Anda di halaman 1dari 13

BAB II

MIXING APARATUS

2.1. Tujuan Percobaan


- Mengetahui pengaruh jenis pengaduk dan Baffle terhadap angka Frounde pada
air dan minyak kelapa.
- Mengetahui pengaruh jenis pengaduk dan Baffle terhadap faktor pencampuran
NaOH dengan air.
- Mengetahui hubungan antara daya (P) dengan angka Reynold (N Re) pada air
dan minyak kelapa.
- Mengetahui pengaruh jenis liquida dan jenis pengaduk terhadap angka Reynold
(NRe).
2.2. Tinjauan Pustaka
Di dalam proses Mixing terjadi percepatan perpindahan panas, baik yang disertai
atau tidak disertai reaksi kimia yang telah banyak diteliti oleh para peneliti terdahulu.
Hal ini dapat terjadi karena pengaruh pengaduk yang mengubah energi mekanis tersebut
menjadi energi kinetik. Selanjutnya, energi kinetik ini menimbulkan sirkulasi aliran
fluida dan pusaran aliran di ujung Blade yang mengakibatkan terjadinya proses
pencampuran. Adapun tujuan dari proses Mixing ini adalah untuk menghasilkan
keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multi fase, memfasilitasi perpindahan
massa atau energi di antara bagian–bagian dari sistem yang tidak seragam,
menunjukkan perubahan fasa pada sistem multi komponen dengan atau tanpa perubahan
komposisi (Ali, 2011).
Mixing fluida memutuhkan beberapa proses kimia. Bisa jadi termasuk didalamnya
Mixing antara cair dengan cair, gas dengan cair, atau padat dengan cair. Pergolakan
massa fluida ini tidak serta merta berdampak signifikan terhadap jumlah nyata distribusi
fluida atau partikel yang mendalam dan homogen. Untuk alasan ini, Mixing
memerlukan derajat dan tujuan yang pasti untuk mendefinisikan system yang
diinginkan. (Coker, 2007)
Baffle merupakan bagian yang terdapat di dalam Shell yang berfungsi untuk
mendukung kekuatan dari segi kekakuan dan mencegah pipa mengalami perubahan
bentuk akibat getaran yang disebabkan oleh aliran fluida. Baffle memLki fungsi utama
yaitu untuk mengarahkan aliran fluida ke pipa secara merata untuk mendapatkan
efisiensi perpindahan panas yang lebih besar. Jenis Baffle, besar potongan Baffle dan
sudut kemiringan Baflle berpengaruh terhadap koefisien perpindahan panas dari suatu
alat penukar kalor (Arnaw,2014).
Vortex adalah massa fluida yang partikel-partikelnya bergerak berputar dengan
garis arus (Streamline) membentuk lingkaran konsentris. Sebuah Vortex adalah aliran
cairan yang berputar dan biasanya turbulen. Gerakan spiral apapun dengan arah aliran
tertutup disebut aliran Vortex. Gerakan Vortex berputar disebabkan oleh adanya
perbedaan kecepatan antara lapisan fluida yang berdekatan. Dapat diartikan juga
sebagai gerak alamiah fluida yang diakibatkan oleh parameter kecepatan dan tekanan.
Vortex sebagai pusaran yang merupakan efek dari putaran rotasional dimana viskositas
berpengaruh didalamnya (Ray, 2014).
Dalam pembahasan fluida kita membatasi diri dengan fluida ideal saja, namun
berikut beberapa sifat fluida ideal dan fluida sejati (nyata) adalah sebagai berikut:
Fluida Ideal:
- Tidak kompresibel artinya tidak mengalami perubahan volume akibat adanya
tekanan
- Ketika bergerak tidak mengalami gesekan
- Alirannya stasioner (aliran yang konstan).
Fluida Sejati:
- Kompresibel artinya volume atau massa jenisnya berubah ketika mendapat
tekanan
- Gesekan antara fluida dengan dinding tabung tidak diabaikan
- Alirannya tidak stasioner (turbulen atau bergejolak) (Surya, 2009).
Adapun jenis Baffle yaitu ada yang berdaun dua, berdaun empat, serta yang tidak
berdaun. Pada jenis Baffle yang tidak berdaun pola aliran berjenis lain. Hal ini
disebabkan karena aliran fluida tidak merata diseluruh tangki dan banyak terjadi di
sekitar shaft dan impeller sehingga menimbulkan Vortex yang menghambat
homogenisasi. Kemudian pada jenis Baffle berdaun dua, pola aliran berjenis Main
Circulation Interaction (IP). Aliran yang bergerak dari impeller menuju ke bagian dasar
yang kemudian melalui sumbu axis. Pada sisi yang tidak terdapat sekat terjadi pusaran
aliran yang saling berpotongan. Lalu ada jenis Baffle berdaun empat, adapun pola aliran
berjenis Full Circulation (FC). Hal ini disebabkan karena aliran fluida hampir merata
diseluruh tangki. Aliran fluida bergerak dari bawah ke atas secara teratur di celah sekat.
Sehingga dalam pencampuran, zat didalamnya tercampur dengan baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran (proses
Mixing) diantaranya ialah jenis pengaduk, kecepatan putar pengaduk, ukuran serta
perbandingan (proporsi) tangki, sekat dan agitator serta karakteistik fluida (Ali, 2011).
Dalam Mixing ada beberapa jenis pengaduk yang digunakan yaitu:
- Pengaduk baling-baling tiga bilah. Ada beberapa jenis agitator yang biasa digunakan.
adalah baling-baling jenis laut berbilah tiga yang serupa dengan pisau baling-baling
yang digunakan dalam mengemudikan perahu. Baling-baling bisa menjadi tipe yang
memasuki sisi dalam tangki atau dijepit di sisi kapal terbuka dalam posisi Off-Center.
Ini baling-baling berputar pada kecepatan tinggi 400 hingga 1750 rpm (revolusi per
menit) dan digunakan untuk cairan viskositas rendah. Pola aliran dalam tangki
bingung dengan baling-baling yang diposisikan di bagian tengah tangki Pola aliran
jenis ini disebut aksial mengalir sejak aliran fluida secara aksial ke bawah poros
pusat atau poros baling-baling dan naik ke atas sisi tangki seperti yang ditunjukkan.

