Oleh:
FITRIYANI
0849 3190 48
2A/PAI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Kerajaan Besar Pasca Runtuhnya
Baghdad dan Andalusia”. Sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. karena atas perjuanganya agama Islam mampu berdiri tegak di muka
bumi dan kita masih bisa menikmati indahnya Islam dan iman.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, makalah
yang telah tersusun ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Matkur, S.Pd.I,M.Si. Selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Sosial
Pendidikan Islam di Pascasarjana IAIN Jember.
2. Semua teman-teman kelas 2A PAI IAIN Jember yang telah menjadi penyemangat penulis
untuk menyelesaikan makalah ini.
Semoga segala bantuannya mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis telah
mengupayakan segenap tenaga dan pikiran agar penyusunan menjadi baik, namun penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dan membutuhkan penyempurnaan
bahasa maupun teori yang tertuang di dalamnya. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran
dari semua pihak demi kesempurnaan pada langkah yang selanjutnya. Semoga karya ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Penulis
ii
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
Negara dengan jumlah uang yang tidak sedikit oleh Nizham al-Mulk, akibatnya,
Nizham al-Mulk mendapat teguran dari Malik Syah karena diadukan orang, bahwa
uang yang dibelanjakan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran tersebut
merupakan usaha Nizham al-Mulk untuk menaklukan kota Qustantiah. 6 Tindakan
Nizham al-Mulk ini akhirnya dapat diterima oleh Malik Syah setelah dijelaskan
alasan yang logis dan bahkan dapat menyadarkan khalifah, begitu besarnya perhatian
Nizham al-Mulk terhadap pendidikan dan pengajaran.7
Madrasah Nizham al-Mulk bernama Nizhamiyah dan termasyhur di seluruh
dunia. di antara madrasah tersebut yang terkenal dan terpenting adalah Nizhamiyah di
Baghdad selain madrasah di balkh, Naisabur, Jarat, Ashfahan, Basrah, Marwarud,
Mausul dan masih banyak lagi, madarsah-madrasah Nizhamiyah itu dapat disamakan
dengan fakultas-fakultas atau perguruan tinggi masa sekarang, mengingat guru adalah
ulama besar yang termasyhur. Tujuan Nizham al-Mulk mendirikan madrasah-
madrasah itu adalah untuk memperkuat pemerintah Turki Saljuk dan untuk
menyiarkan madzhab keagamaan pemerintah, karena sultan-sultan Turki adalah dari
golongan ahli sunnah, sedangkan pemerintah Buwaihiyah yang sebelumnya adalah
kaum syi’ah8 oleh sebab itu Madrasah Nizhamiyah adalah untuk menyokong sultan
dan menyiarkan mazhab ahli sunah keseluruh rakyat.
Beberapa hal yang melatarbelakangi berdirinya Madrasah Nizhamiyah adalah
sebagai berikut: Pertama, penyebaran ilmu pengetahuan oleh Nizham Al-Mulk
karena ia adalah seorang sarjana. Pantas jika ia memiliki semangat untuk membangun
lembaga pendidikan yang modern. Kedua, konflik keagamaan yang sangat panjang
dalam sejarah Islam hingga abad 5/11 antara kelompok-kelompok yang
mengembangkan pemikiran keagamaan dalam Islam, misalnya Mu'tazilah, Syi'ah,
Asy'ariyah, Hanafiyah, Hanbaliyah dan Syafl'iyah. Perdana Menteri (wazir) Saljuq
sebelum Nizham Al-Mulk adalah Al-Kunduri seorang bermazhab Hanafi dan
pendukung paham teologi Mu'tazilah. Salah satu kebijakannya sebagai wazir adalah
mengusir dan menganiaya para penganut Asy'ariyah yang sering disebut sebagai
penganut Syafi'i. Setelah digantikan Nizham al-Mulk, beberapa penulis sejarah
pendidikan Islam menyebut bahwa tak ada indikasi pergantian pejabat yang berbeda
paham teologi dan mazhab fiqih itu merubah kebijakan politik keagamaan
6
Mahmud Yunus, Sejarah pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990, cet. ke-6) hal: 70.
7
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam … hal: 158
8
Ibid., h. 172.
4
9
Asma Hasan Fahmi, 1979, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:
Bulan Bintang.
6
10
Mahmud Yunus,Sejarah pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990) Hal: 61
7
sastra, kesehatan, cara memelihara binatang, bercocok tanam, serta beberapa segi
dari sejarah keislaman11
Di madarsah nizhamiyah ini telah melahirkan ahli dan sarjana-sarjana
yang terkenal dengan sistem modernnya, bila dibandingkan dengan sistem
pendidikan sebelumnya, tidak ada satupun madrasah yang menandingi madrasah
nizhamiyah, ini terbukti tidak ada madrasah lain dalam sejarahnya yang dapat
bertahan lama.
Guna terlaksananya rencana pengajaran dimadrasah nizhamiyah ini
ditunjang dengan sarana prasarana yang lengkap, gedung-gedung yang megah,
perpustakaan dengan jumlah buku-buku kurang lebih 6000 jilid yang merupakan
buku-buku wakaf untuk sekolah itu12 pendanaan juga dibantu sepenuhnya baik
bagi guru maupun bagi mahasiswa, mereka bebas dari biaya pendidikan dan
disediakan asrama. Madrasah Nizhamiyah di Baghdad berbeda dengan Madrasah
Nizhamiyah di Nasapur yang tidak mempunyai masjid13sedangkan sket yang
ditawarkan oleh Syalaby tentang Baghdad abad 713 H mengindikasikan adanya
sebuah masjid yang terletak tidak jauh dari madrasah Nizhamiyah 14 namun
demikian madrasah tidak terlepas dari adanya sebuah masjid yang dapat
digunakan oleh mahasiswa untuk belajar di terasnya.
11
Hamid Hasan Bilgrami, Konsep Universitas Islam, Yogyakarta: Tiara wacana 1989, h 48
12
M. Athiyah al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1970.
13
Hasan As'ari, Menyikap Zaman Keemasan Islam, kajian atas Lembaga Pendidikan , Bandung:
Mizan, 1994, cet. ke-1, h. 60.
14
Ibid
8
Perlu kita ketahui bahwa al-Azhar sudah menjadi pengetahuan umum sebagai
Masjid dan sebagai Universitas (al-Azhar Jami’an wa Jami’atan) berbagai periode
pemerintahan telah melalui, semenjak kerajaan Fatimiyah sampai sekarang, jangka
waktu yang meliputi lebih seribu tahun. perlu dicatat bahwa sebelum al-Azhar
didirikan di kota Cairo, ada beberapa masjid yang sudah digunakan sebagai tempat
lembaga pendidikan. Tentu dengan kebijaksanaan kerajaan pada masa itu, terutama
oleh khalifah-khalifah Muaawiyah untuk menjadikan masjid sebagai pusat
perkembangan ilmiah. Di antara nama mesjid-mesjid itu adalah:
1) Masjid ‘Amr bin al-‘As dianggap mesjid pertama yang dibangun di Mesir pada
tahun 20 H. 641 M).
2) Masjid al-‘Askar yang didirikan pada tahun 132 H. (750 M) oleh gubernur kerajaan
Abbasiah penguasa Umawiyah ditaklukkan.
3) Masjid ibn yang didirikan oleh Ahmad bin Tulun pada tahun 265 H. (878-879 M).
Sebagai pengganti kekuasaan Abbasiah di Mesir walaupun secara simbolik masih
mengakui kerajaan Abbasiah yang berpusat di Bagdad.
4) Masjid al-Azhar didirikan pada tahun pada tahun 359 H. (970 M).
Mesjid inilah yang terkenal sebagai peranan lembaga pendidikan sebelum
didirikan al-Azhar.18
A. Al-Azhar Dalam Kekuasaan Khalifah
1. Masa Dinasti Fatimiyyah
18
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21 (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988),
hal:44.
10
19
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan, hal:25.
20
Ibid.
21
Hanun Asrahah, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), hal:59-60.
22
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan, hal:92.
23
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan, hal:93.
11
kebijakan baru untuk menghilangkan aliran Syi’ah yang telah tumbuh dan
berkembang sekian lamanya. Terutama melalui sarana al-Azhar untuk
digantikannya dengan aliran sunni. Ada beberapa hal peristiwa penting yang
terjadi pada masa Shalahuddin al-Ayyubi yaitu:
1) Pembekuan kegiatan khutbah di al-Azhar selama hampir seratus tahun,
yaitu sejak tahun 567 H (1171 M) sampai masa Sultan al-Mamluki al-
Dzahir pada tahun 665 H (1266 M).
2) Melakukan renovasi pembangunan al-Azhar oleh Amir Edmin dan Sultan
Berbes atau Sultan al-Dzahir Berbes.
3) Al-Azhar menjadi pusat Studi Islam yang amat penting, terutama ketika
Cairo menjadi kiblat bagi para ulama, fuqaha dan mahasiswa.24
3. Masa Dinasti Mamalik
Pada masa ini pula dinasti mamalik terjadi serbuan besar-besaran, dari
bangsa Mongol ke Timur dan jatunya Islam ke Barat, banyak sekali
menyebabkan permusuhan-permusuhan itu terjadi sehingga ulama dan ilmuan
muslim yang mencari perlindungan ke al-Azhar. Oleh karena itu pula
mengakibatkan jaya atau berkembang menjadi posisi al-Azhar sangat penting.
