Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
METABOLISME KARBOHIDRAT
DISUSUN OLEH
Anggota :
5. Nurfitriana F1B010039
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB 1
PANDAHULUAN
Karbohidrat atau yang biasa disebut hidrat arang merupakan makanan pokok bangsa
Indonesia. Pada umumnya sumber karbohidrat dalam makanan berasal dari beras, namun ada
juga yang berasal dari sagu, ketela pohon atau jagung. Di negara yang sudah maju, daging
merupakan menu utama dari makanan mereka. Karbohidrat dalam daging namanya glikogen.
Karbohidrat merupakan senyawa biomolekul yang paling banyak jumlahnya di
permukaan bumi ini. Polimer karbohidrat yang tidak larut merupakan pelindung dan
membentuk dinding sel bakteri; pada tumbuhan senyawa ini berfungsi sebagai penopang dan
pada binatang berfungsi sebagai jaringan ikat dan "cel coat". Fungsi utama dari metabolisme
karbohidrat adalah untuk menghasilkan energi dalam bentuk senyawa yang mengandung
ikatan fosfat bertenaga tinggi.
Metabolisme Karbohidrat dimulai dengan pencernaan Amilum dalam usus halus.
Hasil pencernaan berupa monosakarida diserap oleh usus halus. Glukosa merupakan senyawa
utama yang paling banyak dibicarakan dalam metabolisme Karbohidrat. Rangkaian reaksi
yang membentuk beberapa jalur , seperti glikolisis, sintesis glikogen (glikogenesis),
pemecahannya glikogen (glikogenolisis), HMP Shunt, dan glukoneogenesis.
Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem yang sangat penting. Sistem
pencernaan pada manusia melibatkan beberapa organ penting seperti mulut, esofagus,
lambung, hati, pankreas, kandung empedu, usus halus, dan usus besar. Organ-organ tersebut
memiliki peranan penting dalam mencerna berbagai zat dalam makanan menjadi bentuk yang
lebih sederhana sehingga dapat diabsorpsi oleh tubuh dan dapat mengasilkan energi.
Pencernaan karbohidrat dalam usus halus dilakukan dengan memecah pati yang belum
dicerna oleh amilase, sehingga sebelum masuk jejunum, pati hampir seluruhnya diubah
menjadi maltosa dan isomaltosa. Usus halus juga menghidrolisis disakarida menjadi
monosakarida yang dilakukan oleh enzim-enzim epitel usus halus, seperti enzim laktase,
enzim sukrase, enzim maltase, dan enzim isomaltase. Sehingga hasil akhir pencernaan
karbohidrat yang diabsorpsi ke dalam darah semuanya berupa monosakarida.
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses glikolisis pada metabolisme karbohidrat dalam tubuh.
2. Untuk mengetahui proses pembentukan glikogen (glikogenesis) sebagai sumber
energi cadangan dalam tubuh melalui metabolisme karbohidrat.
3. Untuk mengetahui proses pemecahannya glikogen (glikogenolisis) didalam tubuh.
4. Untuk mengetahui proses HMP Shunt (heksosa mono phosphate SHUNT) pada
metabolisme karbohidrat.
5. Untuk mengetahui proses glukoneogenesis pada metabolisme karbohidrat dalam
tubuh.
1.3 MANFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah biomolekul yang paling banyak terdapat di alam. Setiap tahunnya
diperkirakan kira-kira 100 milyar ton CO2 dan H2O diubah kedalam molekul selulosa dan
produk tanaman lainnya melalui proses fotosintesis. Karbohidrat memiliki peranan yang
cukup beragam; di berbagai negara karbohidrat adalah sebagai bahan makanan utama.
Oksidasi karbohidrat merupakan lintasan pembentukan energi yang utama pada sel-sel yang
tidak melakukan fotosintesis. Karbohidrat yang tidak larut air berfungsi sebagai jaringan
penunjang atau pembentuk struktur dinding sel tanaman, bakteri dan jaringan penghubung.
