Dosen Pembimbing:
Wahyu Bagja Sulfemi, S.S., M.Pd.
Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Tujuan Penelitian……………………………………………………….…...1
C. Manfaat Penelitian…………………………………………………….........2
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Pengertian Integrasi Sosial
Untuk mengetahui Makna dari Pendidikan
Untuk mengetahui Kriteria Hubungan dalam Integrasi Sosial
Untuk mengetahui Bagaimana Proses Integrasi sosial itu terbentuk
Untuk Mengrtahui Permasalahan dalam proses integrasi sosial dalam
rana pendidikan/sekolah.
Tuntutan kebutuhan
b) Faktor Eksternal :
Persamaan kebudayaan
Sikap toleransi
PROSES KERJASAMA
A. KESIMPULAN
Untuk mencapai integrasi sosial dalam rana pendidikan diperlukan
setidaknya dua hal berikut untuk menjadi solusi atas perbedaan yang terdapat
didalamnya :
1. Pada setiap diri individu masing- masing harus mengendalikan perbedaan/
konflik yang ada pada suatu kekuatan pendidikan.
2. Tiap individu merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan
yang lainnya. Sehingga dalam kehidupan berpendidikannya tercipta
keharmonisan dan saling memahami antara satu sama lain, maka konflik
pun dapat dihindarkan.
Maka dari itu ditawarkan tiga system berikut untuk mengurangi konflik
yang terjadi, antara lain:
4. Sekolah harus Mengedepankan identitas bersama seperti system
budaya yang berasaskan nilai- nilai Pancasila dan UUD 1945.
5. Menerapkan system sosial yang bersifat kolektiva sosial dalam
masyarakat dalam segala bidang.
6. Membiasakan system kepribadian yang terintegrasi dengan nilai-
nilai social kemasyarakatan yang terwujud dalam pola- pola
penglihatan (persepsi), perasaan (cathexis), sehingga pola- pola
penilaian yang berbeda dapat disamakan sebagai pola- pola
keindonesiaan.