Anda di halaman 1dari 10

Tugas Kimia Kelas XI MIPA 2, 3, 4, 5: tolong di share di group kelas masing – masing.

Pelajari materi dibawah ini selanjutnya kerjakan soal – soal yang ada, dibuku catatan !

TITRASI ASAM BASA


(Volumetri)
Titrasi asam basa : adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan kadar (konsentrasi)
asam / basa dengan basa/ asam, menggunakan bantuan indikator asam basa berdasarkan
volume larutan.
Suatu asam atau basa yang belum diketahui konsentrasinya, dapat ditentukan konsentrasinya
dengan basa atau asam lain yang telah diketahui konsentrasinya.
Titrasi asam basa adalah titrasi yang berdasarkan reaksi penetralan, sehingga menggunakan
stoikiometri (hitungan kimia).

Alat yang diperlukan :


1. Buret : untuk menempatkan larutan baku (larutan standar)
2. Statif dan klem : untuk menempatkan buret.
3. Labu erlenmeyer : untuk menempatkan larutan sample (larutan contoh)
4. Corong

Bahan yang diperlukan :


1. Larutan baku (larutan standar / pentiter) : adalah larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya dan volume larutan yang akan dicari (ditentukan).
2. Indikator asam basa : diteteskan (ditambahkan) pada larutan sample.
3. Larutan sample (larutan contoh) : adalah larutan yang sudah diketahui volumenya
dan akan dicari (ditentukan) konsentrasinya / kadarnya.
Hal – hal yang perlu diketahui :
1. Titik netral : suatu keadaan pada titrasi asam basa tepat mencapai pada pH = 7
2. Titik ekivalen atau titik akhir tirasi : suatu keadaan pada titrasi asam basa tepat
terjadi reaksi sempurna, yang ditandai dengan tepat terjadi perubahan warna indikator,
sehingga pada keadaan ini titrasi harus dihentikan.
3. Dalam penyelesaian (hitungan) : larutan baku sebagai pereaksi batas
Contoh :
1. Berikut data hasil titrasi larutan CH3COOH dengan larutan Ba(OH)2 0,1 M
Percobaan Volume larutan Volume larutan
CH3COOH Ba(OH)2
( ml ) ( ml )
1. 20 25
2. 20 24
3. 20 26
a. Sebutkan indikator yang paling tepat untuk titrasi ini. Jelaskan !
b. Tentukan konsentrasi larutan CH3COOH tersebut !
c. Jika konsentrasi CH3COOH pekat = 17,4M, tentukan kadar CH3COOH tersebut !
d. Perkirakan pada pH berapa titik netral dan titik ekivalen yang terjadi !
2. Sebanyak 10 ml larutan H2SO4 ditambah 3 tetes indikator phenolftalein (pp) dan
dititrasi dengan larutan NH4OH 0,1 M. Pada saat volume larutan NH4OH 0,1 M. mencapai
20 ml tepat terjadi perubahan warna indikator dari tak berwarna menjadi merah muda.
Tentukan konsentrasi larutan H2SO4 !
2.
Jawaban :

(1) a. Indikator yang paling tepat untuk titrasi larutan CH3COOH dengan larutan Ba(OH)2 adalah
phenolftalein (pp) karena titik ekivalen dicapai pada pH campuran > 7 sedangkan
indikator phenoftalein mempunyai trayek perubahan warna pada pH = 8,3 s/d 10,0
b. Rata – rata volume larutan Ba(OH)2 0,1 M = 25 ml
* Berarti titrasi 20 ml larutan CH3COOH x M dengan 25 ml larutan Ba(OH)2 0,1 M
* larutan Ba(OH)2 0,1 M : sebagai pereaksi batas.

* Jlh mol CH3COOH = 20 . x = 0,02 x mol * Jlh mol Ba(OH)2 = 25 x 0,1 = 0,0025 mol
1000 1000
* Reaksi : 2 CH3COOH (aq) + Ba(OH)2(aq) → ( CH3COO)2Ba (aq) + 2 H2O(l)
Mula – mula : 0,02x mol 0,0025 mol − −
Yang bereaksi : 0,005 mol - 0,0025 mol - 0,0025 mol
Akhir : 0 0 0,0025 mol
Pers : 0,02 x = 0, 005 Jadi : [CH3COOH ] = 0,25 M
x = 0,005
0,02
= 0,25
c. Kadar larutan CH3COOH tersebut = 0,25 x 100 %
17,4
= 1,437 %
d. Titik netral pada pH = 7 dan titik ekivalen pada pH > 7 karena larutan garam yang
terbentuk dari hasil reaksi asam lemah dan basa kuat bersifat basa ( hidrrolisis ).

