Anda di halaman 1dari 28

DISTRIBUSI FREKUENSI DAN NILAI SENTRAL

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia,
serta hidayah-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengendalian
Risiko” sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Risiko. Ucapan terima
kasih kami haturkan kepada:
1. Bapak Tatok Endhiarto selaku dosen pengampu mata kuliah Statistika
Ekonomi I.
2. Kawan kawan kelompok yang membantu dalam pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru
mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk
lebih baik  di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Jember, 7 Maret 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR…………………………………………...…… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….. iii
BAB 1. PENDAHULUAN…………………………………………… 1
1.1 Latar belakang…………………………………………………. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………................ 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………. 2
BAB 2. PEMBAHASAN…………………………………………….. 3
2.1 Penyusunan Data Dalam Bentuk Kelas Distribusi Fekuenzi……… 3
2.2 Ukuran Tendensi Sentral ………………………………………….. 10
2.3 Kuartil, Desil dan Presentil………………………………………… 15
2.4 Tendensi Nilai Sentral Dalam Praktik Empiris ……………………. 17
BAB 4. PENUTUP…………………………………………………… 23
4.1 Kesimpulan………………………………………………………… 23
4.2 Saran……………………………………………………………….. 23
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 24

iii
i
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Statistika ialah sebuah konsep dalam bereksperimen, menganalisa data yang
bertujuan untuk mengefisiensikan waktu, tenaga dan biaya dengan memperoleh
hasil yang optimal. Berdasarkan definisinya Statistika merupakan ilmu yang
mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Sedangkan statistik adalah data,
informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Data sendiri
merupakan kumpulan fakta atau angka.
Disadari atau tidak, statistika telah banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Statistika juga berguna untuk menilai hasil pembangunan masa lalu
dan juga untuk membuat rencana masa datang. Perlu diketahui bahwa tidak semua
data dapat diolah dengan cara yang sama. Ada berbagai metode dan cara
pengolahan data sesuai dengan karakteristik data. Untuk itu statistik memberikan
cara-cara pengumpulan, penyusunan data menjadi bentuk yang lebih mudah untuk
dianalisis sehingga dapat memberikan informasi yang jelas sebagai petunjuk di
dalam pengambilan keputusan dengan metode yang sesuai dengan karakteristik
data yaitu dengan adanya tendensi sentral.
Tendensi sentral digunakan untuk menggambarkan suatu nilai yang mewakili
nilai pusat atau nilai sentral dari suatu gugus data (himpunan pengamatan).
Tendensi sentral sering sekali digunakan untuk mengetahui rata-rata data (mean),
nilai yang berada ditengah data (median), nilai yang sering muncul dalam data
(mode) dan masih banyak lagi yang dapat dihitung dalam tendensi sentral.
Dengan tendensi sentral, analisis data dalam penelitian dapat dilakukan
dengan tepat. Pemahaman dan pengetahuan mengenai tendensi sentral sangat
penting sehingga pengetahuan terhadap tendensi sentral sangat penting bagi
mahasiswa. Untuk hal tersebutlah dibuat makalah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari distribusi frekuensi dan tendensi sentral?
2. Apa definisi mean, modus, dan median?
3. Bagaimana rumus penghitungan distribusi frekuensi?
4. Bagaimana rumus penghitungan tendensi sentral?
5. Bagaimana bentuk implementasi distribusi frekuensi dan tendensi sentral
dalam praktik empiris?

1.3 Tujuan
1. Secara teoritis kegunaan makalah ini dapat mengembangkan wawasan dan
pengetahuan tentang distribusi frekuensi dan tendensi sentral serta dapat
menerapkannya kedalam praktik empiris di kehidupan sehari-hari.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Penyusunan Data Dalam Bentuk Kelas Distribusi Fekuensi


