Anda di halaman 1dari 19

AUDITING

TUGAS BESAR

Dibuat Oleh

YUDHA YOGA PRATAMA

NIM : 43218010190

1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCUBUANA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [judul
makalah] ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Auditing I. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konstruksi Auditing I bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Semoga dengan makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

2
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Profesi akuntan kini dibutuhkan dalam dunia usaha. Kebutuhan perusahaan,


pemerintah dan masyarakat luas dengan jasa akuntan inilah yang menjadikan
perkembangan tersebut, namun demikian masyarakat belum sepenuhnya menaruh
kepercayaan terhadap profesi akuntan publik.

Profesi akuntan dibutuhkan di segala jenjang, seperti di bidang bisnis profesi


akuntan, profesi akuntan dituntut harus memiliki keahlian lebih dalam bidang
akuntansi. Banyak lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan teori mengenai
akuntansi, seperti halnya kurikulum di sekolah dan perguruan tinggi baik negeri
maupun swasta..

Kondisi di dunia kerja pun seolah menyambut positif fenomena ini, hal ini
ditandai dengan banyaknya peluang yang diberikan oleh perusahaan terhadap
kebutuhan profesi akuntan.

 Kantor Akuntan Publik memberikan jasa pelayanan dalam bidang akuntansi,


salah satunya dengan memberikan jasa pemeriksaan laporan keuangan pada suatu
perusahaan kemudian memberikan atestasi atau opini terhadap laporan keuangan
tersebut, jenis-jenis opini yang lazim diberikan oleh auditor dalam auditing
laporan keuangan adalah wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), wajar

3
dengan pengecualian (qualified opinion), tidak wajar (adverse opinion), dan tidak
memberikan pendapat (disclaimer opinion).

 Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi


pemerintah yang tugas pokoknya melakukan penyajian laporan keuangan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah atau sering disebut sebagai SAP.

 Akuntan manajemen sendiri merupakan profesi akuntan yang bekerja di suatu


perusahaan yang bertugas mengidentifikasi peristiwa- peristiwa ekonomi
perusahaan kemudian menyajikan informasi kepada pihak manajemen
perusahaan yang nantinya akan dijadikan sebagai landasan pengambilan
keputusan pihak manajemen perusahaan tersebut, sedangkan Akuntan pendidik
cenderung mengajarkan materi tentang bidang akuntansi sebagai pengajar di
suatu lembaga pendidikan.

IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai


berikut :

1. Masih minimnya jumlah Akuntan Publik yang tersedia di Indonesia,


sedangkan permintaan akan jasa akuntan publik cukup tinggi.
2. Adanya kasus-kasus kecurangan yang melibatkan akuntan publik yang
menyebabkan krisis atau menurunnya kepercayaan dari masyarakat terhadap
mutu jasa yang diberikan oleh akuntan publik.
3. Tuntutan publik terhadap peningkatan kinerja, profesionalisme dan tanggung
jawab akuntan publik pada saat menjalankan tugasnya.

4
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas serta mengingat
banyaknya faktor-faktor yang dapat memengaruhi Minat 10 Mahasiswa Akuntansi
Untuk Berkarir Menjadi Akuntan Publik, maka peneliti membatasi masalah dengan
hanya menentukan empat faktor yaitu Nilai Intrinsik Pekerjaan, Penghasilan,
Pertimbangan Pasar Kerja, serta Kelebihan dan Kelemahan Profesi Akuntan Publik.

PERUMUSAN MASALAH

1. Apa perbedaan standar jasa – jasa yang diberikan oleh Akuntan Publik di
Indonesia sebelum pemberlakuan Internasional Standard On Auditing dan
setelah pemberlakuan Internasional Standard On Auditing ?
2. Konvergensi ISA di Indonesia?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang diharapkan oleh penulis dengan adanya penelitian ini adalah sebagai
berikut :

1) Tujuan Penelitian
a. Dapat mendukung teori-teori terdahulu dengan memberikan bukti
langsung di lapangan sehingga dapat sebagai acuan dalam
pengembangan ilmu sekarang dan di masa yang akan datang.
b. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
faktor-faktor yang memengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk
Berkarir Menjadi Akuntan Publik.

MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis

5
a. Bagi Lembaga Akademik Dapat memberikan informasi bagi lembaga
akademik mengenai faktor-faktor yang memengaruhi Minat
Mahasiswa Akuntansi Untuk Berkarir Menjadi Akuntan Publik
b. Bagi Peneliti Dapat sebagai bahan dalam memperoleh gambaran
perbandingan teori yang diperoleh di dalam kelas dengan kenyataan
yang ada, serta secara umum agar dapat memecahkan masalah yang
dialami oleh mahasiswa Akuntansi dalam memilih profesi Akuntan
agar dapat sukses dimasa yang akan datang serta dapat memberikan
manfaat bagi mahasiswa Akuntansi dalam hal mengantisipasi masalah
yang dihadapi oleh mahasiswa Akuntansi dalam proses pencapaian
kesuksesan pemilihan profesi Akuntan, khususnya profesi Akuntan
Publik.

Perkembangan Profesi Akuntan Publik di Indonesia

Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah
jasa asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah
satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, profesi
Akuntan Publik memiliki peranan yang besar dalam mendukung perekonomian
nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi
dalam bidang keuangan.

Akuntan Publik tersebut mempunyai peran terutama dalam peningkatan


kualitas dan kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas.
Dalam hal ini Akuntan Publik mengemban kepercayaan masyarakat untuk
memberikan opini atas laporan keuangan suatu entitas. Dengan demikian, tanggung
jawab Akuntan Publik terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya atas laporan
atau informasi keuangan suatu entitas, sedangkan penyajian laporan atau informasi
keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen.

Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia usaha, dalam era

6
globalisasi perdagangan barang dan jasa, kebutuhan pengguna jasa Akuntan Publik
akan semakin meningkat, terutama kebutuhan atas kualitas informasi keuangan yang
digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dengan
demikian, Akuntan Publik dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban
kepercayaan publik.

Meskipun Akuntan Publik berupaya untuk senantiasa memutakhirkan


kompetensi dan meningkatkan profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan
pengguna jasa, kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pemberian jasa Akuntan
Publik akan tetap ada. Untuk melindungi kepentingan masyarakat dan sekaligus
melindungi profesi Akuntan Publik, diperlukan suatu undang-undang yang mengatur
profesi Akuntan Publik.

Sampai saat terbentuknya Undang-Undang ini, di Indonesia belum ada


undang-undang yang khusus mengatur profesi Akuntan Publik. Undang-undang yang
ada adalah Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar
Akuntan (Accountant) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor
103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 705). Pengaturan
mengenai profesi Akuntan Publik dalam Undang-Undang Tahun 1954 Nomor 34
tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang ada pada saat ini dan
tidak mengatur hal-hal yang mendasar dalam profesi Akuntan Publik.

Oleh karena itu, disusunlah Undang-Undang tentang Akuntan Publik yang


mengatur berbagai hal mendasar dalam profesi Akuntan Publik, dengan tujuan untuk:

a) melindungi kepentingan publik;


b) mendukung perekonomian yang sehat, efisien, dan transparan;
c) memelihara integritas profesi Akuntan Publik;
d) meningkatkan kompetensi dan kualitas profesi Akuntan Publik; dan
e) melindungi kepentingan profesi Akuntan Publik sesuai dengan standar dan

7
kode etik profesi.

