Anda di halaman 1dari 4

Nama : Afrizal Amri Fahmi

NIM : 117180005
Prodi/Kelas : Teknik Geomatika/A
Dosen : Bambang Kuncoro, Dr.Ir.MT
Taufiq Ihsanudin , ST.,M.Eng

JAWABAN UTS PENGINDERAAN JAUH

1. Perbedaan sensor aktif dan pasif :


a. Sensor aktif menggunakan energi yang berasal dari sensor tersebut sedangkan
sensor pasif menggunakan energi yang berasal dari objek.
b. Sensor aktif dapat digunakan untuk melakukan dengan panjang gelombang
yang tidak terdapat dalam cahaya sinarmatahari, seperti gelombang mikro
sedangkan sensor pasif memerlukan cahaya sinar matahari
c. Sensor aktif memerlukan energi dalam jumlah yang cukup besar untuk
mengindera target secara memadai sedangkan sensor pasif tidak memerlukan
energi yang cukup besar.
2. Koreksi kesalahan Radiometrik :

Kalibrasi radiometrik

Kalibrasi Radiometrik adalah proses pengolahan citra satelit yang bertujuan untuk
mengubah data pada citra yang (pada umumnya) disimpan dalam bentuk Digital
Number (DN) menjadi radiance (LTOA) atau reflectance (ρTOA) dan dapat ke dalam bentuk
brightness temperature (u/Thermal Infrared) (Jaelani, 2013).

Dalam melakukan koreksi radiometrik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Menggunakan Gain dan Offset, data yang diperlukan adalah radiance


atau reflectance  multiple rescalling factor (GAIN) dan additive rescalling
factor (OFFSET)
2. Menggunakan nilai radiance atau reflectance maksimum dan minimum.

Koreksi atmosfer

Koreksi Atmosfer merupakan kegiatan untuk merubah reflektan yang diterima


sensor (ρtoa) menjadi reflektan permukaan (ρboa) atau merubah radian yang diterima sensor
(Ltoa) menjadi radian permukaan (Lboa). Koreksi Atmosfer adalah proses yang diperlukan
untuk menghilangkan pengaruh atmosfer pada data penginderaan jauh yang direkam oleh
sensor.

Metode dalam koreksi atmosfer dapat dilakukan dengan dua cara :


1. Metode dos

Menurut Chavez Jr (1996), Koreksi DOS merupakan koreksi absolut dimana nilai
reflektan pada satelit dikonversi menjadi nilai surface reflectance dengan asumsi bahwa
terdapat objek yang mempunyai nilai pantulan  mendekati nol persen (misalnya bayangan, air
jernih dalam, dan hutan lebat), meskipun demikian sinyal yang terekam pada sensor dari
objek tersebut merupakan hasil dari hamburan atmosfer yang harus dihilangkan. 

Tahapan dalam melakukan metode ini adalah sebagai berikut: 

 Data dalam format Reflektan-Sensor (ρtoa): Data dari citra satelit diubah terlebih
dahulu ke dalam format reflektan dengan cara kalibrasi radiometrik.

 Nilai Pixel Minimum (NPM) dari citra harusnya adalah NOL : NPM pada citra harus
bernilai NOL. Jika tidak bernilai NOL maka masih dipengaruhi oleh atmosfer. 

 Cari NPM minimum (> nol) : Menggunakan nilai NPM paling  minimum/rendah. Jika
sudah mendapatkan nilai terkecil maka masukkan nilai 1 kedalam rumus sederhana
sebagai berikut :

ρTOA = ρBOA + ρPath

Namun jika nilai minimum bukan NOL melainkan 1 maka rumus sederhana tersebut
dapat diubah untuk menghasilkan NOL dengan cara :

ρTOA = ρBOA + 1

 Semua Pixel dikurangi NPM : Semua nilai pada pixel dikurangi dengan NPM setiap
pixelnya

 Hasil akhir berupa reflektan-permukaan (ρboa)


2. Metode 6sv

Koreksi atmosfer bertujuan menurunkan reflektansi objek dari total radiansi TOA
setelah proses normalisasi kondisi pencahayaan dan penghapusan efek atmosfer. Dalam
penelitian ini, citra Landsat 8 dilakukan koreksi dari efek atmosfer menggunakan parameter
koreksi dari hasil simulasi menggunakan Second Simulation of a Satellite Signal in the Solar
SpectrumVector (6SV) (Vermote, dkk 1997 dalam Vivi 2015).

 Data dalam format radian,


 Citra dikoreksi dengan menggunakan rumus:

acrλ=yλ/(1.+xcλ*yλ)

yλ=xaλ*( Lλ)-xbλ;

 acrλ adalah reflektan-permukaan, Lλ adalah radian.