Penyusunan data yang telah disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar
atau sebaliknya, bukan berarti bahwa penyederhanaan data tersebut telah selesai.
Jika jumlah responden yang diteliti banyak, maka barisan data yang tersusun pun
akan panjang. Keadaan ini masih belum membantu peneliti dalam mengamati data
tersebut. Agar data tersebut lebih sederhana maka perlu dibuat suatu distribusi
frekuensi yaitu mengumpulkan data yang sama dalam satu kelompok. Dengan
demikian dibutuhkan cara penyajian data dengan cara membuat distribusi data
melalui pembuatan daftar distribusi frekuensi. Daftar distribusi frekuensi adalah
penyusunan urutan data ke dalam kelas-kelas interval, untuk kemudian ditentukan
jumlah frekuensinya berdasarkan data yang sesuai dengan batas-batas interval
kelasnya. Distribusi frekuensi ada bermacam-macam, di antaranya :
Ditinjau dari nyata tidaknya frekuensi

 Distribusi Frekuensi Absolut


Distribusi frekuensi absolut adalah suatu jumlah bilangan yang menyatakan
banyaknya data pada suatu kelompok tertentu. Distribusi ini disusun berdasar apa
adanya, sehingga tidak menyukarkan peneliti dalam membuat distribusi ini.

 Distribusi Frekuensi Relatif


Merupakan suatu jumlah persentase yang menyatakan banyaknya data pada
suatu kelompok tertentu.
Tahap penyusunan data menjadi daftar distribusi frekuensi antara lain adalah:

 Menghitung jumlah data


 Mencari data tertinggi dan terendah
 Menetapkan range

3
  
 Merencanakan jumlah kelas
Jumlah kelas dihitung dengan menggunakan kaedah Sturges:

dimana n adalah jumlah data


 Menentukan panjang kelas
Panjang kelas ditentukan dengan persamaan berikut:

 Menentukan ujung bawah pada kelas interval


Ujung bawah kelas interval ditentukan dengan cara menjumlahkan data
terkecil yang ditetapkan sebagai ujung bawah kelas interval pertama dengan nilai
panjang kelas (p).
 Menetapkan nilai ujung atas kelas interval
Ujung atas kelas interval dimulai dengan interval kelas pertama sampai
dengan kelas terakhir. Beberapa kriteria yaitu:
a. Jika ujung-ujung bawah adalah bilangan bulat, maka nilai-nilai dari ujung
atas pada interval kelas pertama, kedua dan seterusnya mempunyai selisih 1
dengan nilai ujung bawah berikutnya.
b. Jika ujung-ujung bawah adalah bilangan 1 desimal, maka nilai ujung-
ujung atas pada interval kelas pertama, kedua dan seterusnya mempunyai seliisih
0,1 dengan nilai ujung bawah berikutnya.
 Menentukan batas bawah dan batas atas kelas interval
 Menentukan nilai tengah
Nilai tengah dapat ditentuan sebagai berikut:

Banyak data dalam setiap interval kelas yang diperoleh dari himpunan data
disesuaikan dengan batas-batas interval kelas.
Adapun macam-macam distribusi frekuensi adalah:

4
1. Distribusi frekuensi relatif
Distribusi frekuensi relatif dapat dinyatakan dalam bentuk relatif (persentase).
Frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk perbandingan ataupun
desimal.
Contoh:

Misalkan jumlah seluruh data adalah 125, maka diperolehdiperoleh tabel


distribusi berikut ini:

2. Distribusi frekuensi kumulatif


Distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi yang berisikan frekuensi
kumulatif. Frekuensi kumulatif adalah frekuensi yang dijumlahkan. Ada dua
macam distribusi frekuensi kumulatif, yaitu distribusi frekuensi kumulatif kurang
dari dan lebih dari.
a. Distribusi Frekuensi Kumulatif kurang dari, adalah distribusi frekuensi
yang memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai kurang dari nilai batas kelas
suatu interval tertentu.
b. Distribusi Frekuensi Kumulatif lebih dari, adalah distribusi frekuensi yang
memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai lebih dari nilai batas kelas suatu
interval tertentu.
Contoh :
Berikut ini adalah data 50 mahasiswa dalam perolehan nilai statistik pada
Prodi Pendidikan Olaharaga dan Kesehatan pada Universitas “T” semester V
tahun 2015:

5
Nyatakan data-data tersebut ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kurang
dari dan lebih dari!
Penyelesaian:
Tabel distribusi frekuensi kurang dari dan lebih dari
(a) Tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari

(b) Tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari

Penyajian Data
Secara garis besar ada dua cara penyajian data yaitu dengan tabel dan grafik.
Dua cara penyajian data ini saling berkaitan karena pada dasarnya sebelum dibuat
grafik data tersebut berupa tabel. Penyajian data berupa grafik lebih komunikatif.

