Anda di halaman 1dari 4

Tugas mata kuliah : Fisika Zat Padat

TEORI ELEKTRON BEBAS DARI LOGAM

Nama kelompok 5 :
1. SISI PRAVIDYA (F1051171028)
2. QATRUNNADA SALSABILA (F1051171024)
3. SYAVIRA ULFA (F1051171037)
4. RAHMA ELSA . S. (F1051171036)
5. OKTAVIA YOLANDA NANTE (F1051171041)

Program Studi Pendidikan Fisika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika
Universitas Tanjungpura
Pontianak
2020
Teori elektron bebas dari logam

Pendahuluan

Beberapa teori tentang panas jenis zat padat yang telah dibahas dapat dengan baik
menjelaskan sifat-sfat panas jenis zat padat yang tergolong non logam, akan tetapi
untuk golongan logam teori tersebut terbatas karena teori yang telah dijelaskan
tersebut tidak mempertimbangkan keberadaan dari elektron bebas dalam logam.
 Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam
Drude (1900) mengandaikan bahwa dalam logam terdapat elektron bebas,
yang membentuk sistem gas elektron klasik, yang bergerak acak dalam kristal
dengan kecepatan random Vo karena energi termal dan berubah arah geraknya
setelah bertumbukan dengan ion logam. Karena massanya yang jauh lebih besar,
maka ion logam tidak terpengaruh dalam tumbukan ini.
Kehadiran medan listrik ε dalam logam hanya mempengaruhi gerak
keseluruhan electron karena ion-ion tertata berjajar dan bervibrasi di sekitar titik
kisi sehingga tidak memiliki neto gerak translasi. Misalnya, terdapat medan listrik
ε dalam arah sumbu-X. Percepatan elektron yang timbul
−eε
a x=
m∗¿ ¿
dengan e dan m*, masing-masing adalah muatan dan massa efektif elektron. Jika
waktu rata-rata antara dua tumbukan elektron dan ion adalah τ , maka kecepatan
hanyut dalam selang waktu tersebut

V h anyut=Vo−
m∗¿ τ ¿
Oleh karena itu rapat arus yang terjadi

Jx=∑ ⌊−e ¿ ¿

dimana penjumlahan dilakukan terhadap semua elektron bebas setiap satuan


volume. Elektron bergerak secara acak, sehingga ∑vo=0. Oleh sebab itu menjadi
e 2nτ
Jx=
m∗¿ ε ¿

Karena hubungan Jx=σε, maka konduktivitas listrik menjadi


Pengukuran menunjukkan bahwa nilai rata-rata σ logam sekitar 5.107(Ωm)-1
dengan menganggap masa efektif m* sama dengan massa bebas mo=9,1.10-31kg,
maka didapatkan nilai τ berorde 10-14 s. Contoh analisa lain adalah konduktivitas
termal. Misalnya, sepanjang sumbu- X terdapat gradien suhu ∂T/∂x, maka akan
terjadi aliran energi persatuan luas perdetik (arus kalor) Qe. Berdasarkan
eksperimen arus kalor Qe tersebut sebanding dengan gradien suhu ∂T/∂x

Qe = -K ∂T/∂x

dengan K adalah konduktivitas termal. Dalam isolator, panas dialirkan


sepenuhnya oleh fonon. Sedangkan dalam logam dialirkan oleh fonon dan elektron.
Tetapi karena konsentrasi elektron dalam logam sangat besar, maka konduktivitas
termal fonon jauh lebih kecil daripada elektron, yakni Kfonon≅10 -2K elektron,
sehingga konduktivitas fonon diabaikan. Dari pendekatan teori kinetik gas diperoleh
ungkapan konduktivitas termal.

l
K= (1/3) C v v
dimana CV, v dan masing-masing adalah kapasitas panas elektron persatuan volume,
kecepatan partikel rata-rata dan lintas bebas rata-rata partikel. Karena

CV = (3/2)nk, (1/2)mv2

= (3/2)kT dan l =v , maka konduktivitas menjadi

Perbandingan konduktivitas termal dan listrik adalah

Hal ini sesuai dengan penemuan empirik oleh Wiedemann-Frans (1853).


Kadangkadang perbandingan di atas dinyatakan sebagai bilangan Lorentz

K
L=
σT

Ternyata, hukum Wiedemann-Frans sesuai dengan pengamatan untuk suhu tinggi (termasuk
suhu kamar) dan suhu sangat rendah (beberapa K). Tetapi, untuk suhu “intermediate”, K/σT
bergantung pada suhu.
Dalam teori drude, lintas bebas rata-rata elektron bebas,l=τ vo, tidak bergantung suhu.
Namun, karena vo~T1/2, maka keadaan mengharuskan

τ ~T1/2

Hal ini didukung fakta eksperimen bahwa σ~T -1, sehingga dari ungkapan konduktivitas listrik
didapatkan

nτ ~T1/2 atau n~T1/2


Ungkapan terakhir ini menunjukkan bahwa bila T naik, maka n menurun. Hal ini tidak sesuai
dengan fakta, dan menyebabkan teori Drude tidak memadai.

 Model Elektron Bebas Klasik

Model elektron bebas klasik tentang logam mengambil asumsu sebagai berikut:
A. Kristal digambarkan sebagai superposisi dari jajaran gugus ion positip (yang
membentuk kisi kristal) dan elektron yang bebas bergerak dalam volume kristal.
B. Elektron bebas tersebut diperlakukan sebagai gas, yang masing-masing bergerak
secara acak dengan kecepatan termal (seperti molekul dalam gas ideal – tidak ada
tumbukan, kecuali terhadap permukaan batas).
C. Pengaruh medan potensial ion diabaikan, karena energi kinetik elektron bebas sangat
besar.
D. Elektron hanya bergerak dalam kristal karena adanya penghalang potensial di
permukaan batas.

E. Misalnya, setiap atom memberikan ZV elektron bebas, maka jumlah total elektron
tersebut perkilomol

n = Z v NA
Bila elektron berperilaku seperti dalam gas ideal, maka energi kinetik totalnya

U = N (3/2) KT = (3/2) Zv R T

sehingga kapasitas panas sumbangan elektron bebas


(Cv)el = (3/2)Zv R

Kapasitas panas total dalam logam, termasuk sumbangan oleh fonon, adalah

Anda mungkin juga menyukai