Disusun oleh:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
DAFTAR ISI
Halaman Sampul................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Rumusan Masalah..............................................................................................................5
Pembahasan.......................................................................................................................6
Kesimpulan......................................................................................................................13
Daftar Pustaka..................................................................................................................14
ii
LATAR BELAKANG MASALAH
4
ekonomi dari negara-negara lain untuk dapat memberikan dukungan yang
cukup bagi pelaksanaan program pembangunan ekonomi nasionalnya.
5
RUMUSAN MASALAH
6
PEMBAHASAN
Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total
utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut.
Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau
perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta,
pemerintah negara lain atau lembaga keuangan internasional, seperti IMF dan
Bank Dunia.
7
persiapan untuk memperoleh utang luar negeri telah berlangsung sejak 1947.
Bahkan, pada tingkat wacana, perbincangan mengenai arti penting utang luar
negeri bagi peningkatan kesejahteraan rakyat telah berlangsung sejak
November 1945.
Sikap waspada para Bapak Pendiri Bangsa terhadap bahaya utang luar
negeri itu antara lain terungkap pada syarat pembuatan utang luar negeri
sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad Hatta berikut :
8
3. Ketiga, jangka waktu utang luar negeri harus cukup lama.
Sikap waspada Soekarno-Hatta terhadap utang luar negeri itu ternyata tidak
mengada-ada. Setidaknya terdapat tiga peristiwa penting yang membuktikan
bahwa utang luar negeri memang cenderung dipakai oleh negara-negara pemberi
pinjaman sebagai sarana untuk menciderai kedaulatan Indonesia. Peristiwa
pertama terjadi tahun 1950. Menyusul kesediannya untuk memberikan pinjaman
sebesar US$ 100 juta, pemerintah Amerika kemudian menekan Indonesia untuk
mengakui keberadaan pemerintah Bao Dai di Vietnam. Karena tuntutan tersebut
tidak segara dipenuhi oleh Indonesia, pemberian pinjaman itu akhirnya ditunda
pencairannya oleh Amerika (Weinstein. 1976: 210).
9
untuk menasionalisasikan beberapa perusahaan Amerika yang beroperasi di
Indonesia.
Perlawanannya yang sangat keras itu ternyata harus dibayar mahal oleh
Soekarno. Menyusul memuncaknya krisis ekonomi-politik nasional pada
pertengahan 1960-an, yaitu yang ditandai oleh terjadinya peristiwa pembunuhan
terhadap 6 jenderal pada 30 September 1965, tepat tanggal 11 Maret 1966
Soekarno secara sistematis mendapat tekanan untuk menyerahkan kekuasaannya
kepada Soeharto. Sebagaimana diketahui, selain menandai berakhirnya era
Soekarno, peristiwa dramatis itu sekaligus menandai naiknya Soeharto sebagai
penguasa baru di Indonesia.
Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
10
1. Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan
ekonomi.
2. Sebagai penurunan biaya bunga APBN.
3. Sebagai sumber investasi swasta.
4. Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investement dan kedalaman
pasar modal.
5. Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh
suatu negara.
11
pengangguranpun semakin banyak, pengemis semakin marak dan kejahatan
terjadi.
Namun bagi yang mendapatkan pekerjaan di kota-kota besar tersebut
tentunya akan menaikkan pajak penghasilan bagi kota dan negara. Akan tetapi hal
tersebut tidaklah sehat karena kesenjangan akan meningkat antara orang orang di
kota dan di daerah. Seharusnya pemerintah membuat , membuka, dan
menyediakan lapangan pekerja di daerah-daerah agar lapangan pekerjaan di
Indonesia dapat merata dan distribusi pendapatan pun merata serta pajak
penghasilanpun dapat merata dan pihak swasta pun yang berpusat di kota juga
membuka lapangan pekerjaan di daerah-daerah agar kesenjangan antara kota dan
daerah berkurang dan distribusi pendapatan dan pajak penghasilan merata di
berbagai daerah. Oleh karena itu, jika ingin bangkit dari ketergantungan dari
negara asing dan pembangunan pun meningkat maka harus ada perubahan yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Pertama, meningkatkan daya beli masyarakat, yakni melalui pemberdayaan
ekonomi pedesaan dan pemberian modal usaha kecil seluasnya. Dengan
peningkatan daya beli masyarakat ini membuat barang-barang hasil buatan dalam
negeri terjual habis tentu akan memberikan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Apalagi yang terjual dan laku terbeli yaitu produk hasil ekonomi
pedesaaan dan usaha kecil, tentu akan membuat perkembangan yang signifikan
bagi kemajuan usaha pedesaan dan usaha kecil sehingga mampu bersaing dengan
perusahaan besar milik swasta. Keuntungan lain dari peningkatan daya beli
masyarakat yaitu perputaran uang akan lebih banyak terdapat di dalam negeri
sehingga uang ini akan menambah pendapatan negara denganpajak.