6
1. Penyajian data dengan tabel
Tabel atau daftar merupakan kumpulan angka yang disusun menurut
kategori atau karakteristik data sehingga memudahkan untuk analisis data.
Ada tiga jenis tabel yaitu :

a. Tabel satu arah atau satu komponen adalah tabel yang hanya terdiri atas


satu kategori atau karakteristik data. Tabel berikut ini adalah contoh tabel satu
arah.
Banyaknya Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan Tahun 1990

Sumber : BAKN, dlm Statistik Indonesia, 1986


b. Tabel dua arah atau dua komponen adalah tabel yang menunjukkan dua
kategori atau dua karakteristik. Tabel berikut ini adalah contoh tabel dua arah.
Jumlah Mahasiswa UNP menurut Fakultas dan Kewarganegaraan 1995

Sumber : BAAK UNP, 2010

c. Tabel tiga arah atau tiga komponenadalah tabel yang menunjukkan tiga


kategori atau tiga karakteristik. Contoh tabel berikut ini.
 

7
Jumlah Pegawai Menurut Golongan, Umur dan Pendidikan pada
Departeman A Tahun 2000

Sumber : Data Buatan

2. Penyajian data dengan grafik/diagram


Penyajian distribusi frekuensi biasanya dalam bentuk grafik. Grafik
merupakan gambar-gambar yang menunjukkan data secara visual yang biasanya
dibuat berdasarkan nilai pengamatan aslinya ataupun dari tabel-tabel sebelumnya.
Keuntungan menggunakan grafik yaitu:
1) Grafik lebih mudah diingat daripada tabel
2) Grafik menarik bagi orang-orang tertentu yang tidak menyukai angka dan
tabel
3) Dapat diperoleh informasi secara visual dan juga dapat digunakan untuk
membandingkan secara visual pula
4) Dapat menunjukkan perubahan hubungan satu bagian dalam rangka data
dengan bagian yang lainnya.
Terdapat beberapa jenis grafik yaitu :

1. Grafik garis (line chart)


Grafik garis atau diagram garis dipakai untuk menggambarkan data berkala.
Grafik garis dapat berupa grafik garis tunggal maupun grafik garis berganda.

8
2. Grafik batang / balok (bar chart)
Grafik batang pada dasarnya sama fugsinya dengan grafik garis yaitu untuk
menggambarkan data berkala. Grafik batang juga terdiri dari grafik batang tunggal
dan grafik batang ganda.

3. Grafik lingkaran (pie chart)


Grafik lingkaran lebih cocok untuk menyajikan data cross section, dimana
data tersebut dapat dijadikan bentuk prosentase.

9
2.2 Ukuran Tendensi Sentral
1. Mean
Arti dari mean tidak lain adalah “angka rata-rata”. Istilah Mean akan tetap
dipakai disini oleh karena sudah lazim digunakan dalam statistik. Dari segi
aritmetik Mean adalah “Jumlah nilai-nilai dibagi dengan jumlah individu”. Istilah
mean saja merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk
menggambarkan ukuran tendensi sentral. Mean (rata-rata) merupakan jumlah
seluruh nilai data dibagi dengan seluruh kejadian atau nilai rata-rata dari
beberapa buah data.
Untuk keperluan ini, dalam perhitungan ukuran-ukuran statistik akan
digunakan simbol-simbol. Nilai-nilai data kuantitatif akan dinyatakan dengan x 1,
x2, …, xn, apabila dalam kumpulan data itu terdapat n buah nilai. Simbol n juga
digunakan untuk menyatakan ukuran sampel, yakni banyaknya objek atau data
yang diteliti dalam sampel. Rata-rata untuk data kuantitatif yang terdapat dalam
sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyaknya
data.