(2). 10 ml H2SO4 x M dititrasi dengan 20 ml NH4OH 0,1 M

* Berarti larutan NH4OH 0,1 M : sebagai pereaksi batas.


* Jlh mol H2SO4 = 10 . x = 0,01 x mol * Jlh mol NH4OH = 20 x 0,1 = 0,002 mol
1000 1000
* Reaksi : H2SO4 (aq) + 2NH4OH (aq) → (NH4)2SO4 (aq) + 2 H2O(l)
Mula – mula : 0,01 x mol 0,002 mol − −
Yang bereaksi : 0,001 mol - 0,002 mol - 0,001 mol
Akhir : 0 0 0,001 mol

* Pers : 0,01 x = 0, 001 Jadi : [H2SO4 ] = 0,1 M


x = 0,001
0,01
= 0,1
3.

KURVA TITRASI
( Perubahan pH pada Titrasi Asam Basa )

Kita semua tahu bahwa pH akan naik ketika suatu larutan asam ditetesi (dititrasi) dengan
larutan basa . Sebaliknya pH akan turun ketika suatu larutan basa ditetesi (dititrasi) dengan asam.
Kurva titrasi : adalah grafik (kurva) yang menyatakan perubahan pH pada titrasi asam dengan basa
atau titrasi basa dengan asam.
Bentuk kurva titrasi : tergantung pada kekuatan asam dan basa yang direaksikan.
* Ada 3 macam kurva titrasi yang akan dipelajari :
1. titrasi asam kuat dengan basa kuat.
2. titrasi asam lemah dengan basa kuat
3. titrasi basa lemah dengan asam kuat.
Titrasi asam lemah dengan basa lemah, atau sebaliknya, kurva titrasi sulit ditentukan karena
reaksinya lambat dan tidak sempurna.

1. Titrasi Asam kuat dengan Basa kuat

Contoh : Titrasi larutan HCl 0,1 M dengan larutan NaOH 0,1 M

HCl (aq) → H +(aq) + Cl−(aq)


0,1M ≈ 0,1 M
[H + ] = 0,1 M . Jadi : pH awal = − log 0,1 = 1

NaOH (aq) → Na+(aq) + OH−(aq)


0,1M ≈ 0,1 M ≈ 0,1 M
[OH−] = 0,1 M , maka pOH = − log 0,1 = 1
Jadi : pH akhir = pH dari larutan NaOH 0,1 M
= 14 − 1 = 13
Perkiraan kurvanya :
1. kurva dimulai dari bawah, yaitu dari pH awal = 1, naik sedikit demi sedikit , dan perubahan yang
cukup drastis terjadi disekitar titik ekivalen, yaitu pada pH = 7.
2. pada titrasi asam kuat dengan basa kuat titik ekivalen sama dengan titik netral, yaitu pada pH = 7.
3. kurva berakhir pada pH = 13.

14 -

pH
7 -

0 -_________________________________

volume larutan NaOH


(ml)
4.

2. Titrasi Asam lemah dengan Basa kuat

Contoh : Titrasi larutan CH3COOH 0,1 M dengan larutan NaOH 0,1 M


Ka CH3COOH = 10− 5
[H + ] = V Ka. Ma .
= V 10− 5. 0,1
= V 10− 6
= 10− 3 M. Jadi : pH awal = − log 10− 3 = 3

NaOH (aq) → Na+(aq) + OH−(aq)


0,1M ≈ 0,1 M ≈ 0,1 M

[OH ] = 0,1 M , maka pOH = − log 0,1 = 1
Jadi : pH akhir = pH dari larutan NaOH 0,1 M
= 14 − 1 = 13
Perkiraan kurvanya :
1. kurva dimulai dari bawah, yaitu dari pH awal = 3, naik sedikit demi sedikit , dan perubahan yang
cukup drastis terjadi disekitar titik ekivalen, yaitu pada pH > 7.
2. pada titrasi asam lemah dengan basa kuat, titik ekivalen dicapai pada pH > 7, dan titik netral
dicapai pada pH = 7
3. kurva berakhir pada pH = 13.

