Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR”

Dosen Pembimbing :
Cecep Slamet Abadi, S.T , M.T
Disusun Oleh :
Johanes Paskalis Marton
(1802321036)

JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmat yang di berikan-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan
sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas tentang
“TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR”. Makalah ini kami buat sebagai
kewajiban untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Teknik
Elektronika” .
Makalah ini di buat dalam rangka memperdalam pemahaman
masalah mengenai Transistor sebagai saklar dan sekaligus melakukan
apa yang menjadi tugas mahasiswa pada mata kuliah “Teknik
Elektronika” . Dalam proses pembuatan makalah ini, tentunya kami
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa
terima kasih yang dalam kami sampaikan :
·           Bapak Cecep Slamet Abadi, S.T , M.T, selaku dosen kami pada
mata kuliah “Teknik Elektronika” .
Demikian makalah ini kami buat semogat bermanfaat.

Depok, 10 Januari 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG

            Dalam dunia elektronika pasti kita membutuhkan beberapa komponen sebagai penyusun
sebelum kita membuat alat. Terdapat beberapa komponen elektronika yang perlu kita ketahui. 
Salah satunya adalah Transistor. Disini saya akan menjelaskan sedikit tentang transistor.
Transistor adalah penguat yang terbuat dari bahan semi konduktor yang membutuhkan sumber
daya yang kecil serta memiliki efisiensi yang tinggi yang memiliki 3 terminal. Yang di temukan
oleh Walter H.Brattain dan John Bardeen pada akhir Desember 1947 di Bell Telephone
Laboratories. Dalam makalah ini akan di jelaskan tentang fungsi transisitor sebagai saklar yang
di saklar dengan lampu Led, lalu transistor yang di saklar dengan transistor, transistor untuk
mengaktifkan relay, transistor untuk mengaktifkan motor serta transistor aplikasi pengendali
untuk motor.

1.2 RUMUSAN MASALAH

       Dari latar belakang yang telah diungkapakan di atas, penulis telah merumuskan beberapa
masalah diantaranya       :

1.1.1   Bagaimana prinsip kerja transistor sebagai saklar untuk mengaktifkan lampu LED?

1.1.2   Bagaimana prinsip kerja transistor saat di saklar dengan transistor?

1.1.3   Bagaimana prinsip kerja transistor untuk mengaktifkan relay?

1.3  TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapakan diatas, penulis telah merumuskan


beberapa tujuan diantaranya           :

1.3.1   Dapat memahami prinsip kerja transistor sebagai saklar untuk mengaktifkan lampu LED.

1.3.2   Dapat memahami prinsip kerja transistor saat disaklar dengan transistor.

1.3.3   Dapat memahami prinsip kerja transistor untuk mengaktifkan relay.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TRANSISTOR

        Transisitor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor yang
sering digunakan sebagai penguat,switching,stabilisasi tegangan, modulasi sinyal dan masih
banyak lagi fungisnya. Yang memiliki 3 terminal yaitu Emittor, Connector dan Basis. Pada
rangkaian analog digunakan sebagai penguat sedangkan pada rangkaian digital digunakan
sebagai saklar yang memiliki kecepatan tinggi.

Transistor merupakan komponen elektronika aktif (bisa sebagai subjek). Pada bagian tengah
jenis transistor merupakan basis dan perbedaan selalu pada emitor yang menunjukkan arah arus.
Arah arus di bagi menjadi 2 yaitu :

a.   NPN (Positif) yang memiliki arah dari kolektor ke emitor (turun).

b.  PNP (Negatif) yang memiliki arah sebaliknya dari PNP yaitu dari emitor ke kolektor yang
menuju ke atas(naik).

 Disini Basis yang berfungsi sebagai pengendali ( landasan yang merupakan pengendali kuat


arus dan frekuensi arus yang akan keluar melalui kolektor). Sementara Kolektor berfungsi
sebagai pengumpul (pintu keluar basis yang berdampak pada perubahan kuat arus dan frekuensi,
dan sebagian besar dari kolektor adalah electron (muatan negative). Dan Emitor sebagai keluaran
(pemancar yang merupakan pintu masukan jenis NPN dan sebagai hole pada jenis PNP).

Fungsi Transistor adalah:

a.   Sebagai amplifier(penguat arus/tegangan)

b.   Saklar/switching, pencampur sinyal dan frekuensi listrik

c.   Perata arus pada rectifier

d.   Pada osilator sebagai pembangkit frekuensi

2.2  TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR

    Salah satu fungsi transistor adalah sebagai saklar yaitu bila berada pada dua daerah kerjanya
yaitu daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati (cut-off). Transistor akan mengalami perubahan
kondisi dari menyumbat ke jenuh dan sebaliknya. Transistor dalam keadaan menyumbat dapat
dianalogikan sebagai saklar dalam keadaan terbuka, sedangkan dalam keadaan jenuh seperti
saklar yang menutup. Pemacuan akan terjadi padabasis yang akan mengatur arus yang akan
mengalir pada emitor dankolektor. Yang akan mengatur hidup dan matinya relay dengan cara
mensaklarnya. Biasanya menggunakan type C9013.