Undang-Undang ini mengatur antara lain:

1. lingkup jasa Akuntan Publik


2. perizinan Akuntan Publik dan KAP;
3. hak, kewajiban, dan larangan bagi Akuntan Publik dan KAP;
4. kerja sama antar-Kantor Akuntan Publik (OAI) dan kerja sama antara KAP
dan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) atau Organisasi Audit Asing
(OAA);
5. Asosiasi Profesi Akuntan Publik;
6. Komite Profesi Akuntan Publik;
7. pembinaan dan pengawasan oleh Menteri;
8. sanksi administratif; dan
9. ketentuan pidana.

Undang-Undang ini mengatur hak eksklusif yang dimiliki oleh Akuntan Publik,
yaitu jasa asurans yang hanya dapat dilakukan oleh Akuntan Publik. Dalam rangka
perlindungan dan kepastian hukum bagi profesi Akuntan Publik, juga diatur
mengenai kedaluwarsa tuntutan pidana dan gugatan kepada Akuntan Publik.

Di samping mengatur profesi Akuntan Publik, Undang-Undang ini juga mengatur


KAP yang merupakan wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasa
profesional. Hal yang mendasar mengenai pengaturan KAP antara lain mengenai
perizinan KAP dan bentuk usaha KAP. Salah satu persyaratan izin usaha KAP adalah
memiliki rancangan sistem pengendalian mutu sehingga dapat menjamin bahwa
perikatan profesional dilaksanakan sesuai dengan SPAP. Sementara itu, pengaturan
mengenai bentuk usaha KAP dimaksudkan agar sesuai dengan karakteristik profesi
Akuntan Publik, yaitu independensi dan tanggung jawab profesional Akuntan Publik
terhadap hasil pekerjaannya.

8
Munculnya skandal-skandal keuangan yang terjadi di Indonesia akibat
kecuranganyang dilakukan dalam penyajian laporan keuangan tidak kalah maraknya
dengan skandal - skandal di lingkupan internasional. Meskipun tidak seluruhnya
disebabkan karenakecurangan yang disengaja, namun salah saji yang terjadi dalam
laporan keuangan jugamemberikan dampak pada seluruh pihak yang berkepentingan
menggunakan laporan, bahkan fraud (kecurangan) yang dilakukan dalam laporan
keuangan dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi investor, kreditor, dan
auditor sendiri.

Oleh karena itu, untuk memastikan agar laporan keuangan terbebas dari salah saji
material, diperlukan pemeriksaan akuntansi yang dilakukan oleh auditor
sebagai pihak independen.Pemeriksaan akuntansi atau auditing menurut Arens, Elder
& Beasley, 2009 adalah proses akumulasi dan evaluasi bukti
mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat hubungan antara
informasi dan standar atau kriteria yang berlaku. Auditing harus dilakukan oleh pihak
yang independen. Karena kepercayaan yang diberikan oleh
para pemakai yang berkepentingan kepada auditor, seperti investor, kreditor, pemerin
tah, bank,dan stakeholders lainnya baik internal maupun eksternal, maka auditor
harus dapat menghasilkan kualitas audit yang baik yang dapat diandalkan. Untuk
dapat menghasilkan kualitas audit yang baik, auditor bertanggung jawab
merencanakan dan melaksanakan audit demi mendapatkan kepastian bahwa laporan
keuangan tidak mengandung kesalahan materialyang disebabkan oleh kecurangan
maupun kekeliruan (Auditing Standard Boards, 2011).

Standar Audit Internasional (ISA) untuk Indonesia

International Standards on Auditing (ISA) merupakan standar audit terbaru


yang telah diadopsi di Indonesia. Adopsi ini dilakukan untuk memenuhi jawaban
atas Statement of Membership Obligation and International Federation of

9
Accountants. Per 1 Januari 2013, Akuntan Publik wajib melakukan audit atas laporan
keuangan emiten berdasarkan standar yang baru ini. Aplikasi ISA diwujudkan
melalui revisi terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Prof. Indra Bastian, MBA. menerangkan kesulitan penerapan ISA di


Indonesia. Indra menekankan bahwa ISA memang baik, akan tetapi dibutuhkan
kondisi-kondisi tertentu agar lebih siap diimplementasikan. Ia menyarankan agar
membuat ISA lebih user-friendly untuk Indonesia. "Caranya adalah dengan
mengadaptasi, bukan mengadopsi. Di Perancis hanya 20% dari ISA yang diikuti.
Sedangkan Indonesia lebih bebas," terangnya.

