Anda di halaman 1dari 13

2.

1   Pengertian Piutang

Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul
akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang
pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari (tiga puluh hari) sampai dengan
90 hari     (sembilan puluh hari). Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak
lain yang berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. Piutang bagi
kegunaan akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan
pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan dengan penerimaan jumlah
uang tunai.

Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan,
dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal
transaksi jual beli.  Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat likuid maka
harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur
sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan.

Piutang  dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain”.

Menurut Soemarso piutang usaha adalah atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak
dengan siapa ia berpiutang:“Perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau
perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran
dalam bentuk uang”.

Piutang usaha menunjukkan klaim yang akan dilunasi dengan uang yang tidak didukung
dengan janji tertulis yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan
perusahaan. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau
penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang usaha adalah
tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang hanya dilengkapi oleh surat jalan,
faktur/tanda terima lainnya yang telah ditandatangani oleh debitur sehingga pernyataan telah
menerima barang ada didalam surat-surat tersebut.

Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar yang
berarti  bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta pembayarannya
dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun) yang biasanya digolongkan
dalam piutang jangka pendek.

Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:

1)      Piutang usaha/piutang terhadap langganan

Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai
tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan yang
normal/kurang dari 1 tahun, disajikan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi apabila telah
lebih dari jangka waktu 1 tahun maka akan dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar. Jadi
tagihan kepada langganan yang biasanya disebut piutang dagang adalah tuntutan keuangan
terhadap pihak lain baik perorangan maupun organisasi-organisasi atau debitur-debitur
lainnya.

2)      Piutang yang akan diterima


Piutang yang akan diterima merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya sudah menjadi hak
perusahaan, akan tetapi belum/tidak saatnya untuk diterima, piutang ini timbul pada suatu
akhir periode dimana sebenarnya tagihan tersebut akan diterima pada periode yang akan
datang.

Adapun hal-hal yang termasuk dalam piutang yang akan diterima adalah:

a)      Bunga yang masih harus diterima yang timbul dari aktiva yang dimiliki perusahaan,
seperti wesel tagih dan bon.

b)      Piutang sewa yang masih harus diterima yang timbul dari hasil penyewaan, seperti
gedung, mobil dan alat-alat besar lainnya.

c)      Pendapatan piutang merupakan pendapatan yang akan diterima sebagai hasil investasi
dalam perusahaan.

Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu:

a)      Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau siklus
usaha normal

b)      Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka
waktu 1 tahun

c)      Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi dikarenakan
pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih)

d)     Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari
piutang tidak tertagih

2.2   Ruang Lingkup Manajemen Piutang

Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu
satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang pada umumnya timbul dari hasil usaha
pokok perusahaan. Namun selain itu, piutang juga dapat ditimbulkan dari adanya usaha dari
luar kegiatan pokok perusahaan.

Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan piutang kedalam tiga kategori yaitu piutang
usaha, wesel, tagih, dan piutang lain-lain

sebagai berikut :

1. Piutang Usaha

Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk
atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang menciptakan piutang usaha adalah
penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang tersebut dicatat dengan mendebit akun
piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam
periode waktu yang relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di
neraca sebagai aktiva lancar.

1. Wesel Tagih

Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah
menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam
setahun. Maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya
digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa digunakan untuk
menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari
transaksi penjualan maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang

1. Piutang lain-lain

Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan
akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak
lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain-lain meliputi piutang bunga,
piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.