Gambar 2.1. Three-Blade Propeller Agitator


- Berbagai jenis agitator dayung sering digunakan pada kecepatan rendah antara
sekitar 20 dan 200 rpm. Dayung datar berbilah dua dan empat pisau sering
digunakan. Panjang total dari impeller dayung biasanya 60 hingga 80% dari diameter
tangki dan lebar mata pisau 1/6 sampai 1/10. Pada kecepatan rendah ringan agitasi
diperoleh di dalam bejana yang tidak diendapkan. Pada kecepatan yang lebih tinggi,
Baffle digunakan, karena tanpa Baffle cairan hanya berputar-putar dengan sedikit
pencampuran yang sebenarnya. Dayung agitator tidak efektif untuk menangguhkan
zat padat karena aliran radial yang baik hadir tetapi sedikit aliran vertikal atau aksial.

Gambar 2.2. Paddle Agitators


- Agitator turbin. Turbin yang menyerupai agitator bertingkat Multibladed dengan
lebih pendek pisau digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan rentang
viskositas yang sangat lebar. Itu diameter turbin biasanya antara 30 dan 50% dari
diameter tangki. Biasanya, turbin memLki empat atau enam bilah.

Gambar 2.3. Turbine Agitators


- Helical Ribbon Agitators jenis pengaduk ini digunakan dalam larutan yang sangat
kental dan beroperasi pada rpm (revolusi per menit) rendah di wilayah laminar. Pita
terbentuk di jalur heliks dan melekat pada poros pusat. Cairan bergerak dalam jalur
aliran yang berliku ke bawah pusat dan di sepanjang sisi dalam gerakan memutar.
Tipe serupa adalah heliks ganda pita dan pita heliks dengan sekrup
Gambar 2.4. Helical Ribbon Agitators
- Agitator Selection And Viscosity Ranges viskositas cairan adalah salah satu dari
beberapa faktor yang mempengaruhi pemLhan jenis agitator. Indikasi rentang
viskositas agitator ini adalah sebagai berikut. Propeller digunakan untuk viskositas
cairan di bawah ini 3 Pa (3000 cp); turbin dapat digunakan di bawah ini sekitar 100
Pa-s (100000 cp); diubah dayung seperti agitator jangkar dapat digunakan di atas 50
Pa - s hingga sekitar 500 Pa - s (500000 cp); pengaduk tipe heliks dan pita sering
digunakan di atas kisaran ini hingga sekitar 1000 Pa-s dan telah digunakan hingga 25
000 Pa-s. Untuk viskositas lebih besar dari sekitar 2,5 hingga 5 Pa-s (5000 cp) dan di
atas, Baffles tidak diperlukan karena sedikit berputar-putar hadir di atas ini viskositas
Ada beberapa tujuan pengadukan cairan dan beberapa di antaranya secara singkat
diringkas:
1. Pencampuran dua cairan larut, seperti ethhyl alcohol dan air.
2. Pelarutan padat dalam cairan seperti garam dalam air.
3. Pendispersi gas dalam cairan sebagai gelembung, seperti oksigen dari udara di
suspensi mikroorganisme untuk fermentasi atau untuk aktifasi proses lumpur di
pengolahan limbah.
4. Menangguhkan partikel padat halus adalah cairan, seperti hidrogenasi katalis dalam
cairan dimana partikel katalis padat dan gelembung hidrogen terdispersi dalam
cairan.
5. Pengadukan cairan untuk meningkatkan transfer panas antara cairan dan koil atau
jaket dalam dinding bejana (Geankoplis, 1997).
Dalam hal pengaplikasiannya, Mixing Apparatus dapat diimplementasikan dalam
hal pembuatan bioreaktor dimana tangki bioreaktor dipabrikasi dengan menggunakan
tabung plastik transparan berketebalan 4 mm dan dilengkapi dengan Baffle serta pada
bagian atas tertutup rapat, dipasang pipa yang dihubungkan dengan tabung berisi air
dengan fungsi menyerap bau yang dihasilkan selama penelitian dan dipasang motor
