Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“GANGGUAN METABOLISME ASAM NUKLEAT”

Tugas Mata Kuliah Biokimia Medis


Dosen Pengampu Ibu Anna Safitri, S.Si., M.Sc

Disusun oleh :

1. Yolanda Kresmonia (165090201111040)


2. Fitri Azizah Inassari (155090201111048)
3. Bagas Dwi Pamungkas (165090207111033)
4. Ferdyansah Setiawan (165090200111028)

Program Studi Kimia


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Brawijaya
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah terdapat pada air, tanah,
udara, dan lain sebagainya. Sumber daya alam ini dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu sumber
daya alam abiotik (sumber daya alam yang tak hidup) dan sumber daya alam biotik (sumber daya
alam yang hidup). Biasanya sumber daya alam abiotik digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang diolah terlebih dahulu dengan teknologi yang rendah maupun tinggi untuk
menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai guna dan nilai jual.
Saat ini Indonesia memiliki sumber daya alam abiotik seperti mineral yang dapat ditemukan
secara berlimpah pada batuan sedimen, batuan gunung api, dan batuan kapur. Genteng
merupakan salah satu komponen penting pada pembangunan perumahan yang memiliki fungsi
untuk melindungi rumah dari suhu, cuaca, maupun fungsi lainnya. Genteng memiliki komposisi
tanah merah, pasir, dan tanah liat hitam. Komposisi genteng tersebut memanfaatkan sumber daya
alam yang berasal dari Mendit, Tumpang, dan Wajak. Alam memang menyediakan yang kita
butuhkan namun kita tidak bisa mengendalikan alam itu sendiri, sehingga pada proses
pengeringan genteng yang dilakukan secara alami (menggunakan sinar matahari) terkadang
menjadi penghambat. Kemudian sumber daya alam abiotik merupakan sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui, sehingga kita harus dapat menggunakan sumber daya alam tersebut
secara bijaksana agar tidak menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada berdasarkan latar belakang diatas adalah:
1. Bagaimana komposisi bahan yang digunakan pada UD Sumber Urip?
2. Bagaimana proses produksi genteng yang terdapat pada UD Sumber Urip?
3. Bagaimana kendala yang dihadapi dari proses pembuatan genteng?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ada berdasarkan uraian perumusan masalah diatas adalah:
1. Mengetahui komposisi bahan yang digunakan pada UD Sumber Urip
2. Mengetahui proses produksi genteng yang terdapat pada UD Sumber Urip
3. Mengetahui kendala yang dihadapi dari proses pembutan genteng.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komponen Asam Nukleat


Asam nukleat adalah sebuah makromolekul yang tersusun atas rantai nukleotida dan
mengandung informasi genetik. Salah asam nukleat adalah asam deoksiribonukleat (DNA)
dan asam ribonukleat (RNA). Senyawa ini diberi nama asam nukleat karena banyak
ditemukan di dalam nukleus sel. Setiap nukletida tersusun dari 3 komponen, yaitu basa
nitrogen heterosiklik, gula pentosa dan gugus fosfat.

Gambar 1. Struktur Nukleotida

Basa nitrogen heterosiklik yang menyusun nukleotida, yaitu purin dan pirimidin. Ada
empat basa nitrogen yang merupakan unit pembentuk DNA yaitu adenin (A), guanin (G),
sitosin (C) dan timin (T). Sedangkan pembentuk RNA yaitu adenin (A), guanin (G), sitosin
(C) dan urasil (U).

Gambar 2. Struktur Purin dan Pirimidin


Gambar 3. Struktur basa nitrogen DNA dan RNA

Gula pentosa penyusun nukleotida memiliki bentuk furanosa. Dalam nukleotida


penomoran atom karbon pada gula pentosa menggunakan tanda prime (‘). Gula pentosa
penyusun asam nukleat yaitu 2-deoxy-D-ribosa dan D-ribosa. Basa nitrogen heterosiklik
terikat secara kovalen dengan pentosa dalam ikatan N-β-glikosil. Ikatan N-β-glikosil terjadi
antara karbon 1’ pada pentosa dengan nitrogen nomor 1 pada pirimidin dan nitrogen nomor 9
pada purin. Gugus fosfat terikat pada karbon 5’ gula pentosa melalui mekanisme esterifikasi
sehingga dinamakan ikatan fosfoester.