Perhitungan Mean Data Yang Tidak Dikelompokkan (Ungrouped Data)


Penggunaan data tidak dikelompokkan maupun data yang dikelompokkan
data yang dikelompokkan umumnya berkaitan dengan jumlah data yang
digunakan. Jika jumlah data yang digunakan relatif sedikit, rata-rata data yang
tidak dikelompokkan (ungrouped data) menjadi pilihan untuk digunakan.
Sebaliknya, jika jumlah data yang digunakan relatif banyak maka penggunaan
data kelompok (grouped data) banyak dipilih.

Mean Data Tunggal


Dirumuskan dengan

ΣXi
Mean= atau lebih sederhananya ditulis;
n

10
Keterangan :
X1: data ke 1
X2: data ke 2
Xn: data ke-n
n: jumlah data Simbol ∑ adalah huruf Yunani yang disebut “Sigma” dan
mempunyai arti jumlah.

Mean Data Kelompok


Untuk data berkelompok rumus rata-ratanya adalah jumlah hasil kali antara
frekuensi dengan nilai data dibagi jumlah frekuensi; dimana menyatakan
frekuensi untuk nilai yang bersesuaian.
Dirumuskan dengan;
Σ( f i. x i)
Mean=
Σf i
Atau:
Keterangan :
X1: data ke 1
X2: data ke 2
Xn: data ke n
f1: frekuensi data ke 1
f2: frekuensi data ke 2
fn: frekuensi data ke n
n: jumlah data
xi: nilai tengah
Kelebihan mean:
1. Nilai rata-rata punyai sifat objektif
2. Nilai rata-rata mudah dimengerti
3. Nilai rata-rata mudah dihitung
4. Perhitungan rata-rata didasarkan pada data keseluruhan sehingga nilai
rata-rata dapat mewakili suatu rangakaian data.
5. Nilai rata-rata mempunyai stabilitas sampel

11
6. Nilai rata-rata digunakan untuk perhitungan lebih lanjut
Kelemahan mean:
1. Nilai rata-rata mudah dipengaruhi oleh nilai ekstrem, baik kecil
maupun besar
2. Pada distribusi yang condong, nilai rata-rata kurang mewakili

2. Median
Median (nilai tengah), adalah suatu nilai yang membatasi 50% dari frekuensi
distribusi sebelah atas dan 50% frekuensi distribusi sebelah bawah atau
merupakan nilai tengah dari rangkaian data yang telah tersusun secara teratur.
Atau sebagai ukuran letak, karena median membagi distribusi menjadi 2 bagian
yang sama. Median menentukan letak data setelah data itu disusun menurut urutan
nilainya.

Perhitungan Median Data Yang Tidak Dikelompokkan (Ungrouped Data)


Langkah-langkahnya antara lain:
 Urutkan data dari terkecil ke terbesar atau dari terbesar ke terkecil. Dalam
pembahasan ini, urutan data selalu dimulai dari terkecil ke terbesar.
(n+1)
 Tentukan letak median dengan formulasi
2
 Untuk kasus jumlah data ganjil, nilai tengah dari observasi yang sudah di
urutkan merupakan nilai median sementara untuk kasus jumlah data
genap, nilai median merupakan rata-rata dari dua data yang berada pada
letak median untuk data yang sudah diurutkan.

Median Data Tunggal


Jika banyak data ganjil maka median setelah data disusun menurut nilainya
merupakan data paling tengah.
(n+ 1)
Posisi Median=
2
Keterangan :

12
n= Jumlah data

Median Data Kelompok

Keterangan :
Lm= true lower limit atau batas bawah sesungguhnya dari kelas dengan
frekuensi paling tinggi (tepi bawah kelas median)
n= Jumlah Frekuensi
∑f= Frekuensi kumulatif diatas kelas median
fm= Frekuensi kelas median (frekuensi tertinggi dari kelas interval)
c= interval kelas median
Median memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain:
Kelebihan:
1. Cocok untuk data heterogen
2. Median digunakan bila terdapat data yang ekstrim dalam sekelompok data
Kekurangan:
1. Tidak mempertimbangkan semua nilai
2. Kurang dapat menggambarkan mean populasi

3. Modus
Modus, merupakan nilai data yang memiliki frekuensi terbesar atau dengan
kata lain, nilai data yang paling sering terjadi. Ukuran ini juga dalam keadaan
tidak disadari sering dipakai untuk menentukan rata-rata data kualitatif. Misalnya
banyak kematian di Indonesia disebakan oleh penyakit malaria, pada umumnya
kecelakaan lalulintas karena kecerobohan pengemudi, maka tidak lain masing-
masing merupakan modus penyebab kematian dan kecelakaan lalu lintas. Cara
menentukan modus amat sangat mudah hanya dengan mengamati data yang
paling sering muncul. Dalam satu rangkaian data, kadang dijumpai adanya 1
modus, 2 modus atau tidak ada modus.

