Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten yang ada di Jawa Tengah yang sebagian besar
luas lahannya digunakan sebagai lahan pertanian. Karena Kabupaten Cilacap merupakan
kabupaten yang sektor utamanya yaitu pertanian. Pertanian memiliki peranan yang sangat
strategis dalam pengembangan perokonomian di Kabupaten Cilacap. Peran strategis pertanian
tersebut digambarkan sebagai penyedia bahan pangan, bahan baku industri, penyerap tenaga
kerja dan sumber pendapatan masyarakat.

Tabel Jumlah Penduduk, Petani, dan Luas Lahan Pertanian


Kabupaten Cilacap
Jumlah
Jumlah petani
Tahun penduduk f
(jiwa)
(jiwa)
2013 1768502 546888 0.31
2014 1800474 540441 0.30
2015 1806383 529883 0.29
2016 1836701 531294 0.29
2017 1842913 525002 0.28

Jumlah penduduk Kabupaten Cilacap dari tahun 2013 hingga tahun 2017 mengalami
kenaikan sedangkan jumlah petani turun kecuali pada tahun 2016 yang mengalami sedikit
kenaikan. Jumlah penduduk dan jumlah petani ini dapat digunakan untuk mencari nilai f yaitu
persentase petani yang ada dalam populasi penduduk.

Grafik Persentase Petani dalam Populasi Penduduk


Kabupaten Cilacap

Persentase Petani dalam Populasi Penduduk Kabupaten


Cilacap
0.32
0.31
0.31
0.30
0.30
0.29
0.29
0.28
0.28
0.27
2013 2014 2015 2016 2017

Grafik diatas menandakan adanya penurunan tenaga kerja sebagai petani karena adanya
penurunan di setiap tahunnya. Kurangnya minat seseorang sebagai petani karena masyarakat
lebih memilih bekerja lain dibandingkan petani dan yang bekerja sebagai petani biasanya
seseorang yang umurnya sudah lanjut. Menurut Suratha (2017) faktor yang menyebabkan krisis
petani yaitu
1. Biaya usaha tani
2. Sistem usaha tani yang terbelakang
3. Rendahnya penerapan teknologi budidaya
4. Alih fungsi lahan
5. Kurang optimalnya peranan koperasi – koperasi yang ada di perdesaan
6. Kurangnya motivasi dari petani

Penurunan persentase petani dalam populasi penduduk merupakan salah satu faktor yang
berimbas kepada tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Faktor lainnya yaitu luas lahan
minimal untuk hidup layak (Z). Untuk mendapatkan luas lahan minimal untuk hidup layak yaitu
menggunakan metode :

( 0,25 LSI 2 )+ ( 0,5 LSI 1 )+ ( 0,5 LST ) +(0,6 LLK )


Z= (LSI 2+ LSI 1+ LST + LLK )
Keterangan :
1. Z : Luas lahan minimal untuk hidup layak (ha/jiwa/tahun)
2. LSI2 : Luas lahan sawah irigasi panen >2x setahun (ha)
3. LSI1 : Luas lahan sawah irigasi panen 1x setahun (ha)
4. LST : Luas lahan sawah tadah hujan
5. LLK : Luas lahan kering (tegalan) (ha)

Tabel Persentase Petani, Luas Lahan Minimal Hidup Layak dan


Luas Lahan Total Pertanian

Tahun f Z L

2013 0.31 0.55 63568


2014 0.30 0.55 65837
2015 0.29 0.54 62704
2016 0.29 0.53 66775
2017 0.28 0.52 65874

Luas lahan untuk hidup layak pada Kabupaten Cilacap dari tahun ke tahun, nilainya
masih diatas 0.5 ha. Tahun 2013 dan 2014 luas lahan minimalnya 0.55 ha sedangkan tahun
berikutnya mengalami penurunan 0.1 ha setiap tahunnya. Penurunan ini dikarenakan adanya
beberapa faktor. Faktor itu yaitu semakin banyaknya jumlah penduduk maka adanya konversi
lahan pertanian menjadi lahan permukiman karena kebutuhan dari penduduk yaitu tempat
tinggal.
Grafik Luas Lahan Minimal Untuk Hidup
Kabupaten Cilacap

Luas Lahan Minimal Untuk Hidup Layak


Kabupaten Cilacap
0.56

0.55

0.54

0.53

0.52

0.51

0.50
2013 2014 2015 2016 2017

Kedua faktor yaitu persentase petani dan luas lahan minimal untuk hidup layak dapat
digunakan untuk mencari tekanan penduduk. Tekanan penduduk yang ada pada Kabupaten
Cilacap mengalami penurunan setiap tahunnya pada setiap Model baik Model I, Model II dan
Model III. Jadi adanya perbaikan dalam kualitas dalam pertanian Kabupaten Cilacap.

