I. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mendukung program kedaulatan pangan dan upaya peningkatan
kemampuan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat
petani dalam perbaikan, rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi secara partisipatif di
wilayah pedesaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air melaksanakan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air
Irigasi (P3-TGAI).
Perbaikan, rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi secara partisipatif merupakan
bagian dari pemberdayaan masyarakat petani secara terencana dan sistematis untuk
meningkatkan kinerja pengelolaan jaringan irigasi. Proses Pemberdayaan dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, pengelolaan jaringan irigasi dengan
melibatkan peran serta masyarakat sebagai pelaksana kegiatan.
Pelaksanaan P3-TGAI yang meliputi tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi agar memperhatikan kebutuhan, kesulitan dan aspirasi setiap orang
baik laki-laki dan perempuan, termasuk lansia, kelompok disabilitas dan berkebutuhan
khusus lainnya, sehingga tercipta kesetaraan dan keadilan gender. Untuk itu akses partisipasi,
kontrol dan manfaat harus dibuka seluas luasnya pada seluruh kelompok masyarakat di setiap
tehapan.
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan usulan prioritas yang telah disusun melalui proses
musyawarah desa. Selain itu, pemberdayaan masyarakat petani juga bertujuan untuk
memperkuat dan meningkatkan kemandirian masyarakat petani dalam kegiatan pengelolaan
jaringan irigasi.
Untuk itu pada Tahun 2018 P3A Makmue Beusare dilaksanakan kegiatan P3-TGAI
dengan melaksanakan peningkatan jaringan irigasi pada Daerah Irigasi Krueng Baru Desa
Meunasah Sukon Kecamatan Lembah Sabil Kabupaten Aceh Barat Daya yang berupa
Peningkatan Jaringan Irigasi.
b. Tujuan Kegiatan
Meningkatkan kinerja layanan irigasi desa pada Daerah Irigasi Krueng Baru
c. Sasaran Kegiatan
1. Pemberdayaan P3A Makmue Beusare dalam kegiatan teknis peningkatan jaringan
irigasi pada Daerah Irigasi Krueng Baru
2. Peningkatan jaringan irigasi untuk mengembalikan kondisi dan fungsi saluran
dan/atau bangunan irigasi seperti semula secara parsial pada Daerah Irigasi Krueng
Baru
3. Peningkatan jaringan irigasi untuk perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan
fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula pada Daerah Irigasi Krueng Baru
4. Peningkatan jaringan irigasi untuk meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi
yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal pelayanan pada jaringan irigasi
yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah
irigasi pada Daerah Irigasi Krueng Baru.
V. LOKASI PEKERJAAN
Kegiatan peningkatan jaringan irigasi ini akan dilaksanakan pada daerah Irigasi Krueng
Baru dengan luas 45 ha pada desa Meunasah Sukon kecamatan Lembah Sabil kabupaten
Aceh Barat Daya provinsi Aceh (disertai dengan sketsa lokasi).
B. Tahap Perencanaan
a. Survei perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi
b. Pelaksanaan Musyawarah Desa II untuk menentukan prioritas kegiatan
c. Penyusunan RKP3A
d. Usulan RKP3A kepada PPK
C. Tahap Pelaksanaan
a. Penandatanganan Pakta Integritas dan SPKS
b. Pelaksanaan perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi
c. Pelaporan kemajuan pekerjaan dan dokumentasi
D. Tahap Pengawasan
Pengawasan pekerjaan swakelola dilakukan oleh P3A mulai dari persiapan sampai
akhir pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi pengawasan administrasi, pengawasan
teknis, pengawasan keuangan.
E. Tahap Akhir
a. Pelaksanaan musyawarah desa III dalam rangka melaporkan hasil pekerjaan dari
P3A kepada masyarakat desa
b. Pembuatan laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI kepada PPK
c. Pembuatan surat pernyataan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI
kepada PPK (SP3K) P3-TGAI)
d. Penyerahan hasil pekerjaan dari P3A kepada PPK
e. Pemeliharaan pekerjaan P3A
Disetujui, Diusulkan,
Kepala Desa Meunasah Sukon Ketua P3A MAKMUE BEUSARE
( HAMDANI HASAN )
( JAMALI )
SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi teknis ini disusun oleh P3A berdasarkan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan, dengan ketentuan sbb:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; dan
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
Pasal - 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.5. Standar.
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar
Normalisasi Indonesia (SNI).
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat dipakai
Standar lain yang disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Pasal – 2
PEKERJAAN TANAH
I. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
2.1. Pembersihan
1. Semua kawasan di sekitar jalur yang dipandang perlu, wajib dibersihkan dari segala
pohon-pohon, semak-semak sampah dan bahan lain yang mengganggu dan
bahan-bahan itu harus dibuang.
2. P3A/GP3A/IP3A wajib membongkar akar-akar, kemudian menimbun lobang dan
memadatkannya.
3. P3A/GP3A/IP3A dihimbau untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan
pembangunan dimulai.
