di dalam pelaksanaannya dituangkan dalam rambu-rambu
kesehatan bank atau biasa disebut prudential standart. Rambu-rambu kesehatan ini lebih
ditujukan agar bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan
kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan
aspek lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha.
Diabaikannya rambu-rambu kesehatan bank oleh bank-bank yang berdasarkan prinsip
Islam memberikan dampak kerugian yang jauh lebih besar dibandingkan dengan bank
konvensional. Hal ini terjadi karena alasan berikut :
1. Risiko yang dihadapi oleh bank Islam dalam hal pembiayaan diberikan berdasarkan
akad mudharabah kepada nasabahnya, jauh lebih besar dibandingkan risiko yang dihadapi
oleh bank konvensional yang memberikan pembiayaan dengan agunan. Sehingga bank
Islam hanya mengandalkan first way out, yaitu pendapatan (reveneu) bisnis nasabah
(debitur) karena dalam pembiayaan akad mudharabah dalam prinsipnya tidak boleh
meminta agunana dari nasabah. Sedangkan bank konvensional sumber pelunasan
pembiayaan berasal dari first way out yaitu pendapatan bisnis itu sendiri dan juga
mengandalkan second way out yaitu berupa agunan atau jaminan pembiayaan, bila
pembiayaan mengalami kegagalan atau macet.
2. Apabila terjadi kegagalan pada pembiayaan yang diberikan oleh bank Islam, antara lain
dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, nasabah tidak berkewajiban mengembalikan
dana bank tersebut apabila terjadi sesuatu dengan usaha nasabah yang dikarekan faktor
yang di luar kemampuannya. Contohnya pada akad mudharabah, bank Islam yang harus
memikul resiko kehilangan dana yang telah diberikan kepada mudharib (nasabah).
Jenis-jenis rambu-rambu kesehatan bank yang harus diperhatikan khususnya dalam
menjalankan usaha, salah satunya adalah dengan analisis pembiayaan. Bahwa “Dalam
memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib
7 Muhammad, sistem & prosedur operasional bank syariah, (yogyakarta:UII Press, 2000), hlm 96.
9
mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas iktikad dan kemampuan
serta kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan
pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.” dan “Bank Umum wajib
memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan Prinsip
Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.”8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
10
Sektor-sektor pembiayaaan bank syariah dalam kebijakan umum pembiayaan adalah
golongan debitur, valuta, penggunaan, skala prioritas, sektoral dan jenis pembiayaan.
Beberapa pendekatan yang dapat ditempuh dalam perencanaan pembiayaan yaitu berdasarkan
sumber dana yang dapat dikumpulkan oleh bank secara rasionil, berdasarkan kemampuan
pasar untuk menyerap penawaran dana dalam bentuk pembiayaan, berdasarkan anggaran
bank. Dalam pemberian pembiayaan sebuah usaha/bisnis, digunakan prinsip 5C. Tahap-tahap
pelaksanaan administrasi pembiayaan yaitu permohonan diadministrasikan dengan baik,
database, terjaga kerahasiaannya serta pembuatan laporan. Ada 2 langkah pengamanan yang
dilakukan Bank Syariah untuk mengendalikan terjadinya pembiayaan bermasalah yaitu
sebelum dan sesudah realisasi pembiayaan. Jenis-jenis rambu-rambu kesehatan bank yang
harus diperhatikan khususnya dalam menjalankan usaha, salah satunya adalah dengan analisis
pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad. 2016. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
11
Muhammad. 2000. Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press.
Muhammad. 2005. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press.
12