13
Perhitungan Modus Data Yang Tidak Dikelompokkan (Ungrouped Data)
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
 Urutkan data dari terkecil ke terbesar atau dari terbesar ke terkecil
 Cari modus dengan cara mencari nilai observasi yang paling banyak
muncul. Bisa terjadi dalam satu kumpulan data tidak terdapat modus atau
bahkan memiliki modus lebih dari satu. Untuk kasus dimana ada 2 modus
dikenal dengan sebutan bimodus atau untuk yang lebih dari 3 modus dikenal
dengan multimodus.

Modus Data Tunggal


Dalam data tunggal, modus dapat dibatasi sebagai nilai variabel yang
mempunyai frekuensi tertinggi dalam distribusi. Cara menentukan modus data
tunggal yakni dengan mengamati data yang paling sering muncul.
Contoh modus data tunggal:
Berapakah modus dari data berikut : 1, 2, 2, 4, 4, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
Jawab:
Modus= 4 , karena angka 4 muncul paling banyak yaitu 3 kali.

Modus Data Kelompok


Untuk data  kualitatif yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi
(data berkelompok), modusnya dapat ditentukan dengan rumus:

d1
Modus=Lmo + .c
(d 1+ d 2)
dengan:
Lmo = Tepi bawah kelas modus
d1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelum
modus
d2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudah
modus
c = interval kelas modus

14
Modus dibandingkan ukuran lainnya, tidak tunggal adanya. Yang berarti
sekumpulan data biasanya mempunyai lebih dari sebuah modus.
 Kelebihan:
1. Tidak peka atau tidak terpengaruh pada nilai ekstrem
2. Cocok untuk data homogen maupun heterogen (dapat digunakan untuk
semua jenis data)
 Kekurangan:
1. Kurang menggambarkan mean populasi
2. Modus bisa lebih dari satu, atau tidak ada satu pun
3. Teknik perhitungan ukuran ini kurang memiliki ketelitian

2.3 Kuartil, Desil dan Presentil


1) Kuartil
Jika sekumpulan data dibagi menjadi empat bagian yang sama banyak,
sesudah disusun menurut urutan nilainya, maka bilangan pembaginya disebut
kuartil. Ada tiga buah kuartil, yakni kuatil pertama, kuartil kedua, dan kuartil
ketiga yang masing-masing disingkat dengan Q1, Q2, dan Q3. Pemberian nama ini
dimulai dari nilai kuartil paling kecil. Untuk menentukan nilai kuartilnya adalah:
a. Susun data menurut urutan nilainya
b. Tentukan letak kuartil
c. Tentukan nilai kuartil
Letak kuartil ke-i, diberi lambang Qi, ditentukan oleh rumus:
n+1
Q1= Kuartil bawah= x ( )
4
2 ( n+1 )
Q2= Median= Kuartil Tengah= x ( )
4
3 ( n+ 1 )
Q3= Kuartil atas= x ( )
4
2) Desil
Jika sekumpulan data dibagi menjadi 10 bagian yang sama, maka didapat
sembilan pembagi dan tiap pembagi dinamakan desil. Karenanya ada sembilan

15
buah desil, ialah desil pertama, desil ke-dua, …, desil ke-sembilan, yang disingkat
D1, D2, …, D9. Desil-desil ini dapat ditentukan dengan jalan:
 Susun data menurut urutan nilainya
 Tentukan letak desil
 Tentukan nilai desil
Letak desil ke-i, diberi lambang Di

Desil Data Tunggal

Desil Data Kelompok


Untuk data berkelompok yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi,
desil ke-i
Di (i= 1, 2, …, 9) dihitung dengan rumus:

dengan:
 i = 1, 2, …, 9.
Tb= batas bawah kelas Di , ialah kelas interval dimana Di  akan terletak.
p = panjang kelas Di.
F = jumlah frekuenasi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Di.
f = frekuensi kelas Di.