14 -

pH
7 -

0 -_________________________________

volume larutan NaOH


(ml)

3. Titrasi Basa lemah dengan Asam kuat

Contoh : Titrasi larutan NH4OH 0,1 M dengan larutan HCl 0,1 M


Kb NH4OH = 10− 5
[OH− ] = V Kb. Mb .
= V 10− 5. 0,1
= V 10− 6
= 10− 3 M. pOH = − log 10− 3 = 3
Jadi : pH awal = 14 – 3 = 11

* HCl (aq) → H+(aq) + Cl−(aq)


0,1M ≈ 0,1 M ≈ 0,1 M
[H+] = 0,1 M , maka pH = − log 0,1 = 1
Jadi : pH akhir = pH dari larutan HCl 0,1 M = 1
5.

Perkiraan kurvanya :
1. kurva dimulai dari atas, yaitu dari pH awal = 11, turun sedikit demi sedikit , dan perubahan yang
cukup drastis terjadi disekitar titik ekivalen, yaitu pada pH > 7.
2. pada titrasi asam lemah dengan basa kuat, titik ekivalen dicapai pada pH > 7, dan titik netral
dicapai pada pH = 7
3. kurva berakhir pada pH = 1.

Perkiraan Kurva titrasi.

14 -

pH
7 -

0 -_________________________________

volume larutan HCl


(ml)

Contoh Soal :

(1). Sebanyak 20 ml larutan KOH 0,1M dititrasi dengan larutan CH 3COOH 0,1 M.
a. Tentukan indikator yang paling tepat untuk titrasi ini. Jelaskan !
b. Tentukan volume larutan CH3COOH yang diperlukan untuk mencapai titik
ekivalen !
c. Tentukan pH pada titik netral dan titik ekivalen !
d. Buatlah perkiraan kurva ( grafik ) yang terjadi pada titrasi tersebut !

Penyelesaian :

(1) a. Indikator yang paling tepat untuk titrasi larutan CH3COOH dengan larutan KOH adalah
Phenolftalein (pp) karena trayek perubahan warna pada pH > 7 sesuai dengan titik ekivalen.
b. Berarti titrasi 20 ml larutan KOH 0,1M dengan x ml larutan CH 3COOH 0,1 M
* Jlh mol CH3COOH = x . 0,1 = 0,0001 x mol * Jlh mol KOH = 20 x 0,1 = 0,002 mol
1000 1000
* Reaksi : CH3COOH (aq) + KOH (aq) → CH3COOK (aq) + H2O(l)
Mula – mula : 0,0001x mol 0,002 mol − −
Yang bereaksi : 0,002 mol - 0,002 mol - 0,002 mol
Akhir : 0 0 0,002 mol
Pers : 0,0001 x = 0, 002 Jadi : volume CH3COOH yang diperlukan = 20 ml
x = 0,002
0,0001
= 20 ml

c. Titik netral pada pH = 7 dan titik ekivalen pada pH > 7


6.

d. Kurva titrasi.

14 -

pH
7 -

0 -______________________________

volume larutan CH3COOH


(ml)

Kerjakan Soal Berikut :

1. Berikut data hasil titrasi larutan NaOH dengan larutan HCl 0,1 M
Percobaan Volume larutan Volume larutan HCl
NaOH ( ml )
( ml )
1. 20 15
2. 20 14
3. 20 16
a. Sebutkan indikator yang paling tepat untuk titrasi ini. Jelaskan !
b. Tentukan konsentrasi larutan HCl tersebut !
c. Jika konsentrasi HCl pekat = 18M, tentukan kadar larutan HCl tersebut !
d. Perkirakan pada pH berapa titik netral dan titik ekivalen yang terjadi !
e. Gambarka perkirakan kurva titrasinya !
2. Berikut data hasil titrasi larutan Ba(OH)2 dengan larutan CH3COOH 0,25 M
Percobaan Volume larutan Volume larutan
CH3COOH Ba(OH)2
( ml ) ( ml )
1. 25 21
2. 25 20
3. 25 19
a. Sebutkan indikator yang paling tepat untuk titrasi ini. Jelaskan !
b. Tentukan konsentrasi larutan Ba(OH)2 tersebut !
c. Perkirakan pada pH berapa titik netral dan titik ekivalen yang terjadi !
d. Perkirakan pada pH berapa titik netral dan titik ekivalen yang terjadi !
e. Gambarkan perkirakan kurva titrasinya !
7.

