Perhitungan Ulah Alir Fluida Produksi Da
Perhitungan Ulah Alir Fluida Produksi Da
Sumur
Sesuai dengan yang telah diuraikan di atas, metode-metode perhitungan kinerja
aliran fluida dari formasi ke lubang sumur untuk saat sekarang, dapat
dikelompokkan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Jumlah fasa yang mengalir
2. Pengaruh skin
1. Pengaruh turbulensi
Pengelompokan metoda adalah sebagai berikut :
1. Aliran satu fasa (minyak)
a. Dengan atau tanpa pengaruh skin
- Persamaan Darcy
1. Pengaruh lubang perforasi dan gravel pack
- Persamaan Jones, Blount dan Glaze
2. Aliran dua fasa (minyak dan gas)
a. Tanpa pengaruh skin
- Persamaan Darcy dalam bentuk Pseudo-Pressure Function
b. Dengan pengaruh skin
- Persamaan Vogel
- Persamaan Couto
- Persamaan Harrison
- Persamaan Pudjo Sukarno
1. Pengaruh faktor turbulensi dan skin
- Persamaan Fetkovich
1. Aliran Tiga Fasa (Gas, Minyak dan Air)
Tanpa pengaruh skin
- Persamaan Petrobras
- Persamaan Pudjo Sukarno
Sedangkan untuk peramalan kinerja aliran fluida dari formasi ke dasar
sumur tersedia beberapa metode, yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Dengan anggapan faktor skin sama dengan nol
- Metode Standing
- Metode Pivot Point
2. Dengan anggapan faktor skin tidak sama dengan nol
- Metode Couto
- Metode Pudji Sukarno
- Persamaan Fetcovich
Tujuan menentukan potensi sumur minyak adalah menghitung potensi
sumur minyak yang mencerminkan kemampuan reservoir mengalirkan minyak ke
dalam sumur tersebut. Kemampuan ini dinyatakan dalam hubungan antara
tekanan alir dasar sumur terhadap laju produksi (kurva Inflow Performance
Relationship).
4.2.1. Aliran Satu Fasa
Persamaan diferensial 4-1, mensimulasikan aliran fluida di sekitar lubang
sumur dalam bentuk radial. Pemecahan persamaan tersebut secara analitis dapat
diturunkan dengan memasukkan syarat awal dan syarat batas yang
merepresentasikan aliran fluida dari formasi produktif masuk ke lubang sumur.
Untuk memudahkan pemecahan secara analitis ini, perlu dilakukan beberapa
anggapan sebagai berikut :
1. Reservoir adalah homogen untuk setiap fisik batuan
2. Reservoir bersifat isotropis, yaitu permeabilitas batuan sama besar di segala
arah.
1. Formasi produktif dibuka seluruhnya sesuai dengan tebal
formasi. Anggapan ini diperlukan untuk memungkinkan
terjadinya aliran radial murni.
2. Fluida satu fasa (dalam hal ini minyak) menjenuh formasi
produktif.
Berdasarkan anggapan-anggapan tersebut Persamaan 4-1 dapat
disederhanakan dan dapat diubah menjadi persamaan diferensial linear yang akan
mempermudah pemecahan. Dengan menggunakan anggapan keempat, dapat
diberlakukan pengembangan anggapan lebih lanjut satu viscositas dianggap
konstan. Selain itu dilakukan anggapan pula, bahwa gradien tekanan reservoir
kecil, serta kompresibilitas konstan. Dengan anggapan tersebut, persamaan 4-1
dalam bentuk linear dapat dituliskan sebagai berikut.
1 d dp ..C dp
. r. . ..........(4-5)
r dr dr k dt
q o . e . Be
Pr – Pwf = (ln(0,472(re / rw ) S)
1,127 10 3 (2) k o A
1. Metoda Standing
Metoda Standing merupakan modifikasi dari persamaan Vogel,
berdasarkan pernyataan bahwa untuk sumur yang mengalami kerusakan, maka
terjadi tambahan kehilangan secara skematis pada Gambar 4-8.
Tekanan alir dasar sumur ideal, Pwf tidak dipengaruhi oleh adanya faktor
skin, sedangkan Pwf' adalah tekanan dasar sumur sebenarnya yang dipengaruhi
oleh faktor skin. Hubungan antara kedua tekanan alir dasar sumur tersebut adalah:
Pwf' = Pr – FE (Pr – Pwf) ........(4-40)
Dimana :
FE = efisiensi aliran, yang merupakan perbandingan antara Indeks Produktivitas
ideal.
Dengan demikian FE berharga lebih kecil dari satu apabila sumur
mengalami kerusakan dan lebih besar satu apabila mengalami perbaikan sebagai
hasil operasi stimulasi.
