Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Dan Sejarah Transistor


Sejarah transistor pada awalnya di temukan oleh William Shockley dan John Barden pada
tahun 1948. Transistor awal mulanya di pakai dalam praktek pada tahun 1958. Pada saat ini ada
dua jenis tipe transistor, yaitu transistor tipe P – N – P dan transistor jenis N – P – N. Dalam
rangkaian difital, transistor di gunakan sebagai saklar untuk kecepatan tinggi. Beberapa transistor
juga dapat di rangkaian sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memory dan
komponen lainnya.

Kebanyakan ahli sejarah mengira bahwa dunia elektronika dimulai ketika Thomas Alpha
Edison menemukan bahwa filamen panas memancarkan elektron (1883). Untuk merealisasi nilai
komersial dari penemuan Edison, Fleming mengembangkan dioda hampa (1904). Deforest
menambahkan elektroda ketiga untuk mendapatkan trioda hampa (1906). Sampai 1950, tabung
hampa mendominasi elektronik; mereka digunakan dalam penyearah, penguat, osilator,
modulator, dan lain-lainnya.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan berkurangnya penggunaan tabung hampa dimasa
sekarang ini. Hal ini dapat dilihat dari perbedaannya yang sangat mencolok jika dibandingkan
dengan transistor begitu pula dengan kelebihan dan kekurangannya.

Perbedaan tabung hampa dengan transistor adalah sebagai berikut:

1. Pada tabung hampa:

Tabung hampa mempunyai fisik besar dan kurang praktis. Tabung hampa mempunyai
tiga kaki yang terdiri dari Anoda, Katoda, dan Kasa kemudi. Tabung hampa banyak
terbuat dari kaca sehingga rangkaian di dalamnya tampak dengan nyata. Tabung hampa
tidak tahan terhadap goncangan. Memerlukan Tegangan atau energi yang cukup besar.

1
2. Pada transistor:

Bentuk fisik  kecil dan praktis. Transistor mempunyai tiga kaki yang terdiri dari:
Basis, Kolektor, dan Emitor. Rangkaian dalam transistor tak kelihatan dari luar karena
terbungkus plat atau mika. Transistor tahan terhadap goncangan. Transistor hanya
membutuhkan tegangan atau energi listrik yang minimum, hanya kira-kira beberapa volt
saja.

1.2. Tujuan Pembahasan Transistor


Agar mahasiswa dan mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan mengenai elektronika
semikonduktor dan pengetahuan lebih mendalam tentang kerja transistor dan karakteristik
emitor,dijabarkan persamaan statik dasar transistor bipolar berbagai modus kerja transistor
kemudian dipaparkan lebih sederhana  agar mudah untuk pemahamahan dan pembahasannya.

1.3. Rumusan Masalah


            Dalam makalah ini membahas tentang:
1. Sejarah penemuan transistor
2. Aliran Arus Listrik pada Transistor PNP dan NPN
3. Prinsip Kerja Transistor PNP dan NPN
4. Karakteristik Emitor pada Transistor
1.4 Batasan Masalah
            Berdasarkan rumusan masalah, maka makalah ini tidak membahas:
1. Tipe-tipe transistor
2. Transistor uniplar secara terperinci
3. Fungsi transistor secara terperinci.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transistor


       Transistor adalah komponen yang mengubah wajah dunia, memungkinkan ukuran peralatan
elektronika semakin kecil dan kompak dan daya konsumsinya rendah,juga mengawali era
elektronika digital.

Walter H. Brattain dan John Bardeen pada akhir Desember 1947 di Bell Telephone
Laboratories berhasil menciptakan suatu komponen yang mempunyai sifat menguatkan yaitu
yang disebut dengan Transistor. Keuntungan komponen transistor ini dibanding dengan
pendahulunya ,yakni tabung hampa, adalah ukuran fisiknya yang sangat kecil dan ringan.
Bahkan dengan teknologi sekarang ini ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu keping
silikon. Disamping itu komponen semikonduktor ini membutuhkan sumber daya yang kecil serta
serta efesiensi yang tinggi.

