Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA CEPAT DENGAN

METODE PQ4R (PRIVIEW, QUESTATION, READ, REFLACTY, RECITE,


REVIEW) OLEH SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5
PEMATANGSIANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu

dalam kehidupan sehari-hari (Dalman, 2012:1). Melalui bahasa orang dapat

menyampaikan dan menerima informasi. Dengan kata lain, bahasa memegang

peranan yang esensial dalam kehidupan. Selain itu, bahasa juga merupakan suatu

keterampilan. Dengan demikian, keterampilan berbahasa perlu dikembangkan

sedini mungkin agar seseorang dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik

di masyarakat.

Suatu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan

berbahasa seseorang, yaitu melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di

sekolah. Melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi dan berkomunikasi, baik

secara lisan maupun tulisan. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, standar

kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat

pembelajaran bahasa, yaitu belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi dan

belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya

(Depdiknas, 2003b:2).

1
2

Secara umum pengajaran bahasa Indonesia bertujuan supaya: 1)

menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan

dan bahasa negara, 2) memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan

fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan,

keperluan, dan keadaan, 3) menggunakan bahasa Indonesia untukmeningkatkan

kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, 4) berkomunikasi

secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan

maupun tulis, 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta5meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa, 6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia

sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Depdiknas, 2006:2).

Berkaitan dengan tujuan umum dan tuntutan kurikulum yakni berkaitan

dengan kemampuan membaca diharapkan para peserta didik memiliki

kemampuan dalam memahami dan mengidentifikasikan makna dari bacaan

seefisien mungkin. Dengan kata lain siswa harus memiliki keterampilan

mengumpulkan data dengan cepat sekaligus benar. Salah satu materi keterampilan

membaca di sekolah dalam kerikulum pemerintah tahun ajaran 2016/2017 adalah

materi membaca cepat. Ukuran kecepatan membaca adalah kata per menit (KPM).

Untuk Siswa SD dan SMP kecepatan membacanya minimal 200 KPM sedangkan

untuk siswa SMA minimal kecepatannya 250 KPM dengan pemahaman minimum

70 %.
3

Akan tetapi dalam realita penggunaannya, pada umumnya mengemukakan

keluhan keterampilan membaca terutama dalam tingkat kemampuan membaca

cepat. Tidak sedikit siswa yang duduk di SMA tidak paham akan maksud dari

membaca cepat. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk

nilai KKM membaca cepat siswa XI SMA Negeri 5 Pematangsiantar adalah 75.

Sedangkan skor kemampuan membaca cepat siswa XI SMA Negeri 5

Pematangsiantar masih tergolong rendah dari hasil wawancara dengan guru

bidang studi bahasa dan sastra indonesia ibu Fritriana Agustina, S.Pd, yang

menunjukkan skor membaca cepat adalah 25, 56% dan tidak tuntas mencapai

74.44%.

Bertolok dari keadaan di atas, pengembangan bahan ajar membaca cepat di

sekolah perlu mendapat perhatian, sehingga tidak berulang menemukan keluhan

tentang keterampilan berbahasa Indonesia siswa. Kerendahan tingkat kecepatan

membaca siswa tidak dapat dibiarkan begitu saja. Perhatian untuk melakukan

perbaikan harus dipikirkan. Berkaitan dengan masalah ini kemungkinan hal yang

dapat dilakukan ialah mengkaji langkah perbaikannya dengan melakukan kajian-

kajian atas faktor-faktor yang dimungkinkan dapat memberi pengaruh atau

sumbangan terhadap keterampilan membaca.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yoyok Budiono

berjudul penerapan metode PQ4R pada pembelajaran membaca di SMA Negeri

Malang berkesimpulan bahwa penggunaan metode PQ4R pada pembelajaran

membaca di kelas XI SMA Negeri Malang berjalan dengan baik dan sistematis.

Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari hasil
4

rata-rata nilai siswa menunjukkan bahwa nilai siswa pada penelitian kedua

mengalami peningkatan menjadi 80,87 dari penelitian pertama yaitu 62,65. Jurnal-

online.um.ac.id/data/.../artikel6BA250226CC601FF05824EA02F530B0C. pdf

Menurut Trianto (2010:147) “Metode PQ4R digunakan untuk membantu

siswa mengingat apa yang mereka baca, PQ4R merupakan singkatan dari

(Preview, Question, Read, Reflecty, Recite, Review).”

Trianto (2010:150) metode PQ4R merupakan salah satu bagian dari

strategi elaborasi. Strategi elaborasi merupakan proses penambahan perincian

sehingga informasi baru akan menjadi bermakna, oleh karena membuat

pengkodean lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Strategi ini digunakan

untuk membantu siswa mengingat hal yang mereka baca dan dapat membantu

proses belajar-mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca

buku dan bacaan tambahan lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Membaca Cepat Dengan

Metode PQ4R (Priview, Questation, Read, Reflacty, Recite, Review) Oleh

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pematangsiantar.”

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu dirumuskan masalah yang

teliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Ary (1982 :85-87) menyatakan:

Sesudah masalah dipilih, maka tugas berikutnya ialah merumuskan


persoalan dalam bentuk yang dapat diteliti. Penjabaran persoalan yang
baik harus :
1) Menerangkan dengan jelas apa yang akan dijelaskan.
2) Membatasi ruang lingkup studi itu pada suatu persoalan khusus.
5

Sejalan dengan penjelasan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

yang akan diteliti yaitu :

a) Bagaimanakah proses Pengembangan bahan ajar membaca cepat

dengan menggunakan Metode PQ4R siswa kelas XI IPA SMA Negeri

5 Pematangsiantar?

b) Bagaimanakah kelayakan bahan ajar membaca cepat dengan

menggunakan Metode PQ4R siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5

Pematangsiantar?

c) Bagaimanakah efektivitas ajar membaca cepat dengan menggunakan

Metode PQ4R siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pematangsiantar?

C. Teori Yang Digunakan

1. Hakikat Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media

bahasa tulis (Tarigan, 2005:7). Membaca adalah suatu kegiatan atau cara dalam

mengupayakan pembinaan daya nalar (Tampubolon, 1987:6). Dengan membaca,

seseorang secara tidak langsung sudah mengumpulkan kata demi kata dalam

mengaitkan maksud dan arah bacaannya yang pada akhirnya pembaca dapat

menyimpulkan suatu hal dengan nalar yang dimilikinya.

Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan

pembahasan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan

berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah


6

aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis

(written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang

mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Tarigan,

2005:7). Membaca adalah menemukan informasi-informasi yang terkandung

dalam bahasa tulisan (Ginting, 2011:1)

2. Membaca Cepat

Kecepatan membaca sangat tergantung pada bahan dan tujuan membaca,

serta sejauh mana keakraban dengan bahan bacaan. Kecepatan membaca harus

seiring dengan kecepataan memahami bahan bacaan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Nurhadi (2013: 31) bahwa, “Membaca cepat dan efektif yaitu jenis

membaca yang mengutamakan kecepatan, dengan tidak meninggalkan

pemahaman terhadap aspek bacaannya.” Dengan kata lain membaca tidak hanya

kecepatannya yang menjadi patokan, namun juga disertai pemahaman bacaan.

Membaca cepat merupakan sistem membaca dengan memperhitungkan waktu

baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Apabila seseorang

dapat membaca dengan waktu yang sedikit dan pemahaman yang tinggi maka

seseorang tersebut dapat dikatakan pembaca cepat.

Pembaca yang efektif dan efisien mempunyai kecepatan membaca yang

bermacam-macam. Sadar akan berbagai macam tujuan, tingkat kesulitan bahan

bacaan, serta keperluan membacanya saat itu. Karena kesadaran itu akan sangat

berpengaruh terhadap tingkat pemahaman terhadap isi bacaan.