3.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang Usaha

Menurut Bambang Riyanto, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi piutang usaha adalah
sebagai berikut:

a)      Volume Penjualan Kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari total penjualan maka jumlah investasi dalam
piutang juga demikian. Artinya, perusahaan harus menyediakan investasi yang lebih besar
dalam piutang dan meski berisiko semakin besar, profitabilitasnya juga akan meningkat

b)      Syarat Pembayaran Penjualan Kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan
menetapkan syarat pembayaran yang ketat artinya keselamatan kredit lebih diutamakan dari
profitabilitasnya. Syarat pembayaran yang ketat antara lain tampak dari batas waktu
pembayaran yang pendek atau pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang
terlambat. Umumnya, syarat pembayaran penjualan kredit dinyatakan dengan term tertentu,
misalnya 2/10 net 30. Ini berarti apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah
waktu penyerahan barang, si pembeli akan mendapatkan potongan tunai sebesar 2% dari
harga penjualan, dan pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam waktu 30 hari
sesudah waktu penyerahan barang.

c)      Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

Dalam penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal bagi kredit
yang diberikan kepada para pelanggan. Makin tinggi batas waktu yang diberikan kepada
pelanggan, makin besar pula dana yang diinvestasikan kedalam piutang.
d)     Kebijakan dalam Penagihan Piutang

Kebijakan dalam menagih piutang, secara aktif ataupun pasif, dapat dilakukan oleh
perusahaan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam menagih piutang akan
mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktivitas ini, namun dapat
memperkecil resiko tidak tertagihnya piutang. Perusahaan juga berharap agar pelanggan
menyetor pembayaran hutang tepat waktu. Kebijakan ini ditempuh dengan cara:

a. Memungut secara langsung

b. Memberi peringatan dengan mengirim surat kepada pelanggan.

e)      Kebiasaan Pembayaran Pelanggan

Sebagian pelanggan mempunyai kebiasaan membayar dengan menggunakan kesempatan


mendapatkan cash discount, sedang sebagian lagi tidak demikian. Setelah mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi piutang usaha, alangkah lebih baik perusahaan memperhatikan
faktor-faktor tesebut dengan mengelola piutang usaha secara efektif dan efisien.

4.    Manajemen Piutang Usaha

Piutang yang diberikan perusahaan kepada para langganannya diharapkan dapat tertagih tepat
pada waktunya, akan tetapi ada kalanya piutang tidak dapat ditagih kembali. Untuk mencegah
terjadinya hal tersebut, perusahaan perlu mengelola piutang.

Menurut Ridwan S.Sunjaya pada umumnya manajer keuangan langsung mengawasi piutang
usaha melalui keterlibatannya dalam pengelolaan:

a)      Kebijakan kredit

1)      Seleksi dalam pemberian kredit

Seleksi dalam pemberiaan kredit adalah suatu keputusan dimana seseorang/perusahaan akan
memberikan kredit kepada pelanggannya dan berapa besar kredit yang akan diberikan.

Ø  5-K dalam kredit

Lima dimensi utama yang sering digunakan oleh analis kredit perusahaan untuk menganalisa
kemampuan pemohon kredit

yaitu:

* Karakater

Meneliti dan memperhatikan sifat pribadi, cara hidup dan status sosial. Hal ini penting karena
berkaitan dengan kemauan untuk membayar.
* Kemampuan

Meneliti kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya dalam meraih penjualan ataupun
pendapatan yang dapat diukur dari penjualan yang dicapai pada masa lalu. Hal ini berkaitan
dengan kemampuan untuk membayar.

*  Kapital

Mengukur posisi keuangan secara umum dengan memperhatikan kapital/modal yang dimiliki
perusahaan juga perbandingan hutang dan capital.

*  Kolateral

Mengukur besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai kolateral atas kredit.

*  Kondisi

Memperhatikan kondisi perekonomian serta kecenderungan perekonomian yang akan


mempengaruhi terhadap jalannya usaha perusahaan.

>  Memperoleh informasi kredit

Jika pelanggan ingin mengetahui persyaratan kredit, biasanya bagian kredit akan memberikan
formuilir yang harus diisi tentang keuangan, informasi kredit dan referensi. Melalui
permohonan tersebut, perusahaan memperoleh informasi tambahan dari sumber lain. Jika
perusahaan sudah pernah memberikan kredit kepada pemohon maka perusahaan mempunyai
sejarah dari informasi pembayarannya.

>  Menganalisa informasi kredit

Perusahaan menyusun prosedur khusu untuk digunakan dalam analisa kredit/evaluasi


pemohon kredit. Seringkali perusahaan tidak hanya harus menetukan kemampuan kredit dari
pelanggan, tetapi juga harus memperkirakan jumlah maksimum kredit yang akan diberikan.