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,sebagai sirkuit pemutus
dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya. Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter) pada umumnya,
memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang
lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting
dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal
radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan
tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai
logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

3
2.2 Transistor Sebagai Saklar

Transistor Sebagai Saklar maksudnya adalah penggunaan transistor pada salah satu
kondisi yaitu saturasi dan cut off. Pengertiannya adalah jika ada sebuah transistor berada dalam
keadaan saturasi maka transistor tersebut akan seperti saklar tertutup antara colector dan emiter,
sedangkan apabila transistor dalam keadaan cut off transistor tersebut akan berlaku seperti saklar
terbuka.

Pengertian dari Cut off adalah kondisi transistor di mana arus basis sama dengan nol, arus
output pada colector  sama dengan nol, sedangkan tegangan pada colector maksimal atau sama
dengan tegangan supply. Saturasi adalah kondisi di mana transistor dalam keadaan arus basis
adalah maksimal, arus colector adalah maksimal dan tegangan yang di hasilkan colector-emitor
adalah minimal.

Apabila terdapat rangkaian transistor sebagai saklar banyak menggunakan jenis transistor
NPN, maka ketika basis di beri tegangan tertentu. Transistor akan berada dalam kondisi ON,
sedangkan besar tegangan pada basis tergantung dari spesifikasi transistor itu sendiri. Dengan
cara mengatur bias sebuah transistor menjadi jenuh, maka seolah akan di dapat hubungan singkat
antara kaki colector dan emitor.

Terminal basis akan dengan cepat mengontrol arus yang mengalir dari colector menuju
emitor.  Arus yang di hasilkan dari tegangan input akan menyebabkan transistor saturasi menjadi
saklar tertutup, akibat dari kejadian ini arus akan mengalir dari colector ke emitor. Pada saat
kondisi tegangan colector emitor mendekati 0 volt.

Sebaliknya jika tegangan transistor sebagai saklar tidak di berikan arus tegangan, maka
transistor akan berada dalam kondisi Cut off dan terminal colector emitor terputus seolah sakalar
menjadi terbuka. Akibat dari pemutusan ini arus tidak akan mengalir dari colector menuju
emitor. Dalam kondisi ini tegangan yang di hasilkan akan maksimal.

Kalau misalkan transistor di pakai hanya pada dua titik, yaitu titik putus dan titik saturasi,
maka transistor akan di pakai sebagai saklar. Daya yang di serap oleh dua titik ini sangat kecil,
tetapi dalam keadaan aktif daya yang di serap transistor akan lebih besar. Sebab pemakaian yang

4
mana menggunakan arus lebih besar harus di upayakan agar daerah yang di lewati aktif,
sehingga transistor tidak menjadi terlalu panas.

2.4 Fungsi Transistor


      Fungsi transistor antara lain sebagai berikut:
a. Perata arus pada adaptor
b. Penguat arus (amplifier)
c. Penahan sebagian arus
d. Pebangkit frekuensi rendah dan tinggi (osilator)
e. Saklar elektronik (switching)
f. Dll

Fungsi Transistor dalam suatu rangkaian elektronika, terutama dalam sebuah sirkuit atau
jalan sebuah rangkaian. Secara keseluruhan fungsi transistor hanya sebagai jangkar dalam suatu
komponen. Transistor merupakan komponen elektronika yang memiliki 3 kaki,di mana dari
masing masing kaki di beri nama dengan basis (B), colector (C) dan emitor (E).

Transistor adalah sebuah alat semikonduktor yang bisa di pakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung tegangan (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal dan
sebagai fungsi lainnya. Transistor sendiri juga dapat kita jadikan semacam kran listrik , di mana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET) dapat memungkinkan pengaliran
arus listrik yang sangat akurat dari sumber listriknya.

Fungsi transistor juga dapat kita bedakan menjadi 2 bagian, yaitu transistor bagian PNP dan
transistor bagian NPN. Untuk dapat membedakan antara transistor PNP dan transistor NPN dapat
kita lihat dari arah panah pada kaki emitornya. Contohnya adalah transistor PNP yang anak
panahnya mengarah ke dalam dan transistor NPN arah panahnya mengarah ke luar.

5
2.5 Karakteristik Transistor

Pada bagian ini kita akan mempelajari tiga karakteristik transisttror yaitu karakteristik
masukan, karakteristik keluaran, dan karakteristik transfer. Dari karakteristik masukan kita dapat
menghitung hambatan masukan dan dari karakteristik keluaran kita dapat menghitung hambatan
keluaran, sedangkan dari karakteristik transfer kita dapat menghitung penguatan arus.

a. Karakteristik Masukan
Karakteristik masukan suatu transistor dinyatakan dalam grafik yang menyatakan
hubungan antara tegangan basis-emitor dan arus basis untuk tegangan kolektor-emitor
yang nilainya konstan.
b. Karakteristik keluaran
Karakteristik keluaran suatu transistor dinyatakan dalam grafik yang menyatakan
hubungan antara tegangan kolektor-emitor dan arus kolektor untuk beberapa nilai arus
basis yang konstan.
c. Karakteristik Transfer
Karakteristik transfer suatu transfer dinyatakan dalam grafik yang menyatakan hubungan
antara arus basis dan arus kolektor untuk tegangan kolektor-emitor yang bernilai konstan.

2.6 Bentuk Transistor

6
Konstruksi transistor terdiri dari suatu lapisan tipis semikonduktor jenis-p atau jenis-n
yang diapit oleh dua bahan semikonduktor jenis lain. Berdasarkan susunan semikonduktornya,
transistor dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu transistor NPN dan transistor PNP.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor
(C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan
tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus
output Kolektor.

2.7 Jenis-Jenis Transistor

Jenis-Jenis Transistor yang paling umum di bedakan menjadi dua jenis, yaitu Transistor
Bipolar dan Transistor Efek Medan. Jenis-Jenis Transistor ini sangat menentukan sekali dalam
pembuatan rangkaian elektronika. Terutama untuk pembuatan rangkaian amplifier, rangkaian
saklar, general purpose, rangkaian audio, tegangan tinggi dan masih banyak lagi yang lainnya.

Transistor Bipolar atau nama lainnya adalah transistor dwikutub adalah jenis transistor paling
umum di gunakan dalam dunia elektronik. Di dalam transistor ini terdapat 3 lapisan material
semikonduktor yang terdiri dari dua lapisan inti, yaitu lapisan P-N-P dan lapisan N-P-N.
Transistor bipolar juga memiliki 3 kaki yang masing masing di beri nama Basis (B), Kolektor
(K) dan Emiter (E). Perbedaan antara fungsi dan jenis-jenis transisor ini terlihat pada polaritas
pemberian tegangan bias dan arah arus listrik yang berlawanan.

Cara kerja transistor bipolar dapat di lihat dari dua dioda yang terminal positif dan negatif
selalu berdempet, itu sebabnya pada saat ini terdapat 3 kaki terminal. Perubahan arus listrik dari
jumlah kecil dapat menimbulkan efek perubahan arus listrik dalam jumlah besar khususnya pada
terminal kolektor. Prinsip kerja ini lah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat
elektronik.

Transistor Efek Medan atau biasa di singkat FET adalah transistor yang juga memiliki 3 kaki
terminal yang masing masing di beri nama Drain (D), Source (S) dan Gate (G). Sistem kerja FET
adalah dengan cara mengendalikan aliran elektron dari terminal Source ke Drain melalui
tegangan yang di berikan pada terminal Gate.

7
Pada saat ini jenis-jenis transistor FET di bagi menjadi dua tipe, yaitu enhancement mode
dan depletion mode. Kedua mode ini menandakan polaritas tegangan gate di bandingkan dengan
source pada saat FET menghantarkan listrik. Sebagai contoh dalam depletion mode, di sini gate
adalah negatif di bandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah
positif. Jika tegangan pada gate di rubah menjadi positif, maka aliran arus kedua mode di antara
source dan drain akan meningkat.