Terdapat perbedaan antara ISA atau SA versi Indonesia dan GAAS diAmerika


atau SPAP versi Indonesia yaitu :

 Dokumentasi prosedur audit.

Secara konseptual bahwa dokumentasi prosedur audit antara SPAP denganISA


atau Standar Audit berbeda. Pada ISA atau SA lebih menekankan kepadakearifan
profesional (professional judgement). Secara spesifik pada ISA 230 paragraf14
mensyaratkan auditor untuk menyusun dokumentasi audit didalam suatu berkasaudit
dan melengkapi proses administratif penyusunan berka audit final tepat waktu setelah
tanggal laporan auditor, dan penerapan yang terkait serta penjelasan materialitas yang
mengindikasikan bahwa batas waktu penyelesaian
penyusunan berkas audit final biasanya tidak lebih dari 60 hari setelah tanggal lapora
n auditor. Paragraf 15 pada ISA 230 juga mensyaratkan setelah penyusunan audit
final telahselesai, maka auditor tidak boleh memusnahkan dokumentasi audit sebelum
perioderetensi berakhir. Periode retensi daripada kertas kerja juga berbeda pada
SPAP versusISA.

Pada ISA 230 mengenai dokumentasi audit dinyatakan bahwa bagi kantorakuntan


publik harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk retensi

10
dokumentasi penugasan. Biasanya periode retensi penugasan audit kurang dari lima t
ahun sejaktanggal laporan auditan atau tanggal laporan auditan kelompok
perusahaan,sedangkan pada SPAP bahwa periode retensi paling sedikit tujuh tahun.
MenurutSPM 1 paragraf 47 dan ISA 230 paragraf A23 menuntut KAP untuk
menetapkan suatu kebijakan dan prosedur yang mengatur masa penyimpanan
dokumen penugasan atau perikatan. Batas waktu penyimpanan pada umumnya tidak
boleh dari lima tahun sejak tanggal yang lebih akhir dari laporan auditor atas laporan
keuangan entitas atau laporan auditor atas laporan keuangan konsolidasian entitas dan
perusahaan anak. Paragraf 17 ISA 230 mensyaratkan bahwa setelah tanggal
penyelesaian dokumentasi.Auditor tidak boleh memusnahkan dokumentasi audit
sebelum akhir dari perioderetensi yang bersangkutan.

 Pertimbangan kelangsungan usaha

Ketika mempertimbangkan apakah suatu entitas berkemampuan untuk


melanjutkan kelangsungan usahanya dimasa depan, ISA tidak membatasi paling
sedikit 12 bulan,sedangkan SPAP membatasi hingga 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan.Pada ISA 570 mengasumsikan bahwa manajemen mempunyai tanggung
jawab untuk menilai kemampuan entitas untuk melangsungkan usahanya sebagai
“goimngconcern” tanpa mempertimbangkan apakah kerangka pelaporan keuangan
yang diterapkan oleh manajemen atau tidak.

Salah satu dari tujuan ISA 570 yaitu untuk memperoleh bukti audit yang memadai
terkait dengan penggunaan asumsi “goingconcern” oleh manajemen. Pada SPAP juga
mensyaratkan bahwa auditor harus mengevaluasi apakah ada keraguan yang
substansial mengenai kelangsungan usaha entitas untuk periode waktu yang
memadai. Dengan demikian, ISA 570 menetapkan pertimbangan asumsi
kelangsungan usaha seluruh penugasan atau perikatan.