2.3 TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR UNTUK MENGAKTIFKAN LAMPU LED

            

            Dari gambar dia atas adalah cara mengaktifkan lampu LED dengan menggunakan
Transistor. Caranya dengan adanya mikrofon (buzzer) yang sebelumnya telah di berikan inputan
sebesar 5V-12V. lalu akan di perhalus sinyal yang masuk dengan Bridge Rectifier dengan arus
AC-DC yang nantinya arus positif akan menuju ke basis transistor NPN yang sisanya akan
menuju ke output (LED) dan yang sisanya (negative) akan menuju keground. Bisanya
menggunakan transistor C9013 atau dengan transistor BD139.

            Pada C9013 menggunakan Vin sebesar 5V  lalu di pasang saklar dengan dipasang RB
yang akan menyambung pada transistor NPN dan menuju ke ground yang sebelumnya sudah
diberi relay sebesar 12V dan di pasang mikrofon (buzzer). Dengan arus relay yang
menuju buzzer adalah yang positif sementara yang negative akan menuju ke transistor NPN
sebelum menuju ke ground.

            Pada BD139 hampir sama dengan Vin sebesar 5V lalu dipasang saklar dan RB setelah itu
diberikan  transistor NPN yang telah di beri relay12V dan resistor sebesar 1K yang akan menuju
ke mikrofon(buzzer). Dengan pemasangan buzzer setelah resistor 1K yang memiliki
nilai positifdan menuju ground untuk nilai negative.

           
           

2.4  TRANSISTOR SAAT DI SAKLAR DENGAN TRANSISTOR

            Transistor bipolar adalah komponen yang bekerja berdasarkan ada tidaknya arus


pemicuan pada kaki basisnya. Transistor bisa bekerja sebagai saklar yang saat tidak menerima
arus pemicuan akan berada pada titik cut-off dan tidak menghasilkan arus. Dan
kaki basis menerima pemicuan, maka transistor akan berubah menjadi keadaan saturasi dan akan
menghantarkan arus.

            

2        buah transistor NPN yang disusun secara seri dan digunakan untuk mendapatkan penguatan
tertinggi, karena hasil penguatan pada transistor pertama akan dikuatkan lagi oleh transistor
kedua yang disebut transistor Darlington. Transistor ini berfungsi sebagai saklar elektronik yang
akan mengalirkan arus jika terdapat arus bias pada kaki basisnya dan akan menyumbat arus jika
tidak terdapat arus bias pada kaki basisnya. Biasanya menggunakan transistor BD139 yang
memiliki tegangan lebih besar  dari transistor C828 jika bekerja pada tegangan koil antara 5Vdc
hingga 45Vdc. Jika untuk 5V-24V dan untuk menghemat biaya dapat menggunakan transistor
TIP31C(biasanya untuk relay besar) dapat diganti juga denga C828 atau NPN sejenis.
2.5 TRANSISTOR SAAT MENGAKTIFKAN RELAY

            Relay adalah komponen yang terdiri dari sebuah kumparan berinti besi yang akan
menghasilkan elektromagnet ketika kumparannya dialiri oleh arus listrik. Elektromagnet ini
kemudian menarik mekanisme kontak yang akan menghubungkan kontak Normally-
Open (NO) dan membuka kontak Normally-Closed (NC). Sedikit menjelaskan,
kata Normally disini berarti relay dalam keadaan non-aktif atau non-energized, atau
gamblangnya kumparan relay tidak dialiri arus. Jadi kontak Normally-Open (NO) adalah kontak
yang pada saat Normal tidak terhubung, dan kontak Normally-Closed (NC) adalah kontak yang
pada saat Normalterhubung. Simbol dari komponen relay SPDT (Single-Pole Dual-Totem) yang
berarti memiliki sebuah kontak NO dan sebuah kontak NC dengan sebuah COMMON. Pada saat
kumparan tidak dialiri arus, maka kontak NCakan terhubung dengan COM. Jika kumparan dialiri
arus, maka kontak akan bergerak dari NC ke NO, sehingga NO akan terhubung dengan COM.
Yang terlihat pada gambar di bawah.

            Sama seperti gambar di atas yang telah dijelaskan saat transistor di saklar dengan
transistor penggunaannya juga hampir sama dengan penambahan saklar yang bisa diaplikasikan
pada driver relay dengan bipolar transistor. Maka saat banyak arus positif
(aktif) maka relay  akan menarik Common akan menuju ke NO(Normally
Open) dan NC(Normally Close) akan terbuka. Begitu pula sebaliknya.
2.6 TRANSISTOR SAAT MENGAKTIFKAN MOTOR

            Rangkaian interface motor DC dengan microcontroller pada gambar dibawah dapat


digunakan untuk mengontrol kecepatan putaran motor DC dari microcontroller menggunakan
teknik PWM (Pulse Width Modulation) atau dapat juga mengendalikan jalan tidaknya (ON atau
OFF) motor DC menggunakan logika kontrol high (1) atau Low (0)
darimicrocontroller. Rangkaian interface motor DC dengan microcontroller ini merupakan
driver motor DC yang sangat sederhana dan praktis digunakan untuk aplikasi sederhana
pengendalian motor DC 1 arah. Rangkaian detil dari interface motor DC ke microcontroller
dapat dilihat pada gambar dibawah.