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Banyak senyawa ion yang menurut pengamatan kita tidak larut dalam air, tetapi
sesungguhnya meskipun sangat sedikit ada yang larut menjadi ion – ionnya.
Misalnya perak klorida (AgCl) dalam air.
Persamaan kesetimbangannya : AgCl(s) + H2O(l) ⇌ Ag+(aq) + Cl−(aq)
Dapat dituliskan sebagai berikut : AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl−(aq)

1. Kelarutan atau Solubility (l)


Kelarutan (l) : adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah volume
tertentu pelarut atau volume tertentu larutan.

2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)


(Solubility product constant)
Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) : adalah hasil kali konsentrasi ion – ion yang ada dalam
larutan, masing – masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya, pada saat setimbang.
Harga Ksp : dipengaruhi oleh suhu, selama suhu tetap harga Ksp juga tetap.
Jika suhu lebih tinggi kelarutan zat bertambah besar, maka konsentrasi ion – ion dalam larutan
bertambah besar juga sehingga harga Ksp bertambah besar.

3. Hasil Kali Kelarutan ( Qc )


Hasil kali kelarutan (Qc) : adalah hasil kali konsentrasi ion – ion yang ada dalam larutan,
masing – masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya, setiap saat . Sehingga rumus dari Ksp
sama dengan rumus Qc.
Contoh :
Ag2CrO4(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CrO42−(aq)
Menurut hukum kesetimbangan ;

K = [Ag+ ]2 [CrO42− ]_
[Ag2CrO4(s)]
K . [Ag2CrO4(s)] = [Ag+ ]2 [CrO42− ]
[Ag2CrO4(s)] : tetap karena fasenya pada, sehingga K . [Ag2CrO4(s)] = Ksp
Jadi : Ksp dari Ag2CrO4 = [Ag+ ]2 [CrO42− ]
Qc dari Ag2CrO4 = [Ag+ ]2 [CrO42− ]
Contoh Soal :
1. Hitunglah kelarutan AgCl dinyatakan dalam gram per liter larutan pada suhu 25 oC, jika harga
Ksp AgCl = 1,44 . 10−10
Jawab :
Misalkan kelarutan AgCl = x mol/ lt
AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl−(aq)
l AgCl : x mol/lt ≈ x mol/lt ≈ x mol/lt
Ksp AgCl = [ Ag+ ] [ Cl− ]
1,44 . 10−10 = [ Ag+ ] [ Cl− ]
[ Ag+ ] = [ Cl− ]
1,44 . 10−10 = [ Ag+ ] [ Cl− ] = x2
Jadi : Kelarutan AgCl = x = V 1,44 . 10−10 = 1,2 . 10−5 mol/ l

8.

2. Diketahui kelarutan Mg(OH)2 pada 25oC adalah 2,9 . 10−4 gram / liter
Tentukan harga Ksp Mg(OH)2 ? Ar Mg = 24, O = 16, H = 1
Jawab :
Mr Mg(OH)2 = 58
Kelarutan (l) dari Mg(OH)2 = 2,9 . 10−4_ = 5 . 10−6 mol/ liter
58
Mg(OH)2 (s) ⇌ 2+
Mg (aq) + 2OH−(aq)
l Mg(OH)2 : 5 . 10−6 mol/lt ≈ 5 . 10−6 mol/lt ≈ 1 . 10−5 mol/lt
Ksp Mg(OH)2 = [ Mg+ ] [ OH− ]2
= (5 . 10−6 ) (1 . 10−5)2
= 5 . 10−16
Jadi : Ksp Mg(OH)2 = 5 . 10−16 mol/ l

* Larutan Belum Jenuh , Larutan Jenuh, dan Larutan Lewat Jenuh *

Keadaan larutan belum jenuh, larutan tepat jenuh, larutan lewat jenuh dapat diperkirakan
dari hasil kali kelarutannya (Qc).
1. jika harga Qc < Ksp : larutan belum jenuh atau tidak membentuk endapan.
2. jika harga Qc = Ksp : larutan tepat jenuh atau tepat mulai mengendap.
3. jika harga Qc > Ksp : larutan lewat jenuh atau membentuk endapan (mengendap).