 Penilaian dan pelaporan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

11
Menurut ISA bahwa penilaian dan pelaporan pengendalian internal tidak ada
kaitannya dengan efektifitas pengendalian internal klien yang diaudit akan tetapi
lebihmenekankan kepada relevansinya dimana hal tersebut terlihat pada laporan
auditornya........... In making those risk assessment, auditor considers internal control
relevant to the entity’s preparation dan fair prsentation of the financial statements in
order to design audit procedures, that are appropriate in the circumstances , but not
for the purpose of expressing an opinion on the effectiveness of the entity’s internalco
ntrol”.....sedangkan SPAP mengkaitkan penilaian dan pelaporan pengendalian
internal dengan efektifitasnya. Menurut ISA juga mensyaratkan auditor harus
menguji pengendalian internal entitas yang diauditnya guna memastikan bahwa siste
m yang diterapkan adalah mencukupi dan berfungsi sebagaimana yang ditetapkan.

 Penilaian dan respons terhadap risiko terhadap risiko yang dinilai.

ISA mensyaratkan prosedur penilaian risiko tertentu agar diperoleh


suatu pemahaman yang lebih luas mengenai suatu entitas dan lingkungannya, tentuny
adengan tujuan untuk mengidentifikasi risiko salah saji material. Lebih lanjut
ISAmensyaratkan auditor harus memperoleh suatu pemahaman risiko bisnis entitas
misalnya risiko operasi dan risiko strategis. Auditor mengikuti ISA harus juga
menetapkan bagaimana kliennya merespons terhadap risiko semacam sebagaimana
auditor merencanakan dan melakukan audit.

Lebih lanjut, auditor diharuskan mengajukan pertanyaan kepada auditor internal


entitas yang di auditnya, dengan tujuan memperoleh pemahaman suatu pemahaman
yang lebih baik atas keahlian entitas dalam menilai risiko. Auditor juga harus
memperoleh seluruh informasi yang terkait dengan risiko sama halnya dengan
respons klien dalam menilai risiko salah sajimaterial, termasuk pemahaman atas
pengendalian internalnya, sedangkan SPAP tidak sekomprehensif ISA.

 Penggunaan auditor lain untuk bagian suatu audit.

12
Dalam penggunaan auditor pengganti atau auditor lain, ISA tidak mengijinkan
auditor utama menggunakan referensi hasil audit dari pada auditor lain. Sedangkan
SPAP membolehkan auditornya mempunyai opsi untuk menerbitkan laporan audit
yang dikatakan sebagai “division of responsibility”. Dengan kata lain merujuk kepada
laporan dan kertas kerja auditor lain atau sebelumnya dalam laporan auditor yang
diterbitkan.

Kasus di Indonesia mengenai profesi akuntan dan kantor akuntan publik

1. Kasus Etika Profesi Akuntansi - Kasus PT Muzatek Jaya 2004

Kasus pelanggaran atas Standar Profesional Akuntan Publik, muncul kembali.


Menteri Keuangan langsung memberikan sanksi pembekuan.

Menkeu Sri Mulyani telah membekukan ijin AP (Akuntan Publik) Drs Petrus M.
Winata dari KAP Drs. Mitra Winata dan Rekan selama 2 tahun yang terhitung sejak
15 Marit 2007, Kepala Biro Hubungan Masyaraket Dep. Keuangan, Samsuar Said
saat siaran pers pada Selasa (27/3), menerangkan sanksi pembekuan dilakukan karena
AP tersebut melakukan suatu pelanggaran atas SPAP (Standar Profesional
Akuntan Publik).

Pelanggaran tersebut berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan audit terhadap


Laporan Keuangan PT. Muzatek Jaya pada tahun buku 31 December 2004 yang
dijalankan oleh Petrus.

Dan selain itu Petrus juga melakukan pelanggaran terhadap pembatasan dalam
penugasan audit yaitu Petrus malaksanakan audit umum terhadap laporan keuangan
PT. Muzatek Jaya dan PT. Luhur Arta Kencana serta kepada Apartement Nuansa
Hijau mulai tahun buku 2001. hingga tahun 2004.