Polimer karbohidrat befungsi sebagai pelumas pada sabungan tulang dan berperan sebagai
senyawa perekat diantara sel. Polimer karbohidrat komplek yang melekat pada molekul
protein atau lemak berperan sebagai penerus signal yang menentukan lokasi internal atau
lintasan metabolik molekul.
Nama karbohidrat (carbohydrate) diambil dari komponen penyusunnya yang terdiri dari
karbon, hidrogen dan “ate” yang berarti oksigen. Pada awalnya nama karbohidrat digunakan
untuk menunjukkan gula dan polimernya. Sekarang nama karbohidrat lebih tepat digunakan
untuk menggambarkan senyawa polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang
dihasilkan dari hidrolisisnya. Umumnya karbohidrat memiliki rumus empiris Cn(H 2O)n
dengan perbandingan C : H : O adalah 1 : 2 : 1. Sebagai contoh glukosa C 6H12O6 yang juga
dapat ditulis dengan C6(H2O)6. Walaupun demikian beberapa karbohidrat memiliki nitrogen,
fosfor dan sulfur.
Karbohidrat digolongkan kedalam monosakarida, disakarida, oligosakararidan dan
polisakarida. Dalam banyak hal penggolongan untuk oligosakarida dikelompokkan saja
kedalam polisakarida. Kata sakarida berasal dari kara Latin (sakkharon) yang berarti gula.
Monosakarida atau gula sederhana terdiri dari satu unit polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton. Monosakarida yang paling banyak terdapat di alam adalah Dglukosa dengan enam
atom karbon.
1. MONOSAKARIDA
Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida dan sebagai unit pembentuk
disakarida, oligo dan polisakarida. Monosakarida memiliki gugus aldehid atau keton dengan satu atau
lebih gugus hidroksil. Monosakarida glukosa dan fruktosa memiliki enam gugus hidroksil. Atom
karbon tempat pengikatan gugus hidroksil disebut sebagai pusat kiral.
Gambar 1. Monosakarida
2. DISAKARIDA
Disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa terdiri dari dua unit monosakarida yang
terbentuk melalui suatu ikatan yang disebut ikatan glikosida. Pembentukan ikatan ini
berlangsung dengan pembentukan asetal dari hemiasetal (glukopiranosa) dan satu gugus
hidroksil dari molekul gula yang kedua. Ikatan glikosida ini mudah dihidrolisis oleh asam
tetapi tidak oleh basa. Oleh karena itu diskarida dapat dihidrolisis dengan mudah dengan
memanaskannya dalam larutan asam encer. Bentuk ikatan glikosida lainya terbentuk antara
gula dengan atom N (ikatan N-glikosil) yang ditemukan pada seluruh nukleotida.
3. OLIGOSAKARIDA ATAU POLISAKARIDA
Beberapa (sekitar 3-6) monosakarida bergabung menjadi satu, disebut sebagai
oligosakarida (oligo- artinya "sedikit"). Jika banyak monosakarida bergabung menjadi satu,
maka akan disebut sebagai polisakarida. Monosakarida dapat bergabung membentuk satu
rantai panjang, atau mungkin bercabang-cabang. 2 jenis polisakarida yang paling dikenal
adalah selulosa dan glikogen, dua-duanya terdiri dari monomer glukosa.
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup. Polisakarida akan
dipecah menjadi monomer-monomernya (fosforilase glikogen akan membuang residu
glukosa dari glikogen), sedangkan disakarida seperti laktosa atau sukrosa akan dipecah
menjadi 2 komponen monosakaridanya.
2.2. PENCERNAAN
Pencernaan karbohidrat sudah dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut; makanan
dikunyah agar dipecah menjadi bagian-bagian kecil, sehingga jumlah permukaan makanan
lebih luas kontak dengan enzim-enzim pencemaan.
Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung enzim amilase
(ptyalin). Enzim amilase bekerja memecah karbohidrat rantai panjang seperti amilum dan
dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih sederhana maltosa. Sedangkan air ludah
berguna untuk melicinkan makanan agar lebih mudah ditelan. Hanya sebagian kecil amilum
yang dapat dicerna di dalam mulut, oleh karena makanan sebentar saja berada di dalam
rongga mulut. Oleh karena itu sebaiknya makanan dikunyah lebih lama, agar memberi
kesempatan lebih banyak pemecahan amilum di rongga mulut. Dengan proses mekanik,
makanan ditelan melalui kerongkongan dan selanjutnya akan memasuki lambung.
Setelah melalui dinding usus halus, glukosa akan menuju ke hepar melalui vena portae.
Sebahagian karbohidrat ini diikat di dalam hati dan disimpan sebagai glikogen, sehingga
kadar gula darah dapat dipertahankan dalam batas-batas normal (80-120 mg%).
Karbohidrat yang terdapat dalam darah, praktis dalam bentuk glukosa, oleh karena
fruktosa dan galaktosa akan diubah terlebih dahulu sebelum memasuki pembuluh darah.
Apabila jumlah karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh, sebagian besar (2/3)
akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati sebagai glikogen. Kapasitas
pembentukan glikogen ini sangat terbatas (maksimum 350 gram), dan jika penimbunan dalam
bentuk glikogen ini telah mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi
lemak dan disimpan di jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan kembali enersi tersebut,
simpanan glikogen akan dipergunakan terlebih dahulu, disusul oleh mobilisasi lemak. Jika
dihitung dalam jumlah kalori, simpanan enersi dalam bentuk lemak jauh melebihi jumlah
simpanan dalam bentuk glikogen.
Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan banyak enersi, mendapatkan enersi
dari basil pembakaran glukosa yang di ambil dari aliran darah. Kadar gula darah akan diisi
kembali dari cadangan glikogen yang ada di dalam hati. Kalau enersi yang diperlukan lebih
banyak lagi, timbunan lemak dari jaringan lemak mulai dipergunakan. Dalam jaringan lemak
diubah ke dalam zat antara yang dialirkan ke hati.
Metabolisme adalah keseluruhan proses yang terjadi dalam makhluk hidup yang
membutuhkan dan memanfaatkan energi bebas untuk melaksanakan berbagai macam fungsi.
Organisma memperoleh energi tersebut melalui reaksi eksergonik dari oksidasi nutrient untuk
menjaga kestabilan hidup seperti: melakukan kerja mekanik, transport senyawa aktif
melawan gradient konsentrasi, dan biosintesis senyawa kompleks.
Energi bebas yang diperoleh tersebut sering digunakan untuk mengkounter reaksi
endergonik melalui sintesis senyawa intermedier berenergi tingg adenosin trifosfat (ATP).
Disamping digunakan untuk oksidasi, nutrient juga diuraikan dalam serangkaian reaksi
menjadi senyawa intermedier umum yang merupakan precursor senyawa biologi lain.
Kandungan Kandungan
energi nutrient energi nutrient
Karbohidrat Katabolisme CO2
Lemak H2 O
Protein NH3
ADP ATP
+HPO42 NADH Energi
- NADPH Kimia
NAD- FADH2
NADP+
FAD
Molekul Prekursor
Makromolekul Asam amino
sel Gula
Protein Anabolisme Asam-asam lemak
Polisakarida Basa-basa Nitrogen
Asam Nukleat
PEMBAHASAN
3
1
4
Piruvat
& Laktat
1
Asetil
ko-A
Keterangan:
Proses glikolisis
Proses glikogenesis
Proses glikogenolisis
Proses glukoneogenesis
3.1 Glikolisis
Glikolisis merupakan suatu proses reaksi kimia pada karbohidrat khususnya
monosakarida yaitu glukosa yang akan dipecah dan dioksidasi dengan bantuan enzim-enzim
yang berperan pada proses glikolisis, sehingga menghasilkan 2 ATP, 2 Asam Piruvat, 2
NADH, dan 2H2O. Proses glikolisis ini termasuk proses metabolisme yang menghasilkan
energi.