1)      Standar kredit

Standar kredit adalah persyaratan minimum untuk memberikan kredit kepada pelanggan. Hal-
hal lain seperti nama baik langganan sehubungan dengan kredit atau pembayaran utang-utang
dagangnya baik kepada perusahaan sendiri maupun kepada perusahaan lain, referensi kredit,
rata-rata jangka waktu pembayaran utang dagang dan beberapa ratio financial tertentu dari
perusahaan langganan akan dapat memberikan suatu dasar penilaian bagi perusahaan sebelum
memberikan atau melakuakn penjualan kredit

2)      Persyaratan kredit

Persyaratan kredit adalah syarat pembayaran yang dibutuhkan bagi pelanggan. Misalnya,
syarat kredit dinyatakan seperti 2/10 net 30 artinya pembeli menerima potongan sebesar 2%
bila pembayaran paling lambat dilakukan dalam waktu 30 hari setelah awal periode kredit.
Tetapi jika pelanggan tidak mengambil diskon tunai maka keseluruhan pembayaran harus
dilakukan dalam waktu 30 hari setelah awal periode kredit.
b)       Kebijakan penagihan piutang

Kebijakan penagihan piutang adalah sekumpulan prosedur penagihan suatu piutang dagang
pada saat jatuh tempo. Perusahaan harus berhati-hati untuk tidak terlalu agresif dalam usaha-
usaha mengumpulkan piutang dari para langganannya. Bilamana langganan tidak dapat
membayar tepat pada waktunya maka sebaiknya perusahaan menunggu sampai suatu jangka
waktu tertentu dianggap wajar sebelum menerapkan prosedur-prosedur pengumpulan
piutang. Sejumlah teknik pengumpulan piutang yang biasanya dilakukan oleh perusahaan
bilamana langganan atau pembeli belum membayar sampai dengan waktu yang telah
ditentukan adalah sebagai berikut:

1. Melalui surat

2. Melalui telepon

3. Melalui kunjungan personal

4. Tindakan yuridis.

Berdasarkan uraian di atas diharapkan perusahaan dapat meminimumkan jumlah piutang


yang tidak tertagih sehingga menuntut perusahaan untuk memiliki manajemen piutang yang
baik. Manajemen piutang tersebut diharapkan dapat menetapkan kebijakan-kebijakan yang
dapat dijadikan pedoman dalam pengendalian piutang.

5. Perputaran   Piutang

Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume
penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara
kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan
perputaran piutang.

Nilai dari perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran piutang tersebut. Makin
lunak atau makin lama syarat pembayaran yang ditetapkan berarti makin lama modal terikat
dalam piutang. Mengenai perputaran piutang.

Pendapat mengenai perputaran piutang menurut Drs. Munawir mengatakan bahwa: “Posisi
piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat
perputaran piutang  turn over receivable yaitu, dengan membagi total penjualan kredit neto
dengan piutang rata-rata”.

Menurut  Warren Reeve perputaran piutang adalah   “Usaha (account receivable turn over)
untuk  mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun”.

Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang itu ditentukan
dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Rata-rata piutang dapat
diperoleh dengan cara menjumlahkan piutang awal periode dengan piutang akhir periode
dibagi dua. Adakalanya angka penjualan kredit untuk suatu periode tertentu tidak dapat
diperoleh sehingga yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan.

Dari uraian di atas maka perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dari definisi dapat diketahui bahwa rasio perputaran yang tinggi mencerminkan kualitas
piutang yang semakin baik. Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar
kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin cepat perputaran piutang berarti
semakin cepat modal kembali. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat
menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang,
sehingga makin tinggi perputaran piutang berarti makin efisien modal yang digunakan.

Selain perputaran piutang yang digunakan sebagai indikator terhadap efisien atau tidaknya
piutang, ada indikator lain yang cukup penting yaitu jika waktu rata-rata pengumpulan
piutang (average collection periode). “Jangka waktu pengumpulan piutang adalah angka yang
menunjukkan waktu rata-rata yang diperlukan untuk menagih piutang.”