 Parameter koreksi diperoleh dengan menjalankan perangkat lunak 6SV berbasis web.
 Untuk mendifinisikan konsentrasi dari aerosol, digunakan parameter meteorologi
berupa horizontal visibility yang dapat dimasukkan secara langsung dalam 6SV.

Koreksi Geometrik :
Metode Rektifikasi (Image to Map)
            Rektifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu sistem grid
menggunakan suatu transformasi geometrik. Oleh karena posisi piksel pada citra output tidak
sama dengan posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel yang digunakan untuk mengisi
citra yang baru harus di-resampling kembali. Resampling adalah suatu proses melakukan
ekstrapolasi nilai data untuk piksel-piksel pada sistem grid yang baru dari nilai piksel citra
aslinya. Rektifikasi juga dapat diartikan sebagai pemberian koordinat pada citra berdasarkan
koordinat yang ada pada suatu peta yang mencakup area yang sama. Bisa dilakukan dengan
input GCP atau rectification  image to map dan diperlukan peta (dengan sistem koordinat
tertentu) atau kumpulan GCP untuk objek yang sudah diketahui pada citra.

Metode Registrasi (image to Image)


            Dalam beberapa kasus, yang dibutuhkan adalah penyamaan posisi antara satu citra
dengan citra lainnya dengan mengabaikan sistem koordinat dari citra yang bersangkutan.
Penyamaan posisi ini kebanyakan dimaksudkan agar posisi piksel yang sama dapat
dibandingkan. Dalam hal ini penyamaan posisi citra satu dengan citra lainnya untuk lokasi
yang sama sering disebut dengan registrasi. Dibandingkan dengan rektifikasi, registrasi ini
tidak melakukan transformasi ke suatu koordinat sistem. Dengan kata lain, registrasi adalah
suatu proses membuat suatu citra konform dengan citra lainnya, tanpa melibatkan proses
pemilihan sistem koordinat atau pun memberikan koordinat pada citra berdasarkan koordinat
yang ada pada citra lain (dengan cakupan area yang sama) yang telah memiliki koordinat.
Registrasi citra ke citra melibatkan proses georeferensi apabila citra acuannya sudah di
georeferensi. Oleh karena itu, Georeferensi semata-mata merubah sistem koordinat peta
dalam file citra, sedangakan grid dalam citra tidak berubah. 

3. Perbedaan klasifikasi supervised dan unsupervised

Klasifikasi supervised adalah klasifikasi yang dilakukan dengan arahan analis , dimana
kriteria pengelompokkan kelas ditetapkan berdasarkan penciri kelas (class signature) yang
diperoleh melalui pembuatan area contoh (training area). Sedangkan, klasifikasi tidak
terbimbing merupakan klasifikasi dengan pembentukan kelasnya sebagian besar dikerjakan
oleh komputer. Kelas-kelas atau klaster yang terbentuk dalam klasifikasi ini sangat
bergantung kepada data itu sendiri, yaitu dikelompokkannya piksel-piksel berdasarkan
kesamaan atau kemiripan spektralnya.
Klasifikasi unsupervised dalam prosesnya hanya sedikit hal yang ditetapkan atau diatur oleh
seorang analis, misalnya jumlah kelas atau klaster yang akan dibuat, teknik yang akan
digunakan, jumlah iterasi dan band-band atau kanal yang akan digunakan. Klasifikasi ini
disebut juga dengan klastering, dimana klastering adalah suatu teknik klasifikasi atau
identifikasi yang merupakan serangkaian proses untuk mengelompokan observasi (dalam hal
ini piksel) ke dalam suatu kelas atau klaster yang benar dalam suatu set kategori yang
disusun.
4. Peran penginderaan jauh dalam pemetaan wilayah yaitu sebagai sarana pemetaan wilayah itu
sendiri. Penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam pemetaan wilayah merupakan
salah satu pilihan yang tepat untuk memperoleh data yang cepat, akurat dan relatif murah.
Dengan menggunakan citra satelit cakupan wilayah yang bisa dipetakan bisa lebih luas.
Selain itu, penggunaan citra satelit beresolusi tinggi bisa digunakan juga untuk menganalisis
wilayah yang dipetakan. Dalam sekali pemetaan bisa digunakan untuk berbagai macam peta
tematik. Penginderaan jauh untuk pembuatan peta menjadi lebih cepat.
5. Konsep pemantauan perkembangan di daerah Kelurahan Sariharjo Kecamatan Ngaglik
Kabupaten Sleman bisa dengan analisis perubahan penggunaan lahan yang semula lahan
pertanian menjadi lahan pemukiman. Dengan data inderaja bisa dilakukan analisis pola
pemukiman dan variasi pola pemukiman di daerah tersebut. Dengan data inderaja juga bisa
untuk pengembangan daerah tersebut, misal pembangunan fasilitas umum seperti akses
jalan dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai