Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar TB Paru

1. Pengertian

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh
organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI,
2005).

Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan
gejala yang sangat bervariasi ( Ridwan, 2009).

Tuberculosis Paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman mycrobacterium
tuberculosis (Sallin, 2007)

2. Etiologi

Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang


dengan ukuran panjang 1-4/μm dan tebal 0,3-0,6/μm. Spesies lain dari kuman ini yang dapat
menyebabkan infeksi pada manusia adalah mycobacterium bovis, mycobacterium kansasii,
mycobacterium intracellulare.

3. Manifestasi Klinis                 

a. Demam

Biasanya sub febris menyerupai demam influenza. Tapi kadang-kadang panas badan
mencapai 40ºC-41ºC.

b. Batuk

Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi untuk membuang
produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit
berkembang dalam jaringan paru yakni berminggu-minggu atau berulan-bulan dari
peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian
setelah timbul perandangan menjadi produktif ( menghasilkan sputum). Keadaan yang
lanjut adalah berupa batuk darah (hemapnoe) karena terdapat pembuluh darah yang
pecah. Kebanyakan batuk berdarah pada tuberculosis terjadi kavitas, tetapi dapat juga
terjadi ulkus dinding bronchus.

c. Sesak

Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan ditemukan pada
penyakit yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru.
d. Nyeri dada

Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai
ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

e. Mailase

Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase sering ditemukan
berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit
kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dan lain-lain. Mailase makin lama makin
berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Bahar, 1998)

4. Patofisiologis

TB. Primer
a. Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)
b. Terisap organ sehat
c. Menempel di jalan nafas / paru-paru
d. Menetap / berkembang biak
e. Sitoplasma makroflag
f. Membentuk sarang TB Pneumonia kecil
(sarang primer / efek primer)
g. Radang saluran pernafasan
(limfangitis regional)
h. Komplek primer

TB Sekunder
a. Kuman dormat (TB Primer)
b. Infeksi endogen
c. TB DWS (TB. Post Primer)
d. Sarang pneumenia kecil

5. Pemeriksaan Diagnostik Tuberculosis

Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah (LED normal atau meningkat, limfositosis)
b. Sputum

Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis tuberculosis paru. Disamping itu


juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang diberikan. Kadang-kadang
tidak mudah untuk mendapatkan sputum terutama pada penderita yang tidak batuk
maupun batuk tetapi non produktif.

Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, penderita dianjurkan
minum sebanyak ± 2 liter dan idanjurkan melakukan batuk efektif. Dapat juga
memberikan tambahan obat-obatan mukolitik ekspektoran atau dengan inhalasi larutan
garam hipertonik slama 20-30 menit. Bila masih sulit sputum dapat diperoleh dengan
bronchoscopy. Sputum yang sudah didapat harus mengandung kuman BTA. Criteria
sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman
BTApada sediaan. Dengan kata lain diperlukan 50000 kuman dalam 1 ml sputum.
Pada pemeriksaan dengan biakan, setelah 4-6 minggu penanaman sputum dalam
medium biakan, koloni kuman tuberculosis mulai tampak. Bila setelah 8 minggu
pananaman, kolini tidak tampak, biakan dinyatakan negatif. Medium biakan yang
sering digunakan adalah Lowenstien Jensen dan ATS.

c. Test Tuberculin

Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan menyuntikan 0,1 cc Tuberculin
PPD (Purified Protein Derivate) intra cutan 5 TU(intermediate strength). Setelah 48-72
jam tuberculin disuntukkan akan timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang terdiri
dari infiltrat limfosit yakni persenyawaan antara anti bodi dan antigen tuberculin.

6. Penatalaksanaan /Pengobatan
Tujuan :
1. Menyembuhkan Penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan tingakat penularan ± 85%
5. Mencegah terjadinya resisten obat (Cermin Dunia Kedokteran, 2006 : 137)

JENIS OBAT DAN DOSIS OBAT (Obat anti tuberculosis)

 Isoniasid (H)

     Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam
beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif dalam keadaan metabolic efektif, yaitu
kuman yang sedang berkembang. Dosis hariannya dianjurkan 5mg/kgBB, sedangkan untuk
pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10mg/kgBB.