3) Persentil
Sekumpulan data yang dibagi menjadi 100 bagian yang sama, akan
menghasilkan 99 pembagi berturut-turut yang dinamakan persentil pertama,
persentil kedua, …, persentil ke-99. Simbol yang digunakan berturut-turut P 1, P2,
…, P99. Persentil ini dapat ditentukan dengan cara:
 Susun data menurut urutan nilainya.
 Tentukan letak presentil

16
 Tentukan nilai presentil
Letak presentil ke-i, diberi lambang P.

Persentil Data Tunggal


1 ( n+1 )
Rumus Persensil ke-i = X ( )
100

Persentil Data Kelompok


Untuk data berkelompok yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi,
persentil ke-i Pi (i = 1, 2, …, 99) dihitung dengan rumus:

dengan:
 i = 1, 2, …, 99.
Tb = batas bawah kelas Pi , ialah kelas interval dimana Pi  akan terletak.
p = panjang kelas Pi.
F = jumlah frekuenasi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Pi.
f = frekuensi kelas Pi.

2.4 Tendensi Nilai Sentral Dalam Praktik Empiris


Pengertian Mean, Median dan Modus
Mean adalah nilai Rata-rata yang didapat dari hasil penjumlahan seluruh nilai
dari masing-masing data, kemudian dibagi dengan banyaknya data yang ada.
Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan, jika
jumlah data Ganjil maka Nilai Median adalah satu nilai yang berada ditengah
urutan, namun jika jumlah data Genap maka Mediannya adalah hasil penjumlahan
dua nilai yang berada ditengah urutan data, kemudian hasilnya dibagi dua.
Modus adalah data atau nilai yang paling sering muncul atau yang memiliki
jumlah frekuensi terbanyak.
Contoh Soal

17
Hasil ulangan mata pelajaran IPA yang didapat dari salah seorang murid,
selama 1 semester, adalah:
7.5 , 8 , 7, 6.5 , 7 , 7 , 6.5 , 8 , 7.5 , 8 , 7 , 7
Berapa nilai rata-rata (Mean), Modus dan Median dari data tunggal diatas?
Jawab:
Mean (Nilai rata-rata)
Mean = (7.5 + 8 + 7 + 6.5 + 7 + 7 + 6.5 + 8 + 7.5 + 8 + 7 + 7) : 12
Mean = 87 : 12
Mean = 7,25
Jadi nilai rata-rata (Mean) yang didapat murid tersebut adalah: 7,25.

Median
Untuk menentukan Median, maka data diatas harus kita urutkan terlebih
dahulu dari yang terkecil sampai yang terbesar, sebagai berikut:
6.5 , 6.5 , 7 , 7 , 7 , 7 , 7 , 7.5 , 7.5 , 8 , 8 , 8
Setelah data diurutkan, maka selanjutnya kita dapat mencari Nilai tengah dari
data tersebut, dan karena banyaknya data jumlahnya Genap (12), maka nilai
tengah menjadi dua nilai, yaitu nilai 7 dan 7.
Median = (7 + 7) : 2
Median = 14 : 2
Median = 7.

Modus
Modus adalah nilai yang paling sering muncul, dan dari data diatas, didapat
bahwa data nilai yang sering muncul adalah nilai 7, sebanyak 5 kali.
Jadi modus = 7
Rumus Mean (Rata-rata) Data Kelompok

18
Nilai Frekuensi
31-40 3
41-50 5
51-60 10
61-70 11
71-80 8
81-90 3
Nilai mean dari data pada table tersebut adalah ..

Rumus Median Data Berkelompok

Keterangan :

19
Tb = tebi bawah kelas median
n = jumlah seluruh frekuensi
fk = jumlah frekuensi sebelum kelas median
fi = frekuensi kelas median
p = panjang kelas interval
3. Sebanyak 26 orang mahasiswa terpilih sebagai sampel dalampenelitian
kesehatan sebuah universitas. Mahasiswa yang terpilih tersebut diukur berat
badanny. Hasil pengukuran berat badan disajikan dalam bentuk data kelompok
seperti dibawah ini.