Proses glikolisis terdiri dari 10 tahap reaksi untuk menghasilkan energi, yaitu:
heksokinase
Glukosa (C6H12O6) + ATP Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + ADP
Fosforilasi glukosa merupakan proses penambahan gugus fosfat. Reaksi ini dibantu
oleh enzim heksokinase, yang berperan untuk memisahkan satu kelompok fosfat dari ATP
(Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke glukosa, sehingga terbentuk menjadi
glukosa 6-fosfat.
Phosphoglucoisomerase
Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) Fruktosa 6-Fosfat (C6H11O6P1)
fosfofruktokinase
Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + ATP Fruktosa 1, 6-difosfat (C6H10O6P2)
Aldolase
Fruktosa 1,6-difosfat (C6H10O6P2) gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1) +
Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1)
Aldolase enzim membawa pemisahan Fruktosa 1, 6-difosfat menjadi dua molekul gula
yang berbeda yang keduanya isomer satu sama lain. Kedua gula yang terbentuk adalah
gliseraldehida fosfat dan fosfat dihidroksiaseton.
Triose Fosfat
Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1) gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)
Fosfat dihidroksiaseton adalah molekul hidup pendek. Oleh karenaitu, akan diubah
menjadi fosfat gliseraldehida oleh enzim yang disebut fosfat triose. Jadi dalam totalitas, tahap
keempat dan kelima dari glikolisis menghasilkan dua molekul gliseraldehida fosfat.
Tahap keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah pembentukan NADH
+
dari NAD (nicotinamide adenin dinukleotida) dengan menggunakan enzim dehydrogenase
fosfat triose dan kedua adalah penciptaan 1,3-diphoshoglyceric asam dari dua molekul
gliseraldehida fosfat yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.
phosphoglycerokinase
2 molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2) + 2 ADP 2 molekul 3-asam
fosfogliserat (C3H5O4P1) + 2 ATP (Adenosine Triphosphate)
Tahap ketujuh melibatkan penciptaan 2 molekul ATP bersama dengan dua molekul 3-
asam fosfogliserat dengan bantuan enzim phosphoglycerokinase pada dua molekul produk
1,3-diphoshoglyceric asam, dihasilkan dari tahap sebelumnya.
phosphoglyceromutase
2 molekul 3- asam fosfogliserat (C3H5O4P1) 2 molekul asam 2-fosfogliserat
(C3H5O4P1)
Tahap delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan relokasi dari
atom fosfor dalam 3-fosfogliserat asam dari karbon ketiga dalam rantai untuk karbon kedua
dan menciptakan 2 - asam fosfogliserat.
enolase
2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1) 2 molekul asam phosphoenolpyruvic
(PEP) (C3H3O3P1) + 2 H2O
Pada proses pembentukan energi tinggi, 2- asam fosfogliserat dibantu dengan enzim
enolase yang akan menghilangkan molekul air yang terdapat dalam asam fosfogliserat untuk
membentuk asam yang lain yang disebut asam phosphoenolpyruvic (PEP). Reaksi ini
mengubah kedua molekul 2-fosfogliserat asam yang terbentuk pada tahap sebelumnya.
kinase piruvat
2 molekul asam phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + 2 ADP 2ATP +
2 molekul asam piruvat
Tahap ini melibatkan penciptaan dua molekul ATP bersama dengan dua molekul asam
piruvat dari reaksi enzim kinase piruvat pada dua molekul asam phosphoenolpyruvic
dihasilkan pada tahap sebelumnya. Hal ini dikarenakan oleh transfer dari atom fosfor dari
asam phosphoenolpyruvic (PEP) untuk ADP (Adenosin trifosfat).
3.2.1 Tahap 1
Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga
pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh
glukokinase.
3.2.2 Tahap 2
Fosfoglukomutas fosfoglukomutase
Glukosa 1-fosfat Glukosa 1,6-bifosfat Glukosa 6-fosfat
Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus
fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversibel yang intermediatnya adalah glukosa
1,6-bifosfat.
3.2.3 Tahap 3
pirofosforilase
UDPGlc + PPi UTP + Glukosa 1-fosfat
Pada tahap 3, glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini di katalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
3.2.4 Tahap 4
3.2.5 Tahap 5
glikogen sintase
UDP + (C6)n+1 UDPGlc + (C6)n
Glikogen Glikogen
Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat.
Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer
selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
HOH 2C HOH 2C
H H H H
H O H O H O H O
OH H OH H OH H + OH H
OH HO OH
O OR OPO 3 OR
H HO H HO H HO H HO
Dari reaksi diatas, dapat dilihat secara umum proses penguraian glikogen(n-residu)
menghasilkan glukosa-1- fosfat dan glikogen (n-1 residu). Untuk lebih jelas, dapat dilihat
pada skema alur penguraian glikogenolisis yang terjadi pada glikogen:
Ikatan -1,4
Ikatan -1,6
Ikatan -1,4
Fosforilase
a b c z (dilepaskan 8 glukosa-1-fosfat
d e f g h i j k l
transferase
z
a b c d e f g h i j k l
-1,6-glikosidase
(satu glukosa dibebaskan)
a b c d e f g h i j k l
Pada gambar skema alur glikogenolisis diatas, tampak rantai dari glikogen(n-residu)
yang memiliki unit-unit glukosa sebagai penyusunnya. Pada reaksi glikogenolisis, terjadi
penguraian glikogen (n-residu) menjadi glukosa. Proses ini diawali dengan reaksi pemutusan
ikatan α-1,4 glikosidik pada glikogen dengan bantuan enzim fosforilase. Enzim fosforilase ini
merupakan enzim yang berperan untuk memutuskan ikatan α-1,4 glikosidik pada glikogen,
sehingga dihasilkan glikogen yang hanya memiliki maksimal 4 unit glukosa dari titik
percabangan. Glikogen yang telah dihasilkan dari proses pemutusan ikatan α-1,4 glikosidik,
kemudian dengan dibantu oleh enzim transferase yang berperan untuk memindahkan 3 unit
glukosa penyusun glikogen dari titik percabangan (a) ke rantai cabang lain (b) pada glikogen,
sehingga hanya tersisa 1 unit glukosa pada rantai cabang (a). 1 unit glukosa yang terdapat
pada rantai cabang yang memiliki ikatan α-1,6 glikosidik dilepaskan dengan bantuan enzim
percabangan, dalam hal ini berupa α-1,6 glukosidase, sehingga terjadi pemutusan ikatan α-1,6
glikosidik pada glikogen dan melepaskan 1 unit glukosa. Hasil reaksi glikogenolisis yang
didapatkan, yaitu berupa glikogen (n-1 residu) yang berantai lurus dan glukosa 1 fosfat.
Glukosa 1 fosfat inilah yang kemudian masuk k jalur glikolisis dan menghasilkan energi.
Skema keseluruhan alur reaksi Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt, yaitu:
3.5 Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan glukosa
yang berasal dari senyawa- senyawa non-karbohidrat. Contoh senyawa non karbohidrat yang
dapat diubah menadi glukosa melalui proses glukoneogenesis yaitu, asam laktat, asam amino
glukogenik, asam piruvat dan α-gliserol. Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari
karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber
energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang
sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Reaksi proses
glukoneogenesis dengan menggunakan prekusor berupa asam piruvat, sebagai berikut:
3.5.1 Tahap 1
Asam piruvat + ATP + GTP + H2O fosfoenolpiruvat + ADP + GDP + fosfat + 2H+
Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam aksalo asetat.
Reaksi ini terjadi dikarenakan pada tahap glikolisis terdapat reaksi yang bersifat irreversibel.
3.5.2 Tahap 2
Glukosa -1,6-difosfatase
Glukosa-1,6-difosfat + H2O Glukosa -6-fosfat + Pi
3.5.3 Tahap 3
glukosa-6-fosfatase.
BAB IV
JAWABAN PERTANYAAN
SIMPULAN