2.1. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus semen Portland dari perusahaan yang sudah
dikenal yang secara umum memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-B dan Pasal 3.2.
NI-2. Tipe semen lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika benar-benar memang
diperlukan.
2.3. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan adukan beton harus dari sumber
yang pada umumnya digunakan, sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dan PUBI.
Pada waktu penggunaan, air harus bebas dari bahan-bahan yang bisa mengotorkan air.
2.4. Tulangan
1. Tulangan baja untuk beton harus sesuai dengan gambar dan memenuhi Standar
Nasional Indonesia NI-2.
2. Pada waktu pengecoran beton, tulangan harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik
gilingan dan karat yang lepas. Batang-batang baja yang telah dibengkok, dapat
diluruskan atau dibengkokkan lagi untuk dipakai.
2.8. Pengadukan
1. Bahan-bahan pembentukan beton sebaiknya dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu "Portable Mixer" selama sedikitnya 1 1/2 menit sesudah semua
bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Beton harus
seragam dalam komposisi dari adukan ke adukan. Dalam pekerjaan mencampur
adukan beton, air harus dituangkan lebih dahulu. Pengadukan yang berlebih-lebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk medapatkan konsistensi beton
yang dikehendaki sebaiknya dihindari.
2. Pencampuran secara manual diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi tertentu
Portable Mixer tidak dapat dipergunakan.
Untuk mempermudah pencampuran ini P3A/GP3A/IP3A akan membuat tempat
adukan yang licin, rata dengan luas 2 m2, dibatasi dengan parapet setinggi 10 cm.
2.9. Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan pengikatan dan
penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran telah siap
lebih dulu.
2. Sebelum dilakukan pengecoran, seluruh permukaan cetakan tempat penge-coran,
lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan yang menyerap dengan rata hingga
kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
3. Permukaan beton lama yang akan dilapisi dengan beton baru harus dalam keadaan
bersih dan lembab sebelum dilapis dengan adukan beton yang baru.
Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang mengelupas
atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya..
4. Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian sehingga beton
dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan
tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai
slump.
5. Setelah permukaan disiapkan baik-baik, permukaan dimana beton baru akan dicorkan
harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air semen). Adukan
harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan yang tidak beraturan.
Beton harus segera dicor saat adukan yang masih baru (fresh).
6. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin. sehingga ia
bebas dari kantong- kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat pada semua
permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang diletakan. Dalam pemadatan
setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar harus mengenai bagian atas dari
lapisan yang terletak dibawah.
2.14. Tulangan
Daftar Bengkokan.
P3A/GP3A/IP3A disarankan menentukan sendiri kebutuhan-kebutuhan akan tulangan
baja yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan ini sesuai dengan gambar-gambar dan
spesifikasi. Daftar bengkokan berikut ketelitiannya harus dicheck sendiri oleh
P3A/GP3A/IP3A. Batang-batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus
dibengkokan dengan menggunakan mesin pembengkok. Ukuran pembengkokan harus
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia NI-2.
Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar.
2.15. Penulangan.
Tulangan baja ditempatkan dan dipasang dengan tepat pada kedudukan yang
ditunjukkan dalam gambar, harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada
kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Pengokoh, ganjal dan tali pengikat harus
dipasang dengan kuat. Ganjal dibuat dari beton yang dicor. Ganjal dari besi, jepit dan
kawat pengikat harus berkwalitas sama dengan bahan tulangan beton dan tebal selimut
harus dibuat sesuai dengan spesifikasi.
Pasal – 4
PASANGAN BATU
I. UMUM
4.1. Batu Kali/Batu Gunung
Batu yang dipakai pada pekerjaan ini, seperti pasangan batu kali atau batu gunung
disarankan merupakan batu yang bersih dan keras, tahan lama dan homogen, bersih dari
campuran besi, noda-noda, lubang pasir, cacat atau ketidak-sempurnaan lainnya.
4.2. Bata
1. Semua bata sebaiknya baru dan bermutu baik, keras, utuh dan dibakar dengan baik,
sama ukurannya, kuat, lurus dan tajam sudut-sudutnya.
2. Contoh dari bata harus diserahkan kepada P3A/GP3A/IP3A untuk mendapat
persetujuan. Tiap-tiap kiriman batu bata ke tempat kerja, harus sama mutunya dengan
contoh. Batu bata yang diantar ke tempat kerja harus dibongkar dari kendaraan
dengan tangan dan dijaga supaya bata-bata tidak menjadi patah.
III. PLESTERAN
4.14. Pekerjaan Plesteran
Dinding dan lantai lama maupun baru yang terbuat dari pasangan bata/batu kali harus
diplester dengan adukan 1 PC : 3 pasir. Campuran pekerjaan plesteran harus
memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran pada pasal 4.03.
Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1 @ 1.5 cm dan
dihaluskan dengan acian air semen.
Disetujui, Diusulkan,
Kepala Desa Meunasah Sukon Ketua P3A Makmue Beusare
( HAMDANI HASAN ) ( JAMALI )