Rangkaian Interface Motor DC ke Microcontroller

Dengan menggunakan Transistor BC547 yang terlihat dari gambar rangkaian interface motor DC


ke microcontroller diatas, motor DC akan disupply tegangan secara 1 arah saja dari sumber
tegangan positif melalui transistor. Jalur kontrol rangkaian inteface motor DC diatas dapat
diberikan sinyal kontrol berupa pulsa PWM ataupun logika kontrol High(yang bernilai 1)
dan Low (yang bernilai 0). Untuk pengontrolan kecepatan motor DC maka jalur kontrol tersebut
diberikan sinyal kontrol berupa pulsa PWM dari microcontroller. Dan untuk keperluan
pengendalian motor DC tanpa kontrol kecepatan dapat menggunakan logika kontrol High untuk
menjalankan motor DC dan logika Low untuk menghentikan motor DC.
Rangkaian interface motor DC denganmicrocontroller diatas dibuat menggunakan 2 buah
transistor yang dirangkai secara darlington sebagai driver motor DC dan sebuah dioda yang
dipasang paralel dengan motor DC dan berfungsi untuk membuang impuls tegangan induksi dari
motor DC yang dikontrol oleh rangkaianinterface motor DC ke Microcontroller seperti gambar
diatas.

2.6 TRANSISTOR SEBAGAI APLIKASI PENGENDALI MOTOR

            Rangkaian driver motor DC H-Bridge transistor ini dapat mengendalikan arah putaran
motor DC dalam 2 arah dan dapat dikontrol dengan metode PWM (pulse Width
Modulation) maupun metode sinyal logika dasar TTL (High) dan (Low). Untuk pengendalian
motor DC dengan metode PWM maka dengan rangkaian driver motor DC ini kecepatan putaran
motor DC dapat dikendalikan dengan baik. Apabila menggunakan metode logika TTL 0 dan 1
maka rangkaian ini hanya dapat mengendalikan arah putaran motor DC saja dengan kecepatan
putaran motor DC maksimum. Rangkaian driver motor DC H-Bridge ini menggunakan
rangkaian jembatan transistor 4 unit dengan protesi impuls tegangan induksi motor DC berupa
dioda yang dipasang paralel dengan masing-masing transistor secara reverse bias. Rangkaian
driver motor DC secara detil dapat dilihat pada gambar berikut.

Rangkaian Driver Motor DC H-Bridge Transistor


Proses mengendalikan motor DC menggunakan rangkaian driver motor DC H-Bridge diatas
dapat diuraikan dalam beberapa bagian sebagai berikut :

Driver Motor DC dengan metode logika TTL (0 dan 1) atau High dan Low hanya dapat
mengendalikan arah putar motor DC dalam 2 arah tanpa pengendalian kecepatan putaran
(kepatan maksimum). untuk mengendalikan motor DC dalam 2 arah dengan rangkaian driver
motor dc h-bridge diatas konfiguarasi kontrol pada jalur input adalah dengan memberikan input
berupa logika TTL ke jalur input A dan B.

 Untuk mengendalikan arah putar searah jarum jam adalah dengan memberikan


logika TTL 1 (high) pada jalur input A dan logika TTL 0 (low) pada jalur input B.
 Untuk mengendalikan arah putar berlawanan arah jarum jamadalah dengan
memberikan logika TTL 1 (high) pada jalur input B dan logika TTL 0 (low) pada jalur
input A.

Kecepatan putaran motor DC dikendalikan oleh persentasi ton-duty cycle pulsa PWM yang


diberikan pada input.

Contoh pengaplikasian pengendali motor terdapat pada driver pada robotline follower(robot


pengikut garis). Yang biasanya menggunakan transistor C9013.

BAB III
 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya transistor adalah komponen elektronika aktif yang memiliki 3 terminal
yaitu emitor basis dan kolektor. Berdasarkan arah arusnya transistor dibedakan menjadi 2 yaitu
transistor NPN dan PNP. Ada beberapa fungsi transistor yangsaya bahas diantaranya transistor
sebagai saklar untuk mengaktifkan lampu LED, transistor saat di saklar dengan transistor,
transistor untuk mengaktifkan relay, transistor untuk mengaktifkan motor, transistor sebagai
aplikasi motor. Yang pada pengaplikasiannya dapat dilakukan pada satu alat seperti driver relay
bipolar transistor adalah gabungan dari transistor untuk mengaktifkan relay dan transistor untuk
mengaktifkan motor.

Anda mungkin juga menyukai