Afrizal Amri Fahmi - 117180005 - Penginderaan Jauh
Afrizal Amri Fahmi - 117180005 - Penginderaan Jauh
NIM : 117180005
Prodi/Kelas : Teknik Geomatika/A
Dosen : Bambang Kuncoro, Dr.Ir.MT
Taufiq Ihsanudin , ST.,M.Eng
Kalibrasi radiometrik
Kalibrasi Radiometrik adalah proses pengolahan citra satelit yang bertujuan untuk
mengubah data pada citra yang (pada umumnya) disimpan dalam bentuk Digital
Number (DN) menjadi radiance (LTOA) atau reflectance (ρTOA) dan dapat ke dalam bentuk
brightness temperature (u/Thermal Infrared) (Jaelani, 2013).
Dalam melakukan koreksi radiometrik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
Koreksi atmosfer
Menurut Chavez Jr (1996), Koreksi DOS merupakan koreksi absolut dimana nilai
reflektan pada satelit dikonversi menjadi nilai surface reflectance dengan asumsi bahwa
terdapat objek yang mempunyai nilai pantulan mendekati nol persen (misalnya bayangan, air
jernih dalam, dan hutan lebat), meskipun demikian sinyal yang terekam pada sensor dari
objek tersebut merupakan hasil dari hamburan atmosfer yang harus dihilangkan.
Data dalam format Reflektan-Sensor (ρtoa): Data dari citra satelit diubah terlebih
dahulu ke dalam format reflektan dengan cara kalibrasi radiometrik.
Nilai Pixel Minimum (NPM) dari citra harusnya adalah NOL : NPM pada citra harus
bernilai NOL. Jika tidak bernilai NOL maka masih dipengaruhi oleh atmosfer.
Cari NPM minimum (> nol) : Menggunakan nilai NPM paling minimum/rendah. Jika
sudah mendapatkan nilai terkecil maka masukkan nilai 1 kedalam rumus sederhana
sebagai berikut :
Namun jika nilai minimum bukan NOL melainkan 1 maka rumus sederhana tersebut
dapat diubah untuk menghasilkan NOL dengan cara :
ρTOA = ρBOA + 1
Semua Pixel dikurangi NPM : Semua nilai pada pixel dikurangi dengan NPM setiap
pixelnya
Koreksi atmosfer bertujuan menurunkan reflektansi objek dari total radiansi TOA
setelah proses normalisasi kondisi pencahayaan dan penghapusan efek atmosfer. Dalam
penelitian ini, citra Landsat 8 dilakukan koreksi dari efek atmosfer menggunakan parameter
koreksi dari hasil simulasi menggunakan Second Simulation of a Satellite Signal in the Solar
SpectrumVector (6SV) (Vermote, dkk 1997 dalam Vivi 2015).
acrλ=yλ/(1.+xcλ*yλ)
yλ=xaλ*( Lλ)-xbλ;
Koreksi Geometrik :
Metode Rektifikasi (Image to Map)
Rektifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu sistem grid
menggunakan suatu transformasi geometrik. Oleh karena posisi piksel pada citra output tidak
sama dengan posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel yang digunakan untuk mengisi
citra yang baru harus di-resampling kembali. Resampling adalah suatu proses melakukan
ekstrapolasi nilai data untuk piksel-piksel pada sistem grid yang baru dari nilai piksel citra
aslinya. Rektifikasi juga dapat diartikan sebagai pemberian koordinat pada citra berdasarkan
koordinat yang ada pada suatu peta yang mencakup area yang sama. Bisa dilakukan dengan
input GCP atau rectification image to map dan diperlukan peta (dengan sistem koordinat
tertentu) atau kumpulan GCP untuk objek yang sudah diketahui pada citra.
Klasifikasi supervised adalah klasifikasi yang dilakukan dengan arahan analis , dimana
kriteria pengelompokkan kelas ditetapkan berdasarkan penciri kelas (class signature) yang
diperoleh melalui pembuatan area contoh (training area). Sedangkan, klasifikasi tidak
terbimbing merupakan klasifikasi dengan pembentukan kelasnya sebagian besar dikerjakan
oleh komputer. Kelas-kelas atau klaster yang terbentuk dalam klasifikasi ini sangat
bergantung kepada data itu sendiri, yaitu dikelompokkannya piksel-piksel berdasarkan
kesamaan atau kemiripan spektralnya.
Klasifikasi unsupervised dalam prosesnya hanya sedikit hal yang ditetapkan atau diatur oleh
seorang analis, misalnya jumlah kelas atau klaster yang akan dibuat, teknik yang akan
digunakan, jumlah iterasi dan band-band atau kanal yang akan digunakan. Klasifikasi ini
disebut juga dengan klastering, dimana klastering adalah suatu teknik klasifikasi atau
identifikasi yang merupakan serangkaian proses untuk mengelompokan observasi (dalam hal
ini piksel) ke dalam suatu kelas atau klaster yang benar dalam suatu set kategori yang
disusun.
4. Peran penginderaan jauh dalam pemetaan wilayah yaitu sebagai sarana pemetaan wilayah itu
sendiri. Penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam pemetaan wilayah merupakan
salah satu pilihan yang tepat untuk memperoleh data yang cepat, akurat dan relatif murah.
Dengan menggunakan citra satelit cakupan wilayah yang bisa dipetakan bisa lebih luas.
Selain itu, penggunaan citra satelit beresolusi tinggi bisa digunakan juga untuk menganalisis
wilayah yang dipetakan. Dalam sekali pemetaan bisa digunakan untuk berbagai macam peta
tematik. Penginderaan jauh untuk pembuatan peta menjadi lebih cepat.
5. Konsep pemantauan perkembangan di daerah Kelurahan Sariharjo Kecamatan Ngaglik
Kabupaten Sleman bisa dengan analisis perubahan penggunaan lahan yang semula lahan
pertanian menjadi lahan pemukiman. Dengan data inderaja bisa dilakukan analisis pola
pemukiman dan variasi pola pemukiman di daerah tersebut. Dengan data inderaja juga bisa
untuk pengembangan daerah tersebut, misal pembangunan fasilitas umum seperti akses
jalan dan lain-lain.