Kedua, meningkatkan pajak secara progresif terhadap barang mewah dan
impor. Realitas yang ada saat ini pemerintah mengambil pajak barang mewah.
Ketiga, konsep pembangunan yang berkesinambungan, berlanjut dan
mengarah pada satu titik maksimalisasi kekuatan ekonomi nasional, melepaskan
secara bertahap ketergantungan utang luar negeri. Telah di jelaskan pada awal
prinsip pembangunan Orde Baru yakni mengutang untuk pembangunan, sekarang
saatnya membangun Indonesia dari keringat peluh yang dihasilkan diri sendiri
Indonesia walaupun harus bertahap sesuai dengan pendapatan yang diraih. Jangan
asal cepat-cepat membangun negeri sehingga kita selalu bertumpu pada
utang/investasi luar negeri tapi membangun negeri perlu proses sehingga
12
dibutuhkan sikap sabar yang tinggi pemerintah untuk membangun negeri.
Masyarakat sebagai rakyat harus mendukung setiap tindakan pemerintah yang
benar.
Keempat, menggalakan kebanggaan akan produksi dalam negeri,
meningkatkan kemauan dan kemampuan ekspor produk unggulan dan membina
jiwa kewirausahaan masyarakat. Hal yang memprihatinkan dengan televisi atau
surat kabar di negeri ini yakni banyaknya iklan swasta produk luar negeri
berkembang di dalam negeri, sadar atau tidak iklan-iklan ini mempengaruhi
pergaulan masyarakat di negeri ini, para remaja lebih suka makanan produk luar
negeri daripada produk-produk dalam negeri, seperti kacang rebus, ketela godok.
Sehingga hasil jual lebih banyak keluar daripada ke dalam negeri. Padahal dari
segi kandungan zat makanan tradisional inilah lebih banyak di banding produk
luar negeri. Negeri ini kaya akan Sumber daya alam unggulan sehingga bila kita
manfaatkan secara maksimal maka akan memberikan devisa negara, akhir-akhir
ini negeri kita mampu dengan “swasembada pangan” mengapa kita tidak
swasembada kehutanan, pertambangan atau seterusnya. Namun, permasalahan
yang ada adalah terkendala dana dan teknologi peraalatan, sebenarnya ini dapat
disiasati dengan memanfaatkan dana terbatas dan peralatan kurang itu untuk
mendukung produksi hasil pada potensi yang sangat besar.
Kelima, mengembangkan sumber daya manusia berkualitas dan
menempatkan kesejateraan yang berkeadilan dan merata sebagai landasan
penyusunan operasionalisasi pembangunan ekonomi. Pepatah berkata, orang yang
bodoh dekat dengan kemiskinan ini tentu sesuai dengan realitas yang ada di
Indonesia, banyak anak kecil di kolong-kolong jembatan dan perhentian lampu
merah tidak bersekolah malah mencari nafkah membantu orang tuanya. Ditambah
lagi dengan harga pendidikan Indonesia yang mahal tentu akan menambah daftar
panjang orang-orang bodoh baru yang akan bernasib sama. Padahal negara kita
akan menghadapi perdagangan bebas sungguh sangat ironi bila negara kita hanya
bergantung dengan bangsa lain. Bila kita cermati dengan tingkat pendidikan
tinggi rata-rata penduduknya akan memberikan penghasilan yang besar bagi
penduduk akan memperkuat ekonomi nasional melalui pengurangan tenaga kerja
luar negeri. Bila kesejateraan penduduk besar tentu akan memberikan pajak
sangat besar sehingga negeri ini memperoleh pendapatan yang besar.
13
Keenam, perbaikan rencana anggaran negara yang salah dalam pembiayaan
pembangunan negara. Dari solusi ekonomi nasionalis populis tersebut akan
berhasil bila ada sinergi antara legislatif, eksekutif dan yudikatif. Tidak lupa hal
terpenting yakni adanya kemauan rakyat untuk berubah dan bergerak bersama
untuk menghasilkan negara Indonesia yang mandiri dan bertekad bangkit serta
mengakhiri utang luar negeri.
KESIMPULAN
Hutang luar negeri dapat disimpulkan bahwa sebagian dari total utang suatu
negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara yang diterima melalui
pinjaman luar negeriataupun pinjaman dalam negeri yang digunakan untuk
pembiayaan perekonomian. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah,
perusahaan, atau perorangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16