7

3. Manfaat Membaca Cepat

Ada berbagai manfaat yang terkandung dari kemampuan membaca

cepat,di antaranya adalah (1) membaca cepat menghemat waktu, (2) membaca

cepat menciptakan efesiensi, (3) semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk

melakukan hal-hal rutin, maka semakin banyak waktu yang tersedia untuk

mengerjakan hal penting lainnya, (4) membaca cepat memiliki nilai yang

menyenangkan/ menghibur, (5) membaca cepat memperluas cakrawala mental,

(6) membaca cepat membantu berbicara secara efektif, (7) membaca cepat

membantu dalam menghadapi ujian, (8) membaca cepat meningkatkan

pemahaman, (9) membaca cepat menjamin untuk selalu mutakhir, dan

(10)membaca cepat dapat dikatakan sebagai tonikum mental (Depdiknas, 2006:

17).

Menurut Darmayanti (2007: 42) ada beberapa manfaat membaca cepat,

“(1) untuk mencari informasi yang dibutuhkan dari sebuah bacaan secara cepat

dan efektif, (2) dalam waktu yang singkat dapat memahami setiap bagian dari

suatu bacaan, (3) tidak banyak waktu yang terbuang.” Sejalan dengan itu

Sugembong (2009: 87) mengemukakan manfaat membaca cepat di antaranya, “(1)

lebih efisien dalam meggunakan waktu sehingga dapat memanfaatkan sisa waktu

untuk kegiatan lain, (2) bisa lebih mengerti dan lebih cepat dari yang lain, (3)

dapat melatih otak untuk lebih efisien dalam bekerja, lebih mudah mengolah dan

mengambil makna dari bacaan”


8

4. Metode PQ4R

a. Pengertian Metode PQ4R

Trianto (2009:147) metode PQ4R adalah, “Preview, Question, Read,

Reflecty, Recite, Review”. Metode ini digunakan untuk membantu siswa

mengingat apa yang mereka baca. Penerapn metode PQ4R dapat mengaktifkan

pengetahun awal siswa dan mengawali proses pembuatan hubungan antara

informasi baru dengan apa yang telah diketahui. Dengan melakukan kegiatan

membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi

pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan emosional serta hasil

belajar siswa menjadi lebih menigkat.

Trianto (2010:150) menyatakan:

Metode PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi.


Strategi elaborasi merupakan proses penambahan perincian sehingga
informasi baru akan menjadi bermakna, oleh karena membuat
pengkodean lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Strategi ini
digunakan untuk membantu siswa mengingat hal yang mereka baca dan
dapat membantu proses belajar-mengajar di kelas yang dilaksanakan
dengan kegiatan membaca buku dan bacaan tambahan lainnya.

b. Langkah-langkah Penerapan PQ4R

Trianto (2009:151) mengungkapkan langkah langkah yang harus

dilakukan dalam pembelajaran dengan penerapan metode PQ4R (Preview,

Question, Read, Reflecty, Recite, Review) adalah sebagai berikut :

a) Preview (membca selintas dengan cepat)


Langkah pertama ini dimaksudkan, agar siswa membaca selintas
dengan cepat sebelum mulai membaca bahan bacaan siswa. Siswa
dapat memulai dengan membaca topik-topik, sub topik utama, judul
dan sub judul, kalimat-kalimat permulaan atau akhir suatu paragraf.
b) Question (bertanya)
9

Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri


sendiri dengan mengawali pertanyaan dengan menggunakan kata “
apa, siapa, mengapa, dan bagaimana.” Sebab, apabila seseorang
membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan, maka akan membuat
dia membaca lebih hati-hati serta seksama dan akan membantu
mengingat apa yang dibaca.
c) Read (membaca)
Langkah ketiga ialah siswa membaca bacaan tersebut secara aktif,
yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa
yang dibacanya. Dalam hal ini, siswa mencoba menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan pada langkah kedua. Namun janganlah
membuat catatan-catatan panjang.
d) Reflecty (Refleksi)
Reflecty bukanlah langkah terpisah dengan langkah ketiga (read),
tetapi merupakan suatu komponen esensial dari langkah ketiga. Selama
membaca, siswa tidak hanya cukup mengingat dan menghapal namun
siswa mencoba untuk memahami dengan cara:(1) menghubungkan
informasi yang didapat dengan hal-hal yang sudah diketahui siswa; (2)
mengaitkan subtopik-subtopik di dalam teks dengan konsep-konsep
atau prinsip-prinsip utama; (3) mencoba untuk memecahkan
kontradiksi di dalam informasi yang disajikan; (4) mencoba untuk
menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah yang
disimulasikan dan dianjurkan dari materi tersebut.
e) Recite (mengingat kembali)
Pada langkah kelima ini, siswa diminta untuk mengingat kembali
informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting
dengan nyaring dan dengan menanyakan dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan. Siswa dapat pula melihat kembali catatan yang telah
dibuatnya dan menggunakan kata-kata yang ditonjolkan dalam bacaan.
Dari catatan-catatan yang telah dibuat pada langkah terdahulu dan
berlandaskan ide-ide yang ada pada siswa lalu siswa diminta membuat
inti sari materi dari bacaan.
f) Review mengulang secara menyeluruh)
Pada langkah ini siswa diminta untuk membaca catatan singkat (inti
sari) yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan
bacaan bila perlu dan sekali lagi periksa dan jawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan.

c. Keunggulan Metode Belajar PQ4R

Puspitasari 2003 (dalam kajian pustaka Riadi, 2013:1), menyatakan model

pembelajaran strategi metode PQ4R memiliki beberapa keunggulan antara lain:


10

a) Sangat tepat digunakan untuk pengajaran pengetahuan yang bersifat


deklaratif berupa konsep- konsep, definisi, kaidah-kaidah, dan
pengetahuan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. 
b) Dapat membantu siswa yang daya ingatannya lemah untuk menghapal
konsep-konsep pelajaran. 
c) Mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan. 
d) Mampu membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses
bertanya dan mengomunikasikan pengetahuannya. 
e) Dapat menjangkau materi pelajaran dalam cakupan yang luas

D. Metodologi Penelitian

Ary (1982 :50) menyatakan bahwa, “Metodologi penelitian adalah strategi

umum yang dianut dalam pengumpulan data analisis data yang diperlukan, guna

menjawab persoalan yang dihadapinya.” Sejalan dengan itu, Sugiyono (2015:3)

mengemukakan bahwa, “Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dan kegunaan tertentu.” Dalam arti lain metode

penelitian merupakan alat untuk mencapai tujuan suatu penelitian. Bila seseorang

mengerjakan sesuatu hal, tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Mencapai tujuan

tersebut diperlukan metode untuk melaksanakannya. Berhasil tidaknya capaian

tersebut sangat ditentukan oleh metode yang digunakan.

Sehubungan dengan itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian dan pengembangan. Langkah-langkah pengembangan

bahan ajar yaitu, penentuan cakupan bahan ajar dan penentuan urutan bahan ajar.
11

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan.


Model Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Ary, Donal dkk., 1982. Pengantar Penelitian dalam pendidikan. Terjemahan
Arief Furchan. Surabaya:Usaha Nasional.
Dalman. 2011. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Depdiknas. 2003c. Konstruk dan inikator kualitas sekolah (online).
Ginting, Setia. 2011.Latihan Membaca Cepat. Pematangsiantar: FKIP UHKBPN
Pematangsiantar.
Ginting, Setia. 2016. Macam Data dan Macam Analisis Data. Hand Out tidak
diterbitkan. Pematangsiantar: FKIP UHKBPN Pematangsiantar.
Idrus, Fahmi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Greisinda Press
Nurhadi. 2013. Membaca cepat dan Efektif (teori dan latihan). Bandung:Sinar
Baru.
Riadi, Muchlisin. 2013. Strategi membaca PQ4R. (Online). Http:/www.
kajianpustaka.com/2013/01/strategi-membaca-pq4r.html?m=1
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Sudibyo, bambang. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Yoyok, Budiono. 2012. Penerapan Methode PQ4R (Priview, Question, Read,
Reflecty, Recite, Review) pada pembelajaran membaca di SMA N 8
Malang.
(online).Jurnalonline.um.ac.id/data/.../artikel6BA250226CC601FF05
824EA02F5 30B0C.pdf

Anda mungkin juga menyukai