untuk menggerakkan pengaduk. Sedangkan pengaduk dan Baffle terbuat dari Stainless
Steell (Trisakti, 2013).
2.3. Variabel Percobaan
A. Variabel Tetap
- Volume air : 1500 mL
- Volume minyak kelapa : 1500 mL
- Massa NaOH : 1,5 gram
- Kuat arus : 3 ampere
B. Variabel Berubah
- Jenis pengaduk : Paddle, berdaun dua, berdaun empat
- Jumlah Baffle : Tanpa, dua, tiga, empat
- Beda potensial : 450; 550 rpm
- Jenis liquida : Air dan minyak kelapa
2.4. Tinjauan Bahan
A. Air
- rumus kimia : H2O
- massa molar : 18,02 g/mol
- bentuk : cair
- titik didih : 100 oC
- titik lebur : 0 oC
- densitas : 0,99823 g/mL
B. minyak kelapa
- rumus kimia : -
- massa molar : -
- bentuk : cair
- titik didih : >450 oC (842 oF)
- titik lebur : 21 oC (69,8 oF)
- densitas :-
C. Natrium hidroksida
- rumus kimia : NaOH
- massa molar : 40 g/mol
- bentuk : solid
- titik didih : 1388 oC (2530,4 oF)
- titik lebur : 323 oC (613,4 oF)
- densitas :-
2.5. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- batang pengaduk - air (H2O)
- Baffle dua, tiga dan empat - natrium hidroksida (NaOH)
- Beakerglass - minyak kelapa (C12H24O2)
- kaca arloji
- klem
- motor pengaduk
- timbangan
- pengaduk jenis paddle, berdaun tiga, dan berdaun empat
- penggaris
- statif
- stopwatch
- transformator
2.6. Prosedur Percobaan
A. Menentukan Angka Frounde pada air
- Menyiapkan Beakerglass 2000 mL yang diisi air sebanyak 1500 mL kemudian
memasang pengaduk dengan jenis Paddle
- Mengatur stop kontak pada transformator ke posisi on sehingga Mixer berputar
pada beda potensial 450 rpm
- Mengukur panjang garis gelombang yang terbentuk
- Mengulangi percobaan diatas untuk jenis pengaduk, Baffle dan beda potensial
yang berbeda.
B. Menentukan Angka Frounde pada minyak kelapa
- Menyiapkan Beakerglass 2000 mL yang diisi minyak kelapa sebanyak 1500
mL kemudian pasang pengaduk dengan jenis Paddle
- Mengatur stop kontak pada transformator ke posisi on sehingga Mixer berputar
pada beda potensial 450 rpm
- Mengukur panjang garis gelombang yang terbentuk
- Mengulangi percobaan diatas untuk jenis pengaduk, Baffle dan beda potensial
yang berbeda.
C. Menentukan faktor pencampuran antara air dengan NaOH
- Menyiapkan Beakerglass 2000 mL yang diisi air sebanyak 1500 mL kemudian
pasang pengaduk dengan jenis Paddle
- Menimbang NaOH sebanyak 1,5 gram dan mengatur beda potensial sebesar
300 rpm
- Mengatur stop kontak pada transformator ke posisi on sehingga Mixer berputar
bersamaan dengan masuknya NaOH dan Stopwatch menyala
- Mencatat waktu yang diperlukan untuk NaOH tersebut bercampur dengan air
- Mengulangi percobaan diatas untuk jenis pengaduk, Baffle dan beda potensial
yang berbeda.
2.7. Data Pengamatan
Tabel 2.1. Data Pengamatan Panjang Garis Gelombang pada Air
Beda Potensial Panjang Garis
Jumlah Baffle Jenis Pengaduk
(rpm) Gelombang (cm)
Paddle 13,5
Tanpa Berdaun Tiga 2
Berdaun Empat 2,3
Paddle 5,7
Dua Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0
450 rpm
Paddle 1,5
Tiga Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0
Paddle 0,5
Empat Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0
550 rpm Paddle 11
Tanpa Berdaun Tiga 2,9
Berdaun Empat 5,4
Paddle 3,6
Dua Berdaun Tiga 0,1
Berdaun Empat 0
Tiga Paddle 1,5
Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0
Paddle 1,5
Empat Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0