Perumusan dari uraian di atas adalah sebagai berikut:

Jumlah hari penjualan dalam piutang memberi tolak ukur mengenai lamanya waktu piutang
dagang yang beredar. Semakin besar rasio umur piutang, semakin besar kemungkinan rasio
tidak tertagihnya piutang.

Perubahan rasio antara penjualan kredit dan rata-rata piutang disebabkan oleh banyak hal.
Munawir mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:

1. Turunnya penjualan dan naiknya piutang

2. Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah yang lebih  besar

3. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar

4. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap

5. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.

Terlepas dari hal-hal tersebut diatas, dalam piutang, resiko kerugian akibat piutang yang tidak
dapat diterima pembayarannya selalu ada.   Ada dua metode penyisihan piutang yaitu :

a)      Metode penghapusan langsung

Dalam metode ini kerugian piutang yang tidak bisa ditagih, dicatat langsung pada periode
saat terjadinya penghapusan piutang dengan perkiraan debet “beban penghapusan piutang”
dan kredit perkiraan      ”piutang dagang”.

b)      Metode Penyisihan/cadangan.

Ada metode ini, setiap akhir periode dilakukan penaksiran terhadap piutang yang dimiliki
perusahaan, sehingga diperoleh taksiran dari piutang yang disangsikan dapat diterima
pembayarannya. Taksiran ini dicatat pada perkiraan debet “beban piutang“ dan kredit pada
perkiraan “penyisihan piutang“.

Jumlah taksiran kerugian piutang dapat ditetapkan atas dasar :

1)      Atas dasar jumlah penjualan


Piutang terjadi karana akibat dari penjualan kredit maka taksiran menhunakan jumlah
penjualan selama periode bersangkutan. Yaitu dengan membandingkan kerugian piutang
yang sebenarnya terjadi  dengan total pejualan kemudian dilakukan perubahan-perubahan
atas kemungkinan yang akan datang. Biasanya dalam  bentuk persentase.

2)      Atas dasar saldo piutang

Jumlah ini dihitung dengan cara mengalikan suatu persentase tertentu dengan saldo piutang
pada akhir periode. Dengan demikian yang dijadikan dasar adalah jumlah piutang dagang
yang dimiliki perusahaan pada akhir periode.

3)      Atas dasar analisis usia piutang

Penerapan metode ini pada dasarnya sama dengan penentuan taksiran kerugian piutang atas
dasar saldo piutang, metode ini dikelompokan menjadi kelompok piutang yang belum jatuh
tempo, dan kelompok yang telah jatuh tempo. Sedangkan kelompok yang telah jatuh tempo
dikelompokkan atas dasar lamanya jatuh tempo.  Lamanya tunggakan, dihitung dari tanggal
jatuh tempo piutang sampai  tanggal 31 Desember.

6. Resiko Kerugian Piutang

Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan mengandung resiko yang
tidak dapat dihindari. Dalam hal ini resiko hanya bisa dikendalikan agar berada dalam batas
yang wajar. Resiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit disebut resiko
kerugian piutang.

Menurut S.Munawir berpendapat bahwa : Semakin besar suatu perusahaan semakin besar
pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Dan kalau perusahaan tidak membuat
cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang
berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu besar.

Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam yaitu :

a)      Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang)

Resiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam memilih
langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang tidak potensial
dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabilitas ekonomi dan kondisi negara
yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan.

b)      Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang

Hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa menimbulkan kerugian bila
jumlah piutang yang diterima kurang dari harga pokok barang yang dijual secara kredit.

c)      Resiko keterlambatan pelunasan piutang

Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan. Tambahan
dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai oleh pinjaman.
d)     Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang

Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah sehingga akan
mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang semkin besar dan hal ini
bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif.