 Rifamphisin (R)

     Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister) yang tidak dapat
dibunuh oleh INH. Dosis 10mg/kgNN diberikan sama untuk pengobatan harian maupun
intermitten seminggu 3 kali 

 Pirasinamid (Z)

     Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam.
Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu
diberikan dengan dosis 35mg/kgBB.
 Streptomicin (S)

     Bersifat baketriasid, dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan
intermitten 3 kali sehari menggunakan dosis yang sama. Penderita umur 60 tahun dosisnya
0,75gr/hari. Sedangkan diatas usia 60 tahun diberikan 0,5 gr/hari.

 Ethambutol (E)

     Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk
pengobatan intermitten 3 kali seminggu dosis 30mg/kgBB.

 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN TB PARU

1. Pengkajian

Merupakan dasar utama dari proses keperawatan. Melalui pengkajian ini, semua data pasien
dapat dikumpulkan untuk menentukan masalah–masalah keperawatan yang mungkin timbul pada
setiap kasus penyakit Tuberkulosis Paru. Pengkajian menurut Doenges (1999) meliputi :

1) Identitas Pasien.
Pengkajian ini mencakup nama klien, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, diagnosa medis, ruang dan
nomor register.

2) Identitas Penanggung Jawab.


Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pelajaran, agama, alamat, hubungan
dengan klien.

3) Aktifitas/istirahat.
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.
Napas pendek karena kerja.
Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut).

4) Integritas Ego
Gejala : Adanya/faktor stres lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tak berdaya/etnik : madura, dll.
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.

5) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan.
Tak dapat mencerna.
Penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik.
Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.

6) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhati–hati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.

7) Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif.
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.
Pengembangan pernapasan tak simetris.
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural).
Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut)

8) Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker.
Tes HIV positif.
Tanda : Demam rendah atau panas akut.

9) Interaksi Sosial.
Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran.

10) Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga Tuberkulosis
Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk 
Gagal untuk membaik/kambuhnya tuberkulosis paru dan tidak berpartisipasi dalam
terapi.
Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dengan/gangguan dalam terapi obat dan
bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/perawatan rumah.

2. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d Pertahanan primer tak
adekuat penurunan kerja silia ,Kerusakan jaringan ,Penurunan ketahanan,
Malnutrisi ,Terpapar lngkungan ,Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan
patogen.
2) Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batu
burukEdema tracheal.
3) Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis
Kerusakan membran alveolar – kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial.
4) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap.

3. Intervensi Keperawatan
1) Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d
–   Pertahanan primer tak adekuat , penurunan kerja silia
–   Kerusakan jaringan
–   Penurunan ketahanan
–   Malnutrisi
–   Terpapar lngkungan
–   Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan pathogen
2) Kriteria hasil :
- Pasien menyatakan pemahaman penyebab / faktor resiko   individu
- Mengidentifkasi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
- Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan lingkungan yang
aman

            Intervensi :
1)      Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi
2)      Identifikasi orang lain yang beresiko
3)      Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan
menghindari meludah
4)      Kaji tindakan kontrol infeksi sementara
5)      Awasi suhu sesuai indikasi
6)      Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang
7)      Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat
8)      Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum
9)      Dorong memilih makanan seimbang
10)  Kolaborasi pemberian antibiotik
11)  Laporkan ke departemen kesehatan lokal

1. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis ,Kerusakan
membran alveolar – kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam
rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
       Intervensi :
1)     Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan   upaya pernafasan ,
terbatasnya ekspansi dinding dada , dan kelemahan
2) Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada warna
kulit
3) Anjurkan bernafas bibr selama ekshalasi
4)     Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri sesuai
kebutuhan
5)     Kolaborasi oksigen

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d Kelemahan ,Sering batuk / produksi sputum
,Anorexia ,Ketidakcukupan sumber keuangan
Kriteria hasil :
Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup untuk
meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat
 

    Intervensi :

1. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas     mukosa
oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare
2. Pastikan pola diet biasa pasien
3. Awasi masukan dan pengeluaran dan BB secara periodik
4. Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan obat .
5. Berikan perwatan mulut sebelum dan sesudah makan
6. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohodrat.
7. Kolaborasi ahli diet untuk menentukan komposisi diet.
8. Kolaborasi antipiretik

 
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. Pengkajian
1. Data umum
a. Identitas Kepala Keluarga
 Nama : Ny.S `
 Umur :71 tahun
 Alamat dan No. HP :-
 Pendidikan : tidak sekolah
 Pekerjaan : IRT
 Suku / Bangsa :/ Indonesia

b. Komposisi Keluarga
STATUS IMUNISASI
N HUB UMU PENDD
NAMA JK POLI CAMPA Ket.
O DGN KK R . HB DPT
O K
NY `N` P ANAK 47 SMA - - - - -