13
2. Kasus Etika Profesi Akuntansi - Kasus PT KAI 2006

Komisaris PT KAI (Kereta Api Indonesia) mengungkapkan bahwa ada manipulasi


laporan keuangan dalam PT KAI yang seharusnya perusahaan mengalami kerugian
tetapi dilaporkan mendapatkan keuntungan.

“Saya mengetahui ada sejumlah pos-pos yang seharusnya dilaporkan sebagai beban
bagi perusahaan tapi malah dinyatakan sebagai aset perusahaan, Jadi disini ada trik-
trik akuntansi,” kata Hekinus Manao, salah satu Komisaris PT. KAI di Jakarta, Rabu.

Dia menyatakan, hingga saat ini dirinya tidak mau untuk menandatangani laporan
keuangan tersebut karena adanya ketidak benaran dalam laporan keuangan itu.

“Saya tahu bahwa laporan yang sudah diperiksa akuntan publik, tidak wajar karena
sedikit banyak saya mengerti ilmu akuntansi yang semestinya rugi tapi dibuat laba,”
lanjutnya.

Karena tidak ada tanda-tangan dari satu komisaris PT KAI, maka RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham) PT Kereta Api harus dipending yang seharusnya
dilakukan pada awal Juli 2006.

3. Kasus Etika Profesi Akuntansi - Kasus Kredit Macet BRI 2010

Seorang akuntan publik yang menyusun laporan keuangan Raden Motor yang
bertujuan mendapatkan hutang atau pinjaman modal senilai Rp. 52 miliar dari Bank
Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Jambi pada tahun 2009 diduga terlibat dalam kasus
korupsi kredit macet.

Terungkapnya hal ini setelah Kejati Provinsi Jambi mengungkap kasus tersebut pada

14
kredit macet yang digunakan untuk pengembangan bisnis dibidang otomotif tersebut.
Fitri Susanti, yang merupakan kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI
Cabang Jambi yang terlibat kasus tersebut, Selasa [18/5/2010] menyatakan, setelah
klien-nya diperiksa dan dicocokkan keterangannya dengan para saksi-saksi,
terungkap ada dugaan keterlibatan dari Biasa Sitepu yang adalah sebagai akuntan
publik pada kasus ini.

Hasil pemeriksaan yang kemudian dikonfrontir keterangan tersangka dengan para


saksi Biasa Sitepu, terungkap ada terjadi kesalahan dalam pelaporan keuangan
perusahaan Raden Motor dalam pengajuan pinjaman modal ke BRI Cabang Jambi.

Ada 4 aktivitas data pada laporan keuangan tersebut yang tidak disajikan dalam
laporan oleh akuntan publik sehingga terjadi kesalahan dalam proses kreditnya dan
ditemukan dugaan korupsi-nya.

“Ada 4 aktivitas laporan keuangan Raden Motor yang tidak dimasukan kedalam
laporan keuangan yang diajukan ke Bank BRI, hingga menjadi sebuah temuan serta
kejanggalan dari pihak kejaksaan untuk mengungkap kasus kredit macet ini.” tegas
Fitri. Keterangan serta fakta tsb. terungkap setelah tersangka Effendi Syam, diperiksa
dan dibandingkan keterangannya dengan keterangan saksi Biasa Sitepu yang berperan
sebagai akuntan publik dalam kasus ini di Kejati Jambi.

Seharusmya data-data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan harus lengkap,
tetapi didalam laporan keuangan yang diberikan oleh tersangka Zein Muhamad
sebagai pimpinan Raden Motor ada data-data yang diduga tidak disajikan dengan
seharusnya dan tidak lengkap oleh akuntan publik.