Contoh Soal :
1. Sebanyak 100 ml larutan MgCl2 0,1 M direaksikan dengan 100 ml larutan NaOH 0,02 M.
Jika Ksp Mg(OH) 2 = 9 . 10−12 .
Periksalah dengan suatu perhitungan, apakah terbentuk endapan Mg(OH)2 ?
Jawab :

* Jumlah mol MgCl2 = 100 . 0,1 = 0,01 mol * Jlh mol NaOH = 100 x 0,02 = 0,002 mol
1000 1000
* Volume campuran = 200 ml = 0,2 liter

* [MgCl2 ] = 0,01 mol_ = 0,05 M. * [ NaOH ] = 0,002 mol_ = 0,01 M


0,2 lt 0,2 lt
MgCl2 (aq) → Mg2+(aq) + 2Cl− NaOH (aq) → Na+(aq) + OH−
0,05 M ≈ 0,05 M ≈ 0,1 M 0,01 M ≈ 0,01 M ≈ 0,01 M
* Dalam campuran : [Mg2+ ] = 0,05 M
[OH− ] = 0,01 M

Mg(OH)2 (s) ⇌ Mg2+(aq) + 2OH−(aq)

* Qc = [Mg2+ ] [OH− ]2 * Ksp Mg(OH)2 = 9 . 10−12


= ( 0,05 ) ( 0,01 ) 2
= 5 . 10−6
Karena harga Qc > Ksp , maka terbentuk endapan.
9.

* Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan*

Adanya ion senama ( sejenis ) dalam larutan akan menyebabkan berkurangnya kelarutan
suatu zat .
Contoh :
Tentukan kelarutan AgCl :
a. dalam air murni
b. dalam larutan NaCl 0,01 M
Jika Ksp AgCl = 1,6 . 10−11

Jawab :
10. dalam air murni.
AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl−(aq)
l AgCl : x mol/lt ≈ x mol/lt ≈ x mol/lt
Ksp AgCl = [ Ag+ ] [ Cl− ]
1,6 . 10−11 = [ Ag+ ] [ Cl− ]
[ Ag+ ] = [ Cl− ]
16 . 10−12 = [ Ag+ ] [ Cl− ] = x2
Jadi : Kelarutan AgCl = x = V 16 . 10−12 = 4 . 10−6 mol/ l

b. dalam larutan NaCl 0,01 M.


NaCl (aq) → Na+(aq) + Cl–(aq)
0,01 M ≈ 0,01 M ≈ 0,01 M
AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl−(aq)
l AgCl : x mol/lt ≈ x mol/lt ≈ x mol/lt
[ Ag+ ] = x mol/lt
[ Cl− ] = dari AgCl + dari NaCl
= ( x + 0,01 ) mol/lt dianggap dengan 0,01 mol/lt karena x jauh lebih kecil
dari 0,01mol/lt (hanya berasal dari NaCl
+ −
Ksp AgCl = [ Ag ] [ Cl ]
1,6 . 10−11 = [ Ag+ ] [ Cl− ]
16 . 10−12 = x . 0,01
Jadi : Kelarutan AgCl dalam larutan NaCl = 16 . 10−12 = 1,6 . 10−10 mol/ lt
0,01
* Kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,01 M < kelarutan AgCl dalam air murni

Kerjakan Soal Berikut :

1. Diketahui Ksp SrCO3 pada suhu 25oC = 1,6 . 10−9


Berapa gram kelarutan SrCO3 yang dapat larut dalam 250 ml air ?
Ar Sr = 87,6 , C = 12 , O = 16
2. Kelarutan MgC2O4 dalam air murni sebesar 0, 009 mol/lt
Tentukan : Ksp MgC2O4
3. Diketahui Ksp BaCO3 pada suhu 25oC = 8,1 . 10−9
Tentukan kelarutan BaCO3 dalam larutan Ba ( NO3)2 0,01 M
4. . Sebanyak 100 ml larutan Pb (NO3)2 0,1 M direaksikan dengan 100 ml larutan Na2SO4 0,04 M.
Jika Ksp PbSO4 = 4,9 . 10−9 .
Periksalah dengan suatu perhitungan, apakah terbentuk endapan Mg(OH)2 ?
10.

Anda mungkin juga menyukai