Berat Badan Frekuensi Frekuensi


(Kg) (fi) kumulatif
46 - 50 3 3
51-55 2 5
56-60 4 9
61-65 5 14
66-70 6 20
71-75 4 24
76-80 1 25
81-85 1 26

Jumlah data adalah 26, sehingga mediannya terletak diantara data ke 13 dan
14. Daka ke 13 dan ke 14 ini berada pada kelas interval ke-4 (61-65). Kelas
interval ke-4 ini disebut median. Melalui informasi kelas median, dapat diperoleh
batas bawah kelas median adalah 60,5. Frekuensi kumulatif sebelum kelas median
adalah 9, dan rekuensi kelas median sama dengan 5. Diketahuin juga bahwa
panjang kelas adalah 5.
Secara matematis, bisa diringkas menjadi :
Xii = 60,5
n = 26
fkii = 9
fi = 5
p =5
Maka, Median dapat ditemukan dengan cara,

20
Rumus Modus Data Kelompok

Keterangan :
Tb = tebi bawah kelas median
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelum kelas modus
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi setelah kelas modus
p = panjang kelas interval
Nilai Frekuensi
0-9 0
10-19 2
20-29 2
30-39 5
40-49 8
50-59 14
60-69 9
70-79 6
80-89 3
90-99 1
Dari data diatas carilah Mean, Modus, dan Mediannya!

Nilai Nilai Frekuens Frekuensi Fi x Xi Tepi kelas


tengah i kumulatif
0-9 4.5 0 0 4.5 x 0 = 0 -0,5-9,5
10-19 14.5 2 2 14.5 x 2 = 29 9,5-19,5
20-29 24.5 2 4 24.5 x 2 = 49 19,5-29,5
30-39 34.5 5 9 34.5 x 5 = 172,5 29,5-39,5
40-49 44.5 8 17 44.5 x 8 = 356 39,5-49,5
50-59 54.5 14 31 54.5 x 14 = 763 49,5-59,5
60-69 64.5 9 40 64.5 x 9 = 580,5 59,5-69,5
70-79 74.5 6 46 74.5 x 6 = 447 69,5-79,5

21
80-89 84.5 3 49 84.5 x 3 = 253,5 79,5-89,5
90-99 94.5 1 50 94.5 x 1 = 94,5 89,5-99,5
total 50 2745 P=10

22
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Nilai sentral atau tendensi sentral adalah nilai dalam rangkaian data yang
mewakili rangkaian data tersebut. Disebut juga sebagai ukuran letak/lokasi karena
menunjukkan letak dari pusat atau sekumpulan data. Terdapat tiga ukuran
tendensi sentral yang sering digunakan, yaitu mean (rata-rata hitung/rata-rata
aritmetika), median, modus, kuartil, desi dan presentil.
Data sangat bervariasi, baik data tunggal maupun berkelompok. Mean berarti
rata-rata hitung, yaitu jumlah semua data dibagi dengan banyaknya data. Median
merupakan nilai tengah dari pengamatan setelah data dari terkecil ke terbesar atau
dari terbesar ke terkecil. Sedangkan, modus adalah nilai dari pengamatan yang
paling banyak muncul.
Ada pula, kuartil yang merupakan hasil pembagian sekumpulan data menjadi
empat kelompok dengan batas-batas antar satu kuartil dengan kuartil lainnya.
Selanjutnya, desil berupa sekumpulan data yang dibagi menjadi sepuluh
kelompok setelah data diurutkan dari terkecil ke terbesar. Begitu pun dengan
presentil yang dibagi menjadi seratus kelompok setelah data diurutkan.

4.2 Saran
Dengan diselesaikannya makalah tentang Distribusi Frekuensi dan Tendensi
Nilai Sentral ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru
baru mahasiswa, sehingga dapat membantu dalam memudahkan pengerjaan
perkejaan yang terkait dengan distribusi frekuensi dan tendensi nilai sentral daam
praktik empiris.

23
DAFTAR PUSTAKA

Saleh, Sasumbar. 1989. Statistik Terapan. Yogyakarta : BPFE


Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi Jakarta : Erlangga.

24

Anda mungkin juga menyukai