1. Transistor Bipolar
Transistor bipolar adalah komponen elktronika yang terdiri dari tiga buah kaki,
yaitu emitor (E), basis (B), dan kolektor (C). Tansistor terdiri dari dua jenis yaitu
transistor tipe NPN dan transistor tipe PNP. Tanda petunjuk arah pada masing-masing
tipe yang ditunjuk anak panah adalah merupakan terminal emitor.

2. Transistor Unipolar
Transistor unipolar adalah FET (Field Effect Transistor) yang terdiri dari JFET
kanal N, JFET kanal P, MOSFET kanal N, dan MOSFET kanal P.

8
2.8 Cara Kerja Transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor,
bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang
masing-masing bekerja secara berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan


dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT,
arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan
ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran
arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa
muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir
dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan
transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari
daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah

9
ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang
lebih lanjut.

Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya
mengatur jumlah aliran arus listrik.

Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika
sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan
elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir
karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge carriers). Sehingga, air murni dianggap
sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai
mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan
konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri
adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.

Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan,
seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil
sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan elektron bebas
dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom
di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas
telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n
(n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah
terbentuk.

Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor tipe-
p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatan yang baru,
dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal
silikon.

Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi
thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa
tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).

10
Dapat dilihat bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak menolak,
sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan terdistribusi secara
merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode
junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam
satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-
N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang
berlawanan dari seberangnya.

Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari
materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah
transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan
dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari
banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.

Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran
satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam
sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk
setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus
disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh
lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya
ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk
menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah.
Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti
fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan.
Semikonduktor dengan doping dapat diubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.

Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu


elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa
muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena
transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara basis
dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode yang disambungkan, sebuah
transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat

11
transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah
basis yang sangat tipis.

2.9 Menentukan Kaki dan Jenis Transistor

Transistor merupakan komponen aktif elektronika yang dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki tiga buah kaki, yaitu kolektor, basis, danemitor. Ketiga
kaki tersebut tidak boleh salah dalam pemasangannya pada rangkaian elektronika.

Gambar 1. Simbol transistor 

Untuk menentukan jenis transistor dan ketiga kakinya maka dapat menggunakan dua cara, yang
pertama dengan melihat pada datasheetnya. Sedangkan yang kedua dengan melakukan
pengukuran/ tes kondisi menggunakan AVOmeter/ multitester.
Pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan cara kedua yaitu dengan melakukan tes kondisi
menggunakan multitester, yaitu:

1. Menentukan Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor. 

Untuk menentukan kaki basis kita harus mengetahui karakter kaki basis ini, yaitu
memiliki hubungan fordward bias pada basis ke kolektor dan basis ke emitor serta referse bias
dari kolektor ke basis dan emitor ke basis pada jenis transistor NPN dan kondisi sebaliknya pada
jenis PNP. Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut dengan nama lain,

12
sebagai contoh kaki 1, kaki 2, dan kaki 3. Kemudian atur multitester ke Ohm
meter x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis dengan: 

Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe hitam dihubungkan ke
kedua kaki yang lain, apabila multitester memberikan nilai ukur resistansi yang rendah (jarum
bergerak lebar) pada keduanya maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PNP.
Dan NPN apabila probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitamdengan hasil ukur seperti
sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak kemungkinan basis-nya 2
atau 3. Ulangi lagi, carilah konfigurasi sampai diketemukan jarum multitester bergerak semua.
Pastikan basis sudah ketemu dan jenis transistor NPN atau PNP: 

Gambar 2. Menentukan Basis dan jenis transistor

 NPN: Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah maka jarum
bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe
hitam jarum tidak bergerak. 
 PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam maka jarum
bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe
merah jarum tidak bergerak.

13
2. Menentukan Kaki Kolektor Dan Emitor 

Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor dan emitor dengan
konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki kolektor dan emitor seting multmeter di
pindah ke Ohm meter x10KOhm, Kemudian lakukan teknik berikut.

 Misalnya transistor NPN. Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki selain basis
dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita (probe dan kaki transistor dipegang
jadi satu).
 Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan jangan disentuh
dengan jari tangan. 