Tabel 2.2. Data Pengamatan Panjang Garis Gelombang pada Minyak


Beda Potensial Panjang Garis
Jumlah Baffle Jenis Pengaduk
(rpm) Gelombang (cm)
Paddle 2
Tanpa Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0
Paddle 0.5
Dua Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0
450
Paddle 0,3
Tiga Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0
Paddle 0
Empat Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0
Paddle 3,5
Tanpa Berdaun Tiga 0,3
Berdaun Empat 0
Paddle 1
Dua Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0
550
Paddle 0,4
Tiga Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0
Paddle 0
Empat Berdaun Tiga 0
Berdaun Empat 0

Tabel 2.3. Data Pengamatan Waktu Pencampuran antara Air dengan NaOH
Waktu
Beda Potensial
Jumlah Baffle Jenis Pengaduk Pencampuran
(rpm)
(detik)
450 Paddle 70
Tanpa Berdaun Tiga 138
Berdaun Empat 79
Paddle 80
Dua Berdaun Tiga 142
Berdaun Empat 134
Tiga Paddle 100
Berdaun Tiga 150
Berdaun Empat 148
Paddle 103
Empat Berdaun Tiga 160
Berdaun Empat 167
Paddle 57
Tanpa Berdaun Tiga 63
Berdaun Empat 64
Paddle 123
Dua Berdaun Tiga 106
Berdaun Empat 161
550
Paddle 121
Tiga Berdaun Tiga 147
Berdaun Empat 220
Paddle 107
Empat Berdaun Tiga 160
Berdaun Empat 153