Gambar 4. Struktur Gula Pentosa

Ribonukleosida dan deoksinukleosida dalam sel tidak hanya berbentuk 5’-monofosfat


tetapi juga dapat berbentuk 5’-difosfat dan 5’-trifosfat. Nukleosida 5’-difosfat dan 5’-trifosfat
(NDP dan NTP) merupakan asam kuat yang terdisosiasi dengan tiga dan empat proton dari
kondensasi gugus fosforik. Oleh karena itu, NDP dan NTP dapat membentuk kompleks
divalen dengan Mg2+ dan Ca2+. Dalam sitoplasma, NDP dan NTP ditemukan dalam bentuk
kompleks Mg2+. Gugus fosforik dapat mengalami hidrolisis dengan bantuan enzim
membentuk molekul fosfat anorganik. ATP adalah salah satu contoh NTP yang memiliki
gugus fosfat dan pirofosfat serta berperan pada transfer energi kimia pada reaksi enzimatik.
ATP bisa mengalami defosforilasi menjadi ADP, sebaliknya ADP dapat mengalami
refosforilasi menjadi ATP pada proses respirasi. Selain sisten ATP-ADP, transfer gugus
fosfat pada sel dapat melibatkan GTP, UTP dan CTP. Akan tetapi, sistem GTP, UTP dan
CTP hanya berlangsung pada bagian biosintesis spesifik.

Gambar 5. Struktur NMP, NDP dan NTP

2.2 Nukleosida
Nukleosida adalah molekul organik yang terdiri dari lima gula karbon yang melekat pada
basa nitrogen. Basa nitrogen dapat berupa basa nitrogen tergantung pada jenis nukleosida
yang akan dikembangkan. Jenis basa nitrogen yang paling umum digunakan sebagai
penyusun nukleosida adalah adenin, guanin, sitosin, timin, dll. Nukleosida dapat dibuat
menjadi nukleotida dengan hanya menempelkan satu atau lebih gugus fosfat ke dalamnya.
Analog nukleosida sangat penting dan terkenal terkait penggunaannya dalam obat-obatan.
Mereka bekerja sebagai antikanker dan agen antivirus juga.
Gambar 6. Struktur Nukleosida

Tabel 1. Perbedaan nukleotida dan nukleosida.

Nukleosida Nukleotida
Relevansi Beberapa analog nukleosida Nukleotida yang tidak berfungsi
dalam digunakan sebagai agen antiviral adalah salah satu penyebab utama
kedokteran atau antikanker. semua kanker yang diketahui saat
ini.
Contoh Contoh nukleosida meliputi sitidin, Nukleotida mengikuti nama yang
uridin, adenosin, guanosin, timidin sama dengan nukleosida, namun
dan inosin. dengan indikasi kelompok fosfat.
Misalnya, 5'-uridin monofosfat.
Komposisi Gula + Basa. Nukleosida terdiri dari Gula + Basa + Fosfat. Nukleotida
Kimia basa nitrogen yang terikat secara terdiri dari basa nitrogen, gula
kovalen dengan gula (ribosa atau (ribosa atau deoksiribosa) dan satu
deoksiribosa) tetapi tanpa gugus sampai tiga gugus fosfat.
fosfat. Bila gugus fosfat nukleotida
dihilangkan dengan hidrolisis,
struktur yang tersisa adalah
nukleosida.
Penggunaan menyusun DNA dan RNA. Mereka Mereka adalah penyusun RNA dan
juga digunakan sebagai agen DNA. penyimpanan data dan juga
antivirus dan antikanker. berfungsi sebagai katalis.
Penyusun Tidak Ya
RNA/DNA
2.3 Metabolisme Asam Nukleat
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang
terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia
organik. Katabolisme merupakan reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk
mendapatkan energi. Sedangkan anabolisme merupakan reaksi yang merangkai senyawa
organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.

2.3.1 Anabolisme Asam Nukleat


2.3.1.1 Sintesis Nukleotida Purin
         Nukleosida purin terdiri atasatas AMP (Adenosin Monofosfat) dan GMP
(Guanosin Monofosfat). AMP adalah ester dari asam fosfat dan nukleosida yang
disebut adenosin. AMP terdiri dari gugus fosfat, gula ribose dan adenin
nucleobase.Adapun GMP adalah ester dari asam fosfat dengan nukleosida guanosin.
GMP terdiri dari gugus fosfat, yaitu gula pentose ribosa dan guanin nucleobase, karena
itulah disebut monofosfat ribonucleosida.AMP dan ADP disintesis dari IMP (Inosin
Monofosfat).
a) Pembentukan IMP
Inosin monofosfat disintesis melalui jalur de Novo dengan menggunakan ribose-
5-fosfat dan enzim PRPP-sintetase menghasilkan  phosphoribose-1- pyrophosphate
(PRPP).