Tabel Tekanan Penduduk


Kabupaten Cilacap
Tekanan Penduduk
Tahun Model
I II III
2013 1.41 0.91 0.37
2014 1.40 0.91 0.36
2015 1.34 0.87 0.35
2016 1.31 0.85 0.34
2017 1.28 0.83 0.33

Grafik Tekanan Penduduk Kabupaaten Cilacap


Tekanan Penduduk Kabupaten Cilacap
1.60
1.40
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
2013 2014 2015 2016 2017

Model I Model II Model III


Pada Model I yang menganggap penduduk hidup hanya dari lahan pertanian yang yang
digarap saja mengalami penurunan tetapi penurunan ini dianggap bagus karena akan mendekati
nilai 1 bahkan bisa kurang dari satu. Pada Model I ini, Kabupaten Cilacap masih adanya tekanan
penduduk pada lahan pertanian. Sedangkan pada Model II, nilai tekanan penduduk Kabupaten
Cilacap kurang dari satu yang berarti lahan masih mampu mendukung penduduk. Pada Model II
ini merupakan pengembangan dari Model I dengan adanya penambahan pendapatan penduduk
dari sektor non pertanian, jika pendapatan diluar sektor pertanian makin besar maka tekanan
penduduk terhadap lahan pertanian akan semakin berkurang. Tekanan penduduk model III
menambah nilai manfaat lahan untuk petani penggarap. Sehingga jika produktifitas lahan makin
tinggi maka pendapatan.

Tekanan Penduduk yang sudah diperoleh nilainya dapat digunakan dalam mencari Daya
Dukung Lahan. Tekanan Penduduk Kabupaten Cilacap dengan 3 Model tersebut dalam kurun
waktu 5 tahun dari tahun 2013 hingga 2017 dapat dikatakan menurun maka dapat dapat
dikatakan Daya Dukung Lahan Kabupaten Cilacap naik karena Daya Dukung Lahan merupakan
perbandingan terbalik dari tekanan penduduk terhadap lahan pertanian.

Tabel Daya Dukung Lahan


Daya Dukung Lahan
Model I Model II Model III
Tahun
DDL DDL DDL
JPPTT LLPT JPPO LLPO JPPO LPPO
I II III
15813 59808 149521
2013 0.71 34794.5 1.09 78217.4 2.73 31287
2 7 7
15386 59473 148683
2014 0.72 34046.4 1.10 77731.2 2.75 31092.5
4 4 4
13379 60935 152339
2015 0.75 28895.9 1.15 74383.4 2.87 29753.3
9 9 8
12603 62347 155869
2016 0.76 26602.5 1.17 72892.6 2.93 29157
4 7 4
11601 62920 157301
2017 0.78 24265.5 1.20 71373.6 3.00 28549.4
8 6 4

Grafik Daya Dukung Lingkungan


Kabupaten Cilacap
Daya Dukung Lahan
Kabupaten Cilacap
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
2013 2014 2015 2016 2017

DDL I DDL II DDL III


Akan tetapi pada Model I, iDDL masih kurang dari satu sehingga daya dukung masih
rendah. Rendahnya iDDL dapat diatasi dengan konversi lahan atau mengubah penggunaan lahan
sesuai yang menguntungkan, menggunakan teknologi dalam usaha tani dan konservasi lahan.
Sedangkan pada Model II dan III, indeks DDL lebih dari satu atau daya dukung lahan tinggi.
Menurut Ariani dan Harini (2012) tingkat daya dukung lahan pertanian semakin besar apabila
nilai luas panen tanaman pangan yang tersedia per kapita semakin besar. Jika luas lahan yang ada
pada suatu wilayah dapat memenuhi kebutuhan fisik minimum penduduknya maka wilayah
tersebut memiliki daya dukung lahan yang seimbang. Nilai kebutuhan pokok fisik minimum
adalah nilai yang menunjukkan seseorang dapat hidup sehat secara normal.

Daya Dukung Lahan dengan menggunakan Tekanan Penduduk Model I dari tahun 2013
hingga tahun 2017, banyak petani yang tidak terdukung oleh lahan pertaniannya. Tahun 2013
jumlah petani yang tidak terdukung 158132 jiwa dengan luas lahan untuk mendukung jumlah
petani 34794.5 ha. Tahun 2014 memiliki jumlah petani yang tidak didukung 153864 jiwa dan
luas lahan untuk mendukung 34046.4 ha. Tahun 2015 petani yang tidak terdukung 133799 jiwa
dan luas lahan untuk mendukung 28895.9 ha. Tahun 2016, petani yang tidak terdukung 126034
jiwa dan luas lahan untuk mendukung 26602.5 ha. Dan tahun 2017, petani yang tidak terdukung
116018 jiwa dan luas lahan untuk mendukung 24265.5 ha. Model I ini masih belum mampu
mendukung petani karena dihitung dari penghasilan dari pertanian yang digarap, akan tetapi
Model II dan III mampu mendukung petani karena menambahkan dari sektor lain. Dilihat dari
jumlah petani yang tidak terdukung menurun dari tahun ke tahun, maka adanya keberhasilan
dalam meningkatkan kualitas pertanian dari mengontrol tekanan penduduk di Kabupaten
Cilacap.

Anda mungkin juga menyukai