TN `S` L ANAK 33 SMA - - - - -

c. Genogram
Keterangan :
= meninggal
= laki-laki masih hidup
= perempuan masih hidup
= hubungan perkawinan
= klien
= tinggal serumah

d. Tipe keluarga : keluarga dengan anak dewasa , ny`f`adalah


seorang janda , tinggal bersama kedua anaknya yang sudah berusia dewasa dan
belum menikah .
e. Suku / Bangsa : keluarga yang terdiri dari anak usia dewasa yang
belum berkeluarga , dan suku nya yaitu bima dari Indonesia
f. Agama :keluarga dan pasien menganut agama islam
g. Status Sosek :keluarga ny`f` hanya mengandalkan uang kiriman
dari salah satu anak nya yang merantau .
h. Penghasilan keluarga :sumber pendapatan hanya dari kiriman anak nya
yang merantau , < rp. 1000.000
i. Aktivitas rekreasi keluarga :keluarga mengisi waktu luang dengan menonton
tv .keluarga memiliki waktu untukberkumpul & berkomunikasi secara santaipada
saat menonton tv ,keluarga jarang berekreasi .

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : pada saat ini keluarga nyonya
`F` berada pada tahap keluarga dengan anak dewasa
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tidak ada
tahapan yang belum tercapai oleh keluarga
c. Riwayat keluarga inti : Nyonya `F` dan keluarga merupakan orang bima
asli tepatnya di kelurahan kolo
d. nyonya `F` dan anak-anaknya tinggal bersama di rumah yang dibangun
oleh anaknya yang sudah berkeluarga
e. Riwayat keluarga sebelumnya : riwayat keluarga nyonya `F` merupakan
keluarga yang sangat sederhana di kelurahan kolo dan berasal dari
keluarga yang harmonis. Dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan.

3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah :
1) Status rumah : milik sendiri
2) Luas rumah yang ditempati : rumah terletak di dalam perkampungan penduduk
dan merupakan milik sendiri luas rumah 6 kali 12 meter permanen.
3) Keadaan rumah secara umum : terdiri dari 3 kamar tidur 1 ruang tamu dan keluarga
satu rumah makan dan dapur yang dipisahkan dengan sikap permanen serta satu wc
luas masing-masing kamar 2 kali 3 meter dan masing-masing memiliki jendela
4) Sumber air minum : sumur (sanyo)
5) Denah rumah :

Km
U Kmr 1 Kmr 2
K r3
dapur

T B
Ruang tamu

S wc

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW : Keluarga nyonya `F` memiliki hubungan


dengan tetangga dan warga sekitar terjalin bail
c. Mobilitas geografis : keluarga nyonya `F`tidak memiliki kebiasaan berpindah tempat
tinggal
d. Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan masyarakat : perkumpulan biasanya
dilakukan ketika ada cara-cara keluarga atau mengikuti kegiatan gotong royong dan
sebagainya. Interaksi yang dilakukan baik dengan menggunakan bahasa sehari-hari
iyaitu bahasa bima.
e. Sistem pendukung dan jaringan sosial keluarga : dalam keluarga memiliki sistem
pendukung yang baik ketika ada anggota keluarga yang sakit saling mendukung untuk
memeriksakan kesehatan di puskesmas.

4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga : dalam keluarga nyonya
`F` saling terbuka satu sama lain dalam pemecahan masalah yang dihadapi selalu
dibicarakan dengan baik
b. Struktur kekuatan keluarga Struktur peran : nyonya
`F` saling menghargai satu sama lain saling membantu serta saling mendukung apabila
ada masalah nyonya `F` selalu mendiskusikan dengan anggota keluarganya dan
meminta nasehat.
 Ayah :ny `F` adalah seorang janda tua yang merupakanan ibu sekaligua ayah
bagi anak-anak nya
 Ibu :ny `F` juga adalah seorang ibu dari anak-anak nya
 Anak :ny`F` memiliki dua orang anak yang sudah
berusia dewasa
c. Nilai keluarga : keluarganya nya `F` aturan-aturan yang digunakan sesuai dengan ajaran
agama islam