 ->
Gambar 7. Reaksi Pembentuka PRPP
b) Konversi IMP menjadi AMP dan GMP
IMP dikonversi menjadi baik AMP atau GMP oleh jalur berbeda. IMP
dikonversikan menjadi AMP dengan mereaksikan IMP dengan asam amino aspartat
dan fumarat. Adapun IMP dikonvesikan menjadi GMP dengan menggunakan asam
amino glutamine dan glutamate.
Gambar 8. Reaksi Pembentukan IMP

Gambar 9. Reaksi Pembentukan GMP

2.3.1.2 Sintesis Nukleotida Pirimidin


Nukleotida pirimidin terdiri atas UMP (Uridin Monofosfat), CTP (Sitidin
Monofosfat), dan TMP (Timidin Monofosfat). Sintesis nukleotida pirimidin dimulai
dari pembentuan carbamoyl phosphate dan glutamate dari glutamine. Selanjutnya
carbamoyl phosphate ini yang akan diubah menjadi UMP, CTP, dan TMP. Carbamoyl
phosphate bereaksi dengan aspartat membentuk senyawa Orotate. Senyawa orotate
sellanjutnya bergabung dengan PPRP menghasilkan Oritidin Monofosfat dan reaksi
lebih lanjut akan menghasilkan Uridin Monofosfat (UMP). Untuk menghasilkan CTP,
UMP diubah terlebih dahullu menjadi UTP dan kemudian diraksikan dengan glutamine
hingga menghasilkan CTP dan glutamate.
Adapun pembentukan TMP dilakukan oleh enzim timidilate sintetase sehingga
UMP terkonversi menjadi TMP. Berikut adalah reaksi-reaksinya.
 Reaksi pembentukan carbamoyl phosphate
  Reaksi pembentukan senyawa Orotate

 Reaksi pembentukan UMP

 Reaksi pembentukan CTP

        UMP + ATP  <-->  UDP + ADP               UDP + ATP  <-->  UTP + ADP

       (nucleoside monophosphate kinase)                    (nucleoside diphosphate kinase)

   Reaksi pembentukan TMP


Nukleotida-nuleotida yang terbentuk  inikemudian akan disintesis menjadi DNA
atau RNA. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA primidin selalu
sitosin dan timin. Selanjutnya DNA dan RNA yang terbentuk akan mengalami elongasi
(pemanjangan/polimerisasi) dan berhenti pada tahap terminasi.

2.3.2 Katabolisme Asam Nuleat


Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang
lebih sederhana dengan bantuan enzim. Degradasi nukleotida terdapat di dalam usus halus
terjadi pemutusan ikatan fosfodiester oleh endonuklease (pankreas) à oligonukleotida.
Dipecah lebih lanjut dengan fosfodiesterase (enzim exonuclease non spesifik) menjadi
monofosfat. Dipecah lebih lanjut fosfomonoesterase dikenal sebagai nukleotidase à
menghasilkan nukleosida and orthophosphate. Nucleosida phosphorylaseà menghasilkan
basa dan and ribose-1-phosphate. Jika basa atau nukleosida tidak digunakan kembali utk
salvage pathways, basa akan lebih lanjut didegradasi menjadi asam urat (purin),
ureidopropionat (pyrimidine).

2.3.2.1 Degradasi Purin


Nukleosida purin yang dihasilkan dari degradasi nukleotida akan terdegradasi
lebih lanjut menghasilkan asam urat yang  selanjutnya diekskresikan dalam urin. Proses
pembentukan asam urat dapat melalui dua jalur. Pertama, Tahap penguraian nukleosida
purin menjadi asam urat dimulai dari proses deaminasi adenosine menjadi inosin,
kemudian membelah membentuk hipoxantin. Hipoxantin dioksidasi menjadi xantin dan
selanjutnya xantin diubah menjadi asam urat. Kedua, tahap yang dimulai dari guanosin.
Guanosin diubah menjadi guanine yang selanjutnya dideaminasi menghasilkan xantin.
Langkah selanjutnya, xantin dioksidasi menjadi asam urat. Berikut adalah reaksi
penguraian nukleosida menjadi asam urat.
2.3.2.2 Degradasi Pirimidin
Pada katabolisme pirimidin terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut.
a) Konversi sitidin menjadi uridin oleh enzim sitidin deaminase