Tersangka Effendi Syam berharap penyidik di Kejati Jambi bisa melaksanakan


pemeriksaan dan mengungkap kasus secara adil dan menetapkan pihak pihak yang
juga terlibat dalam kasus tersebut, sehingga semuanya terungkap. Sementara itu,
penyidik Kejaksaan masih belum mau berkomentar lebih banyak atas temuan
tersebut.

15
Kasus kredit macet itu terungkap, setelah pihak kejaksaan menerima laporan tentang
adanya penyalah-gunaan kredit yang diajukan oleh tersangka Zein Muhamad sebagai
pemilik Raden Motor. Sementara ini pihak Kejati Jambi masih menetapkan 2
tersangka, yaitu Zein Muhamad sebagai pemilik Raden Motor yang mengajukan
kredit dan Effedi Syam dari pihak BRI cabang jambi sebagai pejabat yang menilai
pengajuan sebuah kredit.

4. Kasus Etika Profesi Akuntansi - Mulyana Kusuma Anggota KPU 2004

Kasus anggota KPU ini terjadi pada tahun 2004, Mulyana Kusuma yang menjadi
seorang anggota KPU (Komisi Pemilihan Umum) diduga telah menyuap anggota
BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang ketika itu melaksanakan audit keuangan
terhadap pengadaan logistik pemilu. Logistik pemilih tersebut berupa kotak suara,
amplop suara, surat suara, tinta, serta tekhnologi informasi.

Setelah pemeriksaan dilaksanakan, BPK meminta untuk dilakukan suatu


penyempurnaan laporan. Setelah penyempurnaan laporan dilakukan, BPK
menyatakan bahwa laporan yang dihasilkan lebih baik dari laporan sebelumnya,
kecuali mengenai laporan teknologi informasi. Maka disepakati laporan akan
dilakukan periksaan kembali satu (1) bulan setelahnya.

Setelah satu bulan terlewati ternyata laporannya tak kunjung selesai dan akhirnya
diberikan tambahan waktu. Di saat penambahan waktu ini terdengar kabar mengenai
penangkapan Mulyana Kusuma. Dia ditangkap karena tuduhan akan melakukan
tindakan penyuapan kepada salah satu anggota tim auditor dari BPK, yaitu Salman
Khoiriansyah.

Tim KPK bekerja sama dengan pihak auditor BPK dalam penangkapan tersebut.
Menurut Khoiriansyah, dia bersama Komisi Pemberantas Korupsi mencoba

16
merangkap usaha penyuapan yang dilakukan oleh Mulyana menggunakan perekam
gambar pada 2 kali pertemuan.

Penangkapan Mulyana ini akhirnya menimbulkan pro-kontra. Ada pihak yang


memberikan pendapat Salman turut berjasa dalam mengungkap kasus ini, tetapi lain
pihak memberikan pendapat Salman tak sewajarnya melakukan tindakan tersebut
karena hal yang dilakukan itu melanggar kode etik.

5. Kasus Etika Profesi Akuntansi - Kasus Malinda Dee Citibank

Malinda Dee, 47 tahun, Terdakwa atas kasus pembobolan dana Citybank, terbukti
diketahui memindahkan beberapa dana nasabah dengan memalsukan tandatangan
nasabah didalam formulir transfer. Kejadian ini terungkap didalam dakwaan oleh
Jaksa Penuntut Umum dalam sidang perdana di PN Jakarta Selatan, Selasa
[8/11/2011]. "Sebagian tandatangan yang tertera pada blangko formulir transfer
adalah tanda-tangan nasabah." ujar Tatang Sutarma, Jaksa Penuntut Umum.

Malinda berhasil memalsukan tandatangan Rohli bin Pateni. Pemalsuan dilakukan


hingga 6 kali pada formulir transfer Citibank nomor AM 93712 yang bernilai 150.000
dollar AS pada tanggal 31 Agustus 2010. Pemalsuan tanda tangan dilakukan juga di
formulir nomor AN 106244 yang dikirim ke PT. Eksklusif Jaya Perkasa sebesar Rp.
99 juta. Dalam transaksi transfer ini, Malinda dee menulis "Pembayaran Bapak Rohli
untuk pembayaran interior", pada kolom pesan.