Gambar 4-5. Kurva IPR Dua Fasa, Pwf-test > Pb18)
h k o
0,00419 Pr (FE ) (1 R )(1,8 0,8(FE )(1 R ))
ln(0,472 re / rw ) o Bo
........(4-41)
dimana :
R = Pwf / Pr
Dengan mengetahui sifat fisika batuan (ko) dan sifat fisika fluida (minyak),
maka dapat dibuat kurva IPR berdasarkan satu uji tekanan. Persamaan Couto ini
mempunyai kelemahan, yaitu diperlukannya sifat fisika batuan dan fluida
reservoir (minyak), yang agak sulit untuk diperoleh di lapangan dengan
berjalannya produksi. Disarankan persamaan Couto ini digunakan di awal sumur
berproduksi (setelah completion), dengan demikian harga ko, o , dan Bo diperoleh
dengan mudah dan teliti.
Contoh perhitungan :
1. Diketahui :
Pr = 2500 psia
Bo @ Pr = 1,319 bbl/stb
o @ Pr = 0,5421 cp
ko = 50 md
h = 50 ft
re = 1500 ft
rw = 0,25 ft
FE = 0,6
Pwf = 1000 psi
2. Dengan menggunakan persamaan (5-37),
R = 1000 / 2500 = 0,4
qo =
50 50
000419
ln(0,472 (1500) / (0,25 (2500) (0,5421) (1,3219) (0,6) (1 0,4)
Dimana :
Pd = Pwf / Pr
a1 , ……. , a5 adalah konstanta persamaan yang merupakan fungsi dari faktor skin,
dan dicari dengan persamaan berikut :
an = c1 exp (c2 S) + c3 exp (c4 S) ………. (4-44)
n = 1, 2, 3, 4, dan 5
S = faktor skin
Harga c1 sampai dengan c5 ditentukan dari tabel (4-3) berikut ini.
Tabel 4-3
Konstanta c1 , c2 , c3 dan c4 18)
an c1 c2 c3 c4
a1 0,182922 -,0,364438 0,814541 -0,055873
a2 -1,476950 -0,456632 1,646246 -0,442306
a3 -2,149274 -0,195976 2,289242 -0,220333
a4 -0,021783 0,088286 -0,260385 -0,210801
a5 -0,552447 -0,032449 -0,583242 -0,306962
Untuk menyatakan kadar air dalam laju produksi total digunakan parameter
water cut, yaitu perbandingan laju produksi air dengan laju produksi cairan total.
Parameter ini merupakan parameter tambahan dalam persamaan kurva IPR yang
dikembangkan. Selain itu, hasil simulasi menunjukkan bahwa pada suatu sasat
tertentu, yaitu pada harga tekanan reservoir tertentu, harga water cut berubah
sesuai dengan perubahan tekanan air dasar sumur. Dengan demikian perubahan
water cut sebagai fungsi dari tekanan alir dasar sumur, perlu pula ditentukan.
Dalam pengembangan kinerja aliran tiga fasa dari formasi ke lubang sumur,
telah digunakan 7 (tujuh) kelompok data hipotesis reservoir, yang mana untuk
masing-masing kelompok dilakukan perhitungan kurva IPR untuk 5 harga water
cut yang berbeda, yaitu : 20 %, 40 %, 60 %, 80 %, serta 90 %. Dari hasil
perhitungan diperoleh 385 titik data, dan titik data ini dikelompokkan sesuai
dengan harga water cutnya. Untuk masing-masing kelompok water-cut dibuat
kurva IPR tak berdemensi, yaitu plot antara qo / qt max terhadap Pwf / Pr (qt max
adalah laju aliran cairan total maximum) dan kemudian dilakukan analisa regresi.
Hasil analisa regresi yang terbaik adalah sebagai berikut :
qo Pwf Pwf
A0 A1 ( ) A2 ( )2 .......... (4 46)
qt max Pr Pr
Tabel 4-4
Konstanta Cn untuk masing-masing An18)
An Co C1 C2
WC
P1 Exp (P2 Pwf / Pr ) ..........(4 48)
WC @ Pwf ~ Pr
dimana :
P1 dan P2 tergantung dari harga water-cutnya, dan dari analisa regresi diperoleh
hubungan sebagai berikut :
P1 = 1,606207 – 0,130447 ln (Water-cut) ……… (4-49)
P2 = -0,517792 + 0,110604 ln (Water-cut) ……… ( 4-50)
dimana : water-cut dinyatakan dalam persen (%)..
Prosedur perhitungan kinerja aliran tiga fasa fari formasi ke lubang sumur adalah
sebagai berikut :
Langkah 1. Siapkan data penunjang yang meliputi :
- Tekanan reservoir/tekanan statis sumur
- Tekanan alir dasar sumur
- Laju produksi minyak dan air
- Harga water-cut berdasarkan uji produksi (dalam persen)
Langkah 2. Hitung WC @ Pwf ~ Pr dengan menggunakan persamaan (4-48),
Dimana persamaan (4-48) tersebut dapat dituliskan sebagai :
Watercut
WC @ Pwf Pr
P1 Exp ( P2 Pwf / Pr )
Langkah 5. Berdasarkan harga qt max dari langkah 4, dapat dihitung laju produksi
minyak untuk berbagai harga tekanan alir dasar sumur.
Langkah 6. Laju produksi air untuk setiap water-cut pada tekanan alir dasar
sumur, dengan :
qw = (WC / 100 – WC )) qo