Disamping itu pula bertambah masyhur dan terkenal nama al-Azhar di
hadapan dunia Islam. Sejak masa itu pulalah, para pelajar banyak masuk ke al-
Azhar dan negara-negara Islam yang terkait mahasiswa dan pelajar di al-
Azhar. Sehingga para orientalis mengatakan zaman keemasan dalam silsilah
itulah sejarah atau riwayat al-Azhar.25
24
Suwito, Sejarah Sosial, hal:181-182..
25
Ibid, hal:93-94.
12
yang memberikan bantuan pendanaan secara ikhlas semata karena Allah tidak
ada yang lain supaya al-Azhar mendapat kemajuan.26
Menurut Dr. Hasan Rabi’ bahwa ketika pada abad ke-9 H (abad ke-15
M) bagi al-Azhar merupakan masa yang gemilang, pada masa itu karena al-
Azhar menduduki tempat tertinggi saat itu, ketika itu pulalah sebagai induk
pendidikan dan sebagai jamiah Islamiah terbesar. Mereka para ulama-ulama
muslimin dari beberapa negara datang dan menuntut ilmu pengetahuan di
jami’ al-Azhar.27 Pada masa ini pula kebijakan dan perhatian pemerintah
tertuju terhadap Universitas al-Azhar sangat kondusif untuk mengembangkan
al-Azhar sebagai sebuah perguruan tinggi. Di antaranya ialah al-Azhar banyak
diberikan wakaf dari para Sultan yang tujuannya ialah untuk menolong dan
menjaga kemasyhuran ilmu-ilmu pengetahuan di al-Azhar dan seterusnya
untuk kelanjutan al-Azhar sampai sekarang ini masih dipergunakan untuk
membayar gaji para dosen dan karyawan yang lainnya, memberikan beasiswa
kepada para pelajar dan mahasiswa, baik untuk warga negara Mesir sendiri,
maupun kepada warga asing dan juga untuk dipergunakan biaya pembangunan
asrama pelajar dan mahasiswa.28
Adapun diantara sebahagian ulama yang bertugas mengajar di al-Azhar
pada masa Mamalik adalah:
1) Ali Ibn Yusuf Ibn Jarir al-Lakhmi (wafat tahun 713 H/ 1313 M), sebagai
dosen dalam bidang penelitian.
2) Qiawamuddin al-Kirmani, sebagai dosen dalam ilmu fikih dan ilmu
qira’at.
3) Syamsuddin al-Ashbahani, sebagai dosen dalam bidang pemikiran.
4) Syarifuddin al-Zahwawi al-Maliki.
5) Qonbur ibn Abdillah al-Sibziwani, sebagai dosen dalam ilmu-ilmu aqliyah.
6) Badruddin Muhammad ibn Abi Bakar al-Dimamini, sebagai dosen ilmu
nahwu dan fikih.29
26
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan, hal:94.
27
Suwito, Sejarah Sosial, hal:184.
28
Ibid, hal:182.
29
Ibid, hal:184.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Madrasah Nizhamiyah
Madrasah Nizhamiyah adalah Madrasah terbesar pertama di dunia Islam.
Nizhamiyah adalah sebuah lembaga pendidikan dalam bentuk madrasah yang
dikelola oleh pemerintah pada masa Bani Saljuk. Madrasah ini mempunyai corak
yang berbeda dari lembaga pendidikan sebelumnya. Madrasah ini didirikan di kota
Baghdad dan sekitarnya, didirikan oleh seorang perdanamentri itu bernama
Nizham al-Mulk dengan memakai sistem modern Madrasah Nizhamiyah
mempunyai manajemen yang bagus, dikelola dengan baik seperti dapat dilihat dari
segi pendanaan, gedung-gedung yang bagus dan dalam jumlah yang banyak. Guru-
guru digaji selama masa jabatannya, perpustakaan yang lengkap, asrama dan
makan untuk mahasiswanya, biaya sekolah gratis dan kurikulum ditetapkan oleh
pemerintah Baghdad
13
14
DAFTAR PUSTAKA
al-Abrasy M. Athiyah, 1970, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
As'ari Hasan, 1994, Menyikap Zaman Keemasan Islam, kajian atas Lembaga Pendidikan,
Bandung:Mizan, cet. ke-1
Bilgrami Hamid Hasan, 1989, Konsep Universitas Islam, Yogyakarta: Tiara wacana.
Fahmi Asmah Hasan, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang 1979,
cet. ke-1.
Langgulung Hasan, 1988, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21, Jakarta: Pustaka Al-
Husna.
Nata Abuddin, 2004, Sejarah Pendidikan Islam periode Klasik dan Pertengahan, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, cet. ke-1
Samsul Nizar, 2011, Sejarah Pendidikan Islam menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah Sampai Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tim Penyusun, 2002, Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, Pemikiran dan Peradaban IV,
Jakarta : Ichtiar Baru.
Yatim Badri, 1993, Sejarah Peradaban Islam II, (Jakarta: Grafindo Persada.
Yunus Mahmud, 1990, Sejarah pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung, cet. ke-6