b) Fosforilasi deoksitimidin menjadi timin dan deoksiribosa-1-fosfat


2.4 Gangguan Metabolisme Asam Nukleat
2.4.1 Asam Urat (Gout)
Asam urat atau gout adalah gangguan yang dipicu oleh tingginya kadar asam
urat. Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin (nucleoprotein). Purin berasal
dari makanan dan hasil sintesis dari CO 2, glutamine, glisin, asam folat. Asam urat
merupakan sampah hasil metabolism normal dari pencernaan makanan yang
mengandung purin atau dari penguraian purin. Asam urat merupakan produk akhir dari
purin dalam darah (hyperurisemia), sebagai hasil dari overproduksi atau kemampuan
ekskresi asam urat. Jika terjadi kelebihan pembentukan atau penurunan) atau keduanya
maka akan terjadi peningkatan konsentrasi asam urat darah yang disebut dengan
hiperurisemia. Hiperurisemia dapat menyebabkan pengendapan monosodium kristal
urat (MSU) dalam sendi dan respons peradangan ke kristal, menyebabkan first acute
dan kemudian berkembang menjadi arthritis gout kronis.
Patogenesis gout dimulai ketika terjadi kristalisasi urat pada persendian,
bursa, atau tendon. Selanjutnya mengakibatkan terjadinya peradangan yang
dengan cepat mengakibatkan munculnya rasa sakit, bengkak, dan panas. Pada
jaringan, pembentukan kristal monosodium urat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
terutama ditentukan oleh konsentrasi urat di tempat pembentukan kristal.
Kelarutan urat pada cairan sendi tergantung pada keadaan hidrasi persendian,
temperatur, pH, konsentrasi kation, dan adanya protein matriks ekstraseluler seperti
proteoglikan, kolagen, dan kondroitin sulfat. Temperatur yang rendah pada persendian
peifer mampu menurunkan kelarutan sodium urat sehingga memudahkan krista
monosodium diendapkan pada kedua tempat tersbut.
Gambar 10. Proses Pembentukan Asam Urat.

Asam urat tidak hanya menyerang orang-orang yang berusia lanjut, sekarang ini
banyak orang di usia muda sudah memiliki kadar asam urat tinggi. Sumber asam urat
dapat berasal dari beberapa faktor, anatar lain:

a) Asam urat endogen sebagai hasil metabolisme nucleoprotein.


b) Asam urat eksogen berasal dari makanan yang mengandung nucleoprotein
c) Hasil sintesis tubuh secara langsung yang menghasilkan sejumlah besar asam urat
karena adanya kelainan enzim yang sifatnya diturunkan atau penyakit tertentu.

Beberapa factor yang dapat memicu naiknya kadar asam urat di dalam darah, yaitu:

1. Makanan berzat purin tinggi yang dikonsumsi contohnya, jeroan hewan, makanan
laut (kerang, kepiting, ikan teri, ikan makarel), dan daging merah (sapi, kambing,
kerbau). Saat tubuh mencerna makanan yang mengandung purin, tubuh akan secara
otomatis memproduksi asam urat.
2. Mengkonsumsi minuman manis bersoda (baik gula buatan maupun alami) dan
minuman beralkohol yang merupakan factor dominan terhadap kadar asam urat.
Pemanis yang terkandung didalam soda akan merangsang tubuh menghasilkan
banyak purin, sehingga kadar asam urat pun naik.
3. Mengkonsumsi beberapa jenis obat-obatan juga dapat mengembangkan risiko
gangguan asam urat, antara lain obat diuretic seperti thiazide, aspirin, obat anti-
penolakan seperti cyclosporine, levodopa, dan niacin.
4. Asam urat juga dapat disebabkan oleh faktor genetik.
5. Pria memiliki risiko lebih besar mengalami gejala serangan asam urat jika
dibandingkan dengan wanita. Hal ini disebabkan karena hormone estrogen pada
wanita mampu menurunkan kadar asam urat serta memperlancar pembuangannya
melalui ginjal. Kadar asam urat didalam tubuh pria meningkat selama masa puber.
Pada wanita, umumnya terjadi setelah mengalami masa menopause.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asam nukleat berfungsi sebagai pembawa informasi genetik yang mengatur pemunculan
sifat suatu makhluk hidup. Suatu sifat akan dimunculkan melalui pengendalian enzim-enzim
atau senyawa protein lain yang disintesis oleh asam nukleat. Selain itu, dengan adanya asam
nukleat segala aktivitas hidup dikendalikan melalui pengendalian enzim-enzim yang
disintesis
oleh asam nukleat. Tahapan sintesis asam nukleat berturut-turut dimulai dari nukleosida,
nukleotida, dan kemudian asam nukleat DNA atau RNA. Tahapan degradasi asam nukleat
dalm tubuh berturut-turut menghasilkan nukleotida, nukleosida, basa purin dan pirimidin,
serta asam urat. Asam urat merupakan produk akhir asam nukleat yang terbentuk dari
metabolisme senyawa purin (adenine, guanine) dalam tubuh. Faktor yang meyebabkan orang
terserang
penyakit asam urat adalah makanan yang mengandung purin, minuman beralkohol, efek
samping obat-obatan, usia, serta faktor genetik.
DAFTAR PUSTAKA

Ferrier, Denise R, Lippincott dan Wilkins. 2013. Lippincott’s Illustrated Reviews:


Biochemistry, 6th Edition. Wolters Kluwer.

Anda mungkin juga menyukai