2.3  Jenis Piutang

1. Piutang Dagang  adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang
telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang biasanya yang
paling signifikan yang dimiliki perusahaan. Piutang dagang dapat digolongkan sebagai
berikut :

2. Piutang Usaha merupakan jumlah yang dibayarkan oleh pelanggan atas penjualan barang
dan jasa dalam kegiatan usaha normal. Waktu pembayaran piutang usaha pada umumnya
antara 30-60 hari. Pemberian kredit ini dilakukan dengan perjanjian informal antara penjual
dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur pesanan
penjualan dan kontrak penyerahan. Biasanya piutang dagang dikenakan biaya, walaupun ada
kemungkinan bunga ataupun beban ditambahkan jika pembayaran tidak dilakukan dalam satu
periode yang telah ditentukan yaitu periode dimana debitur wajib melunasi hutangnya,
b. Wesel Tagih (Notes Receivable)  adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang
tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel tagih dapat berasal dari penjualan,
pembiayaan ataupun transaksi lainnya. Tetapi wesel tagih kebanyakan berasal dari transaksi
peminjaman uang yaitu dengan diberikannya trade receivable dengan disertai wesel. Wesel
tagih bisa bersifat jangka panjang.

3.  Piutang Non Dagang  adalah semua piutang yang timbul dari transaksi-transaksi yang
secara tidak langsung berhubungan dengan penjualan barang atau penyerahan jasa yang
dilakukan oleh perusahaan, termasuk diantaranya :

a. Piutang yang timbul dari transaksi pinjaman, seperti piutang kepada perusahaan afiliasi,
piutang karyawan,

b. Piutang kepada perusahaan asuransi, atas kerugian-kerugian yang dipertanggungjawabkan.

c. Piutang pajak yang disetor.

d.Piutang yang timbul dari pesanan atas penjualan atau penerbitan surat-surat berharga atau
sekuritas seperti piutang saham, piutang pemesa surat utang obligasi.

e. Piutang yang timbul dan merupakan fungsi waktu dan piutang pendapatan seperti piutang
bunga, sewa, dividen, royalitas.
1. Skousen dan Stice

Pengertian piutang menurut Skousen dan Stice adalah piutang yang dihubungkan dengan
aktivitas operasi normal sebuah bisnis, yaitu penjualan kredit barang atau jasa untuk
pelanggan. Piutang wesel adalah piutang yang diterbitkan oleh janji tertulis formal untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu. Sedangkan piutang lain-lain adalah
piutang apapun yang muncul dari transaksi yang tidak secara langsung berhubungan dengan
aktivitas operasi normal sebuah bisnis.

2. Kieso dan Weygandt

Pengertian piutang menurut Kieso dan Weygandt klaim yang diadakan terhadap pelanggan
untuk uang, barang, jasa dan lain-lain.

3. Rudianto (2009: 224)

Pengertian piutang menurut Rudianto adalah klaim perusahaan atas uang, barang, atau jasa
kepada pihak lain akibat transaksi di masa lalu

4. Martono Dan Harjito (2007: 95)

Pengertian piutang menurut Martono dan Harjito adalah tagihan perusahaan kepada
pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan.

5. Niswonger (2006: 240)

Pengertian piutang menurut Niswonger adalah uang pelanggan, tetapi karena kurang formal
bila dibandingkan dengan wesel dan tidak memperhitungkan bungan.

6. Warren Reeve Dan Fess (2005: 404)

Pengertian piutang menurut Warren Reeve dan Fess adalah semua klaim dalam bentuk uang
terhadap pihak lain, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lain.

7. Wibowo Dan Abu Bakar Arif (2005: 151)

Pengertian piutang menurut Wibowo dan Abu Bakar Arif adalah klaim terhadap sejumlah
uang yang diharapkan akan  diperoleh pada masa yang akan datang.

8. Jusup (2005: 52)

Pengertian piutang menurut Jusup adalah hak untuk menagih sejumlah uang oleh penjual
kepada pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.

9. Soemarso (2004: 338)

Pengertian piutang menurut Soemarso adalah kebiasaan perusahaan untuk memberikan


kelonggaran bagi para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran tersebut
biasanya dalam bentuk izin bagi pelangggan untuk membayar kemudian atas penjualan
barang/jasa yang dilakukan.