 Sentuh kaki basis dengan jari tangan (dengan tujuan memberikan bias pada kaki tersebut
mengingat tubuh kita juga memiliki energi listrik potensial). Jika jarum multitester tidak
bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis dengan jari tangan. Jika
jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam
adalah kolektor, kaki yang lain (probe merah) adalah emitor.

 Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe hitam dibalik.

Gambar 3. Menentukan Kolektor dan Emitor

14
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada kemasan transistor.
Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c, tanda titik bulat, titik kotak atau titik
segitiga yang berada di kemasan transistor.

Mengukur Transistor jenis Mosfet


FET bentuk fisiknya seperti transistor. Fungsinya adalah untuk menaikkan tegangan atau
menurunkan tegangan.
FET memiliki tiga kaki juga yaitu :
• GATE (G) adalah kaki input.
• DRAIN (D) adalah kaki output.
• SOURCE (S) adalah kaki sumber.

Fungsinya biasanya digunakan pada rangkaian power supply jenis switching untuk menghasilkan
tegangan tinggi untuk menggerakkan trafo.

Kakinya biasanya sudah pasti yaitu bila kita hadapkan FET ke arah kita maka urutan kakinya
dari kiri ke kanan adalah GATE, DRAIN, SOURCE.
• Contoh FET penaik tegangan : K 793, K 1117, K 1214, IRF 630, IRF 730, IRF 620, dll.
• Contoh FET penurun tegangan : IRF 9610, IRF 9630, dll (biasanya 4 angka u/ IRF).

15
• FET PENAIK TEGANGAN
Cara mengukur :
Batas ukur Ohmmeter X10 / X1K.

• FET PENURUN TEGANGAN


Cara mengukur :
Batas ukur Ohmmeter X10 / X1K.

16
BAB III
17
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Transistor adalah komponen yang mengubah wajah dunia,memungkinkan ukuran


peralatan elektronika semakin kecil dan kompak dan daya konsumsinya rendah, juga mengawali
era elektronika digital.
Tiga karakteristik transisttror yaitu karakteristik masukan (basis), karakteristik keluaran
(collector), dan karakteristik transfer (emitor). Dari karakteristik masukan kita dapat menghitung
hambatan masukan dan dari karakteristik keluaran kita dapat menghitung hambatan keluaran,
sedangkan dari karakteristik transfer kita dapat menghitung penguatan arus.

Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip
kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter,
daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP.
Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor
dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang
yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau
disingkat dengan dioda kolektor.

Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis
dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa.
Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan
kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara
cepat.

Transistor memiliki dua jenis yaitu: Transistor Bipolar dan Transistor Unipolar.
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub.
Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buahpersambungan kutub.

18
1. Transistor Bipolar

Transistor bipolar adalah komponen elktronika yang terdiri dari tiga buah kaki, yaitu
emitor (E), basis (B), dan kolektor (C). Tansistor terdiri dari dua jenis yaitu transistor tipe NPN
dan transistor tipe PNP. Tanda petunjuk arah pada masing-masing tipe yang ditunjuk anak panah
adalah merupakan terminal emitor.

2. Transistor Unipolar

Transistor unipolar adalah FET (Field Effect Transistor) yang terdiri dari JFET kanal N,
JFET kanal P, MOSFET kanal N, dan MOSFET kanal P.

3.2     Saran

Saran saya pada teman teman setelah membaca makalah ini yang berjudul Transistor, Teman –
teman semua dapat mempelajari Transistor yang di bahas dalam makalah ini, Kemudian jika ada
salah dalam penulisan, kami atas selaku penulis meminta ma’af sebesar besarnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://rohmatullahh.blogspot.com/2013/12/contoh-daftar-isi-makalah-yang-baik.html
(Di akses Jam 02.16 Tanggal 03 Maret 2014)

http://yhandu.blogspot.com/2012/12/makalah-transistor.html
(Di akses Jam 03.28 Tanggal 03 Maret 2014)

http://www.slideshare.net/anniskenny/makalah-transistor#
(Di akses Jam 04.07 Tanggal 03 Maret 2014)

Rollands Roy, (2000).  Komponen Dasar Elektronika Jakarta: Erlangga

20

Anda mungkin juga menyukai