2. Jelaskan Perbedaan Isi Piagam Jakarta dengan Pembukaan UUD 1945! Dan mengapa
demikian?
Perbedaanya terletak pada bunyi alinea pertama yang berbunyi: Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya di rubah menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Sebelum perumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta di sahkan, terjadi perubahan-
perubahan yang di lakukan PPKI sebelum sidang di mulai. Perubahan-perubahan itu di
dasarkan pada laporan utusan Kaigun (Angkatan Laut Jepang) kepada Drs. Mohammad
Hatta bahwa daerah-daerah di Indonesia bagian timur yang tidak beragama Islam
merasa keberatan terhadap sila pertama Pancasila pada rumusan piagam Jakarta yang
berbunyi Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya. Masalah keberatan dari daerah tersebut di bicarakan terlebih dahulu oleh
Drs. Mohammad Hataa dengan 4 orang anggota PPKI, yaitu K.H Wahid Hasjim, Ki Basgus
Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimejo, dan Mr. Teuku Moh. Hasan dan pembicaraan
tersebut menyepakati untuk mengubah rumusan dasar negara.
Kendala yang bersumber dari dalam negeri dan ada pula yang berasal dari faktor luar
negeri. Dari dalam negeri disebabkan oleh ketidaksiapan pemerintah menyelenggarakan
pemilu. Salah satunya karena belum terbentuknya perangkat perundang-undangan
untuk mengatur penyelenggaraan pemilu. Pemilihan pertama awalnya direncanakan
untuk Januari 1946, tetapi karena Revolusi Nasional Indonesia masih berlangsung, hal ini
tidak memungkinkan. Setelah perang, setiap kabinet memasukkan pemilihan umum
dalam programnya. Pada bulan Februari 1951 kabinet
Natsir memperkenalkan RUU pemilu, tetapi kabinet ini jatuh sebelum diperdebatkan
dalam parlemen. Kabinet berikutnya, yang dipimpin oleh Sukiman berhasil mengadakan
beberapa pemilihan regional
Sohal XI IPS 2
Pada saat yang bersamaan kondisi keamanan dalam negeri juga belum stabil, akibat
konflik internal antar kekuatan politik yang ada pada waktu itu. Dan yang tidak kalah
pentingnya, penyebab dari dalam itu adalah sikap pemerintah yang enggan
menyelenggarakan perkisaran (sirkulasi) kekuasaan secara teratur dan kompetitif.
Sohal XI IPS 3