2020
1. Definisi Covid-19
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan serotipe dan karakteristik
genom. Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus, betacoronavirus,
deltacoronavirus dan gamma coronavirus.
2. Etiologi Covid-19
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun,
kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
- Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita
COVID-19
- Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
- Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau
berjabat tangan
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau
bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau
orang yang daya tahan tubuhnya lemah. Virus korona baru awalnya disimbolkan 2019-
nCoV oleh WHO, dengan huruf n yang berarti novel atau baru, dan CoV yang berarti
coronavirus atau virus korona. Virus ini tergolong dalam ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae, dan genus Betacoronavirus (Beta-CoV). Genus betacoronavirus terdiri
atas empat garis keturunan (subgenus), di mana 2019-nCoV bersama dengan SARS-
CoV digolongkan dalam garis keturunan B (subgenus Sarbecovirus). Virus 2019-nCoV
merupakan spesies ketujuh dalam keluarga Coronaviridae yang mampu menginfeksi
manusia, selain 229E, NL63, OC43, HKU1, MERS-CoV, dan SARS-CoV. Pada 11
Februari 2020, Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV) memberi nama virus ini
koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (Severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2, disingkat SARS-CoV-2) yang merupakan galur dalam spesies SARS-
CoV.
Artikel pracetak yang dipublikasikan pada tanggal 23 Januari 2020 di jurnal bioRxiv
yang ditulis oleh peneliti dari Institut Virologi Wuhan, Rumah Sakit Jinyintan Wuhan,
Universitas Akademi Sains Tiongkok dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
menyatakan bahwa virus korona ini kemungkinan berasal dari kelelawar, karena analisis
mereka menunjukkan bahwa 2019-nCoV 96% identik di tingkat genom secara
keseluruhan dengan koronavirus kelelawar.Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa
virus 2019-nCoV masuk ke tubuh manusia melalui Reseptor ACE 2, sama seperti virus
SARS.
3. Gejala/Manifestasi Klinik
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala
klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas.
Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal
seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu
minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok
septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem
koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan,
bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik,
dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis
yang dapat muncul jika terinfeksi.
a. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala
yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat
disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan
nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan
pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau
atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam
dan gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala
komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.26
b. Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak
ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat
ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai napas
cepat atau takipneu tanpa adanya tanda pneumonia berat.
Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah terpapar virus Corona.
4. Patofisiologi
Coronavirus terutama menginfeksi dewasa atau anak usia lebih tua, dengan
gejala klinis ringan seperti common cold dan faringitis sampai berat seperti SARS atau
MERS serta beberapa strain menyebabkan diare pada dewasa. Infeksi Coronavirus
biasanya sering terjadi pada musim dingin dan semi. Hal tersebut terkait dengan faktor
iklim dan pergerakan atau perpindahan populasi yang cenderung banyak perjalanan atau
perpindahan. Selain itu, terkait dengan karakteristik Coronavirus yang lebih menyukai
suhu dingin dan kelembaban tidak terlalu tinggi.
Semua orang secara umum rentan terinfeksi. Pneumonia Coronavirus jenis baru
dapat terjadi pada pasien immunocompromis dan populasi normal, bergantung paparan
jumlah virus. Jika kita terpapar virus dalam jumlah besar dalam satu waktu, dapat
menimbulkan penyakit walaupun sistem imun tubuh berfungsi normal. Orang-orang
dengan sistem imun lemah seperti orang tua, wanita hamil, dan kondisi lainnya,
penyakit dapat secara progresif lebih cepat dan lebih parah. Infeksi Coronavirus
menimbulkan sistem kekebalan tubuh yang lemah terhadap virus ini lagi sehingga dapat
terjadi re-infeksi.
5. Pathway
6. Pemeriksaan penunjang
3. Bronkoskopi
● Fungsi hepar (Pada beberapa pasien, enzim liver dan otot meningkat)
● Fungsi ginjal
● Elektrolit
meningkat
7. Penatalaksanaan
8. Komplikasi
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi
serius berikut ini:
- Pneumonia
- Gagal ginjal
- Kematian
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/virus-corona
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pandemi_koronavirus_2019–2020
https://covid19.kemkes.go.id/
https://www.persi.or.id/images/2020/data/buku_pneumonia_covid19.pdf