10. Baridwan (2004: 123)

Pengertian piutang menurut Baridwan adalah klaim sebuah perusahaan atas uang, barang atau
jasa terhadap pihak lain.

11. Enny Pudjiastuti (2004: 117)

Pengertian piutang menurut Enny Pudjiastuti adalah proses penjualan barang hasil produksi
secara kredit.

12. Van Horne Dan Wachowics (2005)

Pengertian piutang menurut Van Horne dan Wachowicz adalah sejumlah uang yang dialihkan
kepemilikannya kepada suatu perusahaan oleh para pelanggan yang telah membeli barang
atau jasa secara kredit.

13. Al Haryono Jusuf (2003: 52)

Pengertian piutang menurut Al Haryono Jusuf adalah hak untuk menagih sejumlah uang dari
sipenjual kepada sipembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.

14. Bambang Riyanto (2008: 85)

Pengertian piutang menurut Bambang Riyanto adalah elemen modal kerja yang juga selalu
dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja.

15. Sri Dwi Ari Ambarwati (2010: 155)

Pengertian piutang menurut Sri Dwi Ari Ambarwati adalah sejumlah saldo yang akan
diterima dari pelanggan.

16. Wikipedia

Pengertian piutang menurut Wikipedia adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang
mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu
organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut.

17. Rusdi Akbar (2004: 199)

Pengertian piutang menurut Rusdi Akbar adalah meliputi semua hak atau klaim perusahaan
pada organisasi lainuntuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan
datang sebagaiakibat kejadian pada masa yang lalu.

Baca Juga:  √ Pengertian Kompensasi, Tujuan, Manfaat, Jenis, Sistem, Faktor dan Metodenya
18. Mohammad Musclich (2003: 109)

Pengertian piutang menurut Mohammad Muslich adalah Piutang terjadi karena penjualan
barang dan jasa tersebut dilakukansecara kredit yang umumnya dilakukan untuk
memperbesar penjualan.

19. Smith (2005: 286)

Pengertian piutang menurut Smith adalah piutan dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai
hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk tujuan
akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan
melalui penerimaan kas.

20. M. Munandar (2006: 77)

Pengertian piutang menurut M. Munandar adalah tagian perusahaan kepada pihak lain yang
nantinya akan dimintakan pembayarannya bilama telah sampai jatuh tempo.

21. S. Hadibroto

Pengertian piutang menurut S. Hadibroto adalah klaim terhadap pihak lain, apakah klaim
tersebut berupa uang, barang atau jasa, untuk maksud akuntansi istilah dipergunakan dalam
arti yang lebih sempit yaitu merupakan klaim yang diharapkan akan diselesaikan dengan
uang.

22. Praswoto Dan Julianty (2002: 147)

Pengertian piutang menurut Praswoto dan Julianty adalah piutang berisikan pemberian kredit
yang diberikan perusahaan kepada konsumennya ketika menjual barangnya. Mereka
mengambil setiap bentuk penjualan kredit dimana perusahaan meneruskannya kembali
kepada perusahaan lain.

23. Idriyo Gitosudarmo Dan Basri (2002: 81)

Pengertian piutang menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri adalah aktiva atau kekayaan
perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit.

24. Syamsuddin (2001: 254)

Pengertian piutang menurut Syamsuddin adalah meliputi semua transaksi pembelian secara
kredit tetapi tidak membutuhkan suatu bentuk catatan atau surat formal yang ditandatangani
yang menyatakan kewajiban pihak pembeli kepada pihak penjual.

25. Hadri (2008: 198)


Pengertian piutang menurut Hadri adalah piutang dagang merupakan hak klaim atau tagihan
berupa uang atau bentuk lainnya kepada seseorang atau suatu perusahaan.

26. Horngren dan Harrison (2007: 436)

Pengertian piutang menurut Horngren dan Harrison adalah klaim moneter terhadap pihak
lain.

Anda mungkin juga menyukai