5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif : dalam keluarga ny `F` terjalin hubungan yang kurang baik sehingga
tercipta suasana yang kurang mengerti keadaan satu sam alain ,tapi dalam keluarga
saling bertanggung jawab dengan peran masing-masing dalam keluarga
b. Fungsi social : keluarga ny`F` menekankan perlunya berhubungan baik dengan orang
lain, keluarga ny `F`menekankan perlunya berhubungan baik dengan orang lain,
c. Fungsi perawatan kesehatan :
1. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : kurang baik
keluarga belum mengerti bagaimana cara merawat keluarga yang sedang sakit,
keluarga hanya mengetahui ketika sakit langsung diberi obat.
2. kemampuan keluarga menciptakan hubungan yang harmonis dan memelihara
lingkungan yang sehat untuk perawatan keluarga: Keluarga nyoya `F` selalu
menjaga kebersihan lingkungan rumah, serta kebersihan diri.
3. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada: cukup baik
keluarga mengatakan ketika ada anggota keluarga yang sakit tidak langsung
memeriksakan diri ke puskesmas namun hanya mengkonsumsi obat warung saja
namun ketika penyakit sudah mulai para ibu baru memeriksakan diri ke
puskesmas.
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi

6. Stress dan koping keluarga


a. Stressor jangka pendek : keluarga mengatakan sangat cemas karena nyonya F batuk-
batuk nya belum sembuh >1 bulan
b. Stressor jangka panjang : keluarga tidak memiliki stres dalam jangka panjang
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : Jika ada masalah dalam keluarga
selalu didiskusikan bersama
d. Kekuatan yang mengimbangi stressor : nyonya F mendiskusikan setiap ada masalah
pada keluarganya sehingga masukkan dan solusi yang diberikan dapat membantu
menyelesaikan masalah
e. Strategi adaptasi disfungsional : dari hasil pengkajian yang dilakukan tidak adanya
cara-cara keluarga mengatasi masalah secara mall adaptif
7. Pemeriksaan Fisik

Ayah Ibu Anak 1 Anak 2


Keadaan - Kurang baik Baik Baik
umum
Penampilan - lusuh Baik Baik
TD - 120/80mmHg
Nadi - 90
Temperatur - 36
Pernafasan - 20kali/m
Kepala - Tidak ada benjolan /luka
Mata - Simetris
Hidung - Bentuk simetris
Mulut - Mukosa bibir lembab
Telinga - Simetris/bersih
Leher - -tidak terdapat pembesaran
JVP, tiroid dan dapat
bergerak
Thorax - -tidak terdapat tonjolan
Abdomen - -inspeksi perut tampak
datar.
Genetalia - Tidak terkaji
Ekstremitas - Bahu simetris,warna
samadengan kulit ,tidak
terdapat tonjolan , dapat
menahan dan mengangkat
beban dgn baik reflex
brachioradialis normal .

8. Harapan keluarga : keluarga memiliki harapan dengan adanya mahasiswa yang


melakukan praktek keluarga dapat memiliki pengetahuan lebih tentang pentingnya
menjaga kesehatan dan berharap sangat membantu keluarga mencegah penyakit
4. Tahap Analisa Data

Masalah Kes. / Masalah Etiologi Pengelompokkan Data


Keperawatan (E) (S)
(P)
Masalah Kesehatan keluarga
I. Nyonya `F` menderita TBC
S. Keluarga mengatakan “bingung bgmn cara
1. Ketidakmampuan keluarga dalam Keterbatasan merawat ibunya yg menderita TBC
merawat ibunya yang menderita TBC pengetahuan klg.
tentang cara
merawatkeluarganya
O keluarga tampak bingung saat di tanya
yang TBC. tentang bagaimana cara merawat anggota
keluarganya yang menderita TBC

S. anak nya mengatakan “ ibu sering marah


2. . Ketidak mampuan keluarga Keterbatasan kepada kami kalau ada kesalahan sedikit
dalam menciptakan suasana rumah pengetahuan tentang saja”
yang sehat dalam menghadapi ibunya menciptakan suasana
rumah yang sehat O Terlihat ny`F` sering cemberut kalau diajak
yang sakit berbicara oleh ny
dalam menghadapi
ibunya yang
menderita TBC
S. Kelg.mengatakan belum memahami ttg.
3.Ketidaksanggupan keluarga dalam Kurangnya informasi Keutuntungan & program PKM, ny`F`
memanfaatkan PKM / RSU utk ttg. Keuntungan belum dibawah ke puskesmas.
mengatasi masalah TBC ibunya program PKM
O. Tidak terdapat kartu berobat utk.ny`F`nya
5. Perumusan Diagnosa Keperawatan. ( Rumusan PES )
I. Salah satu anggota keluarga NY` F` menderita TBC.