2.8. H
2.9. H
2.10. Pembahasan
- Menentukan angka frounde pada air (450 rpm)
Pertama menyiapkan Beakerglass 2000 mL kemudian isi dengan air sebanyak
1500 mL kemudian sambil dipasang pengaduk jenis paddle pada alat Mixing
apparatus kemudian atur beda potensial 450 rpm lalu tekan tombol on maka
paddle akan berputar Vortex yang terbentuk tergantung dari jenis Baffle yang
digunakan serta jenis pengaduk nya setelah pengaduk berputar ukur panjang
garis gelombang yang terbentuk. Ulangi Percobaaan dengan beda potensial
550 rpm serta dengan jenis pengaduk dan Baffle yang berbeda. 
- Menentukan angka frounde pada minyak (450 rpm)
Pertama menyiapkan Beakerglass 2000 mL kemudian isi dengan minyak
sebanyak 1500 mL kemudian sambil dipasang pengaduk jenis paddle pada alat
Mixing apparatus kemudian atur beda potensial 450 rpm lalu tekan tombol on
maka paddle akan berputar Vortex yang terbentuk tergantung dari jenis Baffle
yang digunakan serta jenis pengaduk nya setelah pengaduk berputar maka
ukur panjang garis gelombang yang terbentuk. Ulangi Percobaaan dengan
beda potensial 550 rpm serta dengan jenis pengaduk dan Baffle yang berbeda. 
- Menentukan faktor pencampuran antara air dengan NaOH
Pertama menyiapkan Beakerglass 2000 mL kemudian isi dengan air sebanyak
1500 mL kemudian sambil dipasang pengaduk jenis paddle pada alat Mixing
apparatus kemudian atur beda potensial 450 rpm serta masukkan NaOH
sebanyak 1,5 gram lalu tekan tombol on maka paddle akan berputar, setelah itu
amati sampai NaOH tersebut larut lalu catat waktu yang diperoleh ketika
NaOH larut dalam air. Ulangi Percobaaan dengan beda potensial 550 rpm serta
dengan jenis pengaduk dan Baffle yang berbeda.
2.11. Kesimpulan
- Jenis pengaduk dan jumlah Baffle mempengaruhi besarnya Angka Frounde
pada air dan minyak kelapa. Pada jenis pengaduk yang daunnya semakin
banyak, maka Vortex yang terbentuk semakin kecil dan angka Froundenya
semakin besar.
- Jenis pengaduk dan jumlah Baffle mempengaruhi faktor pencampuran pada
NaOH dengan air. Pada jenis pengaduk yang daunnya semakin banyak, maka
NaOH dan air semakin lama untuk larut dan angka Froundenya semakin besar.
- Hubungan antara bilangan Reynold (NRe) dengan daya pada air dengan minyak
kelapa adalah berbanding terbalik. Semakin besar bilangan Reynold, maka
semakin turbulen alirannya, sehingga faktor pencampuran semakin besar dan
larutan tersebut semakin homogen
- Hubungan penaruh jenis liquida dan jenis pengaduk pada bilangan Reynold
(NRe) didapatkan hasil bahwa minyak memiliki nilai bilangan Reynold yang
lebih tinggi dibandingkan dengan air.
DAFTAR PUSTAKA

Coker, A Kayode. 2007. Ludwig’s Applied Process Design For Chemical And
Petrochemical Plant. Oxford: UK.
Geankoplis, Christiee J. 1997. Transport Processes and Unit Operation. University of
Minnesota.
Surya. 2009. Mekanika dan Fluida 2 – Persiapan Olimpiade Fisika. Penerbit:
KANDEL.
Fachruddin Ali,Irfan Syarif Arief. 2011. Analisa Aliran Fluida Pada Mixing Crude Oil
Storage Tank Dengan Cfd, Surabaya: Fakultas Teknologi Kelautan ITS (diakses
pada 19 April 2019).
Rezky Fadil Arnaw,Bambang Arip Dwiyantoro,2014. Studi Numerik Pengaruh Baffle
Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida
dan Perpindahan Panas, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(diakses pada 19 April 2019).
Ray Posdam J Sihombing, Syahril Gultom, 2014. Analisa Efisiensi Turbin Vortex
Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk
3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar, Sumatera: Universitas Sumatera
Utara (diakses pada 19 April 2019).
Trisakti, Bambang., dkk. 2013. Perancangan Prototipe Bioreaktor Untuk Pengolahan
Lanjut Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) Secara Aerobik. Vol. 2 No. 4
– Diakses Pada 19 April 2019.

Anda mungkin juga menyukai