Pemalsuan tanda tangan yang lain pada formulir nomor AN 86515 tanggal 23
Desember 2010 dengan penerima PT. Abadi Agung Utama. "Penerima Bank Artha
Graha senilai Rp. 50 juta dan pada kolom pesan tertulis DP pembelian unit 3 lantei 33
combin unit." baca jaksa penuntut umum. Juga dengan menggunakan nama serta
tanda-tangan palsu Rohli, Malinda Dee mengirim uang sebesar Rp. 250 juta pada
formulir AN 86514 kepada PT. Samudera Asia Nasional tanggal 27 December 2010
dan AN 61489 sebesar nilai yang sama pada tanggal 26 January 2011. Pun pemalsuan

17
dalam formulir AN 134280 pengiriman kepada Rocky Deany C. Umbas senilai Rp.
50 juta tanggal 28 January 2011 pembayaran pemasangan CCTV, milik Rohli.

Adapun tanda-tangan palsu beratas nama korban N. Susetyo Sutadji dilakukan


sebanyak 5 kali, yaitu dalam formulir Citibank No AJ 79026, AM 122339, AM
122330, AM 122340, dan juga AN 110601. Malinda mengirim uang senilai Rp. 2
miliar kepada PT. Sarwahita Global Management, Rp. 361 juta kepada PT. Yafriro
International, Rp. 700 juta kepada Leonard Tambunan. Dan 2 transaksi yang lain
sebesar Rp. 500 juta dan Rp 150 juta dikirimkan kepada Vigor AW. Yoshuara secara
berurutan.

"Hal ini telah sesuai dengan keterangan saksi Rohli dan N. Susetyo Sutadji dan saksi
Surjati T. Budiman serta telah sesuai BAP (Berita Acara Pemeriksaan) Labaratoris
Kriminalistis Bareskrim Polri." jelasnya. Pengiriman uang serta pemalsuan tanda-
tangan ini tidak di sadari oleh ke-2 nasabah tersebut.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah
jasa asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah
satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, profesi
Akuntan Publik memiliki peranan yang besar dalam mendukung perekonomian
nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi
dalam bidang keuangan.

Adopsi ISA merupakan bagian dari globalisasi perekonimian, termasuk


globalisasi pasar uang dan pasar modal. Bagian terdahulu yang berbicara peningkatan
tentang biaya, merupakan pengalaman negara - negara yang sudah lebih dulu

18
mengadopsi IS. Sifat kantor akuntan publik dan akuntansi publik, Akuntansi publik
mendirikan kantor akuntan sebagai basis untuk melayani dan memberi jasa para
nasabah. Sedangkan akuntan publik mendirikan kantor akuntan untuk memberikan
jasa pelayanan kepada berbagai unit organisasi yang membutuhkan jasa akuntan,
antara lain melakukan pemeriksaan laporan keuangan. Mereka juga memberi jasa
konsultasi manajemen.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.iaiglobal.or.id/v03/files/file_publikasi/6.%20Forum%20Bidang
%20Ilmu%20AUDITING_Tarkosunaryo.pdf

http://www.iapi-lib.com/spap/1/files/SA%20700/SA%20720.pdf

http://www.iapi-lib.com/spap/1/files/SA%20200/SA%20230.pdf

http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2011/5TAHUN2011UU.HTM

https://akuntansiterapan.com/2010/06/15/standar-profesional-akuntan-publik/

http://hmjakt-unnes.blogspot.com/2018/04/standar-auditing-di-indonesia.html

https://akupecintaakuntansi.blogspot.com/2019/04/3-standar-auditing-10-
penjelasan.html

http://www.ifac.org.id

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-standar-audit-laporan-keuangan-dokumen-
yang-dibutuhkan/

19

Anda mungkin juga menyukai