Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang


menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang
akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini pula umumnya dilakukan dengan
membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani tampak, dilakukan tindakan
perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat et
al, 2010). Pembedahan terdiri dari tiga fase: fase praoperatif, fase intraoperatif,
dan fase pascaoperatif (Kozier et al, 2010).
Mual muntah pasca operasi adalam bahasa inggris disebut sebagai Post
Operative Nausea and Vomiting (PONV). Mual muntah terjadi dalam waktu 24
jam setelah operasi. Penyebab mual muntah pasca anestesi dianggap multifaktor,
karena bisa melibatkan faktor risiko dari individunya, jenis anestesi dan bahkan
tindakan pembedahannya (McCracken, Houston, & Lefebvre, 2008) (1).
Sekitar 71 juta orang pasien per tahun di Amerika Serikat menjalani
pembedahan. Insiden mual muntah pasca operasi berkisar 20 - 30% dari seluruh
pembedahan umum dan lebih kurang 70 - 80% pada kelompok risiko tinggi
(Wijaya et al, 2014).
Dalam catatanya, badan kesehatan dunia, WHO (dalam Sartika: 2013)
bahkan menyebutkan bahwa jumlah pasien bedah meningkat setiap tahunnya.
Tahun 2011 lalu 140 juta pasien tercatat sebagai penerima tindakan bedah di
seluruh dunia.
Sedangkan satu tahun berikutnya, yakni 2012, angka tersebut meningkat
menjadi 148 juta jiwa.
Tindakan operasi di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta jiwa
(WHO dalam Sartika, 2013). Bahkan, tahun 2009 lalu, berdasarkan data tabulasi
Depkes RI menyebutkan bahwa tindakan bedah dan operasi adalah urutan ke-11
tindakan yang paling sering dilakukan. Sedang dari sekian banyak tindakan bedah

1
2

dan operasi, 32% diantaranya tidak lain adalah tindakan bedah laparatomi
(DEPKES RI, 2009).(2)
Sedangkan pada tahun 2017 menurut data dari Ruang Bedah RS Ciremai
jumlah pasien dengan anestesi umum berjumlah 1.335 pasien, sedangkan pada
tahun 2018 pasien dengan anestesi umum berjumlah 1.477 pasien, pada tahun
2019 pasien dengan anestesi umum berjumlah 688 pasien, sedangkan data terbaru
pada tahun 2020 bulan januari 69 pasien dan pada bulan februari 75 pasien.
Terjadinya mual muntah pasca operasi menurut karakteristik responden,
hal ini mungkin dikarenakan pada umur lansia akhir terjadi penurunan tonus otot
terutama pada peritoneal sehingga dapat menyebabkan distensi abdomen dan
menyebabkan penurunan peristaltik usus yang kemudian akan menimbulkan
terjadinya rasa mual muntah (Anggrahini 2017).
Adanya pengaruh aromaterapi jahe terhadap mual muntah pasca operasi,
mungkin karena minyak atsiri jahe mengeluarkan aroma khas yang disebabkan zat
zingiberol. Kemudian ketika aroma jahe dihirup molekul yang mudah menguap
(voltile) dari minyak tersebut akan merangsang memori dan respon emosional.
Kemudian merangsang hipotalamus yang berperan sebagai relay dan regulator,
memunculkan pesan-pesan yang harus disampaikan ke bagian lain otak serta
bagian yang lain. Pesan yang diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang
berupa pelepasan senyawa elektrokimia yang menyebabkan euphoria, relaks, atau
sedatif. Aroma jahe juga bekerja menghambat reseptor serotonin dan
menimbulkan efek antiemetik pada sistem gastrointestinal dan sistem susunan
saraf pusat.
Berdasarkan penelitian diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui ada
tidaknya Pengaruh Aromaterapi Jahe Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Paska
Operasi Dengan Anestesi Umum.
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini peneliti
membuat rumusan masalah sebagai berikut “Pengaruh Aromaterapi Jahe
Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Paska Operasi Dengan Anestesi
Umum.?”

1.3 Tujuan penelitian


Tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus, adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada pasien
paska operasi dengan anestesi umum.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui keefektivan pengaruh aromaterapi jahe terhadap
mual muntah pada pasien paska operasi dengan anestesi umum.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya kejadian mual muntah setalah
diberikan pengaruh aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada
pasien paska operasi dengan anestesi umum.
3. Untuk mengetahui pengaruh aromaterapi jahe terhadap mual muntah
pada pasien paska operasi dengan anestesi umum.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Desain penelitian menggunakan Quasi Eksperimen dengan
rancangan Non-equivalen Control Group.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien paska operasi dengan
anestesi umum dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 30 orang yang
dibagi menjadi 2 kelompok, 15 orang pada kelompok kontrol dilakukan
perlakuan dengan tidak diberikan aromaterapi dan 15 orang pada
kelompok intervensi diberikan perlakuan dengan aromaterapi jahe.
4

Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat
menggunakan uji t –independent.
Terapi dilakukan 10 menit setelah tindakan bedah . Tindakan terapi
dengan menggunakan aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada pasien
paska operasi dengan anestesi umum terapi ini dilakukan selama 10 – 15
menit setiap responden. Pengukuran dilakukan dengan perbandingan
antara kelompok yang dengan tidak diberikan aromaterapi dan yang
diberikan aromaterapi jahe pada pasien paska operasi dengan anestesi
umum.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
1 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat menambah pustaka mengenai pengaruh
aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada pasien paska operasi
dengan anestesi umum di STIKU Kuningan Tahun 2020.
2 Bagi Peneliti
Mendapatkan informasi/pengetahuan berdasarkan kebenaran
ilmiah tentang pengaruh aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada
pasien paska operasi dengan anestesi umum. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan tambahan data baru yang relavan yang terkait
dengan aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada pasien paska
operasi dengan anestesi umum.
3 Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini bisa dijadikan sumber informasi dalam
upaya meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada pasien post
operasi, sebagai penanganan alami aromaterapi untuk meredakan mual
muntah pasca tindakan operasi dengan bius umum.
1.5.2 Manfaat Praktis
1 Bagi Rumah Sakit
5

Memberikan saran kepada Rumah Sakit untuk memasukkan


tindakan aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada pasien paska
operasi dengan anestesi umum.
2 Bagi Praktek Keperawatan
Memberikan informasi bagi perawat tentang pentingnya
tindakan pengaruh aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada pasien
paska operasi dengan anestesi umum.
3 Bagi Pasien Sebagai Responden
Memberikan informasi tentang cara memberikan aromaterapi
jahe terhadap mual muntah pada pasien paska operasi dengan anestesi
umum.

Anda mungkin juga menyukai