1. Ketidak mampuan keluarga dalam merawat ibunya yg menderita TBC S/d. Ketidaktahuan tentang
cara merawat TBC Ydd : Keluarga mengatakan “bingung bgmn cara merawat ibunya

2. Ketidak mampuan keluarga dalam menciptakan suasana rumah yang sehat dalam menghadapi ibunya
yang sakit S/d. Ketidak tahuan bagaimana cara menciptakan suasana rumah yang sehat Ydd:
suasana rumah ny`F` sangat lembab dan kurang ventilasi udara .

3. Ketidaksanggupan keluarga dalam memanfaatkan PKM / RSU utk mengatasi masalah TBC ibunya
S/d. Kurangnya informasi ttg. Keuntungan program PKM ydd: Kelg.mengatakan belum memahami
ttg. Keutuntungan & program PKM, tidak terdapat kartu berobat utk.ibunya
6. PERIORITAS MASALAH KESEHATAN / KEPERAWATAN

A. Salah satu anggota keluarga nyonya `F` menderita Penyakit TBC.


N Kriteria Perhitunga Nilai Pembenaran
o n
1. Sifat masalah.
- Kurang / tidak sehat 3/3 X 1 1
1. TBC adalah suatu peny. yg di
sebabkan oleh bakteri
2. Kemungkinan mas.dpt.di 2/2 X 2 2
micobakterium tubercolosis
ubah
- Dengan mudah.
2. Sumber daya dan dana keluarga
3/3 X 1 1
3. Potensi masalah utk.dicegah. tidak memungkin kan
- Tinggi.

3. Dg.kebersihan lingk. makanan


2/2 X 1 1 dan minuman ,udara yang
4.Menonjolnya masalah.
-Ada masalah & harus segera terpapar oleh bakteri , maka
ditangani. TBC dapat musnahkan.

4. Keluarga merasakan bahwa


peny. Ibunya berat & harus
segera ditangani.
Total ……. 5
6.TAHAP PERENCANAAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

MASALAH KES &


DIAGNOSA KEP SASARAN TUJUAN
Mengacu kepada 5 tugas kesehatan klg.
A.Salah satu angg.kelg. Contoh :
menderita TBC Setelah dilakukan tind. Kepwt. Kelg. Nyonya`F` akan dapat
merealisasikan hal-hal sbb :

1. Setelah diberi
1.Ketidakmampuan
klg.merawat anggota tindakan kepwt,Keluarga dapat merawat
keluarganya yg menderita Setelah 2 minggu dalam
TBC. perawatan, . Anggota
ibunya yg menderita TBC .
kel.yg sakit akan sembuh
dari penyakit TBC

2. setelah diberi tindakan kepwt, klg.dapat


2.Ketidakmampuan klg.
Men cipta- kan suasana
Mepta- kan suasana rumah yang sehat
rumah yang sehat dalam hidup berumah tangga

3 Segera setelah diberi tindakan kepw, Kelg.


3.Ketidakmampuan klg. dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yg
Memanfaat kan fasilitas ada dg.membawa anaknya ke PKM / RS )
kes.yg ada utk berobat.
RENCANA /TINDAKAN EVALUASI
KEPERAWATAN
1. berdiskusi dan menjelaskan kepada 1. ny`F` dan
keluarga nya mampu memahami dengan
keluarga , bagaimana cara merawat
baik serta dapat menjelaskan kembali apa
ibunya yg menderita TBC . yang sudah di jelaskan tentang bagaimana
(batuk efektif dan fisioterapi ) cara merawat anggota keluarganya yang
menderita TBC
2. menjelaskan tentang pentingnya menjaga
lingkungan dan pola hidup sehat 2. ny`F` dan
(makanan dan minuman yang telah keluarganya sudah pahamtentang
bagaimana cara menjaga lingkungan
terkontaminasi bakteri dan ,udara danpola hidup sehat .
yang terpapar oleh bakteri
3. menjelaskan tentang apa saja
keuntungan program puskesmas bagi 3. ny`F` dan
masyarakat . keluarganya sudah mengetahui tentang
keuntungan program puskesmas .

Anda mungkin juga menyukai